Anda di halaman 1dari 18

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
PLACENTA PREVIA, SOLUSIO PLASENTA DAN
GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
Dosen Pengampu: Hj. Noorhayati Maslani, S.Pd, S.Si.T, M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
DEWI SARTIKA P07124117138
NUR ANNISA P07124117159
WIDYA ASTUTI P07124117176
A. PLASENTA PREVIA
1. Pengertian
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir (ostium uteri
internum) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggul (PAP)
atau menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di corpus
uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
2. Klasifikasi plasenta previa
a. Plasenta previa totalis
b. Plasenta previa parsialis
c. Plasenta previa marginalis
d. Plasenta previa letak rendah
3. Faktor resiko plasenta previa
a. Usia >35 tahun atau <20 tahun
b. Paritas
c. Riwayat pembedahan rahim
d. Jarak persalinan yang dekat < 2 tahun
e. Hipoplasia endometrium
f. Korpus luteum bereaksi lambat
4. Patofisiologi plasenta previa
Perdarahan antepartumdiasebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada trimester ketiga
karena pada saat itu segmen bawah rahim lebih mengalami perubahan karena berkaitan dengan
semakin tuanya kehamilan.
5. Penanganan plasenta previa
Perdarahan dalam trimester dua atau trimester tiga harus
dirawat di rumah sakit. Pasien diminta baring dan dikalukan
pemeriksaan darah lengkap termasuk golongan darah dan
faktor rh.Pada kehamilan 24 minggu sampai 34 minggu
diberikan steroid dalam perawatan antenatal untuk
perawatan paru janin.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RSUD DR.H.MOH.ANSARI SALEH BANJARMASIN 
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018
Jam : 08.30 Wita
Identitas
    Istri Suami
Nama Ny. I Tn. B
Umur 34 tahun 37 tahun
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Sungai Andai
Prolog
Pada tanggal 10 september 2018 jam 10.55, ibu hamil anak ketiga dengan usia
kehamilan 37 minggu dengan keluhan perdarahan berupa flek merah kecoklatan dari
jalan lahir sejak jam 03.00 WIB, tidak disertai nyeri perut, rasa sakit atau mules,
tidak ada riwayat jatuh sebelumnya dan tidak melakukan hubungan seksual dalam 1
minggu terakhir. Ini merupakan perdarahan yag pertama kali, sebelumnya ibu pernah
di USG di dokter spog pada tanggal 9 september 2018 dengan hasil dikatakan bahwa
kehamilan dengan plasenta letak rendah. HPHT: 02 februari 2018, TP: 09 oktober
2018. 
Subjektif
Ibu mengeluhkan keluar darah berupa flek merah kecoklatan dari jalan lahir sejak
sehari yang lalu, tidak disertai nyeri, sakit atau mules, tidak ada riwayat jatuh, dan
tidak melakukan hubungan seksual dalam 1 minggu terakhir.
 
Objektif
Keadaan umum baik, ibu terlihat cemas. TD:110/80 mmhg, N: 88x/menit, T: 36,7˚C, R: 20x/menit,
BB: 66 kg, TB: 163 cm, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, lidah
merah muda, gigi tidak karies, wajah tidak odem, tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid, payudara simetris dan tidak ada benjolan abnormal, putting susu menonjol, pemeriksaan
palpasi TFU 3 jari dibawah prx, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP (4/5).
DJJ 150x/menit, his (-). ada keluar darah pervaginam sedikit berupa flek kecoklatan. Hasil USG
pukul 08.00 WIB: bayi dalam keadaan baik dan plasenta berada di segmen bawah rahim.
 Analisa
G3P2A0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup intra uterin dengan plasenta previa.
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik tetapi ibu
mengalami kehamilan dengan plasenta previa (plasenta yang menempel di bagian bawah rahim)
sehingga ibu harus mendapatkan perawatan khusus (istirahat total) dan terapi lebih lanjut. Ibu
mengerti
2. Menjelaskan pada ibu bahwa perdarahan yang keluar berupa flek kecoklatan dari jalan lahir
disebabkan oleh plasenta yang menempel di bagian bawah rahim karena serabut otot yang berada
dibagian bawah dinding rahim tidak mampu berkontraksi seperti pada plasenta letak normal. Ibu
mengerti
3. Memberikan KIE
• Menganjurkan ibu untuk istirahat total dan lebih sering berbaring miring kiri saat tidur untuk
memberikan oksigenisasi penuh ke janinnya.
• Menyarankan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama daerah kewanitaan agar tidak
mudah terkena infeksi dengan cara menggunakan pakaian dalam yang bersih dan menggantinya
apabila kotor.
• Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dengan mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan selanjutnya dan atas anjuran dokter, ibu disarankan
untuk SC dikarenakan umur kehamilan sudah aterm dan bila dilakukan persalinan pervaginam
akan beresiko perdarahan. Ibu dan keluarga setuju
5. Memberikan ibu informed consent untuk dilakukan tindakan SC. Ibu setuju untuk dilakukan
tindakan SC dan sudah mengisi form untuk tindakan
6. Memberikan penjelasan pada ibu tentang persiapan persalinan dengan SC yaitu:
• Sebelum operasi ibu harus puasa (tidak makan dan minum
• Membersihkan/mencukur daerah perut ibu yang akan dioperasi
• Memberitahukan kepada suami dan keluarga untuk melengkapi semua keperluan untuk ibu dan
bayi yang akan dilahirkan, keperluan administrasi dan persetujuan tindakan.
• Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan dan support moral kepada ibu
dalam menjalani persalinan.
B. SOLUSIO PLASENTA
1. Pengertian
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta (organ yang memberi nutrisi kepada janin) dari tempat perlekatannya di dinding
uterus (rahim) sebelum bayi dilahirkan.
2. Klasifikasi
a. Solusio plasenta parsialis
b. Solusio plasenta totalis
c. Prolapsus plasenta
3. Etiologi
d. Faktor kardio-reno-vaskuler
e. Faktor trauma
f. Faktor paritas ibu
g. Faktor usia ibu
h. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
i. Faktor penggunaan kokain
j. Faktor kebiasaan merokok
k. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
3. Klasifikasi
a. Solusio plasenta ringan
b. Solusio plasenta sedang
c. Solusio plasenta berat
4. Diagnosis
d. Anamnesis
e. Inspeksi
f. Palpasi
g. Auskultasi
h. Pemeriksaan dalam
i. Pemeriksaan dalam
j. Pemeriksaan umum
k. Pemeriksaan laboratorium
l. Pemeriksaan plasenta
m. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RSUD DR.H.MOH.ANSARI SALEH BANJARMASIN
 Pengkajian
Hari/tanggal : minggu, 21 januari 2018
Jam : 08.30 wita
 Identitas

  Istri Suami
Nama Ny. A Tn. S
Umur 30 tahun 33 tahun
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Belitung
Prolog
Pada tanggal 20 januari 2018 jam 13.55, ibu hamil anak kedua dengan usia kehamilan 36 minggu
dengan keluhan perut terasa tegang terus-menerus, keluar darah merah kehitam-hitaman dari
vagina sejak jam 11.00 wit. Tidak ada riwayat jatuh sebelumnya dan tidak melakukan hubungan
seksual dalam 1 minggu terakhir. Ini merupakan perdarahan yag pertama kali. HPHT: 11 mei 2017,
TP: 18 februari 2018.
Subjektif
Ibu mengeluhkan keluar darah merah kehitam-hitaman dari jalan lahir.
Objektif
Keadaan umum lemah, ibu terlihat cemas. TD:140/90 mmhg, N: 88x/menit, T: 36,7˚C, R:
20x/menit, BB: 66 kg, TB: 163 cm, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat,
lidah merah muda, gigi tidak karies, wajah tidak odem, tidak ada pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid, payudara simetris dan tidak ada benjolan abnormal, putting susu menonjol,
pemeriksaan palpasi TFU 3 jari dibawah prx, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk
PAP (4/5). DJJ 150x/menit, his 2x/10’/20” kekuatan lemah. Ada keluar darah pervaginam sedikit
berupa merah kehitam-hitaman. Hasil USG placenta sedikit lepas dari endometrium.
Analisa
G2P1A0 hamil 36 minggu janin tunggal hidup intra uterin dengan solusio plasenta.
 Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami kehamilan dengan
solusio plasenta (plasenta yang lepas sebelum waktunya) sehingga ibu harus mendapatkan
perawatan khusus (istirahat total) dan terapi lebih lanjut. Ibu mengerti
2. Menjelaskan pada ibu bahwa perdarahan yang keluar merah kehitam-hitaman dari jalan lahir
disebabkan oleh plasenta yang sedikit lepas di bagian endometrium. Ibu mengerti
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi yaitu: infus NS/RL. Serta
memberikan transfusi darah segar untuk memperbaiki faktor pembekuan akibat koagulapati.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan selanjutnya dan atas anjuran dokter, ibu
disarankan untuk sc dikarenakan umur kehamilan sudah aterm dan bila dilakukan persalinan
pervaginam akan beresiko perdarahan. Ibu dan keluarga setuju
5. Memberikan ibu informed consent untuk dilakukan tindakan SC. Ibu setuju
untuk dilakukan tindakan SC dan sudah mengisi form untuk tindakan
6. Memberikan penjelasan pada ibu tentang persiapan persalinan dengan SC yaitu:
a. Sebelum operasi ibu harus puasa (tidak makan dan minum)
b. Membersihkan/mencukur daerah perut ibu yang akan dioperasi
c. Memberitahukan kepada suami dan keluarga untuk melengkapi semua keperluan
untuk ibu dan bayi yang akan dilahirkan, keperluan administrasi dan persetujuan
tindakan.
d. Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan dan support
moral kepada ibu dalam menjalani persalinan.
C. GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH PADA
KEHAMILAN
1. Pengertian

Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah pendarahan yang terjadi karena adanya
kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir.
2. Penyebab

Penyebab lain terjadinya perdarahan pada trimester III adalah adanya gangguan pembekuan darah.
Pada saat terjadi perdarahan, maka secara normal dalam tubuh terjadi proses keseimbangan
(homeostatis) dan fibrinolysis. System homeostatis berfungsi menghentikan aliran darah dari
pembuluh darah yang cidera, sebagian melalui pembentukan benang-benang fibrin yang tidak larut.
3. Macam-macam gangguan pembekuan darah
a. Gangguan pembekuan normal
b. Gangguan pembekuan lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai