Anda di halaman 1dari 25

Inpartu Kala III & IV

Eka riyanti
Batasan

 Kala III persalinan dimulai stlh


lahirnya by & b’akhir stlh lahirnya
plasenta.
 Kala IV dimulai dari sejak lahirnya
plasenta sampai 2-6 jam PP
Pengeluaran Plasenta
 Tanda* lepasnya plasenta :
– Fundus naik, perabaan uterus bulat & keras.
– Tali pusat bertambah panjang.
– Pengeluaran darah scr tiba-tiba.
 Manajemen Aktif Kala III.
 Pertahankan kesabaran saat melahirkan
plasenta.
 Klem tali pusat dekat dgn vulva.
 Lakukan PTT.
Lanjutan :

 Bila plasenta blm lepas tunggu kontraksi.


 Bila plasenta sdh lepas anjurkan ibu
meneran sdkt dan lakukan PTT serta
tekanan dorso kranial.
 Periksa kelengkapan plasenta.
Manajemen Aktif Kala III

 Tujuan: u/ m’hslk’ kontraksi uterus yg


lbh efektif shg dpt m’p’pndk wkt kala
III p’salin’ & m (-) kehilangan darah.
 Keuntungan:
• Kala III lbh singkat.
• (-) jmlh kehilangan darah.
• (-) kejadian retensio plasenta.
Best Practices: Third
Stage of Labor

 Active management of third stage for ALL women:


– Oxytocin administration (suntik oxytosin)
– Controlled cord traction (PTT)
– Uterine massage after delivery of the placenta to
keep the uterus contracted (rangsangan
taktil/pemijatan fundus uteri)

WHO 1999.
Kala III: Stase Uri
Kala III:

 Lahirnya plasenta, biasanya dalam 30 menit


persalinan
 Cek kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
 Seluruh fragmen plasenta harus dikeluarkan 
mencegah terjadinya perdarahan postpartum
Best Practices:
Postpartum

 Close monitoring and surveillance during first 6


hours postpartum
– Parameters:
 Blood pressure, pulse, vaginal bleeding, uterine hardness
– Timing:
 Every 15 minutes for 2 hours
 Every 30 minutes for 1 hour
 Every hour for 3 hours
EVALUASI UTERUS
 Dimulai sejak plasenta lahir
 Mengevaluasi konsistensi uterus
Bila baik  Konsistensi keras
 Konsistensi keras  kontraksi uterus baik
 Bila konsistensi lunak  masase uterus
 Mempertahankan kontraktilitas dapat
dilakukan dengan segera menyusui bayi
(merangsang putting susu), atau dengan
memberikan uterotonika.
INSPEKSI DAN EVALUASI KEADAAN
SERVIKS, VAGINA DAN PERINEUM
 Inspeksi keadaan perineum, vagina, periuretra
 bengkak, hematoma, laserasi, perdarahan
 Evaluasi keadaan episiotomi apabila dilakukan
 Bidan harus melakukan inspeksi dan evaluasi
bila keadaan serviks dan vagina ada laserasi
(robekan).
 Indikasi agar bidan harus segera melakukan
inspeksi pada serviks, vagina dan perineum
adalah:
1. Uterus telah berkontraksi dengan baik tetapi
masih ada darah yang keluar dari vagina.
lanjutan
2. Ibu mengalami perangsangan untuk
meningkatkan dilatasi serviks.
3. Proses persalinan yang terlalu cepat
(presipitatus).
4. Serviks mengalami manipulasi selama
proses persalinan (edema pada bibir
serviks anterior karena dorongan saat
melakukan manual)
5. Kala II proses persalinan mengalami
traumatik (distosia bahu)
lanjutan

 Dibutuhkan kemampuan untuk


melakukan inspeksi dan evaluasi
secara cermat dan cepat karena
keadaan tersebut akan terasa sakit
dan membuat ketidaknyamanan
bagi ibu
PENJAHITAN LASERASI DAN
LUKA EPISIOTOMI
 Dilakukaan segera setelah penilaian
dan inspeksi plasenta
 Lakukan pengecekan kontraksi uterus
kembali sebelum melakukan penjahitan
 Siapkan penjahitan dan sedikit demi
sedikit lakukan perbaikan berdasarkan
bentuk luka.
lanjutan
 Tujuan dari penjahitan perineum/
episiotomi:
1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan
agar penyembuhan dapat terjadi
2. Untuk menghentikan perdarahan.

Teknik penjahitan:
1. Jelujur
2. Satu-satu
3. Subkutikuler/ subkutis
lanjutan
 Keuntungan penjahitan teknik jelujur:

1. Rasa sakit sedikit bagi ibu


2. Mudah dipelajari karena hanya
melibatkan satu jenis teknik
penjahitan saja.
3. Jumlah jahitan hanya sedikit
Perawatan Luka
Perineum
 Nilai derajat perlukaan perineum.
 Rujuk pada derajat 3 & 4.
 Lakukan teknik hecting sesuai prosedur.
 Jika laserasi meluas ke dlm otot lakukan 2
lapis jahitan terputus-putus.
 Yakinkan perdarahan krn luka perineum sdh
b’henti.
 Cuci daerah genital dgn air DTT.
Lanjutan :

 Jaga perineum selalu bersih dan kering.


 Hindari pengunaan obat-obatan
tradisional.
 Cuci perineum minimal 3-4 kali perhari.
 Ganti balutan minimal 2x sehari.
 Hindari menyentuh luka.
 Cuci tangan sebelum & sesudah
membersihkan perineum.
Pemantauan Kala IV
 Lakukan masase uterus u/
merangsang uterus berkontraksi.
 Evaluasi tinggi fundus uteri.
 Perkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan.
 Periksa perineum dari perdarahan
aktif.
 Evaluasi kondisi umum ibu.
 Dokumentasikan semua hasil temuan.
Asuhan selama kala IV

 Pantau TTV, TFU, KK dan perdarahan


 Masase uterus.
 Ajarkan ibu dan klg menilai tonus dan
perdarahan uterus.
 Bersihkan dan bantu ibu untuk
mengenakan baju bersih dan kering.
Keadaan BBL

 Nilai APGAR score BBL.


 Bila asfiksia lakukan tindakan yg
sesuai.
 Lakukan px. Fisik BBL.
 Antropometri.
 Lihat ada/tidaknya kecacatan.
 Rujuk pd keadaan yg abnormal.
Bounding Attachment

 Bounding : Pertalian
 Attach : Mengikat
 Ikatan antara ibu dan bayi baru lahir
Pelaksanaan

 Kontak Kulit
 Rooting Refleks
Manfaat

 Mencegah Hipotermi
 Mencegah Hipoglikemi

 Memudahkan pemberian
colostrum

Anda mungkin juga menyukai