Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK IV :
ANDI WAWAN MULYAWAN (NIM 002504292020)
NURHIDAYAT (NIM 003204292020)
JUDUL JURNAL :
DETERMINAN PERILAKU OPORTUNISTIC PENYUSUN ANGGARAN
CALON INCUMBENT TERKAIT PILKADA SERENTAK TAHUN 2015
PENULIS :
1. NI KADEK AYU SUARTINI
2. DODIK ARIYANTO
3. MARIA M. RATNA SARI
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia)
TAHUN TERBIT :
2016
LATAR BELAKANG :
1 Pelaksanaan Pilkada serentak tanggal 9 Desember tahun 2015;
2 Anggota Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) menyatakan bahwa
incumbent memanfaatkan anggaran sebagai modal kampanye.
RUMUSAN MASALAH :
Terdapat tiga rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah PAD berpengaruh terhadap perilaku oportunistic penyusun anggaran calon
incumbent terkait pilkada serentak 2015 pada Kabupaten/Kota di Indonesia;
2. Sularso dkk (2014) menyatakan bahwa proporsi PAD yang rata-rata hanya
10% dari total penerimaan daerah meiliki kecenderungan bertambah saat
perubahan anggaran, sehingga memberi peluang bagi legislatif untuk
merekomendasikan penambahan anggaran bagi program dan kegiatan
yang penjadi preferensinya. Dalam penelitian ini, apabila jumlah
peningkatan pengeluaran (akumulasi dari Δbelanja pendidikan, Δbelanja
kesehatan, Δbelanja infrastruktur, Δhibah dan Δbelanja bansos) maka
diindikasikan adanya perilaku opportunistic yang dilakukan oleh eksekutif;
3. …….
TEORI PENELITIAN TERDAHULU :
3. Abdullah dan Asmara (2006), Suryarini (2012), Maryono (2013) dan Jumaidi (2014)
meneliti mengenai perilaku opportunistic legislatif;
4. Sementara itu pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori keagenan dalam
mengetahui dan menguji determinan perilaku opportunistic penyusun anggaran calon
incumbent terkait pilkada tahun 2015. Teori Keagenan dapat digunakan pada semua
entitas yang memiliki ikatan terhadap suatu kontrak. Teori Keagenan dapat digunakan
sebagai landasan teori untuk menjelaskan fenomena political interest (Christensen,
1992).
Teori ini menyatakan bahwa pihak prinsipal dan agen meiliki hubungan di mana prinsipal
bertindak sebagai pemberi kuasa atau wewenang sedangkan agen menerima kuasa atau
wewenang tersebut Alt et al (2005) menyatakan bahwa pihak prinsipal memiliki
keunggulan sedangkan yang meiliki informasi terbesar adalah pihak agen sehinga pihak
agen memanfaatkan kesempatan atau keuasaan yang dimiliki untuk memenuhi
kepentingan pribadi politiknya.
Teori Keagenan menjelaskan hubungan antara pihak prisipal dan agen yang terikat dalam
satu kontrak (Megasari, 2015). Megasari (2015) menyatakan bahwa teori keagenan
memiliki dampak negatif berupam perilaku opportunistic. Rawan terjadi tindakan
oportunisti yang dilakukan oleh kepala daerah sebelum pilkada.
METODOLOGI PENELITIAN :
1. Peneliti memilih Kabupaten/Kota sebagai sampel karena apabila memilih
propinsi, maka sampel penelitian tidak dapat dipenuhi;
2. Peneliti memilih waktu penelitian 2014-2015 karena adanya
kecenderungan Kepala Daerah melakukan politisasi anggaran serta pola
yang terjadi adalah bantuan sosial cenderung meningkat satu tahun
sebelum pilkada diselenggarakan;
4. …….
METODOLOGI PENELITIAN :
4. Ruang lingkup penelitian adalah perilaku opportunistic penyusun anggaran calon incumbent
yang dilihat dari alokasi anggaran yang disusun dalam APBD Kabupaten/Kota di Indonesia
yang dipengaruhi oleh PAD, DAK, SiLPA. Alokasi belanja yang diamati yaitu sektor pendidikan,
kesehatan, hibah dan bansos. Peneliti memakai data sekunder berupa data realisasi APBD
(PAD, DAK, SiLPA, belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja infrasturktur, belanja hibah
dan belanja bantuan sosial) tahun 2013-2015;
5. Peneliti menggunakan purposive sampling dengan tiga kriteria sampel yaitu :
a. Kabupaten/Kota diindonesia yang calon kepala daerahnya merupakan incumbent dan
terpilih kembali pada pilkada serentak 2015;
b. Kabupaten/Kota diindonesia yang mempublikasikan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
tahunan di situs Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah dan
situs resmi pemerintahan lainnya tahun 2013-2015 karena sebelum pilkada serentak
yaitu tahun 2014 dan saat pilkada serentak 2015, calon incumben disinyalir
meningkatkan pos-pos belanja dalam APBD sesuai dengan kepentingannya untuk modal
kampanye;
c. Kabupaten/Kota diindonesia yang mempublikasikan secara rutin APBD dari sektor
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hibah dan bansos di situs Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah dan situs resmi pemerintahan lainnya
selama tiga tahun yaitu tahun 2013-2015.
HASIL PENELITIAN :
1. Hipotesis pertama menguji pengaruh positif perubahan PAD pada perilaku
opportunistic penyusun anggaran calon incumbent dan disimpulkan bahwa
perubahan PAD berpengaruh positif npada perilaku opportunistic
penyusun anggaram calon incumbent;
2. Hipotesis kedua menguji pengaruh positif perubahan DAK pada porilaku
opportunistic penyusun anggaran calon incumbent dan disimpulkan bahwa
perubahan DAK berpengaruh positif npada perilaku opportunistic
penyusun anggaram calon incumbent;
3. Hipotesis kedua menguji pengaruh positif perubahan SiLPA pada porilaku
opportunistic penyusun anggaran calon incumbent dan disimpulkan bahwa
perubahan SiLPA berpengaruh positif npada perilaku opportunistic
penyusun anggaram calon incumbent;
KELEMAHAN DAN KEKUATAN :
KELEMAHAN
- Hipotesis pertama menguji pengaruh positif perubahan PAD pada perilaku
opportunistic penyusun anggaran calon incumbent dan disimpulkan bahwa
perubahan PAD berpengaruh positif npada perilaku opportunistic
penyusun anggaram calon incumbent.
KEKUATAN
- Peneliti menggunakan populasi yang cukup besar (45 sampel) sehingga
hasil penelitian mewakili kondisi realita yang kuat terjadi pada daerah yang
melakukan pilkada pada tahun 2015
TERIMA KASIH