Anda di halaman 1dari 39

Pemeriksaan Hematologi, Hemostasis dan Kimia Klinik

Blok 1.6 (Dasar Patologi, diagnosis, dan terapi)

Dian Pertiwi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil bahan


pemeriksaan atau spesimen dari pasien dalam bentuk darah,
urine, sputum, dan cairan tubuh lainnya dengan tujuan untuk:

membantu menegakkan diagnosis penyakit


menentukan prognosis penyakit,
monitoring terapi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Patologi klinik; meliputi pemeriksaan:


◦ Hematologi & hemostasis
◦ Kimia klinik
◦ Cairan Tubuh
◦ Urinalisis
◦ Imunoserologi, dll 

 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi
 Parasitologi
 Radiologi
KELAINAN :
- ORGAN PEMERIKSAAN
- PERUBAHA GEJALA MENUJANG
METABOLISM N KADAR LAB DIAGNOSIS
KLINIK
E ANALIT KHUSUS
- DLL

ANAMNESIS
INDIKASI

PEMERIKSAAN
FISIK

PEMERIKSAAN
LAB. RUTIN
Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui


kelainan kuantitas dan kualitas sel eritosit,
leukosit dan trombosit.

Pemeriksaan Hemostasis
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada plasma terutama
yang berperan pada proses pembekuan darah.
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan
berdasarkan reaksi kimia.

Pemeriksaan harus berdasarkan indikasi


 Pemilihan parameter pemeriksaan
berdasarkan indikasi
Jenis Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi Rutin
= pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan hematologi yang dilakukan
pada semua pasien yang datang berobat

1. Kadar hemoglobin
2. Jumlah leukosit
3. Laju endap darah
4. Hitung jenis leukosit
Jenis Pemeriksaan Hematologi
lanjutan
Pemeriksaan Hematologi Khusus
Pemeriksaan hematologi yang dilakukan
dengan adanya indikasi
Contoh:
1. Hitung jumlah eritrosit
2. Hematokrit
3. Nilai Eritrosit Rata-rata
4. Retikulosit
5. Pemeriksaan sumsum tulang, dll
Jenis pemeriksaan hemostasis
Pemeriksaan hemostasis sederhana:

Pemeriksaan yang dilakukan pada diatesis hemoragik. Pemeriksaan


dilakukan terhadap 3 faktor utama yang berhub dengan hemostasis
(trombosit, vaskular dan faktor pembekuan):

1. Hitung trombosit
2. Waktu perdarahan (Bleeding time)
3. Waktu pembekuan (Clotting time)
4. Percobaan pembendungan (Rumple leede)
5. Protrombine Time (PT), activated partial tromboplastine test (aPTT)
Pemeriksaan khusus hemostasis
Pemeriksaan lanjutan berdasarkan hasil
pemeriksaan penyaring.

1. aktivitas faktor VIII dan IX


2. Kadar Von Willebrand Factor (vWF)
3. Aktivitas kofaktor Ristosetin, dll
Jenis pemeriksaan Kimia Klinik
 PEMERIKSAAN FUNGSI HATI :
Bilirubin, Urobilin, Albumin, Total Protein, SGOT, SGPT,
Alkaline Phosphatase, Gamma GT

 PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL :


Ureum, Creatinine, Uric Acid, Creatinine Clearence Test

 PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG :CKMB, Troponin I/Troponin T.

 PEMERIKSAAN PROFIL LEMAK :


Cholesterol Total, Triglyceride, HDL-Cholesterol, LDL-Cholesterol

 PEMERIKSAAN UNTUK DIABETES MELITUS :


Glukosa darah (sewaktu, puasa, 2 jam pp/post prandial), HbA1C,
Glucosa Tolerance Test (GTT).
TAHAP PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PRA ANALITIK (61% dari total kesalahan)


 Persiapan Pasien
 Pengambilan, Pengolahan, Penyimpanan
dan Transportasi Spesimen

ANALITIK (25% dari total kesalahan)


 Metode, prosedur pemeriksaan

PASKA ANALITIK (14% dari total kesalahan)


 Pencatatan & pelaporan hasil
PERSIAPAN PASIEN

Informasi yang perlu disampaikankan


kepada pasien :
◦ tindakan apa yang akan dilakukan &
manfaat tindakan.

