Anda di halaman 1dari 37

PENYAKIT TROPIS PADA ANAK

(Morbili, Varicela, Herpes zooster, dan Mumps)

Pembimbing : dr. Novy Handayani, Sp.A

Nabilla Chusnah 112018133


• Penyakit tropis merupakan penyakit yang menjangkit pada area tropis

DEFINISI •

Penyakit ini meliputi penyakit menular maupun tidak menular
Penyakit infeksi dan non infeksi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Lingkungan fisik meliputi:


• Keadaan geografis
• Kelembaban udara
• Temperatur
• Lingkungan tempat
tinggal
Lingkungan non fisik, meliputi:

LINGKUNGAN • Sosial

Hal yang perlu diperhatikan tentang host meliputi: • Budaya


• Ekonomi
• Karakteristik
• Politik
• gizi atau daya tahan
• pertahanan tubuh
• kesehatan pribadi
• gejala dan tanda penyakit HOST AGEN
• pengobatan
MEKANISME PENULARAN
Kontak Langsung
Udara
Makanan dan Minuman
Vektor

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


Tindakan terpenting: memutus rantai penularan
(menghentikan kontak agen penyebab penyakit dengan host)

Menitikberatkan penanggulangan faktor resiko penyakit (lingkungan dan perilaku)


Morbili
(Campak, Rubeola, Measles)

P
• RNA virus
• genus Morbillivirus
tiologi • atogenesis
famili Paramyxoviridae.
 Masa inkubasi: 10 hari (8 - 12 hari)
ejala
 Stadium prodromal: 3 hari (kisaran 2-4 hari),
• demam dapat timbul gejala berupa malaise, coryza, konjungtivitis, dan batuk.
• Tanda patognomonik Koplik spots

 Stadium eksantem:
• timbul ruam makulopapular, penyebaran sentrifugal. Ruam ini dapat timbul selama 6-7 hari.
• Demam umumnya memuncak (≥ 40C) pada hari ke 2-3 setelah muncul ruam. Jika demam menetap
setelah hari ke-3 atau ke-4 umumnya mengindikasikan adanya komplikasi.

 Stadium penyembuhan(konvalesens):
• setelah 3-4 hari umumnya ruam berangsur menghilang sesuai dengan pola timbulnya.
• Ruam kulit menghilang dan berubah menjadi kecoklatan (menghilang dalam 7-10 hari).
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
demam, batuk, pilek, mata suhu badan tinggi (>38C), • Pemeriksaan darah (leukopenia
merah, dan ruam (timbul dari mata merah, dan limfositopenia).
belakang telinga sampai ke Ruam makulopapular • Pemeriksaan imunoglobulin M
seluruh tubuh.
(IgM) campak juga
DIAGNOSIS BANDING

Rubella (Campak Jerman) Roseola infantum


Gejala lebih ringan dan tanpa disertai gejala batuk ringan dan demam yang
batuk. mereda ketika ruam muncul.

Demam scarlet ( scarlet fever) Penyakit Kawasaki


gejala nyeri tenggorokan dan demam tanpa gejala demam tinggi, konjungtivitis, dan
konjungtivitis ataupun coryza. ruam, tetapi tidak disertai batuk dan
bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri
dan pembengkakan sendi yang tidak ada
pada campak.
TATALAKSANA
• Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif,
• tirah baring,
• antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis diberikan sampai setiap 4 jam),
Penyulit
3
• cairan yang cukup,
• suplemen nutrisi, dan
• vitaminA,
sebagai imunomodulator yang meningkatkan respons antibodi terhadap virus campak.
Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai berikut: Laringitis akut
› 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih „ Bronkopneumonia
› 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan „ Kejang demam
› 50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan „ Ensefalitis
Otitis media
• Dengan penyulit perlu di rawat di RS : Enteritis
› Bronkupneumonia : ampisilin + krolamfenicol Konjungtivitis
› Enteritis : cairan (i.v) mengatasi dehidrasi
› Otitis media (ok infeksi sekunder) : kotrimoksazole - primetropin

4
KOMPLIKASI

terjadi pada anak risiko tinggi pada berbagai organ tubuh


• Usia muda, terutama < 1 tahun • Saluran pernapasan: bronkopneumonia,
• Malnutrisi (marasmus atau kwasiorkor) laringotrakeobronkitis (croup)
• „„Saluran pencernaan: diare yang dapat
• Pemukiman padat penduduk yang lingkungannya
diikuti dengan dehidrasi
kotor
• „„ Telinga: otitis media
• „„Anak dengan gangguan imunitas, contohnya
pada anak terinfeksi HIV, malnutrisi, atau • „„ Susunan saraf pusat
keganasan, anak dengan defisiensi vitamin
• Mata: keratitis
• Sistemik:
septikemia karena infeksi bakteri sekunder
PROGNOSIS
• Campak merupakan self limited disease, namun
sangat infeksius.
• Mortalitas dan morbiditas meningkat pada penderita
PENCEGAHAN
dengan faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya
komplikasi.
• Di negara berkembang, kematian mencapai 1-3%, VAKSIN VAKSIN
dapat meningkat sampai 5-15% saat terjadi KLB CAMPAK MMR
campak.
• diberikan pada usia • diberikan pada usia 15
9 bulan. bulan, tidak perlu
vaaksinasi campak
• Selanjutnya, booster pada usia 2 tahun.
dapat diberikan
pada usia 2 tahun. • Selanjutnya, MMR
ulangan diberikan pada
usia 5-6 tahun.

KI: pada kondisi immunokompromais


Varicela
(Cacar Air, Chickenpox)

• virus varicella-zoster
tiologi (VZV)
1. VZV menular melalui :

P
• droplet, sekret saluran
pernapasan / lesi kulit yang basah
atogenesis • transmisi transplasental.
2. Infeksi dimulai dari :
• adhesi & invasi mukosa 
replikasi pada KGB regional
3. Masa inkubasi :
• Infeksi hingga timbul gejala
• 2x viremia
o Masa Inkubasi : 14-16 hari

o Fase prodomal (Kataral)


ejala - Demam, malaise, dan anoreksia dapat timbul 1 hari sebelum timbul ruam

o Fase erupsi
- Ruam muncul di muka dan kulit kepala → Menyebar ke badan dan ekstremitas
- Jarang di telapak kaki dan tangan
- Penyerbaran lesi Sentrifugal
- Perubahan lesi yang cepat :
Makula kemerahan  papula  vesikula  pustula  krusta
- Vesikel khas : superfisial, dinding tipis, seperti tetesan air, uk 2-3 mm bentuk bulat-elips sumbu
sejajar garis lipatan kulit
Pemeriksaan Penunjang

• Umumnya tidak diperlukan


• Tiga hari pertama leukopenia  leukositosis
• Tzanc smear  sel datia berinti banyak
• Serum antibody IgA & IgM terdeteksi hari 1-2
pasca ruam
• Pada anak sehat umumnya sembuh sendiri  simptomatik
• Lesi kulit lokal  lotio calamine, bedak salisilat 1-2 %
• Gatal  kompres dingin, mandi secara teratur, antihistamin
• Demam  antipiretik
• Infeksi sekunder  antibiotika topikal dan oral
Terapi
• Antivirus  acyclovir, valacyclovir, famcyclovir
medikamentosa
 >2 thn 20mg/kgBB 4-5x/hari- selama 5 hari
 >40kg 800mg/kgBB/hari selama 5 hari
TATALAKSANA

Terapi non-medikamentosa › Isolasi, Istirahat cukup,


› Asupan cairan adekuat
› Diet lunak
› Kuku dipotong pendek
› Kebersihan diri / lesi dijaga  mencegah infeksi sekunder.
› mandi dgn air dingin lebih sering dengan sabun  bersih, mengurangi rasa gatal.
› Pakaian : lembut, tidak melekat, bersih.
PENCEGAHAN
● Vaksin hidup yang di lemahkan diberikan dalam 2 dosis pada anak
● Dosis pertama : usia 12-15 bulan
● Dosis kedua : usia 4 – 6 tahun
PROFILAKSIS PASCA PAJANAN
Varicella-Zoster
Vaksin varicella
Imunoglobulin (VZIG)

