KELOMPOK IV
KELOMPOK IV
Ikatan Protein
Ikatan Peptida
Ikatan Disulfida
Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrofobik
Ikatan Elektrostatik
Amfoter
Dalam kimia, amfoter merujuk pada zat yang dapat bereaksi sebagai
asam atau basa. Perilaku ini dapat terjadi karena memiliki dua gugus
asam dan basa sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai
kemampuan seperti itu. Zat amfoter yang klasik adalah asam amino,
protein, dan air. Beberapa logam, seperti seng, timah, aluminium, dan
berilium, dapat membentuk oksida amfoterik. Gejala ini dapat
dimanfaatkan untuk memisahkan kation dalam larutan, misalnya seng
dari mangan (Linggih, 1988).
Peningkatan Ion
Melalui reaksi dengan gugus karboksil bebas dan amino bebas, protein
dapat mengikat kation dan anion. Pada nilai pH di atas titik isoelektris,
protein berada sebagai ion negatip dan karena itu dapat mengikat atau
bereaksi dengan kation. Pada pH di bawah titik isoelektris, protein
berada sebagai ion positip dan karena itu dapat mengikat atau bereaksi
dengan anion
Hidrat
Protein dapat membentuk hidrat dengan air dan tipe reaksi ini sangat
penting karena seringkali dijumpai dalam kimia pangan. Molekul protein
mengandung gugus-gugus nitrogen atau atom oksigen yang
mengandung pasangan elektron, dan sanggup membentuk ikatan
hidrogen. Nitrogen baik dalam rantai peptida maupun dalam gugus
amino bebas yang relatif negatif dapat menarik hidrogen pada molekul
air.
Reaksi Pewarnaan
Reaksi Xantoprotein
Fugsi dari uji xantoprotein ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
gugus benzena dalam sampel protein. Karena protein merupakan senyawa
yang kompleks maka beberapa jenis protein memiliki gugus benzena
didalamnya. (Sanger, dkk. 2018)
Reaksi Beuret
Reaksi ini dapat digunakan untuk analisa kuantitatif berdasarkan pada ikatan
peptida.
Reaksi Pewarnaan
Reaksi Ninhidrin
Oksidasi menjelaskan:
Pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reaksi pengikatan oksigen dan
Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan biloks
Reduksi menjelaskan:
Penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reaksi pelepasan oksigen dan
Reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks
Aturan Bilangan Oksidasi
Zat yang member oksigen pada reaksi oksidasi Reduksi adalah proses pelepasan oksigen dari
disebut oksidator. suatu zat. Zat yang menarik oksigen pada reaksi
oksidasi disebut reduktor.
Contoh reaksi oksidasi:
Ø 2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s) Contoh reaksi reduksi:
Ø 2 Fe(s) + O2(g) → 2FeO(s) Ø CuO(s) → Cu(s) + O2(g)
Ø CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) Ø 2SO3(s) → 2SO2(s) + O2(g)
Ø PbO(s) → Pb(s) + O2(g)
Konsep Reaksi Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Pelepasan Dan
Penangkapan Elektron