Anda di halaman 1dari 65

KINERJA TURBIN

(TURBINE PERFORMANCE)
5.1. Major Parameter utama yang mempengaruhi kinerja
turbin uap
5.1.1. Efisiensi Termodinamika

- Fluid kerja
• Entalpi (tekanan dan temperatur) uap masuk turbin
• Aliran uap masuk (panas jenis)
- Siklus uap
• Reheating (non-, single-, double)
• Regenerating
- Tekanan keluar turbin
• Jumlah penurunan entalpi (enthalpy drop ∆h)
- Hal lainnya
• Air preheating

• Desuperheating

• Part load operation mode


5.1.2. Efisiensi Mekanikal (Fluid Dynamic)

- Efisiensi bagian peralatan (dalam hal konversi energi)


• rugi-rugi throttling yang terjadi pada katup

• rugi-rugi tingkatan turbin (profile, secondary flow, leakage loss)


 Advanced airfoil shapes bagi nosel dan bucket

 Advanced vortex blades

• Exhaust loss, dan interface loss


- Mechanical and electrical losses
• Bearing loss

• Generator loss

- Power for auxiliary system in plant


• Fan power

• Power for a lube oil pump

- Others
• LSB

• Make-up flow

• Pressure drop in boiler and extraction lines


Gambar 1. Alur kinerja turbin uap
5.2 Output Turbin (Generator)

 Output generator yang diinginkan = plant net output + plant


auxiliary loads.
 Output turbin uap = output generator + rugi-rugi listrik generator +
rugi-rugi mekanikal turbin-generator.
 Secara historikal, turbin didesian dengan margin 5% di atas
tekanan dan aliran uap rata-rata (rated) yang diperlukan untuk
toleransi dan variasi koefisien aliran pabrikan
 Oleh karena itu, aliran uap 5% lebih besar daripada yang
diperlukan untuk rated output dengan rated steam pressure
(normal pressure).
 Pada kondisi VWO-NP (VWO, normal pressure), output
turbin-generator mencapai 104% dari rated.
 Margin tekanan meliputi operasi yang aman (safely) dan terus
menerus pada 105% darirated pressure (ove-rpressure) ketika
VWO.
 Pada kondisi VWO-OP (VWO, Dover-pressure), output turbin-
generator mencapai 109% dari rated dan aliran uap utama (main
steam flow) adalah 110% sampai 111% dari rated.
 Kecenderungan sekarang ini (recent trends) mengindikasikan
bahwa beberapa pabrikan tidak mecakupkan seluruh margin
aliran yang 5%. Perancang mungkin ingin mencakupkan hanya
sebagian margin aliran uap dengan pertimbangan margin operasi
over-pressure penuh.
 Perancang harus menentukan bahwa turbin mampu beroperasi
dengan VWO-OP karena operator biasanya berusaha
beroperasi dengan kondisi tersebut.
 Perancang harus mendesain boiler dan alat bantunya (BOP)-nya
mempu untuk kondisi VWO-OP jika telah mencakupkannya pada
pengembangan pada ranting turbin uap dan generatornya.
 Perancangan untuk kondisi VWO-OP disarankan meskipun tidak
dicakupkan pada penetapan ranting, karena kenaikan output
yang signifikan dapat dicapai pada biaya rendah dengan
kemampuan operasi VWO-OP
Gambar 2. Tipikal aliran uap PLTU
5.3. Heat Balance
Gambar 3. Diagram heat balance PLTU
 Heat balance disiapkan oleh pabrikan turbin.
 Kinerja (performance) siklus direpresentasikan pada
diagram heat balance yang menunjukkan aliran, tekanan,
temperatur dan entalpi uap dan air kondensat. Parameter-
parameter ini digunakan untuk menentukan kondisi desain
peralatan.
 Satu diagram heat balance yang lengkap akan menyajikan
informasi yang cukup menyeimbangkan distribusi energi.
 Diagram heat balance juga mengindikasikan ELEP dan
UEEP, rugi-rugi generator dan output generator netto.
 Berdasarkan informasi ini, enjinir dapat melakukan satu
keseimbangan energi untuk peralatan utama yang berhubungan
dengan turbin, feedwater, condensate, dan sistem pembuangan
kalor (heat rejection systems).
 Secara komersial sejumlah program komputer untuk heat
balance telah tersedia. Namun, bagaimanapun hebat balance
masih dapat dilakukan kalkulasi secara manual.
 Kalkulasi manual, yang memerlukan banyak waktu karena
berulang, bermanfaat karena menyebabkan enjinernya
memperoleh pemahaman hubungan antar berbagai peralatan.
5.3.1. Pembuatan Heat Balance

