Preceptor:
dr. Joan Willy Ansar Sp.An
Disusun Oleh :
Siti Nirwanah (20360050)
Sulesa (20360117)
Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir
ketika pasien dikirim ke meja operasi.
Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke bagian atau
departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
1. Anamnesa
Riwayat anastesi sebelumnya dan operasi sebelumnya
Riwayat alergi dan penyakit penyerta
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan aukultasi
Airway ( Metode Lemon)
2. Pemeriksaan Fisik
Metode LEMON
N = Neck deformity
Klasifikasi Klinis Menilai apakah ada deformitas leher yang
dapat menyebabkan berkurangnya range of
Kelas I Tampak uvula, pilar fausial dan
movement dari leher sehingga intubasi menjadi
palatum mole
sulit.
Kelas II Pilar fausial dan palatum mole
terlihat
Obat Premedikasi
5. Masukkan Oral
Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 NO JENIS OBAT DOSIS (DEEWASA)
jam, anak kecil 4-6 jam dan pada bayi 3-4 1 Sedatif :
jam. Diazepam 5-10 mg
Diphenhidramine 1 mg/kgBB
6. Premedikasi
Promethazine 1 mg/kgBB
Pemberian obat 1-2 jam sebelum
induksi anestesi dengan tujuan untuk Midazolam 0,1-0,2 mg/kgBB
melancarkan induksi, rumatan dan bangun 2 Analgetik Opiat :
dari anesthesia diantaranya: Petidin 1-2 mg/kgBB
• Meredakan kecemasan dan ketakutan Morfin 0,1-0,2 mg/kgBB
• Memperlancar induksi anesthesia Fentanil 1-2 µg/kgBB
• Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan
3 Antikholinergik :
bronkus
• Meminimalkan jumlah obat anestetik Sulfas Atropine 0,1 mg/kgBB
• Mengurangi mual muntah pasca bedah 4 Antiemetik :
Ondansetron 11 4-8 mg (iv) dewasa
Metoklopramid 10 g (iv) dewasa
Fase Intraoperatif
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, dkk.(2017) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pre operasi pada pasien section caesarea di ruang
instalasi bedah sentral rsud kanjuruhan kepanjen kabupaten malang.
Apriliana, D, Harvina dkk. (2013) Rerata Waktu Pasien Pasca Operasi Tinggal Di Ruang Pemulihan Rsup Dr Kariadi
Semarang Pada Bulan Maret – Mei 2013.
Birnbaumer DM.(2015). Airway Assessment Using "LEMON" Score Predicts Difficult ED Intubation. Emerg Med
J.
Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian Farmakologi
FKUI. Jakarta, 1995
KEMENKES RI Here
Your Picture NOMOR HK.02.02/MENKES/251/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi dan Terapi Intensif
Latief S.A, Suryadi K, Dachlan.M. (2002) Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi ke-2. Bagian Anestesiologi dan
Terapi intensif FK UI, jakarta.
R. Sjamsuhidajat & Wim De Jonng.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC.
Sudadi, S.Pandit, H.Ferry (2016) PENGELOLAAN PASIEN DI POST ANESTESI CARE UNIT (PACU). Vol
III.No.3
TERIMAKASIH