Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PENDAHULUAN
JANTUNG KORONER
NAMA : NITA ARFIANA
NIM : 30901700058
DEFINISI
Penyakit Jantung Koroner  (PJK) adalah  gangguan fungsi
jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena
adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Secara
klinis, ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak nyaman
di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang
mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada
saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh (Kemenkes
RI, 2019).
ETIOLOGI
Patofisiologi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada
arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan
lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan makrofag di
seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan
akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang
paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta dan
arteri-arteri sereberal (Ariesti, 2011).
Ateroma pada arteri koronaria akan menyebabkan
stenosis, yang dapat mengganggu aliran koroner dan
menyebabkan iskemia miokard. Penelitian menunjukkan
bahwa stenosis sebesar 60% atau lebih menyebabkan
iskemia miokard, yang oleh penderita dinyatakan sebagai
nyeri yang khas disebut angina pektoris
Pathways
Manifestasi Klinik
Menurut (Hermawati et al., 2014) Gejala penyakit
jantung koroner :
1. Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)
2. Sesak nafas (Dispnea)
3. Keanehan pada iram denyut jantung
4. Pusing
5. Rasa lelah berkepanjangan
6. Sakit perut, mual dan muntah
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Menurut, (Hermawati et al., 2014) :
o Hindari makanan kandungan kolesterol yang tinggi
o Kolesterol jahat LDL di kenal sebgai penyebab utana terjadinya
proses aterosklerosis, yaitu proses pengerasan dinding pembuluh
darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata.
o Konsumsi makanan yang berserat tinggi
o Hindari mengonsumsi alcohol.
o Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
• Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan
memperbaiki kolateral koroner sehingga PJK dapat
dikurangi, olahraga bermanfaat karena
• Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard
• Menurunkan berat badan sehingga lemak lemak tubuh
yang berlebih berkurang bersama-sama dengan
menurunnya LDL kolesterol
• Menurunkan tekanan darah
• Meningkatkan kesegaran jasmani
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan elektrokardiogram (ekg) :
• Pemeriksaan EKG tidak dapat mendeteksi adanya sumbatan koroner
secara langsung namun dapat mendeteksi adanya gangguan aktifitas
listrik jantung yang terjadi akibat adanya sumbatan di arteri koroner
jantung.
• Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis klinis pada mereka
yang mengeluh ‘angina’, disertai dengan adanya faktor risiko
PJK/SERANGAN JANTUNG.
2. Latihan tes stres jantung (treadmill)
digunakan untuk mendiagnosa PJK, ketika melakukan treadmill detak
jantung, irama jantung, dan tekanan darah terus-menerus dipantau, jika
arteri koroner mengalami penyumbatan pada saat melakukan latihan
maka ditemukan segmen depresi ST pada hasil rekaman.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium seperti memeriksa profil kolesterol
dilakukan untuk menilai besarnya risiko seseorang, dan bukan
dilakukan untuk mendiagnosis adanya PENYAKIT JANTUNG
KORONER.
4. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)
ultrafast CT scan yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam
deposito lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah
besar kalsium ditemukan, maka memungkinkan terjadinya
5. Magnetic resonance angiography (MRA)
untuk mendiagnosa adanya penyempitan atau penyumbatan,
meskipun pemeriksaan ini tidak sejelas pemeriksaan kateterisasi
jantung
KONSEP KEPERAWATAN
Data yang harus dikaji pada penyakit jantung koroner
dengan nyeri akut menurut (Udjianti, 2010) :
1. Biodata,
2. Keluhan Utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit masa lalu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat psikososial
Pengkajian, terkait hal-hal yang perlu dikaji lebih jauh
pada nyeri dada koroner menurut (Padila, 2013) :
1. Lokasi nyeri
2. Sifat nyeri
3. Ciri rasa nyeri, derajat nyeri, lamanya, berapa kali
timbul dalam jangka waktu tertentu.
4. Kronologis nyeri, awal timbul nyeri serta
perkembanganya secara berurutan
4. Keadaan pada waktu serangan, apakah timbul saat
kondisi tertentu
5. Faktor yang memperkuat atau meringankan rasa nyeri
misalnya sikap atau posisi tubuh, pergerakan, tekanan.
6. Karakteristik nyeri, komponen pengkajian analisis
symptom meliputi Palitatif atau provocative, Quality atau
Quantity, Region, Severity, dan Timing (PQRST) menurut
Andarmoyo (2013).
Diagnosa keperawatan

1. D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen


pencedera fisiologis: iskemia jaringan miokard terhadap
sumbatan arteri koronaria ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif,
gelisah, takikardi, sulit tidur
2. D.0011 Aktual/risiko tinggi menurunnya curah jantung
yang b.d perubahan frekuensi atau irama konduksi
elektrikal
1. Diagnosa keperawatan yaitu : D.0077 Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
• Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
• Kategori : fisiologis
• Sub kategori : nyeri dan kenyamanan
• Definisi :
• Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual dan fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensistas ringan hingga beratyang berlangsung kurang dari 3 bulan .
• Penyebab :
• Agen pencedera fisiologis : iskemia
2. Diagnosa keperawatan yaitu : D.0011 Aktual/risiko tinggi
menurunnya curah jantung yang b.d perubahan frekuensi atau
irama konduksi elektrikal.
• Diagnosa Keperawatan : Risiko penurunan curah jatung
• Kategori : fisiologis
• Subkategori : sirkulasi
• Definisi
• Berisiko mengalami pemompaan jantung yg tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
• Penyebab : perubahan frekuensi/irama jantung
Rencana Tindakan
SDKI SLKI SIKI
D.0077 Nyeri akut Luaran Utama : Intervensi utama :
berhubungan dengan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
agen pencedera • Keluhan nyeri menurun • Observasi : identifikasi
fisiologis • Gelisah menurun lokasi, karakteristik,
• Kesulitan tidur menurun durasi, frekwensi,
kualitas, intensitas nyeri.
Skala nyeri, faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
• Terapeutik : beri teknik
normfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• Edukasi : jelaskan
penyebab, pariode, dan
pemicu nyeri, strategi
meredakan nyeri
• Kolaborasi : kolaborasi
pemberian analgesic,
jika perlu
SDKI SLKI SIKI
Luaran Tambahan : Intervensi pendukung :
Kontrol nyeri pemantauan nyeri
• Melaporkan nyeri terkontrol • Observasi :
meningkat identifikasi faktor
• Kemampuan mengenali pencetus dan pereda
penyebab nyeri meningkat nyeri, monitor kualitas
• Kemampuan menggunakan nyeri, monitor
tenik non farmakologis intensitas nyeri
meningkat dengan sekala nyeri
• Keluhan nyeri menurun • Terapeutik : atur
• Penggunaan analgesic interval waktu
menurun pemantauan sesuai
Status kenyamanan dengan kondisi
• Dukungan sosial dan pasien,
keluarga meningkat dokumentasikan hasil
• Gelisah menurun pemantauan
• Keluhan tidak nyaman • Edukasi : jelaskan
menurun tujuan dan prosedur
pemantauan,
dokumentasi hasil
pemantauan
SDKI SLKI SIKI
Aktual/risiko tinggi Luaran Utama : Intervensi :
menurunnya curah Curah jantung Perawatan jantung :
jantung yang b.d • Kekuatan nadi perifer 1. Observasi :
perubahan frekuensi meningkat • Identifikasi
atau irama konduksi Luaran Tambahan : tanda/gejala primer
elektrikal Perfusi miokard penurunan jantung
• Gambaran EKG • Indentifikasi
aritmia meningkat tanda/gejala sekunder
• Nyeri dada menurun penurunan curah
• Mual menurun jantung
• Muntah menurun • Monitor tekanan
Status sirkulasi darah
• Kekuatan nadi • Monitor intake dan
membaik outpute cairan
• Saturasi oksigen • Monitor saturasi
membaik oksigen
• Monitor keluhan nyeri
dada
• Monitor EKG 12
sandapan
2. Terapeutik
• Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
• Berikan diet jantung yang sesuai
• Fasilitasi pasien dan keluarga untuk memotivasi gaya hidup sehat
• Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
• Berian dukungan emosional dan spiritual
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
• Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
• Anjurkan berhenti merokok
• Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
• Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
•  
4. Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
• Rujuk ke program rehabilitasi jantung
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai