Anda di halaman 1dari 9

Hukum sumber daya alam

Kewenangan daerah dalam pengelolaan


Sumber daya air

DOSEN PEMBIMBING
1. Dr. afif syarif, s.h.,m.h.
2. Fitria, s.h.,m.h.
3. Iskandar zulkarnain

Kelompok III
• VIONA TRI ANTISYA (B10018241)
• VEVI ANDERISTA (B10018242)
• DHILIA SUCI RAMADHANTY ( B10018251)
• NABILA RAHMADANI (B10018253)
• RICKA RETNO ARYANE (B10018254)
• SHIDQI ARCHIEYEVIA MAYDELLA KURNIAWAN (B10018255)
• NADYA LARASSATI PUTRI (B10018258)
• MAIYSARO (B10018262)
• IVORY SANDORA MARTIN (B10018267)
• SRI DUANITA PURBA (B10018286)
• MUHAMMAD FARAS ALWAN (B10018304)
Kewenangan daerah dalam pengelolaan
Sumber daya air

LATAR BELAKANG

Dalam pasal 25A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 pasca amandemen dinyatakan bahwa "Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-
Undang." Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki banyak aliran
sungai, sebagian diantaranya adalah sungai-sungai besar seperti Mahakam,
Kapuas, Barito, Brantas, Serayu, Ciliwung dan lain-lain yang memiliki
potensi sumber daya air yang besar. Banyaknya sungai di Indoensia ini
merupakan potensi tersendiri untuk bisa mensejahterakan rakyat banyak,
terkait dengan penyediaan air bersih dan air minum.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat berharga yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa bagi kelangsungan hidup manusia. Keberadaan sumber
daya air harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup serta dijamin agar setiap orang mendapatkan haknya atas
sumber daya alam tersebut. Negara menjamin hak setiap orang untuk
mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi
kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif sebagaimana diatur dalam Pasal
33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai dasar konstitusi pengelolaan sumber daya alam yang menyatakan
bahwa pendayagunaan sumber daya alam termasuk air di dalamnya harus
ditujukan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Selain itu jika kita
menilik pada UU tentang Sumber Daya Air, telah jelas dinyatakann bahwa
“Negara menjamin hak rakyat atas Air guna memenuhi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari bagi kehidupan yang sehat dan bersih dengan jumlah yang cukup,
kualitas yang baik, aman, terjaga keberlangsungzrnnya, dan terjangkau.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. pemanfaatan
sumber daya air di daerah termasuk meliputi kebutuhan domestik penduduk,
industri, pertanian, dan penggunaan lainnya.
Karena Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi,
maka dari itu di Indonesia dikenal yang namanya otonomi daerah. Daerah
Aliran Sungai (DAS) pun menjadi konsekuensi pelaksanaan otonomi
daerah.Aliran sungai yang umumnya berada di tengah wilayah DAS sering
dijadikan batas terluar dari batas administratif daerah otonom, oleh karena
itu batas DAS bersifat lintas lokal
melampaui batas-batas kekuasaan politis dan administrasi, sehingga
masalah DAS menyangkut beberapa kabupaten dalam satu atau lebih
provinsi. Aliran air menjadi indikator parameter DAS dengan kuantitas,
kualitas dan distribusi yang memadai. Kompetisi penggunaan sumber daya
alam ini akan menjadi masalah yang sangat serius dengan semakin
terbatasnya air. Permintaan akan air meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, dan berkembangnya
kegiatan pembangunan yang memerlukan air. Sebaliknya suplai air
cenderung menurun sebagi akibat terjadinya degradasi lingkungan yang
mengganggu berjalannya proses hidrologi.
pembahasan

Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan


Pasal 16 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 20019 tentang Sumber Daya Air
menyatakan bahwa :
Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, Pemerintah Daerah abupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 berwenang:
• menetapkan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya berdasarkan
kebijakan nasional Sumber Daya Air dan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
provinsi dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
• menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai dalam satu
kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/ kota sekitarnya;
• menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai dalam
satu kabupaten/ kota dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
• menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai dalam satu
kabupaten/ kota;
• mengatur, menetapkan, dan rnemberi izin penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan bukan usaha dan izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan
usaha pada lokasi tertentu di Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota;
Sejalan dengan semangat otonomi, sebagaimana digariskan
dalam UU tentang pemerintahan daerah, kewenangan
pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya air juga
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, dimana
terdapat Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota, sedangkan dalam bidang perairan terdapat
dalam bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
Masalah pengelolaan DAS dalam hubungannya dengan otonomi
daerah tidak dapat diletakkan dalam perspektif perbedaan antara batas
ekologis DAS dengan batas administrasi daerah otonom secara kaku,
namun DAS dipandang sebagai suatu kesatuan bio-region dan terdiri
dari beberapa daerah otonom yang secara ekologis dan ekonomis
berkaitan. Sedangkan wilayah DAS sebagai bio-region harus dipahami
secara holistik dan komprehensif, dimana DAS sebagai bio-region
berkaitan dengan adanya komponen dalam DAS secara spasial
(ruang), fungsional dan temporal (waktu). Sedangkan adanya
perubahan salah satu dari bagian ini akan mempengaruhi bagian
lainnya yang berdampak pada kawasan itu sendiri dan di luar kawasan.
Sebagaimana dapat diberikan contoh mengenai rusaknya hutan di
bagian hulu akan menimbulkan banjir, erosi, sedimentasi dan
penurunan kualitas air di bagian hilirnya.
Pengelolaan sumberdaya air sangat berhubungan erat dengan
keberlanjutan pembangunan. Sehingga sangat jelas bahwa
kemampuan pengelolaan sumberdaya air juga dipengaruhi
oleh sumberdaya manusia untuk memberi nilai tambah
sumberdaya pendukung pembangunan melalui penerapan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan kunci
apakah pembangunan yang dilaksanakan itu berkelanjutan,
berkesinambungan atau tidak.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai