Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan

Pada Lansia

By : Mei Lestari I.W, S. Kep., Ns. M. Kes


Lansia Aktif dan Pasif
• Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan
keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygine, kebersihan lingkungan serta
makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.
• Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif,
yang tergantung pada orang lain perlu
bantuan penuh oleh anggota keluarga atau
petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu
dicegah agar tidak terjadi dekubitus.
Pendekatan Keperawatan Lansia

1. Pendekatan Fisik
1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan
fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang
lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih
mampu melakukan sendiri.
2. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun,
yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau
sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang
berhubungan dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya.
Lanjutan ...
2. Pendekatan Psikis
 Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan adukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat
berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
 Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup
banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para
lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang
prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service.
Lanjutan ...
3. Pendekatan Social
 Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan
salah satu upaya perawat dalam pendekatan social.
 Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan
sesama klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi
mereka.
 Pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi
perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk
social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya
perawat dapat menciptakan hubungan social antara lanjut
usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.
Lanjutan...
4. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan
ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang
di anutnya, terutama bila klien lanjut usia
dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian.
Tujuan Askep Pada Lansia

1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara


mandiri dengan :
– Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
– Pencegahan penyakit
– Pemeliharaan kesehatan.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka
yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan
pencegahan. 
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup
atau semangat hidup klien lanjut usia (Life Support ).
Lanjutan...
4.Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita
penyakit / mengalami  gangguan tertentu ( kronis maupun
akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )
untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat
dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut
usia yang menderita suatu penyakit / gangguan, masih dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara
maksimal ). 
Fokus ASKEP Lanjut Usia

• Peningkatan kesehatan (health promotion)


• Pencegahan penyakit (preventif)
• Mengoptimalkan fungsi mental.
• Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
PENGKAJIAN
MELALUI ASPEK :
1) Fisik
Wawancara
– Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
– Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
– Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
– Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
– Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
– Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
– Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
– Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat.
– Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.
2) Pemeriksaan fisik
• Pemeriksanaan di lakukan dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk
mengetahui perubahan sistem tubuh.
• Pendekatan yang di gunakan dalam
pemeriksanaan fisik,yaitu :
a)      Head to toe
b)      Sistem tubuh
3) Psikologis
– Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
– Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
– Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
– Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
– Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
– Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
– Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
– Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses
pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
penyelesaikan masalah.
4) Sosial ekonomi
– Darimana sumber keuangan lanjut usia
– Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
– Dengan siapa dia tinggal.
– Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
– Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
– Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
– Siapa saja yang bisa mengunjungi.
– Seberapa besar ketergantungannya.
– Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas
yang ada.
5) Spiritual
– Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai
dengan keyakinan agamanya.
– Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif
dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian
dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
– Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan
masalah apakah dengan berdoa.
– Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
• PENGKAJIAN DASAR
• Temperatur / suhu : (hipotermi) ±35°C, Lebih teliti di periksa di
sublingual.
• Pulse (denyut nadi) : Kecepatan, irama, volume.
• Respirasi (pernapasan) : Kecepatan, irama, dan kedalaman,
tidak teraturnya pernapasan.
• Tekanan darah : Saat baring, duduk, berdiri, hipotensi akibat
posisi tubuh.
• Berat badan perlahan – lahan hilang pada tahun-tahun terakhir.
• Tingkat orientasi.
• Memori (ingatan).
• Pola tidur.
• Penyesuaian psikososial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Fisik / Biologi
– Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak mampu memasukan, mencerna,
mengabsorbsi makanan
– Kelemahan mobilitas fisik b/d kerusakan muskuloscletal dan
neuromuscular: perubahan gaya berjalan, gerak lambat, tremor,
usaha untuk perubahan gerak
– Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat
dalam merawat diri.
– Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal, cemas
– Inkontinensia Urine berhubungan dengan keterbatasan
neuromuskuler
2) Psikososial
– Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan penampilan fisik,
keadaan sejahtera, status mental
– Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak
mampu.
– Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
– Gangguan Harga diri berhubungan dengan ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra tubuh & fungsi seksual
– Koping tidak efektif berhubungan dengan percaya diri yg tidak
adekuat
– Cemas berhubungan dengan perubahan status peran, status
kesehatan, pola interaksi, status ekonomi.
3) Spiritual
– Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan
ditinggal pasangan.
– Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan
dengan ketidaksiapan menghadapi kematian.
– Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan
kegagalan yang dialami.
– Perasaan tidak tenang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi Meliputi :
1) Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
2) Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
3) Tentukan prioritas :
1) Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
2) Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
3) Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
4) Cegah timbulnya masalah-masalah.
5) Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
6) Tulis semua rencana dan jadwal.
 
• Perencanaan :
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan
pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :
1) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2) Peningkatan keamanan dan keselamatan.
3) Memelihara kebersihan diri.
4) Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
5) Meningkatkan hubungan interpersonal melalui
komunikasi efektif. 
IMPLEMENTASI  KEPERAWATAN
Meliputi :
1. Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya
2. Sediakan cukup penerangan
3. Tingkatkan rangsangan panca indra melalui
4. Berikan perawatan sirkulasi
5. Berikan perawatan pernapasan
6. Berikan perawatan genitorinaria
7. Berikan perawatan muskuluskeletal
8. Berikan perawatan psikososial
9. Pelihara Keselamatan
Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan
membandingkan hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan perencanaan sebelumnya
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
format SOAP ( Evaluasi formatif) dan SOAPIER
(evaluasi sumatif)

Anda mungkin juga menyukai