Anda di halaman 1dari 22

AUDIT 1

BAB 6 KONSEP UTAMA AUDIT DAN


PERENCANAAN AUDIT
KELOMPOK 5 :
 Theodora A. T. Lesilolo (2018-30-163)
 Arthur S. Pattikawa (2018-30-164)
 Gabriella S Parinussa (2018-30-054)
 Theodora R J Nahumury (2018-30-090)
 Marvin P. Soselissa (2018-30-213)
 Siti N. Malawat (2018-30-226)

Dosen: Theresia F. Sitanala, SE., M.Sc.,Ak.,CA.,CTA


6.2 Tujuan dan Prosedur-prosedur Perencanaan
Dengan kata lain, tujuan perencanaan adalah untuk menentukan waktu dan
ruang lingkup audit, jumlah dan jenis bukti (evidence), serta reviu yang
diperlukan untuk menyakinkan auditor bahwa tidak ada salah saji material
(material misstatement ) dalam laporan keuangan.
Ini adalah Tahapan 2 dalam Model Proses Audit
 
Prosedur-prosedur perencanaan di antaranya :
a. Melaksanakan prosedur audit untuk memahami entitas serta lingkungannya,
termasuk pengendalian internal dari entitas tersebut.
b. Menilai risiko salah saji material dari laporan keuangan.
c. Menentukan materialitas.
d. Mempersiapkan memorandum perencanaan dan program audit yang
mencakuprespons auditor terhadap risiko yang teridentifikasi.
6.3 Memahami Entitas dan Lingkungan Entitas
Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman
Prosedur penilaian risiko seharusnya paling sedikit meliputi kombinasi-kombinasi dari:
 
 Pengajuan sejumlah pertanyaan ke manajemen dan pihak lain dalam entitas.
Penting bagi auditor untuk berdiskusi dengan manajemen klien mengenai objektif,
ekspektasi,serta perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Objektif manajemen
jangka pendekdapat meliputi: menaikkan laba, menurunkan investasi,
memperkenalkan lini produk baru, menurunkan biaya penjualan dan distribusi, dan
sebagainya. Pengambilaninformasi juga dilakukan dengan pihak selain manajemen
untuk menghindari bias.
 Prosedur Analitis (Analytical Procedures). Prosedur analitis sebagai
prosedur penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai
implikasiterhadap laporan keuangan, seperti transaksi dan saldo yang tidak biasa.
Proseduranalitis biasanya dilakukan dengan membandingkan hasil dari perusahaan
denganhasil dalam industri.

 
Selain sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitis jugadapat
digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
 Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan.
 Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau
menjelangakhir audit

Hasil prosedur analitis dibandingkan dengan informasi yang


dikumpulkan untuk:
 Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi
yangterkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan
 Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya prosedur audit selanjutnya.

 Observasi dan Inspeksi Observasi atau pengamatan dan Inspeksi


(observation and inspection) mempunyai duafungsi: mendukung prosedur
wawancara kepada manajemen dan pihak-pihak lain, danmenyediakan
informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya.
Prosedur : Observasi

Potensi Penerapannya :
1. Pertimbangan untuk mengamati:
2. Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
3. Bangunan pabrik, dan fasilitas lain yang digunakan dan dimiliki entitas, termasuk tata
letaknya
4. Gaya kepemimpinan manajemen
5. Pelaksanaan berbagai prosedur pengendalian internal
6. Kepatuhan terhadap kebijakan utama

Prosedur : Inspeksi

Potensi Penerapannya:
a. Pertimbangan untuk menginspeksi dokumen seperti:
b. Rencana bisnis strategi dan proposal bisnis
c. Kajian industri dan laporan median mengenai entitas
d. Kontrak dan komitmen besar
e. Ketentuan perundangan dan korespondensi dengan regulator
f. Korespondensi dengan pengacara bankir dan pemangkukepentingan lain
g. Kebijakan dan catatan akuntansi
h. Buku pedoman pengendalian internal
 Kerangka Strategis
Interpretasi yang menarik dari bagian ini, yakni tahapan “pemahaman dan
penilaianrisiko” adalah adanya kerangka berorientasi strategi yang
menyertakan beberapa
tahapan berikut :
1. Memahami keuggulan strategis klien
2. Memahami risiko-risiko yang mengancam tujuan bisnis klien
3. Memahami proses-proses yang utama dan sejumlah kompetensi yang
terkait untuk merealisasikan keungulan strategis.
4. Mengukur dan menenttukan tolak ukur terhadap kinerja proses
5. Mendokumentasikan pemahaman terkait kemampuan klien

 Pengukuran dan Reviu terkait Kinerja Keuangan Entitas Informasi-


informasi internal manajemen untuk menganalisis kinerja keuangandapat
digunakan auditor sebelum melaksanakan prosedur analitis.
Prosedur analitis dalam fase perencanaan berguna untuk auditor dapat
memahami bisnis entitas serta identifikasi area-area di mana risiko potensial
dapat terjadi.Informasi tersebut adalah:

 Indikator Kinerja (keuangan dan non keuangan) dan rasio, tren, sertastatistic
operasi
 Pengukuran kinerja karyawan dan kebijakan insentif
 Penggunaan forecast, analisis budget variance, dan laporan kinerjatingkat
departemen atau tingkat lainnya
 Perbandingan kinerja perusahaan dengan competitor
 Kinerja keuangan periodik (pertumbuhan pendapatan, profitabilitas,leverage)

 Pengendalian internal
Auditor harus memperoleh tingkat pemahaman yang memadai
tentang pengendalian internal entitas dalam rangka memahamientitas tersebut se
carakeseluruhan. Pemahaman yang baik mengenai pengendalian internal
entitasdiperlukan untuk penilaian risiko dari salah saji material dalam laporan
keuangan.
6.4 Model Risiko Audit
o Proses Penilaian Risiko
Sebelum risiko dapat dinilai, auditor harus melakukan sejumlah prosedur untuk
mendapatkan pemahaman mengenai sistem akuntansi dan sistem pengendalian
internal.

Tugas- Tugas Penilaian :


 
1. Mengidentifikasi risiko dengan meningkatkan pemahaman terhadap entitas
danlingkungannya, termasuk cara kontrol yang relevan terkait dengan risiko.
2. Menghubungkan risiko yang teridentifikasi dengan apa yang mungkin
salahdalam asersi manajemen tentang kelengkapan, keberadaan,
valuasi,kemunculan, dan pengukuran transaksi atau asersi mengenai hak,
kewajiban, presentasi, dan pengungkapan.
3. Menentukan seberapa besar risiko tersebut menyebabkan material misstatement
(kesalahan ungkap material) dari laporan keuangan.
4. Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko tersebut dapatmempengaruhi
laporan keuangan.
 Risiko Bisnis, Risiko Audit dan komponennya
Risiko Audit adalah Risiko bahwa auditor memberikan opini audit yang tidak tepat ketika laporan-
laporan keungan memiliki salah saji material. Risiko audit memiliki tiga komponen, yaitu :
 
1. Risiko bawaan (inherent risk ) = kerentaan dari saldo akun atau kelompoktransaksi terhadap
kemungkinan salah saji yang bersifat material
2. Risiko Pengendalian (control risk ) = risiko salah saji yang dapat terjadi padasaldo akun atau
kelompok transaksi yang bersifat material
3. Risiko deteksi (detection risk ) = risiko bahwa prosedur substantive auditor tidakdapat mendeteksi
salah saji.

 Risiko-risiko yang Penting


Risiko-risiko yang penting (signifikan risk) adalah risiko audit yang
membutuhkan pertimbangan audit khusus, yang secara umum terkait dengan  
judgemental matters
Dantran saksi tidak rutin yang signifikan.
Pertimbangan Audit secara Khusus
Sebagai bagian dari penilaian risiko, auditor mungkin saja menentukan beberaparisiko terdeteksi yang
termasuk risiko signifikan dan membutuhkan pertimbanganaudit secara khusus.
Definisi Risiko-risiko yang penting
Risiko-risiko yang penting muncul pada sebagian besar audit,
tetapi penentuannya merupakan permasalahan yang membutuhkan kearifan 
professional auditor.
6.5 Materialitas
Materialitas pelaksanaan (Performance materiality) berarti jumlah atau jumlah-
jumlah yangditetapkan oleh auditor kurang dari angka materialitas laporan keuangan
secara keseluruhan .Materialitas merupakan tingkat ketidakakuratan atau
ketidaktepatan yang dianggap masih dapatditerima mengingat tujuan dari laporan
keuangan.