Gambar 4. Diagram pembuatan heat balance


Gambar 5. Contoh heat balance PLTU 330 MW
5.3.2. Asumsi Tipikal dalam pembuatan Heat Balance

1) Kondisi masuk dari pompa air pengisi BFP (boiler feed pump)
adalah temperatur dan tekanan deaerator. Tekanan keluar
pompa air pengisi adalah 125% daripada tekanan uap utama
masuk turbin.
2) Efisiensi pompa air pengisi boiler akan bervariasi sesuai beban
seperti berikut:
Kondisi Efisiensi BFP

VWO-OP, VWO-NP, and rated load 84%

75% of rated 83%

50% of rated 67%

25% of rated 40%


3. Untuk siklus turbin dengan BFP digerakkan motor listrik (motor-
driven BFP), efisiensi kopling variable speed akan bervariasi
sesuai beban seperti berikut :
Kondisi Efisiensi kopling

VWO-OP 85%

VWO-NP, and rated load 82%

75% of rated 76%

50% of rated 73%

25% of rated 68%


Efisiensi kombinasi motor dan transmisi akan bervariasi sesuai
beban seperti berikut:
Kondisi Efisiensi motor dan transmisi

VWO-OP, VWO-NP, and rated load 94%

75% of rated 93%

50% of rated 92%

25% of rated 89%


4. Untuk turbin dengan BFP digerakkan turbin yang terhubung ke
kondenser utama, BFPT akan beroperasi pada tekanan keluar 0.5
in.Hg.a lebih tinggi daripada tekanan keluar turbin utama. Efisiensi
ekspansi BFPT akan bervariasi sesuai beban seperti berikut:
Kondisi efisiensi BFPT

VWO-OP, VWO-NP, and rated load 80%

75% of rated 78%

50% of rated 77%

25% of rated 77%

Drop tekanan (pressure drop) pada lintasan ekstraksi ke BFPT


adalah 3% dari tekanan inlet.
5. Terjadi drop tekanan antara tingkatan turbin dan flens ekstraksi,
yang nilainya biasanya 3% dari tekanan tingkatan. Suatu drop
tekanan juga terjadi dari flens ekstraksi turbin ke pemanas,
yang biasanya 3% sampai 5% tekanan flens ekstraksi. Untuk
ekstraksi pada keluaran turbin atau saluran crossover, tidak
terjadi drop tekanan karena adanya flens ekstraksi, hanya ada
suatu drop tekanan saluran ekstraksi.
6. Terjadi drop tekanan dari keluaran turbin tekanan tinggi HP ke
katup intersep turbin tekanan menengah IP karena pemipaan
hot dan cold reheat, yang nilai normalnya adalah dianggap 10%
dari tekanan keluar turbin tekanan tinggi HP.
7. Air kondensat keluar kondenser adalah bertemperatur jenuh
(saturated) sesuai tekanan keluar turbin.
8. Air kondensat dianggap air jenuh pada masukan pemanas dan
temperatur jenuh pada keluar pemanas.
9. Kalkulasi akan menganggap air pengisi setelah BFP adalah air
terkompres
5.3.3 Distribusi aliran untuk siklus reheat tipikal

1. Aliran reheater mendekati 90% aliran uap utama.

2. Aliran ekstraksi untuk BFPT dari turbin IP adalah 4% dan dari


saluran crossover turbin LP adalah 6% dari alira uap utama.
3. Aliran keluar turbin adalah 65% to 75% dari aliran uap utama,
dimana sisa alirannya diambil sebagai ekstraksi untuk
pemanas dan untuk BFPT
4. Rules of thumb, jika kenaikan temperatur melalui pemanas
diketahui:
a. Untuk pemanas LP dan deaerator, aliran ekstraksi mendekati
1% dari aliran uap utama untuk setiap kenaikan temperatur
14F.
b. Untuk pemanas HP, aliran ekstraksi mendekati 1% dari aliran
uap utama untuk setiap kenaikan temperatur 10F.
5. Jika heat balance yang tersedia bukan pada beban yang
diinginkan, rasio ekstraksi dengan rasio aliran uap utama
menjadi dugaan pertama. Bagaimanapun, hal ini bias berbeda
hingga 30% dari kalkulasi akhir
5.4. Tara kalor (Heat Rate)
1) Siklus dengan BFP yang digerakkan motor listrik
heat input
HR = -----------------------
output generator
2) Siklus dengan BFP yang digerakkan poros turbin
heat input
HR = ----------------------------------------------------------
Output generator + output poros turbin BFP
3) Siklus dengan BFPT
heat input
HR = -------------------------------------------
output generator + output BFPT
 

4) Tara kalor netto untuk siklus dengan BFP yang digerakkan


motor listrik
heat input
HRnet =
--------------------------------------------------------
output generator  daya listrik untuk BFP
 

5) Tara kalor netto untuk siklus dengan BFP yang digerakkan poros
turbin atau BFPT
heat input
HRnet = ------------------------
output generator
 
5.5. Pengujian Kinerja Turbin (Turbine Performance Test)
 Siklus Rankine, siklus utama yang digunakan untuk pembangkitan
tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama, yaitu: boiler, turbin,
generator dan pompa.
 Kinerja (performance) PLTU tidak hanya dipengaruhi oleh turbin uap,
tetapi juga oleh pemilihan siklus turbin uapnya.
 Efisiensi termal siklus dapat ditingkatkan dengan menurunkan tekanan
kondenser dan/atau dengan menaikkan tekanan dan temperatur uap
masuk turbin.
 Pertimbangan siklus yang mendasar adalah pemanasan air pengisi
regeneratif melalui pemanasan ulang (reheat) dan uap ekstraksi dari
turbin.
 Kinerja turbin uap ditentukan oleh kerugian (losses) yang terjadi di
dalamnya
5.5.1. Tujuan Performance Test
Tujuan pengujian kinerja (performance test) turbin adalah untuk
menentukan daya keluar dan tara kalor turbin (turbine heat rate).

Pada umumnya, kinerja turbin akan dibandingkan dengan nilai


dasar pada kondisi operasi yang dicapai, bukan dengan nilai
desain.

Tujuan lainnya dari pengujian kinerja adalah untuk menunjukkan


hasil pencapaian pemeliharaan setelah major overhaul.

Dalam beberapa hal, tujuan pengujian dapat mengetahui


perubahan/perbaikan turbin
Gambar 6. Siklus Rankine Non-Reheat dan Reheat

Kinerja turbin uap: (steam turbine performance):


5.5.2. Prosedur pengujian di lapangan Field Testing Procedure
Prosedur pengujian untuk setiap pembangkit akan dibuat secara individu
dengan mempertimbangkan konfigurasi, kondisi peralatan instrumentasi
dan operasi PLTUnya.

Suatu metoda dijelaskan pada pembahasan berikut untuk pengukuran tara


kalor (heat rate) dan efisiensi suatu PLTU.

Pada pembahasan ini menyiapkan prosedur uji kinerja PLTU batubara


yang umum

5.5.3. Durasi pengujian

Durasi pengujian tergantung kondisi dan kontinuitas proses di lapangan,


data uji selama 8 jam sudah sangat memadai.

Dalam hal beban berfluktuasi, data 24 jam dapat mewakili profil data yang
mencukupi.
5.5.4. Pengukuran dan pengumpulan data

Peralatan instrumentasi yang disarankan (instrument yang online


maupun lokal) untuk pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :

aliran uap : Orifice flow meters

aliran bahan bakar : Volumetric measurements / Mass flow


meters

aliran udara dan gas buang : Venturi / Orifice flow meter / Ion
gun / Pitot tubes

analisa gas buang : Zirconium Probe Oxygen analyser

analisa karbon tak terbakar : Gravimetric Analysis


temperatur : Thermocouple

aliran air pendingin : Orifice flow meter/weir/channel flow/non-


contact flow meters

tekanan : Bourdon Pressure Gauges

daya : Trivector meter / Energy meter

aliran air kondensat : Orifice flow meter

 
a). Energi termal

No Parameter Aliran Tekanan Temperatur


1 Uap masuk turbin ✔ ✔ ✔
2 Bahan bakar ✔ ✖ ✖
3 Udara bakar ✔ ✔ ✔
4 Uap ekstraksi ✔ ✔ ✔
5 Uap back pressure ✔ ✔ ✔
6 Uap kondensasi ✔ ✔ ✔
7 Kondensat dari turbin ✔ ✖ ✔
8 Uap by-pass turbin ✔ ✖ ✖
9 Air pendingin kondenser ✔ ✔ ✔
10 Gas buang ✖ ✖ ✔ + Gas buang
 

b). Energi listrik

1) Total daya dibangkitkan untuk perioda pengujian suatu individu


turbin uap.

2) Daya dibangkitkan rata-rata perjam

3) Jumlah daya yang diserap dari jaringan

4) Jumlah daya dari generator diesel (emergensi ataupun black


start - DG sets)

5) Konsumsi daya peralatan bantu (auxiliaries).


5.5.5. Kalkulasi untuk sistem turbin uap.

Diagram alir proses turbin uap PLTU Gambar 7. Prosedur kalkulasi di


bawah ini telah disiapkan.
• Efisiensi silinder turbin.
• Tara kalor pembangkit PLTU (overall plant heat rate)
Gambar 7. Diagram alir proses pembangkit PLTU
Step 1 :

Hitung ekstraksi panas/kalor sesungguhnya dari turbin pada Setiap


tingkat:
Entalpi uap pada inlet turbin : h1 ….. kCal / kg
Entalpi uap pada ekstraksi-1 : h2 ….. kCal / kg
Entalpi uap pada ekstraksi-2 : h3 ….. kCal / kg
Entalpi uap pada kondenser : h4 ….. kCal / kg )*
)* Karena kebasahan (wetness) uap pada tingkat kondensasi, entalpi
uap tidak bisa dianggap sama dengan uap jenuh (saturated steam).
Nilai kekeringan (dryness) tipikal adalah 0.88 – 0.92. Nilai dryness ini
dapat digunakan sebagai pendekatan awal untuk mengestimasi
penurunan kalor (heat drop) pada tingkat terakhir. Namun dianjurkan
untuk menghitung efisiensi tingkat terakhir dari efisiensi turbin
keseluruhan (overall turbine) dan efisiensi tingkat lainnya.

Ekstraksi panas dari inlet ke ekstraksi-1 (h5)= h1 – h2 kCal / kg


Ekstraksi panas dari ekstraksi-1 ke ekstraksi-2 (h6) = h2 – h3 kCal / kg
Ekstraksi panas dari ekstraksi-2 ke condenser (h7) = h3 – h4 kCal / kg
Step 2:
Dari diagram Mollier (Gambar 8. Diagram h-s) estimasikan
ekstraksi panas teoretikal untuk kondisi yang disebut pada 1.
Towards this:
a) Plot-kan titik-titik kondisi masuk turbin pada Mollier chart -
hubungan tekanan dan temperatur uap.
b) Karena ekspansi dalam turbin adalah proses adiabatik,
entropi adalah tetap konstan. Tarik garis vertikal dari titik inlet
(parallel dengan sumbu y) hingga memotong garis kondisi
kondensasi.
c) Baca entalpi pada titik dimana garis tekanan ekstraksi dan
kondensasi memotong garis vertikal yang telah dibuat.
d) Hitung drop kalor teoritikal untuk tiap tingkst ekspansi yang
berbeda.
• Entalpi teoritikal setelah ekstraksi-1 : H1
• Entalpi teoritikal setelah ekstraksi-2 : H2
• Entalpi teoritikal pada kondisi kondenser : H3
• Ekstraksi panas teoritikkal
dari inlet ke ekstraksi-1, h8 : h1 – H1
• Ekstraksi panas teoritikkal
dari ekstraksi-1 ke ekstraksi-2, h9 : H1 – H2
• Ekstraksi panas teoritikkal
dari ekstraksi-2 ke kondensasi, h10 : H2 – H3
Gambar 8. Diagram h-s – Mollier chart
Step 3 :
Hitung efisiensi silinder turbin:

Efisiensi tingkat pengkondensasian: h7/h10


Step 4 :

Hitung tara kalor pembangkit (plant heat rate))*


M x (h1 – h11)
Heat rate, kCal / kWh = --------------------
P
 
M – laju aliran masa uap in kg/hr
h1 – entalpi uap masuk kCal/kg
H11 – entalpi air pengisi kCal/kg
P – daya rata-rata yang dibangkitkan kW

*Pilihan lain mengikuti parameter petunjuk berikut dapat digunakan:


fuel consumed for power generation, kg/hr
Plant heat consumption =
----------------------------------------------------------
5.5.6. Contoh
Suatu pembangkit PLTU kecil berbahan bakar batubara dengan
siklus turbin backpressure. Turbin uap pembangkit memerlukan
uap 5,1 tons/hr dan menghasilkan daya listrik 100 kW. Diagram alir
proses ditunjukkan pada Gambar 9. GCV (gross calorific value)
bahan bakar batubara adalah 4000 kCal/kg

Gambar 9. Diagram alir


proses PLTU kecil dengan
turbin backpressure
Kalkulasi :

Step 1 : Total panas uap kondisi inlet turbin pada 15kg/cm2 dan
250°C, h1 = 698 kCal/kg

Step 2 : Total panas uap kondisi outlet turbin pada 2 kg/cm2 dan
130°C, h2 = 648 kCal/kg

Step 3 : Energi panas input turbin per kg uap inlet (h1– h2) = (698-
648) = 50 kCal/kg

Step 4 : Total laju aliran uap, Q1 = 5100 kg/hr


Daya dibangkitkan = 100 kW
Energi termal ekuivalen = 100 x 860 = 86,000 kCal/hr

Step 5 : Energi input ke turbin = 5100 x 50 = 2,55,000 kCal/hr.


Step 6 : Energy output
Efisiensi Daya dibangkitkan turbo generator = -------------------- x 100

Energy Input
86,000
= -------------- x 100

2,55,000
= 34%

Step 7 : Efisiensi turbo generator = 34%

Efisiensi generator = 92 %

Efisiensi gigi transmisi = 98 %


Step 8 : Kuantitas uap by-passing turbin = 0
Step 9 : Konsumsi batubara untuk boiler = 1550 kg/hr
Step 10 : Tara kalor PLTU (overall plant heat rate), kCal/kWh
laju aliran uap x (Entalpi uap – Entalpi air pengisi)
= ------------------------------------------------------------------

Daya output, kW
5100 x (698 – 30)
= -------------------------
100
= 34068 kCal/kWh*

* Catatan: Tara kalor pembangkit 34000 kCal/kWh karena


menggunakan turbin. Harga ini akan berkisar pada 3000 kcal/kWh jika
beroperasi dengan turbin kondensasi penuh. Namun dengan turbin
backpressure, energi pada uap tidak terbuang percuma, karena dapat
digunakan pada proses lain.

Tara kalor pembangkit meliputi boiler = 1550/100 = 15.5 kg coal / kW


Analisa hasil:
Efisiensi turbin generator adalah seperti spesifikasi desaian
pabrikan.

Tidak ada uap bypass mengindikasikan bahwa potensi


pembangkitan daya proses uap seluruhnya dimanfaatkan.

Disini pembangkitan daya dari proses uap seluruhnya


sesuai proses kebutuhan listrik,dengan kata lain, sistem
adalah seimbang (balanced)
5.6. Standar Aturan Uji Kinerja (Performance Test Code –
Standards)

5.6.1. ASME (American Society of Mechanical Engineers)

a. ASME PTC 6-2004; Performance Test Code 6 pada


Turbin Uap
Kode (aturan) ini dapat digunakan untuk pengujian operasi turbin
uap apakah dengan jumlah uap kering (superheated) yang
besar pada uap masuk (tipikal PLTU berbahan bakar fosil) atau
uap utama basah (tipikal PLTN). Kode ini berisi aturan dan
prosedur untuk melakukan dan membuat laporan pengujian
turbin uap, meliputi kebutuhan wajib untuk persiapan pre-test,
instrument yang harus digunakan, aplikasi dan metoda
pengukuran, teknik pengujian, dan metoda kalkulasi hasil
pengujian.
Parameter kinerja (performance) yang akan ditentukan dari kode
(aturan) pengujian, meliputi :

(a) tara kalor (heat rate),


(b) output generator;
(c) aliran uap (steam flow),
(d) laju aliran (steam rate),
(e) aliran air pengisi (feedwater flow)
b. ASME PTC 6A-2000: Performance Test Code –
Steam Turbines, Lampiran
Fasilitas kalkulasi dan koreksi hasil uji turbin dengan
melengkapi Contoh numerical prosedur yang dijelaskan
pada Test Code for Steam Turbines (PTC 6-1996). Siklus
pemanasan air pengisi dan sistem perapat (gland
leakoff) telah disederhanakan dengan menghilangkan
kalkulasi panjang dan berulang yang tidak diperlukan,
namun masih mengandung prinsip dasar/utama yang
terlibat
c. ASME PTC 6S-1988 (R2003): Performance Test Code –
Steam Turbines, Simplified Prosedur disederhanakan
untuk uji rutin

Prosedur uji laporan (report) ini diperluas untuk uji turbin


periodic dan tidak menggantikan Code (PTC 6) sebagai
prosedur dasar untuk uji penerimaan turbin (acceptance
tests).

Kode ini digunakan untuk pengujian akurat turbin uap untuk


mendapatkan level kinerja dengan ketidak pastian yang
minimum
Bagian 3 hingga 5 dari laporan ini menyajikan rekomendasi umum
untuk instrumentasi dan rencana uji.

Rekomendasi ini berdasar praktek industry yang ada sekarang


untuk penentuan perioda kinerja siklus turbin.

Bagian 6 membahas interpretasi hasil uji dan menunjukkan plot


tipikal dari data uji untuk jenis siklus turbin yang dilipih.

Bagian 7 sampai 12 menyajikan prosedur uji untuk jenis siklus


turbin yang dipilih.

Setiap prosedur ini berisi rekomendasi spesifik untuk instrument dan


metoda untuk pengujian satu jenis turbin yang dipilih
d. ASME TDP-1 – 1998

Praktek yang direkomendasikan untuk pencegahan kerusakan oleh


air dari turbin uap yang digunakan untuk pembangkit listrik
(Recommended Practices for the Prevention of Water Dama
ge to Steam Turbines Used for Electric Power Generation
).

e. ASME PTC 6S - 1988


Prosedur untuk uji kinerja rutin dari turbin uap (
Procedures for Routine Performance Test of Steam Turbine
s
).
f. ASME PTC 6 REPORT – 1985

Petunjuk untuk evaluasi ketidak-pastian pengukuran pada uji kinerja


5.6.2. Standard IEEE

IEEE 122-1992 (R2003)

Praktek yang direkomendasikan untuk karakteristik kinerja


fungsional (Functional Performance Characteristics) sistem
kontrol untuk unit turbin generator.

Fungsional yang direkomendasikan dan karakteristik kinerja yang


berhubungan dengan sistem kontrol putaran/beban untuk unit
turbin generator yang mungkin terinterkoneksi pada sistem
jaringan, seperti pada praktek yang direkomendasikan disini bisa
mencakup spesifikasi penggerak utama.
5.6.3. Standard IEC

a. IEC 60953-1 Ed. 1.0 b:1990

Aturan untuk uji penerimaan turbin uap termal (Rules for steam
turbine thermal acceptance tests).

Part 1: Method A – Akurasi tinggi untuk turbin uap kondensasi


yang besar

Menentukan pengujian sangat akurat pada turbin untk memperoleh


tingkat kinerja dengan ketidak-pastian pengukuran yang minimum.

Menetapkan aturan yang seragam untuk persiapan dan pelaksanaan


suatu evaluasi uji penerimaan (acceptance tests). Juga menentukan
kondisi pada keadaan bagaimana uji penerimaan harus dilakukan.
Biaya pelaksanaan metoda uji ini secara umum akan dilakukan secara
ekonomis untuk turbin besar.
b IEC 60953-2 Ed. 1.0 b:1990

Aturan untuk uji penerimaan turbin uap termal.

Part 2: Method B – Akurasi rentang lebar (wide range) untuk


turbin uap berbagai jenis dan ukuran

Menyediakan aturan untuk uji penerimaan turbin uap berbagai jenis


dan ukuran dengan ketidak-pastian pengukuran yang cukup
memadai.

Hanya bagian yang relevan dari aturan-aturan ini yang yang akan
diterapkan pada Setiap hal inividu yang ada. Ketidak-pastian
pengukuran yang dihasilkan dari hasil uji ditentukan dengan
kalkulasi metoda yang disajikan dalam standar ini
c. IEC 60953-3 Ed. 1.0 b:2001

Aturan untuk uji penerimaan turbin uap termal.

Part 3: Uji verifikasi kinerja termal turbin uap retrofit

"Ini bagian dari, disebut juga "retrofit code" (RC), merupakan


kode/aturan retrofit tambahan untuk uji verifikasi termal turbin
retrofit."
d. IEC 61064 Ed. 1.0 b:1991

Uji penerimaan (acceptance tests) untuk sistem kontrol


putaran turbin uap

Berisi rekomendasi untuk melakukan uji sistem kontrol putaran


turbin uap. Digunakan terutama sekali pada turbin uap putaran
tetap, namun bias juga digunakan jika cocok untuk turbin jenis
lainnya. Tujuan uji yang dijelaskan pada publikasi ini adalha untuk
memverifikasi kriteria yang dijamin oleh pabrikan dan untuk
mencek kesesuaiannya (compliance) dengan IEC 60045-1.
e. IEC/TS 61370 Ed. 1.0 b: 2002

Turbin uap – kemurnian uap

Menjelaskan pentingnya karakteristik kimia uap yang dialirkan ke turbin


uap dan perlunya mencegah korosi dan deposit di ruang uap, untuk
mengurangi resiko rusak korosi turbin atau rugi efisiensi atau output.
Dapat diterapkan pada turbin untuk semua rentang output elektrikal dan
Setiap kondisi uap keluar, misalnya kondensasi atau backpressure.
Didesain untuk pembangkit baru, namun dapat juga disesuaikan untuk
digunakan pada pembangkit yang sudah ada. Batasan yang dijelaskan
pada spesifikasi ini adalah spesifikasi yang didesain untuk memproteksi
turbin uap. Spesifikasi dapat diterapkan pada turbin uap yang
digerakkan berbagai sumber energi, kecuali panas bumi dimana turbin
langsung dicatu oleh uap dari bumi (geothermal).
Soal post-test

1. Apa yang dimaksud dengan tara kalor pembangkit


(plant heat rate)? Apa perlunya?
2. Apa yang dimaksud dengan efisiensi silinder turbin?
Bagaimana bedanya dengan efisiensi turbo-generator?
3. Parameter apa yang harus dimonitor untuk
mengevaluasi efisiensi turbin?
4. Apa yang diperlukan untuk untuk mengakses kinerja
turbin?
1. Parameter turbin uap back pressure adalah sebagai
berikut:
Inlet Steam : P =16 kg/cm2, T=310°C, Q = 9000kg/hr

Outlet Steam:P = 5.0 kg/cm2, T=235°C, Q = 9000kg/h

Hitunglah efisiensi silinder turbin?

2. Jelaskan kenapa heat rate untuk turbin back


pressure lebih besar daripada turbin kondensasi.

3. Jelaskan metodologi evaluasi kinerja turbin uap.


Any Question ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai