Anda di halaman 1dari 14

MATEMATIKA

GEODESI
Aplikasi Pengamatan Azimuth Matahari dalam
Survei Pemetaan

TEKNIK GEODESI UNDIP


2013
PENDAHULUAN

 Azimuth matahari pada dasarnya digunakan untuk menentukan arah


atau orientasi.
 Dalam hal ini arah atau orientasi sangat penting artinya bagi pemetaan.
Bayangkan jika dalam peta tidak ada penunjuk arahnya, misal : arah
utara.
 Lalu mengapa menggunakan matahari (benda langit) sebagai
acuannya ?
 Dalam hal ini untuk pemetaan skala besar yang membuthkan ketelitian
tinggi, oleh karena itu Azimuth yang digunakan menggunakan matahari
(benda langit) sebagai acuannya.

Page  2
PENDAHULUAN

 Pernahkah anda melihat Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)?


 Dalam Peta RBI, pada bagian pojok kiri bawah, selalu menampilkan
selisih antara arah utara sebenarnya dengan arah utara magnetik yang
digunakan sehari – hari. Seperti pada gambar berikut.

Page  3
PENDAHULUAN
 Pernahkah anda mendengar tentang satelit GPS ?
 GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinu di seluruh dunia tanpa
tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan.
Pada saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di
seluruh dunia termasuk di Indonesia. (Badan Standardisasi Nasional
(BSN), 2002)

Page  4 Satelit GPS Receiver GPS


APLIKASI PENGAMATAN AZIMUTH MATAHARI

US
UM
Keterangan :
• US : Utara mendekati
sebenarnya
• UM : Utara magnetik
M • AM : Azimuth matahari
AM • SH : Sudut horisontal antara
matahari titik 1 dan 2
• A12 : Azimuth titik 1 ke titik 2
Titik A12
Pengamatan

SH A12 = AM + SH
Titik 1

Titik 2

Page  5
CONTOH KASUS
 Dilakukan pengamatan Azimuth matahari pada posisi 07° 03’ 02”
LS. Pada tanggal 2 November 2016. dari hasil pengamatan
diperoleh :
a. Pukul 06.46.15 pagi, dibidik tepi atas matahari, diperoleh
sudut biasa (V) 27° 34’ 48”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 34’
32”
b. Pukul 06.52.23 pagi, dibidik tepi atas matahari, diperoleh
sudut Luar biasa 27° 46’ 39”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 32’
28”
c. Pukul 15.32.23 sore, dibidik tepi atas matahari, diperoleh
sudut biasa 28° 05’ 21”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 36’ 34”
d. Pukul 15.44.18 sore, dibidik tepi atas matahari, diperoleh
sudut Luar biasa 28° 09’ 15”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 34’
26”
Page  6
TEKNIK GEODESI UNDIP 2013
CONTOH KASUS
 Tentukan Azimuth dari titik pengamatan ke titik 2 dari
pengamatan Azimuth matahari !

 Data :
 Deklinasi matahari diperoleh :
1. Pada tanggal 2 November 2016 pukul 00.00 adalah : (-
15° 07’ 29”)
2. Pada tanggal 3 November 2016 pukul 00.00 adalah : (-
15° 39’ 12”)

Page  7
TEKNIK GEODESI UNDIP 2013
PENYELESAIAN
 Untuk mendapatkan deklinasi pada jam yang diharapkan
maka :
1. Pada pukul 06.46.15 :
6,770833
d 06.46.15  x(19,05333  18,80806)  (18,80806) 
24,000000
= -18° 52’ 39”
2. Pada pukul 06.52.23 :
6,873056
d 06.52.23   x(19,05333  18,80806)  (18,80806) 
24,000000

= -18° 52’ 42”


Page  8
TEKNIK GEODESI UNDIP 2013
PENYELESAIAN
 Untuk mendapatkan deklinasi pada jam yang diharapkan
maka :
3. Pada pukul 15.32.23 :
15,53972
d15.32.23   x(19,05333  18,80806)  (18,80806) 
24,000000

= -18° 58’ 01”


4. Pada pukul 15.44.18 :
15,73833
d15.44.18   x(19,05333  18,80806)  (18,80806) 
24,000000

= -18° 58’ 08”


Page  9
TEKNIK GEODESI UNDIP 2013
PENYELESAIAN
 Menghitung tinggi matahari terkoreksi
Posisi B LB B LB
teropong (Pengamat (Pengamat (Pengamat (Pengamat
an pagi) an pagi) an sore) an sore)
Tinggi 27°34’ 48” 27° 46’ 39” 28°05’21” 28°09’15”
matahari
(hu)

Koreksi - - - -
refraksi (r)
Koreksi + + + +
paralaks (p)
Koreksi ½ d - - + +
Tinggi 27°34’ 48” 27° 46’ 39” 28°05’21” 28°09’15”
matahari -r+p– - r + p – 16’ - r + p + 16’ - r + p + 16’
terkoreksi 16’
(huk)
Page  10
PENYELESAIAN
 Menghitung Azimuth matahari
Posisi B LB B LB
teropong (Pengamat (Pengamat (Pengamat (Pengamat
an pagi) an pagi) an sore) an sore)
Tinggi 27°15’ 4,6” 27° 26’ 56” 27° 47’ 40” 27°51’34,4”
matahari
terkoreksi
(huk)

Lintang - - - -
pengamat
(L)
Deklinasi - - - -
matahari (d)
Azimuth
matahari
(Am)

Page  11
PENYELESAIAN
 Menghitung Azimuth dari titik pengamatan ke titik 2

Posisi B LB B LB
teropong (Pengamat (Pengamat (Pengamat (Pengamat
an pagi) an pagi) an sore) an sore)
Azimuth
matahari
(Am)

Sudut
horisontal
(SH)
Azimuth 12
(A12)

Page  12
LATIHAN
 Dilakukan pengamatan Azimuth matahari pada posisi 06° 35’ 45”
LS. Pada tanggal XX November 2004. dari hasil pengamatan
diperoleh :
a. Pukul 06.46.15 pagi, dibidik tepi atas matahari, diperoleh sudut
biasa (V) 27° 34’ 48”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 34’ 32”
b. Pukul 06.52.23 pagi, dibidik tepi atas matahari, diperoleh sudut
Luar biasa 27° 46’ 39”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 32’ 28”
c. Pukul 15.32.23 sore, dibidik tepi atas matahari, diperoleh sudut
biasa 28° 05’ 21”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 36’ 34”
d. Pukul 15.44.18 sore, dibidik tepi atas matahari, diperoleh sudut
Luar biasa 28° 09’ 15”. Dibidik titik 2, diperoleh (H) 48° 34’ 26”

Page  13
LATIHAN
 Tanggal pengamtan diganti dengan 2 digit terakhir NIM
anda. Jika NIM anda lebih dari 30 maka dikurangkan
dengan 30, jika NIM anda lebih dari 60 maka dikurangkan
dengan 60, jika NIM anda lebih dari 90 maka dikurangkan
dengan 90.
 Tentukan Azimuth dari titik pengamatan ke titik 2 dari
pengamatan Azimuth matahari !

 Data :
 Deklinasi matahari dapat diperoleh :
http://www.satellite-calculations.com/Satellite/suncalc.htm

Page  14
TEKNIK GEODESI UNDIP 2013

Anda mungkin juga menyukai