 Tingkat Materialitas, Materialitas perencaan (planning materiality) merupakan


konsep yangdigunakan untuk merancang audit, sehingga auditor dapat
memperoleh asurans yang
memadai bahwa setiap kesalahan dari ukuran atau sifat dasar yang relevan (mater
ial) akan dapatdiidentifikasi. 
 Ukuran Komponen, penggunaan materialitas yang paling umum terkait dengan
ukurankomponen (size of the item) yang dipertimbangkan. Komponen dengan
nilai besar yangdihilangkan dari laporan keungan umumnya bersifat material.
 Sifat Dasar Komponen, merupakan karakteristik kualitatif. Auditor tidak dapat
mengukurkeputusan materialitas dalam seluruh kasus, komponen-komponen
tertentu yang mungkinmemiliki sinifikasi meskipun nilainya.
 Situs-situs dari Kejadian, materialitas dari kesalahan bergantung pada situasi-situasi dari
keterjadiannya (circumstances of its occurrence).
Terdapat 2 tipe dari situasi-situasi yangrelevan, yakni :
1. Para pengguna dari informasi akuntanasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi
2. Konteks dari informasi akuntansi yang mana komponen atau kesalahan terjadi
 
 Reabilitas, ketepatan dan jumlah bukti, menurut ISA 320, auditor harus
mempertimbangkan materialis dan keterkaitannya dengan risiko audit ketika melakukan
audit. Apakah artinya ?dalam pengembalian sampel secara startistik, terdapat hubungan
tetap di antara :

 Relibilitas asersi berdasarkan pegambilan sampel


 Ketepatan dari laporan ini (dalam pengauditan ini ditentukan oleh materialitas)
 Jumlah bukti yang seharusnya dikumpulkan untuk membuat asersi ini.
 
 Area untuk menentukan materialitas, kesesuian dasar laporan keuangan untuk
menghitungmaterialitas akan bervariasi berdasarkan sifat dasar dari bisnis klien. Misal, jika
posisi perusahaan berada di dekat titik impasnya, maka laba bersih untuk tahun berjalan
akan jauhlebih baik kecil untuk digunakan sebagai dasar laporan keungan. Pada kasus ini,
,auditorsering kali akan memilih menggunakan rata-rata nilai laba bersih pada tahun
sebelumnya.
6.6 Kecurangan dan Penyimpangan
Terkait dengan kecurangan, tugas auditor adalah:
• Mengidentifikasi dan menilai risiko dari kesalahan ungkap (misstatement)
yangmaterial dari laporan keuangan
• Mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat terkait risiko yang dinilai.
• Menanggapi secara tepat fraud yang teridentifikasi

 
o Pelaporan Keuangan yang mengandung Kecurangan dan Penyalahgunaan
Aset 
 Kecurangan dalam Laporan Keuangan mungkin tercapai karena :
1) Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi maupun
dokumen pendukung.
2) Kesalahan penyajian ataupun penghilangan yang disengaja dari kejadianlaporan
keuangan, transaksi atau informasi signifikan lainnya.
3) Penyalahgunaan yang disengaja dari prinsip akuntansi terkait
jumlah,klasifikasi, cara pengungkapan.
Sementara itu penyalahgunaan aset mungkin tercapai karena :
a. Penggelapan kwitansi / tanda terima
b. Pencurian aset fisik atau kekayaan intelektual
c. Menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak pernah diterima
d. Menggunakan aset entitas untuk keperluan pribadi

 Segitiga kecurangan

a. Dorongan/tekanan : tekanan seperti kebutuhan keuangan, adalah “motif”


untuk melakukan fraud.
b. Kesempatan ; kelemahan kontrol internal yang dianggap bisa
dikesampingkan menjadi salah satu contoh
c. Rasionalisasi ; seperti “Saya akan membayar uangnya lagi”, “mereka tidak
akan pernah kehilangan uang”.
o Prosedur untuk mempertimbangkan terjadinya kecurangan.
 
 Diskusi dengan Engagement Team dan Prosedur Penilaian Risiko. Prosedur penilaian risiko yang
mungkin mengindikasikan adanya kecurangan.

 Respons-respons terhadap penilaian risiko kecuragan. Dalam menentukan keseluruhan respon yang
ditujukan kepada risiko yangtelah dinilai, auditor harus :
1. Menugaskan dan men-supervisi staf audit terkait pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan setiap
anggota
2. Mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi perusahaan terutama
yang berkaitan dengan pengukuran subjektif dan transaksi kompleks, yang mengindikasikan
kecurangan pelaporan keuangan yang dihasilkan dari manajemen penghasilan.
3. Menggabungkan elemen yang tidak dapat diprediksi dalam nature,timing, dan extent dari prosedur
audit.Berdasarkan penilaian secara umum tersebut, auditor wajib mendesain danmelaksanakan
prosedur audit untuk.
4. Menguji ketepatan pencatatan jurnal
5. Melakukan reviu perkiraan akuntansi untuk prasangka, dan mengevaluasiapakah hal tersebut
merepresentasikan risiko salah pengungkapan yangmaterial
6. Untuk transaksi signifikan diluar kebiasaan bisnis tersebut, perlu dicekapakah transaksi tersebut
sudah sesuai pencatatannya atau belum
 Evaluasi terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi
Ketika prosedur untuk menentukan fraud telah diselesaikan, auditor
wajibmengevaluasi bukti audit yang ditemukan, terutama yang merupakan hasil
dari prosedur analitis dan kemungkinan kesalahan ungkap karena fraud.Jika ditemukan
kesalahan ungkap yang melibatkan manajemen, auditor dapatmelakukan perubahan
terhadap penilaian awal, baik merubah cara, waktu, atau jangkauan dari prosedur audit
sebagai responnya.

 Penghentian penugasan
Apabila ditemukan kesalahan ungkap yang dikarenakan
fraud, hal ini bisamenimbulkan pertanyaan apakah auditor selayaknya melanjutkan audit
atau tidak.Auditor dapat membandingkan situasi dengan aturan yang berlaku.
Kemudianauditor harus mempertimbangkan apakah tepat untuk memberhentikan
perjanjian.Manajemen juga perlu menuliskan representasi manajemen yang
mengharuskanmanajemen untuk menyatakan tanggung jawab mereka untuk
mencegah,mendeteksi, dan mengungkap setiap fraud.
6.7 Penggunaan Pekerjaan dari Pihak Lain dan Pertimbangan Pihak
yang Diaudit untuk Menggunakan Organisasi Jasa
o Penggunaan Pekerjaan dari Tenaga Ahli Auditor
menjelaskan mengenai tanggung jawab seorang auditor yangmenggunakan
pekerjaan andal auditor dalam memperoleh bukti audit yang andal.Seorang auditor
andal adalah orang maupun organisasi yang memiliki keahlian di
 lapangan dibandingkan dengan akuntansi dan audit, dimana digunakan oleh
seorangauditor untuk menghasilkan bukti audit yang layak.

 Perjanjian dan laporan tenaga ahli auditor


Seorang auditor harus setuju atau sependapat dengan pekerjaan seorang
auditorandal, termasuk di dalamnya adalah sifat, lingkup, dan keobjektifan dari
pekerjaanauditor andal tersebut.

 Penggunaan pekerjaan dari auditor internal pihak yang diaudit (Audites)


membahas mengenai tanggung jawab eksternal auditor pada fungsiinternal audit,
saat eksternal auditor menilai bahwa fungsi internal audit relevanterdahap
pekerjaannya. Fungsi internal audit adalah penyajian penilaian suatuaktivitas
sebegai jasa kepada suatu entitas, termasuk di dalamnya adalahmemonitor,
o Pertimbangan audit terkait pihak yang diaudit yang menggunakan jasa dariorganisasi jasa
Membahas mengenai tanggung jawab auditor eksternal dalam memperoleh bukti audit saat auditee
menggunakan jasa dari satu atau lebihorganisasi jasa atau service organizations. Service organizations
adalah organisasi pihak ketiga yang menyediakan jasa untuk penggunanya, yang merupakan bagiandari
system informasi organisasi, yang relevan pada pelaporan keuangan
Jasa yangdiberikan oleh service organizations merupakan bagian dari sistem informasi pengguna
organisasi, apabila jasa-jasa ini mempengaruhi:
1. Transaksi dalam operasi atau pekerjaan auditee bersifat signifikan terhadaplaporan keuangan
2. Prosedurnya baik yang bersifat IT atau manual, yang mana transaksi yangdicatat, diproses, diperiksa,
ditransfer ke general ledger dan dilaporkan dilaporan keuangan
3. Pencatatan akuntansi yang berkaitan mendukung informasi dan spesifik padalaporan keuangan pengguna
organisasi.
4. Proses pelaporan laporan keuangan digunakan untuk membuat laporankeuangan pengguna
entitas/organisasi, termasuk estimasi akuntansi dan pengungkapan yang bersifat signifikan.
5. Pengendalian terhadap journal entries termasuk non-standard journal entries.

Tujuan auditor pada saat auditee


Menggunakan jasa dari service organizationsadalah memperoleh pemahaman dari sifat dan makna dari jasa
yang diberikan olehservice organization dan efeknya pada internal control pengguna organisasi danuntuk
mendesign dan menyajikan prosedur audit yang responsive terhadaprisikonya.
6.8 Penilaian Risiko Bawaan
Risiko Bawaan (Inherent risk) sendiri adalah kemungkinan adanya
kekeliruan dalam segmen audit yangmelampaui batas toleransi, dimana
risiko ini menunjukan adanya kerentanan laporan keuanganterhadap
kekeliruan yang bersifat material, dengan asumsi tidak ada internal
control.Penilaian risiko ini baik inherent risk maupun control risk, biasanya
ditunjukan dalam bentuk kuantitatif, seperti presentase, dan dalam
bentuk kualitatif. Keadaan eksternal yang dapatmeningkatkan risiko bisnis
juga dapat mempengaruhi inherent risk. Risiko bisnis sendiri
adalahkondisi, kejadian, aksi maupun non aksi yang signifikan, yang dapat
mempengaruhi tercapainyatujuan suatu entitas. Selain itu factor yang
terdapat dalam entitas dan lingkungannya juga dapatmempengaruhi
inherent risk, contohnya adalah kurangnya kecukupan modal untuk
melanjutkan kegiatan operasional entitas. Pemahaman mengenai risiko
bisnis dapat diartikan sebagai pemahaman akan inherent risk, dimana
risiko bisnis akan juga akan mempengaruhi keadaanfinancial, laporan
keuangan entitas, dll
6.9 Aktivitas-aktivitas Perencanaan Lainnya
Aktivitas perencanaan lain ini termasuk rencana diskusi dengan direksi, dan mempersiapkan
memorandum/memo perencanaan audit.

o Diskusi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola


Penting bagi seorang auditor untuk melakukan diskusi dengan pihak yang
bertanggung jawab terhadap tata kelola suatu entitas. Lebih jauh, auditor akan mencari
pihak yang dapatmengkomunikasikan segala suatunya dalam suatu entitas, bagaimana
alokasi tanggung jawab dan kewenangannya antara pihak tata kelola dan mamajemen,
tujuan dan strategientitas, serta risiko bisnis apa saja yang dapat berdampak pada
misstatement atua kesalahanregulasi. Melakukan diskusi dengan pihak tata kelola ini akan
membantu auditor dalammerencanakan prosedur audit. Sikap, kesadaran dan pengetahuan
yang dimiliki oleh pihaktata kelola ini akan berpengaruh pada internal control dan
kepentingan entitas, seperti bagaimana pihak tata kelola ini melihat keefektifan internal
control dalam entitas tersebut, bagaimana mereka mendeteksi adanya kecurangan dalam
entitas. Selain itu, komunikasiantara pihak tata kelola dan auditor juga akan
menggambarkan, apakah masalah entitas ditahun-tahun sebelumnya sudah terselesaikan
atau belum.
o Memorandum Perencanaan Audit
Secara khusus, memorandum perencanaan audit mengandung beberapa bagian di bawah
ini:
1. Informasi latar belakang klien
2. Tujuan dari audit menunjukkan apakah audit tersebut dilakukan untuk
stockholder, pengajuan pemerintah nasional, atau tujuan-tujuan lainnya
3. Penilaian dari risiko perikatan dan potensi tindak lanjut atas identifikasi
peningkatanrisiko keterlibatan, seperti yang diidentifikasikan selama tahap
penerimaan klien
4. Identifikasi dari auditor atau ahli lain
5. Penilaian materialitas
6. Risiko Bawaan
7. Kesimpulan sehubungan dengan lingkungan control
8. Klasifikasi dari lingkungan CIS klien dan tingkat dari ketergantungan pada
sistem CIS klien
9. Evaluasi dari kualitas akuntansi dan sistem control internal
10. Rangkuman dari pendekatan audit
11. Pemilihan waktu dan jadwal dari kerja audit
12. Anggaran audit
o Rencana Audit (Program Audit)
Rencana audit menetapkan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit yang direncakan
yangdiharuskan berdasarkan ISA 315 dan ISA 330 untuk mengimplementasi
keseluruhanstrategi audit untuk menjadi gambaran yang komprehensif dari pekerjaan yang
harusdilakukan.

o Bukti Audit
Bukti audit tersedia dari sumber yang berbeda dan beraneka ragam: prosedur
untukmendapatkan pemahaman dari bisnis klien dan kontrol internal,
test of control, proseduranalitis dan detailed substantive testing 

o Prosedur audit
Dalam merencanakan pemilihan waktu dari audit kerja, prosedur yang penting harusdilakukan
terlebih dahulu. Kapanpun mungkin, rencana audit yang disesuaikanmenunjukkan prosedur
yang akan dilakukan dan harus dipersiapkan dalam kronologieksekusi

o Dokumentasi
Seorang auditor harus mendokumentasikan keseluruhan strategi audit dan rencana
audit,termasuk alasan untuk perubahan yang signifikan yang dibuat selama perikatan audit.

Anda mungkin juga menyukai