Anda di halaman 1dari 67

OVERVIEW

STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS
1 AKRUAL
MATERI
 DASAR HUKUM
 STRUKTUR SAP
 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas;
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
 KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL
 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI,
DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
3
SAP Berbasis Akrual
SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis
yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
DASAR HUKUM PENERAPAN BASIS AKRUAL
2 • Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih
Psl 1 • Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
UU17/2003 pengurang nilai kekayaan bersih

• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
Psl 36 ayat (1) dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun
UU 17/2003

• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
Psl 70 ayat (2) dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
UU 1/2004

• Entitas Pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat)
tahun setelah Tahun Anggaran 2010
PP No. 71 • Tahun 2015 PSAP Berbasis Akrual harus diterapkan
Tahun 2010
STRUKTUR STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

Disertai Publikasi Lainnya


KERANGKA
KONSEPTUAL

Interpretasi PSAP (IPSAP)


PERNYATAAN
SAP • IPSAP dimaksudkan untuk menjelaskan
lebih lanjut topik tertentu guna
menghindari salah tafsir pengguna PSAP.

STANDAR
AKUNTANSI Buletin Teknis
PEMERINTAHAN • Buletin Teknis merupakan arahan/
pedoman untuk penerapan PSAP maupun
IPSAP.
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL
(LAMPIRAN I PP No. 71 Tahun 2010)

 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan;
9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

Interpretasi PSAP
Interpretasi No 1 Transaksi Mata Uang Asing
Interpretasi No 2 Pengakuan Pendapatan pada Bendahara Umum Negara/Daerah
Interpretasi No 3 Pengakuan Belanja pada Bendahara Umum Negara/Daerah
Interpretasi No 4 Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian
Kembali Laporan Keuangan
Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan
No Bultek Tahun Keterangan
01 Bultek 15 Akuntansi Aset Tetap 2014 Mengganti Bultek 09
02 Bultek 16 Akuntansi Piutang 2014 Mengganti Bultek 16
03 Bultek 17 Akuntansi Aset tak Berwujud 2014 Mengganti Bultek 11
04 Bultek 18 Akuntansi Penyusutan 2014 Mengganti Bultek 05
05 Bultek 19 Akuntansi Belanja Bantuan Sosial 2015 Mengganti Bultek 10
06 Bultek 20 Akuntansi Kerugian Negara 2015 Bultek Baru
07 Bultek 21 Akuntansi Transfer 2015 Bultek Baru
08 Bultek 22 Akuntansi Utang 2015 Bultek Baru
09 Bultek 23 Akuntansi Pendapatan non Perpajakan 2016 Bultek Baru (berlaku 2017)
10 Bultek 24 Akuntansi Pendapatan Perpajakan 2016 Bultek Baru (berlaku 2017)
KONSEP BASIS AKRUAL

BASIS KONSEPSI PENGAKUAN


BASIS Basis akrual adalah suatu basis  Pendapatan dicatat
AKRUAL akuntansi di mana transaksi ekonomi pada saat hak telah
atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat, diperoleh (earned)
dan disajikan dalam laporan keuangan
pada saat terjadinya transaksi tersebut,  Beban dicatat pada
tanpa memperhatikan waktu kas saat kewajiban
diterima atau dibayarkan timbul atau sumber
daya dikonsumsi
KOMPONEN LK
(Lampiran I.02 PSAP 01 paragraph 14 )

1. Laporan Realisasi Anggaran;


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas;
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu


komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara
tersanding untuk suatu periode tertentu.
 LRA menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu
entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya.
12 BASIS AKUNTANSI

PENCATATAN LRA MENGGUNAKAN “BASIS KAS”:


 Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada rekening Kas
Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas
Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening
Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari
rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
13 ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos
sebagai berikut:
ISI LRA DEFINISI
Pendapatan-LRA Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.

Belanja Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang


mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.

Transfer Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada


entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil
14 ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
ISI LRA DEFINISI
Surplus/defisit-LRA Selisih lebih/kurang antara pendapatan – LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit LRA

Penerimaan Pembiayaan Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain
berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah,
hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan

Pengeluaran Pembiayaan Semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain
pemberian pinjaman kepada fihak ketiga, penyertaan modal
pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode
tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010


15 ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

ISI LRA DEFINISI


Pembiayaan Neto Selisih antara penerimaan pembiayaan
setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan
dalam periode tahun anggaran tertentu

Sisa Lebih/kurang Selisih lebih/kurang antara realisasi


pembiayaan anggaran penerimaan dan pengeluaran selama satu
(SILPA/SIKPA) periode pelaporan

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010


16 INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LRA
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi
pendapatan menurut jenis pendapatan LRA.
Rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada
Catatan atas Laporan Keuangan;
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja
menurut jenis belanja dalam LRA. Klasifikasi
belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010


17 AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
 Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada RKUN/D
 Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan
 Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan
lain, misal DAU dan DBH
 Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
18 AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
 Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto
(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak
dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan;
 Dalam hal BLU, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang
(recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan-LRA
19 AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
 Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai
pengurang Pendapatan-LRA pada periode yang sama;
 Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo
Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan
pengembalian tersebut.
20 AKUNTANSI BELANJA
 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening
Kas umum Negara/Daerah
 Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
belanjanya terjadi pada saat pertanggungjawab an atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
 Belanja BLU diakui dengan mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang mengatur BLU
 Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis
belanja), organisasi, dan fungsi
21 AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT LRA

 Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode


pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA
 Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan
 Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan
22 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

 Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan


maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah
 Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
23 AKUNTANSI PEMBIAYAAN
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari
Rekening Kas Umum Negara/Daerah;
 Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang
bersangkutan;
 Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang
bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana
Cadangan di pemerintah daerah merupakan penambah Dana
Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai Pendapatan-LRA dalam
pos pendapatan asli daerah lainnya.
24 Ilustrasi
Laporan Realisasi
Anggaran

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010


25 Ilustrasi
Laporan Realisasi
Anggaran

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010


LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN
LEBIH

Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode


sebelumnya pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
e. Lain-lain;
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
(Par 41)
CONTOH FORMAT LAPORAN PERUBAHAN SAL
NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan


pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
ILUSTRASI
NERACA
PEMERINTA
H DAERAH
ILUSTRASI
NERACA
PEMERINTA
H DAERAH
LAPORAN OPERASIONAL

menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan


penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional 28 terdiri
dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
LAPORAN OPERASIONAL
PENDAPATAN BEBAN
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah Beban-LO adalah penurunan manfaat ekonomi
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
JENIS-JENIS PENDAPATAN LO: kewajiban. Jenisnya:
PAD Beban pegawai
Pendapatan Transfer Beban persediaan
Lain-lain Pendapatan yang sah Beban jasa
Beban pemeliharaan
Beban Perjalanan Dinas
Beban Bunga
Beban subsidi
Beban hibah
32 Beban bantuan sosial
Beban penyusutan
9 STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL

• Hak pemerintah • Penurunan manfaat ekonomi/potensi


• Diakui sebagai penambah ekuitas jasa dalam periode pelaporan
• Dalam periode tahun anggaran yg • menurunkan ekuitas
33
bersangkutan • berupa pengeluaran/ konsumsi
• Tidak perlu dibayar kembali Pendapatan- Beban (dari aset atau timbulnya
LO (dari kegiatan kewajiban
kegiatan operasional)
operasional)

Surplus/Defisit LO
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban
selama satu periode pelaporan

Kegiatan Non Pos Luar • Pendapatan/Beban yg bukan merupakan


Operasional Biasa
• Sifatnya tidak rutin, termasuk surplus/defisit operasi biasa
dari penjualan aset non lancar dan • Tidak diharapkan sering/rutin terjadi
penyelesaian kewajiban jangka panjang • Di luar kendali/ pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah diungkap dalam CalK
34
KONSEPSI BASIS AKRUAL DAN
FEATURE LAPORAN OPERASIONAL
• Pendapatan LO dan beban dalam bentuk barang/jasa
harus dilaporkan berdasarkan nilai wajarnya pada
tanggal transaksi dan diungkap dalam CaLK
• Transaksi pendapatan dan beban dalam bentuk
barang/jasa antara lain hibah dalam wujud barang,
barang rampasan, dan jasa konsultasi
• Pembiayaan tidak diperhitungkan dalam perhitungan
surplus/defisit LO karena transaksi pembiayaan tidak
terkait dengan operasi pada periode pelaporan.
35 AKUNTANSI PENDAPATAN
PADA LAPORAN OPERASIONAL
• Pada saat timbul hak atas
pendapatan (hak untuk menagih)
atau Berdasarkan azas
• Pada saat pendapatan direalisasi bruto

Pengakuan
.
Pencatatan
.

Pendapatan LO

Pengungkapan
.
Klasifikasi
.

Rincian lebih
lanjut sumber Menurut sumber
pendapatan pendapatan
disajikan dalam
CaLK
36
CONTOH TRANSAKSI PADA LAPORAN
OPERASIONAL
TRANSAKSI PENDAPATAN AKRUAL - LO

1. Telah terbit Surat Ketetapan Dicatat sebagai pendapatan pajak pada


Pajak Daerah (SKPD) di tahun periode dikeluarkannya SKPD
2018 sebesar Rp750 Jurnal:
Piutang Pajak 750
Pendapatan Pajak 750

2. Pajak diterima oleh Dicatat sebagai pelunasan piutang


kas daerah Rp500
Jurnal:
Kas 500
Piutang Pajak 500

3. Pada tanggal neraca terdapat Tidak ada jurnal


SKPD yang belum dibayar oleh
Wajib Pajak Rp250
AKUNTANSI BEBAN
PADA LAPORAN OPERASIONAL
37

• Saat timbul kewajiban • Penyusutan dapat


• Terjadinya konsumsi aset dilakukan dengan
• Terjadinya penurunan manfaat metode garis lurus,
ekonomi/potensi jasa saldo menurun, dan
unit produksi
• Beban Persediaan
dicatat berdasarkan
Pengakuan
.
Pencatatan
.
pemakaian
persediaan pada satu
periode berkenaan

Beban LO

Beban berdasarkan Pengungkapan


.
Klasifikasi
.

klasifikasi organisasi dan


klasifikasi lain yang • Menurut
dipersyaratkan menurut klasifikasi
ketentuan perundangan ekonomi
disajikan dalam CaLK
38
CONTOH TRANSAKSI PADA LAPORAN
OPERASIONAL
TRANSAKSI BEBAN AKRUAL-LO

1. OPD menerima tagihan PDAM Dicatat sebagai beban


sebesar Rp800 pemakaian Jurnal:
bulan Desember 2018 Beban langganan daya dan jasa 800
Utang Belanja 800
2. Pada tanggal 31 Desember Tidak ada jurnal
2018 belum dilakukan
pembayaran tagihan PDAM

TRANSAKSI NON AKRUAL-LO


OPERASIONAL
1. OPD menjual aset non lancar Dicatat sebagai Surplus penjualan aset non
pada Desember 2018 sebesar lancar.
Rp 250, dengan harga Jurnal:
perolehan Rp 150 Kas 250
Aset tetap 150
Surplus penjualan aset non lancar 100
AUDITORAT KEUANGAN NEGARA V
CONTOH FORMAT LO KABUPATEN/KOTA
CONTOH FORMAT LO KABUPATEN/KOTA
41 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

 Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan


ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang- kurangnya pos-pos:
a) Ekuitas awal
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas, yang
antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar,
misalnya:
(1) koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya;
(2) perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
42
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
DALAM PERUBAHAN EKUITAS

Surplus/defisit LO pada
periode bersangkutan

Dampak kumulatif perubahan


Ekuitas awal
kebijakan/kesalahan mendasar
Ekuitas
akhir
CONTOH FORMAT LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN ARUS KAS

 Menyajikan informasi mengenai sumber,


penggunaan, perubahan kas dan setara kas
pada tanggal pelaporan.
 Disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum (Par 15)
 Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris (Par 90)
PENYAJIAN LAK
45
UNSUR PENJELASAN
PENYAJIAN
LAPORAN ARUS
KAS
1. Aktivitas operasi  Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan
operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi
 Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan
indikator yang menunjukkan kemampuan
operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang
cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya
di masa yad tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar

lampiran I PP No.71 Tahun 2010


PENYAJIAN LAK
46
UNSUR PENJELASAN
PENYAJIAN
LAPORAN ARUS
KAS
2. Aktivitas Investasi  Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset
tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk
dalam setara kas
 Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam
rangka perolehan dan pelepasan sumber daya
ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mendukung pelayanan pemerintah kepada
masyarakat di masa yad.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010


PENYAJIAN LAK
47
UNSUR PENJELASAN
PENYAJIAN
LAPORAN ARUS
KAS
3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah penerimaan dan
pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan
utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang
dan utang jangja panjang

4. Aktivitas transitoris Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan


pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010


48 PELAPORAN ARUS KAS

 Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas


operasi dengan cara:
 Metode langsung
 Metode tidak langsung
 Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya
menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas
dari aktivitas operasi
49 PENGUNGKAPAN

 Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara


kas yang signifikan yang tidak boleh digunakan oleh entitas.
 Hal ini dijelaskan dalam CaLK
 Contoh kas dan setara kas yang tidak boleh digunakan oleh
entitas adalah kas yang ditempatkan sebagai jaminan dan kas
yang dikhususkan penggunaannya untuk kegiatan tertentu
50 Ilustrasi
Laporan Arus Kas
51 Ilustrasi
Laporan Arus Kas
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

 Penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam


Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan
Arus Kas.
 CaLK juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi
yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain
yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar.
53 KETENTUAN UMUM

 Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.
 Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh
pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas
pelaporan.
 Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi
kesalahpahaman di antara pembacanya.
 Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan.
 Perlunya pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan akan
membantu pembaca menghindari kesalahpahaman dalam memahami laporan keuangan
54 STRUKTUR DAN ISI
 Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan
dan Laporan Arus Kas harus dapat mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
 Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam seluruh komponen
laporan keuangan
 CaLK menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya.
55 STRUKTUR DAN ISI
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan
dalam rangka pengungkapan yang memadai, mengenai:
a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan, berikut kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target;
d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang
dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan
f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan;
g) informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan
RINCIAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
56 dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Bab I Pendahuluan Bab V Kebijakan Akuntansi


Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 5.1. Entitas pelaporan
Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 5.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Keuangan
Sistematika penyajian Catatan atas Laporan 5.3 Basis pengukuran yang Mendasari Penyusunan
Keuangan Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro 5.4. Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan
2.1. Ekonomi Makro Rekening-rekening Akuntansi
2.2. Kebijakan Keuangan Bab VI Penjelasan Rekening-rekening Laporan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter 6.1 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Rekening
2.4. Indikator Pencapaian Kinerja Program Entitas Laporan Keuangan
Pelapor 6.1.1 Pendapatan
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter 6.1.2 Belanja
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja 6.1.3 Pembiayaan
Fiskal dan Moneter 6.1.4 Aset
3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian 6.1.5 Kewajiban
Kinerja 6.1.6 Ekuitas Dana
Bab IV Ikhtisar pencapaian kinerja program entitas 6.1.7 Komponen-komponen Arus kas
pelapor 6.2. Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang
4.1. Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual atas
program entitas pelapor Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan
4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Penerapan Basis Kas, untuk Entitas Pelaporan yang
Kinerja Menggunakan Akuntansi Berbasis Akrual Penuh.
Bab VII Penjelasan atas Informasi non Keuangan
Bab VIII Penutup
lampiran I PP No.71 Tahun 2010 Lampiran
57
KONSEPSI AKRUAL BASIS DAN
KETERKAITAN ANTAR LAPORAN
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga
penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan

BASIS
KAS
ANGGARAN
Laporan
LRA SILPA/SIKP
A
Perubahan
SAL

BASIS
AKRUAL AKUNTANSI
Laporan
LO Surplus/
Defisit-LO
Perubahan
Ekuitas
Ekuitas Neraca
AUITORAT KEUANGAN NEGARA V
KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN
BERBASIS AKRUAL

Laporan Operasional LRA


Pendapatan 500
Beban (200) Pendapatan 450
Surplus/Defisit Opr 300 Belanja (150)
Kegiatan non Surplus/(defisit) 300
operasional 60 Pembiayaan 1.000
Surplus/Defisit LO 360 SILPA 1.300

Laporan Perubahan Ekuitas

Ekuitas Awal 1.000 Laporan Perubahan SAL


Surplus/Defisit LO 360 SAL Awal 100
Ekuitas Akhir 1.360 Penggunaan SAL (30)
SILPA 1.300
SAL Akhir 1.370

Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
58
LAPORAN KEUANGAN Pendapatan-LRA
PEMDA 1 4 7
Belanja
LRA SAL
Transfer
Pembiayaan

PP Pendapatan-LO 2 5
71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas A
Permen Kebijakan Piutang L
dagri Akt &
Persediaan K
64/2013 SAPD 3
Investasi Jangka
Neraca
Panjang **)
Aset Tetap & 6
Penyusutan LAK *)
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Kewajiban Transaksi
Koreksi Kesalahan Transitoris ***)
*) LAK disusun berdasarkan
hasil analisis arus masuk
dan keluar kas.
**) CaLK merupakan penjelasan
deskriptif atas keseluruhan
laporan. Konsolidasi
***) Transaksi Transitoris dapat ReStatement Laporan
berupa Potongan Pajak, Keuangan
Penyetoran Pajak, PPh21, dll.

59
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran
60 Lebih (LPSAL)
NO Akun Anggaran Realisasi I. SAL/SiLPA (Awal) 10
I. Pendapatan-LRA 140 160 II. Penggunaan (10)
SAL/SiLPA
II. Belanja (100) (90)
Tahun Sebelumnya (sebagai
III. Transfer (15) (15)
penerimaan pembiayaan
IV. Surplus/Defisit (I - II - III) 25 55
tahun berjalan)
V. Penerimaan Pembiayaan:    
  - Penggunaan 10 10 III. SAL/SiLPA (Tahun Berjalan) 35
SAL/SiLPA Tahun
Sebelumnya IV Koreksi kesalahan 1
  - Pencairan 5 5 pembukuan tahun
Dana
  sebelumnya
Cadangan
  Jumlah Penerimaan 15 15
  V Lain-lain 0
Pembiayaan
IV. SAL/SiLPA (Akhir) (I - II + 36
VI. Pengeluaran Pembiayaan (40) (35) III +IV+V)
VII. Pembiayaan Netto (V - VI) (25) (20)
VIII SAL/SiLPA (Tahun 0 35
. Berjalan) (IV + VII)

AUDITORAT KEUANGAN NEGARA V


a. Laporan Operasional (LO)
I. Pendapatan-LO 145
II. Beban 75
61 III.
IV.
Surplus/Defisit Operasional (I- II)
Kegiatan Non Operasional
70
20
V. Pos Luar Biasa (5)
VI. Surplus/Defisit - LO (III + IV + V) 85

b. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)


I. Ekuitas Awal 350
II. Surplus/Defisit - LO 85
III. Ekuitas Akhir (I - II) 435
c. Neraca
I. Aset 515
II. Kewajiban dan Ekuitas 515
  1. Kewajiban 80
  2. Ekuitas 435
d. Laporan Arus Kas (LAK)
I. Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Arus Masuk xxx
Kas - Arus Keluar Kas)
II. Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Arus Masuk xxx
Kas - Arus Keluar Kas)
III Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Arus xxx
Masuk Kas - Arus Keluar Kas)
IV Arus Kas dari Aktivitas Transitoris (Arus Masuk xxx
Kas - Arus Keluar Kas)
V Kenaikan/Penurunan Kas (I + II + III + IV) xxx
VI Saldo Awal Kas di BUN/BUD, Bendahara xxx
Pengeluaran, dan Bendahara Penerimaan
VI Saldo Akhir Kas di BUN/BUD, Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara Penerimaan xxx
(V + VI)
KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN
62
AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Kesalahan dalam
penyusunan LKPD
periode sebelumnya
yang baru ditemukan
pada periode berjalan

PSAP 10 Perubahan dalam


Perubahan estimasi perlakuan, pengakuan,
akuntansi seperti atau pengukuran
perubahan estimasi akuntasi sebagai akibat
masa manfaat aset perubahan kebijakan
tetap akuntansi
AKUNTANSI KOREKSI DAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN
63

Periode Penerimaan

Pengurang Pengurang
Tidak berulang/
pendapatan pendapatan
Non-recurring

Normal dan
Berulang/
Recurring

Pengurang
ekuitas pada Pengurang
periode pendapatan
ditemukan

Periode Sebelumnya
64 AKUNTANSI KOREKSI DAN PENERIMAAN KEMBALI BEBAN

Periode beban dibukukan

Pengurang Penambah
beban pada beban pada
periode yang periode yang
sama sama
Mengurangi/
penerimaan Menambah
kembali beban
beban

Pendapatan Koreksi atas


lain-lain akun ekuitas

Periode sebelumnya
65 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

 Contoh perubahan kebijakan akuntansi: perubahan di


dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi
sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria
kapitalisasi, metode, dan estimasi.

 Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada


Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
66 PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

 Pengaruh atau dampak perubahan estimasi


akuntansi disajikan pada Laporan Operasional
pada periode perubahan dan periode selanjutnya
sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap
berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-
tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap
tersebut.
 Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan
dan yang akan datang diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan. Apabila tidak
memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak
mengungkapkan pengaruh perubahan itu.
67

SEKIAN
TERIMA
KASIH

AUDITORAT KEUANGAN NEGARA V

Anda mungkin juga menyukai