Anda di halaman 1dari 15

BELL’S PALSY

Dr. Chenny A.W, SpS


PENDAHULUAN
Pertama kali dideskripsikan oleh Charles Bell
(Scottish Anatomist, 1821)
Bell’s Palsy  kelainan n. VII tipe perifer
idiopatik & merupakan penyebab terbanyak
lesi n. VII unilateral
Dapat mengenai semua jenis kelamin dan
usia
(♂=♀), jarang terjadi < 15 thn / > 60 thn.
Prevalensi sekitar 23/100.000 penduduk &
diperkirakan me↑ pada pasien DM, HPT
serta hamil masa perinatal
PATOFISIOLOGI
Diperkirakan idiopatik
Namun, sebenarnya kurang tepat karena beberapa studi
mengkaitkan dengan adanya infeksi herpes simplek virus
(HSV)-1
Pada autopsi kasus ini  HSV-1 dapat diisolasi dari
ganglion genikulatum serta terdeteksi pada cairan
endoneurium
Pada sindrom Ramsay Hunt dapat diisolasi virus
Varicella-zoster
Pada Bell’s palsy terjadi inflamasi yang menyebabkan
demielinisasi segmental bahkan dapat terjadi
kerusakan aksonal sehingga terjadi kelainan n. VII
tipe perifer yang mencapai maksimal dalam 48-72 jam
pasca onset
Abnormalitas dapat terjadi pada lokasi sepanjang
perjalanan n. VII sejak keluar dari inti n. VII di pons
hingga serabut terminalnya yang menginervasi
efektor
Lokasi lesi terbanyak : di bagian proksimal kanalis
fasialis yang merupakan tempat tersempit (memiliki
diameter hanya sekitar 0,66 mm)
GEJALA KLINIS

1-2 hari sebelum onset


 dapat muncul gejala
nyeri pada area
belakang aurikular
n. VII MEMILIKI BAGIAN MOTORIK & SENSORIK,
MAKA GANGGUAN DAPAT BERUPA:

Kelumpuhan otot fasialis ipsilateral


(m. Frontalis, orbikularis oculi, bucinator, orbicularis
oris dan platisma)
Pe ↓ lakrimasi ipsilateral

Hiperakusis ipsilateral (m. Stapedius)

Pe ↓ salivasi ipsilateral pada 2/3 anterior lidah


(rasa manis, asam dan asin)
Pada beberapa kasus  dapat disertai hipestesi pada
satu/lebih cabang n. trigeminal
DERAJAT KELUMPUHAN N. VII
SISTEM GRADING HOUSE-BRACKMANN
DIAGNOSIS & PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dx  ditegakkan secara klinis
MRI + kontras  penyangatan n. VII (+) menunjukkan adanya
inflamasi
CSS  pe ↑ ringan limfosit & monosit
Pemeriksaan Elektrofisiologi: refleks kedip (Blink Reflex)
untuk menentukan topis kerusakan n. VII
Pemeriksaan dilakukan setelah onset 14 hari
 o.k pada < 14 hari pasca onset masih terjadi kerusakan
n. VII, sehingga belum dapat diperkirakan derajat
kerusakan akhirnya.
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit lyme
Otitis media
Sindrom Ramsay Hunt
Sarkoidosis
SGB
Tumor kelenjar parotis
Multiple sklerosis
Stroke
Tumor
TERAPI
Glukokortikoid oral: Prednison 40-60 mg / hari selama 10 hari
dengan penurunan dosis bertahap
Jika diduga infeksi virus sebagai etiologinya  ditambahkan
anti viral dalam waktu 72 jam sejak onset :
asiklovir 400 mg 5x/hari selama 7 hari /
 valasiklovir 1 g 3x/hari selama 7 hari

Untuk mencegah keratitis paparan akibat lagopthalmus 


diberikan air mata buatan, pelindung mata & penutupan mata
secara mekanik saat tidur
KOMPLIKASI
Pada kasus degenerasi aksonal berat, dapat terjadi
inervasi aberan sehingga menimbulkan sinkinesis
Sinkinesis adalah reinervasi serabut saraf pada organ
efektor yang bukan organ efektor sebenarnya. Terdapat
fenomena air mata buaya (crocodile tears)  terjadi
lakrimasi ipsilateral pada saat mengunyah
Sindrom Marin-Amat yaitu penutupan kelopak mata
ipsilateral saat membuka rahang
PROGNOSIS
70% pasien mengalami perbaikan dalam 1-2 bulan
85% diantaranya mengalami perbaikan penuh
Prognosis baik  jika ada perbaikan motorik pd hari
ke-5/7
Prognosis buruk  jika ada tanda denervasi pada
pemeriksaan elektrofisiologi setelah hari ke 10

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai