ANEMIA
Nama : Vincent Alexander
2. Anemia Megaloblastik
Anemia makrositik yang ditandai dengan peningkatan ukuran sel darah
merah yang disebabkan oleh hematopoiesis yang abnormal dengan
karakteristik dismaturasi nucleus. Sel terutama yang terkana adalah
sel yang pertukarannya (turn over) cepat, terutama precursor
hematopoetik dan sel epitel gastro-intestinal.
Etiologi
A. Defisiensi asam folat
• Nutrisi dan asupan yang kurang
• Gangguan absorpsi (kongenital dan didapat)
• Gangguan metabolism asam folat (kongenital dan didapat)
• Peningkatan ekskresi: dialysis kronis, penyakit hati, penyakit jantung
B. Defisiensi vitamin B12
• Nutrisi dan asupan yang kurang
• Gangguan absorpsi: kegagalan sekresi faktor intrinsic, kegagalan absorpsi di
usus kecil
• Gangguan transport vitamin B12 (kongenital dan didapat)
• Gangguan metabolism vitamin B12
C. Lain-lain:
• Gangguan sintesis DNA kongenital
• Gangguan sintesis DNA didapat
PATOFISIOLOGI
Jalur metabolisme asam folat dan vitamin B12 dalam sintesis DNA
ISI
3. Anemia Hemolitik
Kerusakan sel eritrosit yang lebih awal. Bila tingkat kerusakan lebih
cepat dari kapasitas sumsum tulang yang memproduksi sel eritrosit
maka akan menimbulkan anemia.
A. Anemia Hemolitik Autoimun
B. Anemia Hemolitik Defek Membran
(i). Sferositosis Herediter
(ii). Eliptositosis Herediter
ISI
1.
History Taking
- Gejala anemia (Akut vs. Kronis)
- Tingkat keparahan gejala serebral dan peredaran darah relatif terhadap tingkat keparahan
anemia.
- Kemungkinan kehilangan darah kronis (GI, Ginekologi).
- Adanya gejala neurologis
- Terapi anemia sebelumnya.
- Penggunaan obat lain dan paparan racun.
- Riwayat diet.
- Riwayat keluarga.
- Riwayat sosial
- Penyakit yang mendasari
- Pengaruh gejala (Quality of Life)
Diagnosis Anemia
Tes spesifik:
- Pemeriksaan kadar besi (ferritin, profil besi).
- Kadar Vitamin B12 and Folate.
- Elektroforesis Hemoglobin
- Tes Fungsi Ginjal
- Tes Fungsi Hati
- Pemeriksaan sumsum tulang
Kriteria Diagnosis ADB menurut WHO
2-5 tahun (balita) 1 mg/KgBB/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap hari
>5-12 (usia sekolah) 1 mg/KgBB/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap hari
12-18 tahun (remaja) 60 mg/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap hari
Tatalaksana
Anemia Megaloblastik:
Dosis asam folat -> 0.5-1 mg/hari peroral atau parenteral
Pencegahan anemia pada bayi premature BB< 1500gram -> as. Folat profilasksis 1
mg/hari
Pencegahan defek tabung saraf -> 400ug/hari pada ibu hamil
Dosis vitamin B12 -> 1 mg parenteral, biasanya terjadi retikulosis hari ke 2-4
Tatalaksana
Anemia Hemolitik:
Kortikosteroid (Prednison) dosis 2 mg/kg/BB hari, bila telah terjadi perbaikan dilakukan
pengurangan dosis
Transfusi darah
Agen EPO -> meningkatkan kadar Hb dan menurunkan kebutuhan transfuse
Agen Stimulasi Eritropoietin (ESAs) -> penyakit ginjal, kanker, artritis rematoid, HIV
dan gagal jantung.
KESIMPULAN
Anemia adalah berkurangnya nilai Hb dari batas normal sesuai usianya. Gejala seperti anoreksia
akan mulai tampak jelas. Untuk menegakkan diagnosis hal yang dapat dilakukan adalah
menanamnesis, melakukan pemeriksaan fisik dan melaksanakan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ada pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan apus
sumsum tulang, gambaran morfologi darah tepi dan lain-lain. Penatalaksanaan anemia bergantung
pada faktor penyebabnya jika anemia akibat defisiensi besi dapat diberikan zat besi secara oral
maupun parenteral, apabila disebabkan oleh defisiensi asam folat atau vitamin B12 maka dapat
diberikan asam folat maupun vitamin B12. Pada anemia hemolitik dapat diberikan kortikosteroid,
cangkok sum-sum tulang jika ada indikasi.