◦ persyaratan yang perlu diketahui


(yang harus dilakukan / yang tidak boleh
dilakukan pasien sebelum
pemeriksaan).
PERSYARATAN YANG HARUS DIKETAHUI
PASIEN

Pemeriksaan tertentu memerlukan puasa


pemeriksaan glukosa darah (10-12 jam)
pemeriksaan trigliserida (12-14 jam)
Konsumsi obat-obatan yang mempengaruhi hasil
 hentikan konsumsi obat 24 jam sebelum
pemeriksaan

Jika konsumsi obat tidak mungkin untuk dihentikan


informasikan kepada petugas laboratorium
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN

Aktifitas Fisik
Setelah beraktifitas fisik volume plasma akan
berkurng  akan menyebabkan perubahan jumlah
sel/uL darah maupun susunan plasma
Waktu pengambilan:
contoh parameter yang dipengaruhi variasi diurnal: -
- Kadar besi serum (lebih tinggi di pagi hari)
- Glukosa, Kalium, hormon :
pengambilan spesimen pada keadaan basal (pagi)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN

◦ Diet dan obat:


Contoh diet/obat yang mempengaruhi pemeriksaan:
Kimia Klinik
kafein hemokonsentrasi
thiazid, vit. C glukosa
Isoniazid bilirubin
Hematologi & hemostasis :
as. folat, vit B12 eritrosit
Kortikosteroid eosinofil
Heparin , antikoagulan oral pem. hemostasis
SPESIMEN (Bahan
Pemeriksaan)
Spesimen Hematologi
◦ Darah kapiler
Dewasa, anak-anak : ujung jari 2,3,4
Bayi : tumit, ibu jari kaki

◦ Drah vena ditambah antikoagulansia EDTA (1-1,5


mg/ml darah)
Jika : antikoagulan << darah membeku
antikoagulan >> eritrosit mengkerut
Sumsum tulang :  aspirasi sumsum tulang
◦ Pada orang dewasa diambil pada tulang dada
dan crista iliaca anterior dan posterior.
◦ Pada anak-anak diambil pada bagian
proksimal tibia.
◦ Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh
terdapat luka, hematoma, infeksi, edema
Spesimen Hemostasis:
◦ Plasma sitrat ; Darah + Natrium Sitrat 0,109M
(9:1)
Plasma segera dipisahkan dan disimpan pada
suhu 40C paling lama 2 jam setelah darah diambil

Spesimen untuk pemeriksaan kimia klinik:


◦ Darah lengkap (whole blood)
◦ Serum
◦ Plasma
◦ Darah arteri
2. Serum : komponen darah yang berbentuk cairan
yang tidak mengandung sel darah, tidak
mengandung faktor pembekuan

◦ Darah dibiarkan membeku (20-30 mnt)


◦ Sentrifus dengan kec. 3000 rpm (5-15 menit)
◦ Pisahkan serum dari sel darah
3. Plasma : komponen darah yang berbentuk cairan
yang tidak mengandung sel darah
dan
masih mengandung faktor
pembekuan

◦ Darah + antikoagulansia (EDTA, Heparin, NaF)


◦ Sentrifus (kec. 3000 rpm , 5-15 menit)
◦ Pisahkan plasma dari sel darah
DARAH LENGKAP (Whole Blood)
Plasma vs Serum
KARAKTERISTIK SPESIMEN YANG DAPAT
MENIMBULKAN KESALAHAN

Hemolisis : pecahnya eritrosit disertai keluarnya zat

yang tekandung di dalamnya 


serum/ plasma kemerahan
Ikterik : serum yang berwarna kuning coklat akibat
adanya hiperbilirubinemia

Lipemik : serum yang keruh, putih/ seperti susu


karena hiperlipidemia, atau adanya
kontaminasi bakteri
PENYIMPANAN SPESIMEN

Untuk pemriksaan Kimia Klinik, spesimen stabil


selama 2 jam (suhu kamar)
Jika tidak langsung diperiksa  disimpan
tergantung jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan.
◦ Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum/plasma
◦ Disimpan pada almari es suhu 2 – 8 °C
◦ Dibekukan pada suhu -20°C, -70°C atau -120°C
◦ Dapat diberikan bahan pengawet, mis: NaF
YANG MEMPENGARUHI STABILITAS SPESIMEN

◦ Kontaminasi oleh mikroorganisme dan bahan kimia


◦ Metabolisme oleh sel hidup pada spesimen (Sel
Darah, Mikroorganisme )
◦ Penguapan
◦ Pengaruh suhu
◦ Terkena paparan sinar matahari
Kestabilan spesimen
Batas waktu penyimpanan spesimen darah EDTA
pada suhu kamar untuk beberapa jenis
pemeriksaan hematologi:
1. Jumlah leukosit 2 jam
2. Jumlah eritrosit 6 jam
3. Hematokrit 6 jam
4. Laju endap darah 2 jam
5. Jumlah trombosit 1 jam
6. Retikulosit 6 jam
7. Seiaan hapus darah tepi 1 jam
TRANSPORTASI SPESIMEN

Pengiriman spesimen dari ruang rawatan ke


Laboratorium
Pengiriman Spesimen ke laboratorim lain
(dirujuk)
TRANSPORTASI SPESIMEN

Spesimen harus segera dikirim ke laboratorium


karena stabilitasnya dapat berubah
 perubahan fisik dan kimiawi
 sumber kesalahan pemeriksaan lab.

Spesimen tidak terkena matahari langsung


Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
TRANSPORTASI SPESIMEN lanjutan

PENGIRIMAN SPESIMEN DISERTAI FORMULIR


PERMINTAAN YANG DIISI DATA YANG LENGKAP
◦ Data Pasien (nama, jenis kelamin)
◦ Jenis spesimen
◦ Tanggal pengambilan
◦ Parameter pemeriksaan yang diperlukan

KEMASAN MEMENUHI STANDAR KEAMANAN


KERJA LABORATORIUM.
DIBERI LABEL “BAHAN PEMERIKSAAN
INFEKSIUS
PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH
CAIRAN TUBUH : Cairan yang berada di
rongga serosa

CAIRAN ASITES (1-10 ml)


CAIRAN PLEURA (1-10 ml)
CAIRAN OTAK (120-150 ml)
CAIRAN SENDI (1-3 ml)
Indikasi pemeriksaan
Meningkatnya volume cairan
Gejala klinik yang mengarah kepada organ
yang terkait

Peningkatan volume cairan disebabkan oleh:


1. Proses eksudasi : karena proses inflamasi
2. Proses transudasi: perubahan tekanan
hidrostatik dan tekanan koloid
PEMERIKSAAN LAB UNTUK CAIRAN
TUBUH
Pemeriksaan makroskopis
◦ Volume, warna, bau, BJ, bekuan/kejernihan
Pemeriksaan mikroskopis
◦ Hitung sel (leukosit), hitung jenis
Pemeriksaan kimia
◦ Protein, glukosa, lemak, LDH
Pemeriksaan mikrobiologi
◦ Kultur kuman
PRAANALITIK PEMERIKSAAN CAIRAN
TUBUH

Wadah:
 bersih
 steril (khusus untuk pemeriksaan
mikrobiologi
Lokasi pengambilan spesimen di daerah yang
tidak ada kelainan
Untuk pemeriksaan tertentu pasien puasa
8-10 jam/10-12 jam
Hindari
trauma punksi (kesalahan saat
pengambilan spesimen)
Sampel tidak boleh hemolisis
Sampel diperiksa paling lambat 1 jam
sesudah pengambilan
Kriteria High Quality Specimens

Spesimen yang diambil appropriate (tepat)


agar diagnosis akurat
Hindari kontaminasi

Diperiksa dalam keadaan segar


Penyimpanan dan Transportasi spesimen
dengan cara yang tepat (menggunakan dry
ice, pengawet)
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

SEL DARAH
ENZIM

KOMPONEN PROTEIN
DARAH/ HORMON
CAIRAN GAS DARAH PEMERIKSAAN
TUBUH
LABORATORIUM
ELEKTROLIT

HASIL PEMERIKSAAN MAKNA KLINIK


(N / / )
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai