Anda di halaman 1dari 17

Referat

LOW BACK PAIN


(NYERI PUNGGUNG BAWAH)

Oleh :
Dorratun Rezky, S. Ked
NIM :
71 2018 042

Pembimbing :
Dr. Rizal Daulay, Sp. OT MARS
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
nyeri atau rasa tidak nyaman
BELAKANG
LBP yang terletak dibawah costae
? ke 12
sampai otot gluteus dengan
atau
tanpa nyeri menjalar pada
kaki
Low back pain (LBP)
 populasi orang dewasa, hingga 84%.
 populasi orang dewasa AS 10-30%.
 di alami pada usia 35-55 tahun, dengan
kejadian
Di Jatinangor  laki-laki >
yang tertinggi pada dekade ketiga
perempuan
Di RSMH  laki-laki > perempuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
NYERI
Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap
kenyataan bahwa
sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan
KLASIFIKASI
Penilaian dan
1. Lokasi Pengukuran
Anatomi Nyeri
2. Lamanya
Diderita 1. VAS
3. Identitas 2. VRS
4. Patofisiologi
5. Penyebab
NYERI PUNGGUNG BAWAH
suatu sindroma klinis dengan manifestasi
berupa rasa nyeri dan tidak nyaman di
daerah belakang tubuh dengan batas
tulang costae 12 hingga lipatan glutea
dengan atau tanpa disertai penjalaran ke
tungkai.
Anatomi Tulang
Belakang
FAKTOR
ETIOLOGI
RESIKO
1. Nyeri Punggung Karena Trauma
2. Nyeri Punggung Akibat Proses
Degeneratif
3. Nyeri Punggung Akibat Penyakit 1. Usia
Inflamasi
2. Pekerjaa
4. Nyeri Akibat Gangguan
Metabolisme n
5. Nyeri Akibat Neoplasma 3. Rokok
6. Nyeri Punggung Karena Pengaruh
Gaya Berat
KLASIFIKASI NYERI PUNGGUN
G BAWAH
PENYEBAB WAKTU
1. Nyeri Punggung 1. akut (±12 minggu),
Spondylogenik 2. subakut (6-12 minggu),
2. Nyeri Punggung 3. kronik (>12 minggu)
Neurogenik
3. Nyeri Punggung
Viscerogenik
4. Nyeri Punggung
Psikogenik
DIAGNOSIS
ANAMNESI
1. Nyeri sepanjang tulang
S belakang, dari
pangkal leher sampai tulang ekor.
2. Nyeri tajam terlokalisasi di leher, punggung 1. onset/waktu timbulnya bertahap,
atas atau punggung bawah terutama setelah 2. nyeri difus (setempat) sepanjang
mengangkat benda berat atau terlibat
punggung bawah,
dalam aktivitas berat lainnya.
3. Sakit kronis dibagian punggung tengah atau
3. tenderness pada otot-otot
punggung bawah, terutama setelah duduk punggung bawah,
atau berdiri dalam waktu yang lama. 4. tanda-tanda gangguan neurologis
4. Nyeri punggung menjalar sampai ke pantat, tidak ada
dibagian belakang paha, ke betis dan kaki.
5. Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa
rasa sakit atau kejang otot di punggung
bawah.
DIAGNOSIS PEMERIKSAA
1. Inspeksi N FISIK
ditemukan antalgic gait (cara berjalan seperti
orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak
bisa duduk lama. Inspeksi daerah punggung.
Perhatikan jika ada lurus tidaknya, lordosis, ada
tidak jalur spasme otot para vertebral,
deformitas, kifosis, gibus.
 
2. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada
tidaknya nyeri tekan pada salah satu procesus
spinosus, atau gibus/ deformitas kecil dapat
teraba pada palpasi atau adanya spasme otot
para vertebra).
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

LABORATORIUM RADIOLOGIS
laju endap darah (LED) dan morfologi darah
tepi (penting untuk mengidentifikasi infeksi
Dapat berupa foto rontgen, CT Scan,
atau myeloma), kalsium, fosfor, asam urat,
alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen spesifik MRI, dan Mielografi atau CT
prostat (jika ada kecurigaan metastasis Mielografi.
karsinoma prostat), elektroforesis protein serum
(protein myeloma), dalam kasus khusus, dapat
diperisa tes tuberculin atau tes brucella, tes
faktor rheumatoid, dan penggolongan HLA (jika
curiga adanya ankylosing spondylitis).12
PENATALAKSANAAN NYERI PUN
GGUNG BAWAH
FARMAKO
1.
LOGIS
Pemberian Analgesik
2. Pemberian NSAID
3. Pemberian Opioid
4. Obat relaksan otot.

Penggunaan Acetaminophen terkadang dianjurkan untuk mengatasi nyeri.


Jika terdapat peradangan maka dapat digunakan obat NSAID. Jika keduanya
tidak dapat mengatasi nyeri yang ada, maka dapat digunakan obat
golongan Opioid.
Pemakaian relaksan otot seperti cyclobenzaprine, diazepam, atau
methocarbamol, terkadang diperlukan untuk mengatasi spasme otot,
(kontroversial). Obat obat ini tidak danjurkan oleh orang tua,karena lebih
PENATALAKSANAAN NYERI PUN
GGUNG BAWAH
NON-
FARMAKOLOGIS
1. Tirah baring
2. Terapi Akupuntur
3. Terapi fisik dingin (masase es) atau panas (mandi dengan
air hangat) dapat mengurangi nyeri dan spasme.
4. Fisioterapi: diatermi, Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS), traksi lumbal, dan exercise.
PROGNOSIS
Prognosis LBP baik pada tipe mekanik.
Setelah 1 bulan pengobatan,
• 35% pasien dilaporkan membaik,
• dan 85% pasien membaik setelah 3
bulan.

Dilaporkan tingkat kekambuhan LBP


mencapai 62% pada tahun pertama.
Setelah 2 tahun, 80% pasien setidaknya
mengalami satu kali kekambuhan
BAB III
KESIMPULAN
end

TERIMA KASIH
-Alhamdulillah-

Insert Your Image

Anda mungkin juga menyukai