a. Nama : Irfangi b. Alamat : RT 02 RW 02 Peniron, Pejagoan
c. HP : 081327474980 d. Email : i_irfangi@yahoo.co.id HAKEKAT IBADAH
Disampaikan pada mata kuliah
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Konsep ibadah • Secara bahasa, kata ibadah adalah bentuk dasar (mashdar) dari fi’il (kata kerja) ‘abada, ya’budu yang berarti tha’at, tunduk, hina dan pengabdian. • Sedangkan secara istilah, ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan jalan menaati segala perintah- perintah-Nya, menjauhi laangan-larangan- Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah. (HPT : 2009 : Dalam Kitab Masalah Lima hal. 278-279) • Ibnu Taymyah mengartikan ibadah sebagai puncak ketaatan dan ketundukkan yang di dalamnya terdapat unsur cinta (al-hub). • Seseorang belum dikatakan beribadah kepada Allah kecuali bila ia mencintai Allah lebih dari cintanya kepada apapun dan siapapun juga. • Ketaatan tanpa unsur cinta maka tidak bisa diartikan sebagai ibadah dalam arti yang sebenarnya. • Dari sini pula dapat dikatakan bahwa dari perasaan cinta yang sangat tinggi adalah penghambaandiri, sedangkan awalnya adalah ketergantungan Pembagian ibadah 1. Ibadah khashshah (ibadah khusus) yaitu ibadah yang ketentuanya telah telah ditetapkan oleh nash, seperti thaharah, shalat, zakat, puasa, haji dan semacamnya. 2. Ibadah ‘ammah (ibadah umum) yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat karena Allah swt semata, misalnya : berdakwah, melakukan amar ma’ruf nahi munkar di berbgai bidang, menuntut ilmu, bekerja, rekreasi dan lain- lain yang semuanya diniatkan semata-mata karena Allah swt dan ingin mendekatkan diri kepada-Nya. Fungsi ibadah 1. Seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini dicipta dan dipelihara (rububiyyatullah), dimilki dan dikuasai secara mutlak oleh Allah swt (mulkiyyatullah). 2. Sebagai milik Allah, maka suka atau tidak suka, semuanya pasti dikembalikan dan berserah diri kepada-Nya (QS. Ali Imran : 83). 3. Atas dasar inilah, sehingga tidak ada pilihan lain bagi manusia kecuali berserah diri secara mutlak kepada Allah Dzat Yang Maha Memiilki dan Menguasai seluruh hidup dan kehidupan kita serta seluruh alam semesta (tawhid mulkiyah). Prinsip-prinsip ibadah 1. Menyembah hanya kepada Allah swt semata sebagai wujud ketauhidan (al-tawhid bi-llah). Lihat QS. Al- Fatihah : 5. 2. Ibadah harus dilakukan secara langsung tanpa perantara. (QS. Al-Baqarah : 186) 3. Ibadah harus dilakukan dengan niat yang ikhlas. (QS. Al-Bayyinah : 5, QS. Al-An’am : 162) 4. Ibadah harus sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya 5. Harus seimbang antara jasmani dan rohani (QS. Al- Qashash : 77) 6. Ibadah itu mudah dan meringankan Hikmah ibadah
1. Dapat menguatkan esesnsi ketauhidan yang sudah
menjadi keyakinan seorang muslim 2. Melahirkan dorongan dalam diri seorang muslim untuk terus berbuat baik 3. Bisa sebagai instrumen, yaitu sebagai usaha pendidikan pribadi dan kelompok ke arah komitmen atau pengikatan batin kepada tingkah laku bermoral Hikmah ibadah 4.Ibadah dapat menjadikan hidup berkeseimbangan antara duniawi dan ukhrawi, sehingga hidup menjadi tentram 5. Dengan ibadah maka tumbuh rasa optimis dan penuh motivasi untuk terus maju dalam menjalani hidup 6. Menumbuhkan jiwa juang (ruh al-jihad) yang kuat 7. Menumbuhkan jiwa yang selalu bersyukur MAKNA SPIRITUAL IBADAH • Melahirkan keinsyafan yang mendalam akan pertanggungjawaban semua pekerjaan kelak di hadapan Allah swt dalam pegabdian Ilahi yang tidak terelakkan, yang bersifat personal (QS. 2 : 48, 31 : 33). • Ibadah merupakan lambang pengagungan seorang hamba kepada Khaliknya serta pernyataan akan penerimaan hamba itu akan tuntutan moral-Nya. MAKNA SPIRITUAL IBADAH • Melalui ibadah itu seorang hamba mengharap Allah akan menolong dan membimbing hidupnya menempuh jalan kebenaran. Di hadapan-Nya seorang itu menyadari bahwa dalam menghadapi tantangan hidup bermoral yang tidak terhindarkan itu, ia memerlukan rahmat dan keutamaan dari Allah, karena manusia tidak mungkin mencari lalu menemukan sendiri secara sempurna dan tuntas jalan kebenaran itu tanpa bimbingan-Nya (QS. An- Nur : 21) IBADAH DAN KEHIDUPAN SOSIAL • Karena sifatnya yang sangat personal atau pribadi, maka ibadah harus menjadi instrumen pendidikan moral dan etik yang mendalam, yaitu lahirnya jiwa sosial bagi pelakunya. IBADAH DAN KEHIDUPAN SOSIAL • Di dalam al-Qur’an ditegaskan, ialah tumbuhnya semacam solidaritas sosial, bahkan ditegaskan bahwa tanpa tumbuhnya solidaritas sosial itu, ibadah bukan hanya sia- sia dan tidak akan membawa keberkahan, malah diancam oleh Allah swt (QS. Al- Maa’uun : 107). Terima kasih “dengan ibadah hidup jadi nyaman”