Anda di halaman 1dari 27

Pelayanan Penunjang

Medik
Kelompok 5
Alvi Syahrin 1711213042
Devhani Fitri 171121
Prayoga Wagesti 171121
Materi
1. Pengertian Pelayanan Penunjang Medik
2. Manajemen Pelayanan Medik di Rumah Sakit
3. Peraturan Perundang – Undangan
4. Pelayanan Penunjang Radiologi
5. Pengelolaan Pelayanan Medik Kesehatan masyarakat
6. Kegunaan Rekam Medis
Pengertian Pelayanan
Penunjang Medik
Pelayanan penunjang medik / pelayanan penunjang
klinis ( Clinical Support Services / CSS ) di rumah sakit
menurut John R. Griffith meliputi pelayanan diagnostik,
terapeutik dan kegiatan di masyarakat umum.

Pelayanan yang dimaksud juga meliputi tes


laboratorium, pengobatan, prosedur pembedahan, dan
terapi fisik. Banyak juga pasien yang memerlukan
pelayanan sosial dan edukasi kesehatan.

Pelayanan penunjang medik ini dilakukan oleh unit –


unit atau petugas profesional yang ditunjuk untuk
melakukan tugas tersebut di masing – masing center
kesehatan seperti rumah sakit (Griffith, 2006).
v
Kebanyakan pelayanan penunjang medik merupakan
rujukan dari dokter. Dokter memerlukan pelayanan
penunjang medik untuk melakukan pencegahan,
diagnosis, terapi, dan rehabilitasi pada pasien baik itu
pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.

Pelayanan penunjang medik juga dilakukan pada pasien


pasien dalam masa perawatan akut di rumah sakit,
pasien dengan pengobatan jangka panjang dan pasien
kunjungan rumah (Griffith, 2006).

Pelayanan penunjang medis di organisasi


penyelenggara kesehatan meliputi pelayanan
diagnostik, pelayanan terapetik, dan pelayanan
komunitas.
Manajemen Pelayanan
Medik di Rumah Sakit
Pelayanan medik khususnya medik spesialistik merupakan salah
satu ciri dari Rumah Sakit yang
membedakan antara Rumah Sakit dengan fasilitas pelayanan
lainnya. Kontribusi pelayanan medik pada pelayanan di Rumah
Sakit cukup besar dan menentukan ditinjau dari berbagai aspek,
antara lain aspek jenis pelayanan, aspek keuangan, pemasaran,
etika dan hukum maupun administrasi dan manajemen Rumah
Sakit itu sendiri.
Bukan rahasia lagi pengaturan pelayanan medik khususnya medik
spesialistik sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala;
tenaga spesialis masih kurang dan belum merata di berbagai daerah di
Indonesia, ketidak-seimbangan tenaga medik dan sarana dan prasarana
alat kesehatan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit
Swasta, berbagai peraturan yang belum dilaksanakan dengan baik,
perilaku dokter sebagai tenaga medis dan lain-lain yang pada akhirnya
sangat mempengaruhi kualitas pelayanan medik di Rumah Sakit.
1. Batasan

Tenaga Medik : - Menurut PP No.32 Tahun 1996 Tenaga Medik termasuk tenaga kesehatan
- Menurut Permenkes No.262/1979 yang dimaksud dengan tenaga medis adalah lulusan
Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi dan "Pascasarjana" yang memberikan
pelayanan medik dan penunjang medik.

Pelayanan medik di Rumah Sakit : adalah salah satu jenis pelayanan Rumah Sakit yang
diberikan oleh tenaga medik. Manajemen Pelayanan Medik di Rumah Sakit secara
sederhana : adalah suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan berbagai sumber daya
medik dengan mengorganisir serta menggerakkan sumber daya tersebut diikuti dengan
evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu pelayanan medik yang
merupakan bagian dari sistem pelayanan di Rumah Sakit.
2. Pelayanan Medik Sebagai Satu Sistem

Dengan pendekatan sistem pelayanan medik terdiri dari beberapa komponen


yaitu : A. Komponen INPUT yang terdiri dari :
Tenaga medik yaitu dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis.

Perhitungan kebutuhan tenaga medik Rumah Sakit dapat melalui berbagai


cara antara lain : Peraturan Menkes 262/1979, Indikator Staff Needs (ISN) dan
standar minimal.

Organisasi dan Tata Laksana Struktur organisasi yang berlaku saat ini
mengacu kepada SK Menkes 983/ 1992, namun pada pelaksanaannya banyak
mengalami hambatan karena SDM yang ada belum memenuhi kualifikasi yang
ditentukan.
3. Pasien/Klien

Dilihat dari status sosio-ekonomi dan budaya masyarakat pasien dapat


digolongkan pada pasien tingkat menengah ke atas dan tingkat menengah ke
bawah.

Pada perencanaan suatu Rumah Sakit perlu memperhitungkan status pasien


yang akan menjadi pangsa pasar Rumah Sakit sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit.

Dari 200 juta penduduk Indonesia, + 27 juta masih termasuk penduduk miskin
yang perlu perhatian dan bantuan sesuai dengan fungsi sosial Rumah Sakit.
Peraturan Perundang – Undangan
Peraturan yang menjadi dasar adanya pelayanan
penunjang medik adalah SK menteri Kesehatan RI No.
983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi
rumah sakit umum, maka rumah sakit umum harus
menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah
fungsi menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
dan non medik.

Peraturan terbaru yang mendasari tentang penunjang


medik diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010.

Menurut peraturan tersebut, penunjang medik adalah


suatu peralatan yang dimiliki Rumah Sakit dimana
harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Penunjang Radiologi
1. Pelayanan Radiodiagnostik
Pelayanan radiodignostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnostic dengan
mengunakan radio pengion, meliputi antara lain pelayanan X- ray konvensional,
Computed tomography, scan/CT .

Pelayanan radiologi wajib menjamin keamanan bagi pasien dan petugas di radiologi
serta lingkunganya dengan melaksanakan kegiatan dengan cara pemeriksaan periodic
terhadap peralatan radiologi dan pemeriksaan tingkat paparan pada petugas.

Peralatan proteksi radiasi yang harus tersedia adalah apron setara dengan 0,25 mm
timbal, shelding berlapis 2,5 mm timbal, sarung tangan berlapis dan kaca mata timbal
(Dirjen Yanmed, 2008).
2. Pelayanan Radioterapi
Pelayanan radioterapi meliputi:
• Pelayanan radioterapi ekternal adalah pelayanan radioterapi dengan
mengunakan sumber radiasi yang berada di luar tubuh atau ada jarak antara
pasien dengan alat penyinaran.

• Pelayanan bakhiterapi adalah pelayanan radioterapi dengan mengunakan


sumber radiasi yang didekatkan pada tumor.

• Pelayanan radioterapi interstisial adalah pelayanan radioterapi dengan


mengunakan sumber yang dimasukkan dalam tumor.
3. Pelayanan Kedokteran Nuklir
Pelayanan kedokteran nuklir meliputi:

• Pelayanan diagnostik in-vivo adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien


dengan cara pemberian radionuklida atau radifarmak dengan mengunakan alat
pencacah atau kamera gamma dilakukan pengamatan terhadap radionuklida dan
atau radiofarmaka tersebut selama berada dalam tubuh.

• Pelayanan diagnostic in-vitra adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap


specimen yang diperoleh dari pasien mengunakan teknik radioimmunoassay atau
immunoradiometric assay

• Pelayanan pemeriksaan in-vivtro adalah gabungan antar pemeriksaan in-vivo dan


in-vitro

• Pelayanan terapi radiasi adalah suatu cara pengobatan dengan mengunakan


radionuklida dan radiofarmaka
4. Pelayanan Laboratorium
Penanggung jawab laboratorium rumah sakit adalah seorang dokter spesialis patologi
klinik atau apabila tidak memungkinkan , dapat dilaksanakan oleh seorang dokter
umum yang telah mendapat pelatihan mengenai manajemen dan teknis dibidang
laboratorium klinik . staf laboratorium klinik RS terdiiri dari tenaga analis , perawat,
tenaga administrasi, dan tenaga lain untuk menunjang pekerjaan laboratorium klinik
rumah sakit
5. Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi di rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi
yang beredar di rumah sakit tersebut.

Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi semua perbekalan farmasi ,


pelayanan farmasi klinik, serta membuat informasi dan menjamin kualitas pelayanan
yang berhubungan dengan pengunaan obat.

Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker penuh waktu yang
mempunyai pengalaman 2 tahun di bagian farmasi rumah sakit, telah terdaftar di
Depatermen Kesehatan dan mempunai ijin kerja
Pengelolaan Pelayanan Medik Kesehatan
masyarakat
Manajemen Pelayanan Masyarakat adalah suatu
proses atau kemampuan dalam mengelola jasa
pelayanan yang dibutuhkan masyarakat mulai saat
permintaan sampai jasa pelayanan itu diserahkan,
digunkan.

Pengelolaan jasa pelayanan yang cepat, tepat dan


bermutu, karakteristiknya sesuai dengan yang
dijanjikan atau diharapkan masyarakat (konsumen),
itulah suatu manajemen atau pengelolaan pelayanan
prima atau memuaskan.
Dalam pengelolaan pelayanan kesehatan di masyarakat
agar dapat memuaskan ada 4 tahap aktifitas utama
yang harus dilakukan secara berurutan dan terpadu,
yakni:

(1) Merencanakan jasa pelayanan yang dibutuhkan.

(2) Memproses atau mengolah jasa pelayanan

(3) Menyerahkan jasa

(4) Menanggapi kebutuhan


Kegunaan Rekam Medis
1. Aspek Administrasi 
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi, karena Isinya  menyangkut tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan para medis dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
 
2. Aspek Medis 
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
atau perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
 
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai  hukum,
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan
kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha untuk menegakkan hukum serta penyediaan
bahan bukti untuk menegakkan keadilan. 
 
4.      Aspek Keuangan
      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
uang, karena isinya mengandung data / informasi
yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
 
5.      Aspek Penelitian
     Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
penelitian, karena isinya menyangkut data /
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang kesehatan.
 
6.      Aspek Pendidikan
      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
pendidikan, karena isinya menyangkut data /
informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada
pasien.  
7.      Aspek Dokumentasi
      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan
rumah sakit. 
Thank You

Anda mungkin juga menyukai