Vaksin varicella : Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG)


direkomendasikan untuk :
 Direkomendasikan pada orang yang
terpapar varicella namun belum tahu • Mereka yang dikontraindikasikan mendapatkan vaksin
pasti apakah sudah mendapat kekebalan varicella
thd varicella
• Neonatus yang ibunya mengalami gejala varicella
 70%-100% efektif bila diberikan 3-5 dalam 5 hari sebelum hingga 2 hari setelah melahirkan
hari setelah paparan
• Pajanan pasca natal pada bayi prematur (usia gestasi
 Tidak efektif bila >5 hari paparan,
< 28 minggu atau berat lahir < 1000 gram)
tapi akan memproduksi imunitas bila
pasien tidak terinfeksi • Ibu hamil yang terpajan
• Pasien imunokompromais
KOMPLIKASI

● Infeksi sekunder bakteri pada lesi kulit oleh Stafilokokus aureus & Streptokokus
Beta Hemolitikus Grup A  impetigo, furunkel, selulitis, erisipelas, ganggren
● Infeksi lokal  jaringan parut
● Inveksi invasif : pneumonia, arthritis, osteomyelitis, fascilitis, sepsis
● Pasien imunokompromais : viremia hebat
● Bila VZV menjadi laten dan berdiam di ganglia saraf sensorik tanpa
menimbulkan manifestasi klinis  tereaktivasi  herpes zoster
PROGNOSIS

● Tingkat kematian tinggi pada pasien berusia >20tahun dan pasien immunokompromais
● Zoster umumnya pada anak merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self
limited disease) terutama anak.
● Jaringan parut lebih sering terjadi pada zoster akibat terkenanya lapisan kulit yang lebih
dalam
Herpes Zoster

● Reaktivasi virus

tiologi
varicella-zoster
(VZV) P
atogenesis

• Jika virus tidak hilang saat


viremia  menjadi laten dan
diam untuk beberapa waktu di
ganglion sensoris dorsalis.

• Antigen spesifik Limfosit T


penyebab utama virus
menjadi laten.

• Immunosupresi Sel T limfosit


mekanisme reaktivasi virus
dan rekurensi sehingga virus
bermanifestasi sebagai herpes
zoster
•Entry through upper respiratory tract
•10–21 day incubation
•Travels to regional lymph nodes, liver and spleen (primary viraemia)
•Travels to skin/mucous membranes: vesicular rash (secondary viraemia)
•Replication in epidermal cells, entry into nerve endings and transport to dorsal
root ganglia (DRG) where it establishes latency in sensory neurones
•Reactivation in DRG → infection of nerves and dermatome → herpes zoster
PERKEMBANGAN RASH
Gambaran perkembangan rash pada herpes zoster
diawali dengan:

• Munculnya lenting-lenting kecil yang berkelompok.


• Lenting-lenting tersebut berubah menjadi bula-bula.
• Bula-bula terisi dengan cairan limfe, bisa pecah.
• Terbentuknya krusta (akibat bula-bula yang pecah).
• Lesi menghilang.
ejala

rasa sakit dan parestesi


disertai panas, malaise dan • Stadium prodormal
nyeri kepala

papul atau plakat ,1-2 hari • Stadium erupsi


timbul gerombolan vesikel
diatas kulit eritematus

Vesikel menjadi purulen,


krustasi dan lepas dalam • Stadium krustasi
waktu 1-2 minggu
sekelompok vesikel – vesikel dalam bentuk bervariasi) (vesikel berumbilikasi dan membentuk krusta)

sekelompok vesikel – vesikel berkonfluens pada kasus vesikel pecah menjadi krusta dan mungkin dapat menjadi
inflamasi berat “scar” jika inflamasi berat
Bentuk Klinis

 H.Z. Varicelliformis : H.Z + varisela = H.Z. Generalisata / Diseminata


 H.Z. Haemorhagic
– Orang tua + keadaan umum jelek
– Penyakit kronis (leukemia, limfoma)
 H.Z. Thoracalis : tersering
 N. Trigeminus :
• H.Z. Opthalmicus
• H.Z. Maxillaris
• H.Z. Mandibularis
 N. Facialis
 C2 ; L2
Ganglion Geniculatum (N.VII)
• H.Z. Oticus = RAMSAY HUNT Syndr.
Antara lain:
Vesikel liang telinga luar & palatum post & uvula Paralisis N. VII (sensoris)
Lagofthalmus
Tinitus, vertigo, pendengaran ↓
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
Keluhan berupa neuralgia Karakteristik dari erupsi kulit • Secara laboratorium,
beberapa hari sebelum atau pada herpes zoster terdiri atas pemeriksaan sediaan apus tes
bersama-sama dengan timbulnya vesikel-vesikel berkelompok, Tzanck.
kelainan kulit. dengan dasar eritematosa, • pemeriksaan cairan vesikula
unilateral, dan mengenai satu atau material biopsi dengan
dermatom mikroskop elektron,
• serta tes serologik.
TATALAKSANA
Pengobatan
 Antivirus

Obat Dosis (per hari) Lama (hari)


Asiklovir 5 x 800 mg 7-10
Famsiklovir 2 x 500 mg 7*
Valasiklovir 3 x 1000 mg 7*

● Istirahat
● analgetik
● Bedak salisil 2%.
Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
lokal misalnya salep kloramfenikol 2%.
Prognosis Umumnya baik

Pencegahan
 Vaksin herpes zoster
Vaksin ini merupakan imunisasi aktif untuk meningkatkan resistensi infeksi.

kontraindikasi : pasien yang mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang,


pasien yang mendapat kemoterapi, atau terapi radiasi untuk tumor atau
keganasan hematopoetik.
MUMPS
(Gondongan, Parotitis epidemika)
Penyakit menular akut dengan predileksi kelenjar & saraf

• RNA virus

tiologi
• Genus Rubulavirus
• Famili paramyxoviridae P atogenesis
 Masa inkubasi: 14-24 hari
ejala
 Stadium prodromal:
• Lesu, nyeri pada otot terutama daerah leher, sakit kepala, nafsu makan menurun diikuti pembesaran
cepat satu / dua kelenjar parotis serta kelenjar ludah lainnya

 Stadium pembengkakan:
• rasa nyeri dan nyeri tekan sangatlah hebat.
• Terjadi edema laring dan palatum mole sehingga mendorong tonsil ke tengah

 Stadium penyembuhan (konvalesens):


• Demam akan turun dalam 1-6 hari, sebelum pembengkakkan kelenjar hilang
• Pembengkakkan kelenjar menghilang dalam 3-7 hari
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
• Riwayat kontak 2-3 minggu •Panas ringan sampai tinggi • Darah rutin Tidak spesifik,
leukopenia ringan dengan
sebelum onset •nyeri didaerah parotis, disertai limfositosis relatif
• Gejala klinis dari parotitis / pembesaran • Amilase serum
amilase serum ↑, cenderung
kel. lain yang terlibat dengan pembengkakan parotis
dan kemudian kembali normal
• Tanda aseptic meningitis dalam kurang lebih 2 minggu.
• Pemeriksaan serologis :
.
TATALAKSANA
• Dapat Sembuh Sendiri
PENCEGAHAN
• Terapi Konservatif : • Vaksin hidup ( dilemahkan). >90%
• Hidrasi adekuat dan nutrisi yang cukup menghasilkan antibodi. Reaksi : jarang
• Simptomatik: Analgesik, antipiretik sekali
• Kompres hangat dapat membantu penyembuhan • Diberi sebagai MMR pada umur 15
• Terapi cairan intravena diindikasikan untuk penderita bulan, dan b ooster pada umur 4-6
menigoensefalitis dan muntah-muntah yang persisten tahun atau 12 tahu.
• KI = Vaksin measles dan Rubella
PROGNOSIS

Secara umum prognosis parotis epidemika baik, kecuali pada keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya ketulian, sterilitas karena atrofi testis dan
sekuele karena meningoensefalitis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai