Anda di halaman 1dari 14

DASAR KEBERADAAN

SATUAN PENGAWASAN INTERN (1)

UU No. 19 tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara :


• Pasal 67
• Pada Setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang
merupakan aparat pengawas intern perusahaan
• Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang kepala yang
bertanggungjawab kepada Direktur Utama
• Pasal 68
• Atas permintaan tertulis Komisaris, Direksi memberikan keterangan
hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas pengawasan intern
• Pasal 69
• Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah
yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap
laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh satuan pengawasan intern

2
DASAR KEBERADAAN
SATUAN PENGAWASAN INTERN (2)

PP No. 45 tahun 2005, tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan


Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.
 Pasal 66
• Pada setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Intern
• Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung
jawab kepada Direktur Utama
 Pasal 67
Satuan Pengawasan Intern bertugas :
• Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional
dan keuangan BUMN , menilai pengendalian, pengelolaan dan
pelaksanaannya pada BUMN serta memberikan saran-saran perbaikannya.
• Memberikan keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pemeriksaan tugas
Satuan Pengawasan Intern kepada Direktur Utama
• Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan
3
DASAR KEBERADAAN
SATUAN PENGAWASAN INTERN (3)
Permen BUMN No. PER-01/MBU/2011, tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
Pasal 28
• Direksi Wajib menyelenggarakan Pengawasa Intern
• Pengawasan intern dilakukan dengan :
Membentuk Satuan Pengawasan Intern
Membuat Piagam Pengawasan Intern
• Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal
Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris
• Fungsi pengawasan intern
Evaluasai atas efektifitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen resiko, dan
proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perusahaan
Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan,
operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.

4
DASAR KEBERADAAN
SATUAN PENGAWASAN INTERN (3)

• Direksi Wajib laporan pelaksanaan fungsi pengawasan intern secara


periodik kepada Dewan Komisaris
• Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi pengawasan intern
di Perusahaan

5
TUGAS DAN FUNGSI
SATUAN PENGAWASAN INTERN (1/2)
Membantu Direktur Utama dalam mengawasi efektifitas
pelaksanaan sistem pengendalian intern manajemen Perusahaan
dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Perusahaan, melalui
pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan
Memberikan informasi yang objektif dan rekomendasi dari hasil
pemeriksaan kepada Direktur Utama untuk perbaikan kinerja
perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya
preventif terjadinya ketidaksesuan antara rencana dengan
pelaksaanaan.
Melakukan monitoing tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) baik dari hasil audit internal maupun audit ekternal.
Melakukan dokumentasi LHP

6
TUGAS DAN FUNGSI
SATUAN PENGAWASAN INTERN (2/2)
Membantu Direksi dalam meningkatkan pelaksanaan good
corporate governance (GCG) dengan melaksanakan assessment
intern dan monitoring efektifitas dalam pemenuhan aspek-aspek
yang telah digariskan / diatur dalam program GCG di semua
jajaran Perusahaan
Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan sistem manajemen
mutu, manajemen resiko, K3 dan lingkungan (melibatkan tim
audit panel)
Sebagai mitra kerja dari Komite Audit dan Audit Eksternal dalam
pemeriksaan terhadap pengelolaan Perusahaan
Melaksanakan tugas khusus dari Direktur Utama untuk
melaksanakan pemeriksaan investigasi ke proyek / satuan kerja
Perusahaan,

7
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
Operasional
Pemeriksaan secara sistematis terhadap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk menilai apakah sumber daya yang digunakan
secara ekonomis dapat dilaksanaan secara efektif dan efisien serta
tepat sasaran sesuai persyaratan teknis dan anggaran.
Keuangan
Pemeriksaan atas transaksi keuangan, bukti pertanggung-jawaban
keuangan baik formal maupun material, kewajaran transaksi dan
kepatuhan terhadap perundangan, peraturan yang berlaku serta
kebijakan Perusahaan.

8
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
Good Corporate Governance (GCG)
Assessment internal atas pemenuhan aspek-aspek yang telah
ditetapkan dalam program GCG Perusahaan di seluruh jajaran
Perusahaan.
Sistem manajemen mutu, manajemen resiko, manajemen K3 dan
Lingkungan.
Pemeriksaan intern dalam rangka pemastian implementasi sistem
manajemen mutu, manajemen resiko, K3 dan lingkungan dalam
setiap aktifitas Perusahaan. Dalam pemeriksaan ini melibatkan
tim audit panel yang terdiri dari auditor qualified dari satuan kerja
lain yang telah ditunjuk oleh Perusahaan.

9
Wewenang
Satuan Pengawasan intern (1/2)
Menentukan jadual audit, obyek audit, personil auditor internal yang terlibat,
lamanya pelaksanaan audit, fokus ruang lingkup audit, penerapan teknik audit
dan menyampaikan jumlah anggaran audit melalui Rencana Kerja Pemeriksaan
Tahunan (RKPT)
Dimungkinkan untuk memanfaatkan personil dari satuan kerja lain yang
dianggap kompeten dalam proses pemeriksaan atau mengajukan penggunakan
tenaga ahli dari pihak luar jika diperlukan dalam sebuah pemeriksaan khusus /
investigasi sekaligus bertujuan transfer of knowledge
melakukan klarifikasi dan meminta tanggapan pada auditee atas hasil
pemeriksaan, memberikan saran dan rekomndasi
Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan SDM SPI dengan mengusulkan
pelatihan / mengikuti pertemuan forum komunikasi SPI agar memiliki
kompetensi yang memadai dan merata sebagai auditor iternal.

10
Wewenang
Satuan Pengawasan intern (2/2)
Memiliki akses tak terbatas dalam mendapatkan sumber data yang meliputi
dokumen, pencatatan, personil dan fisik harta kekayaan perusahaan di seluruh
unit kerja Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit dan melakukan
peninjauan kegiatan kantor / pengelolaan proyek yang berada dalam tanggung
jawab perusahaan
Memperoleh penjelasasan dari semua level manajemen berkenaan dengan
pelaksanaan tugas SPI
Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperoleh,
dalam kaitannya dengan penilaian efektifitas sisitem audit
Menilai dan menganalisa aktifitas organisasi, namun tidak mempunyai
kewenangan dalam pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktifitas yang diaudit.
Mengusulkan kepada Direktur Utama, pemberian sanksi terhadap pejabat
terkait yang tidak melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan

11
KUALIFIKASI SDM
SATUAN PENGAWASAN INTERN
Auditor harus independen secara organisasi dan pribadi serta independen dalam
bersikap dan berpenampilan, tidak memihak dan berprasangka buruk dalam
pelaksanaan tugas pelaporan audit
Auditor harus memiliki objektivitas, yaitu dalam mengungkapkan hasil pemeriksaan
berdasarkan kondisi aktual di lapangan saat pelaksanaan audit dan bukan
berdasarkan perasaan like and dislike
Auditor harus menjaga Integritas yaitu tidak memanfaatkan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal-hal lain yang patut
diduga dapat disalahgunakan baik oleh dirinya sendiri atau pihak lainnya yang tidak
berhak
Auditor harus memiliki kemampuan analistik yang baik, menyimpulkan pokok
masalah dan memberikan usulan / rekomendasi untuk perbaikan melalui pemahaman
proses, prosedur kerja, peraturan perundangan dan peratauran perusahaan.
Auditor harus memiliki Qualified Internal Audit (QIA) sesuai bidang.

12
PEMERIKSAAN DAN LAPORAAN HASIL
PEMRIKSAAN (LHP)
Menyusun Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan diajukan ke
Direktur Utama.
Mendapatkan surat tugas pemeriksaan dari Direktur Utama.
Menyampaikan surat tugas pemeriksaan ke Auditee
Mengumpulkan dokumen yang terkait dengan area / obyek audit
Pelaksanaan audit ( kantor dan lapangan )
Meminta tanggapan / penjelasan auditee atas hasil pemerik-saan.
Menyimpulkan hasil pemeriksaan dan membuat rekomendasi sebagai acuan
untuk Rencana Tidak Lanjut (RTL) dari hasil pemeriksaan
Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah terkonfirmasi dengan
auditee
Menympaikan Laporan Hasil Pemriksaan (LHP) ke Direktur Utama
Monitoring tindak lanjut dari hasil Pemeriksaan yang dilaporkan

13
TERIMAKASIH

14

Anda mungkin juga menyukai