DEFINISI •
•
Penyakit ini meliputi penyakit menular maupun tidak menular
Penyakit infeksi dan non infeksi
LINGKUNGAN • Sosial
P
• RNA virus
• genus Morbillivirus
tiologi • atogenesis
famili Paramyxoviridae.
Masa inkubasi: 10 hari (8 - 12 hari)
ejala
Stadium prodromal: 3 hari (kisaran 2-4 hari),
• demam dapat timbul gejala berupa malaise, coryza, konjungtivitis, dan batuk.
• Tanda patognomonik Koplik spots
Stadium eksantem:
• timbul ruam makulopapular, penyebaran sentrifugal. Ruam ini dapat timbul selama 6-7 hari.
• Demam umumnya memuncak (≥ 40C) pada hari ke 2-3 setelah muncul ruam. Jika demam menetap
setelah hari ke-3 atau ke-4 umumnya mengindikasikan adanya komplikasi.
Stadium penyembuhan(konvalesens):
• setelah 3-4 hari umumnya ruam berangsur menghilang sesuai dengan pola timbulnya.
• Ruam kulit menghilang dan berubah menjadi kecoklatan (menghilang dalam 7-10 hari).
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
demam, batuk, pilek, mata suhu badan tinggi (>38C), • Pemeriksaan darah (leukopenia
merah, dan ruam (timbul dari mata merah, dan limfositopenia).
belakang telinga sampai ke Ruam makulopapular • Pemeriksaan imunoglobulin M
seluruh tubuh.
(IgM) campak juga
DIAGNOSIS BANDING
4
KOMPLIKASI
• virus varicella-zoster
tiologi (VZV)
1. VZV menular melalui :
P
• droplet, sekret saluran
pernapasan / lesi kulit yang basah
atogenesis • transmisi transplasental.
2. Infeksi dimulai dari :
• adhesi & invasi mukosa
replikasi pada KGB regional
3. Masa inkubasi :
• Infeksi hingga timbul gejala
• 2x viremia
o Masa Inkubasi : 14-16 hari
o Fase erupsi
- Ruam muncul di muka dan kulit kepala → Menyebar ke badan dan ekstremitas
- Jarang di telapak kaki dan tangan
- Penyerbaran lesi Sentrifugal
- Perubahan lesi yang cepat :
Makula kemerahan papula vesikula pustula krusta
- Vesikel khas : superfisial, dinding tipis, seperti tetesan air, uk 2-3 mm bentuk bulat-elips sumbu
sejajar garis lipatan kulit
Pemeriksaan Penunjang
● Infeksi sekunder bakteri pada lesi kulit oleh Stafilokokus aureus & Streptokokus
Beta Hemolitikus Grup A impetigo, furunkel, selulitis, erisipelas, ganggren
● Infeksi lokal jaringan parut
● Inveksi invasif : pneumonia, arthritis, osteomyelitis, fascilitis, sepsis
● Pasien imunokompromais : viremia hebat
● Bila VZV menjadi laten dan berdiam di ganglia saraf sensorik tanpa
menimbulkan manifestasi klinis tereaktivasi herpes zoster
PROGNOSIS
● Tingkat kematian tinggi pada pasien berusia >20tahun dan pasien immunokompromais
● Zoster umumnya pada anak merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self
limited disease) terutama anak.
● Jaringan parut lebih sering terjadi pada zoster akibat terkenanya lapisan kulit yang lebih
dalam
Herpes Zoster
● Reaktivasi virus
tiologi
varicella-zoster
(VZV) P
atogenesis
sekelompok vesikel – vesikel berkonfluens pada kasus vesikel pecah menjadi krusta dan mungkin dapat menjadi
inflamasi berat “scar” jika inflamasi berat
Bentuk Klinis
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
Keluhan berupa neuralgia Karakteristik dari erupsi kulit • Secara laboratorium,
beberapa hari sebelum atau pada herpes zoster terdiri atas pemeriksaan sediaan apus tes
bersama-sama dengan timbulnya vesikel-vesikel berkelompok, Tzanck.
kelainan kulit. dengan dasar eritematosa, • pemeriksaan cairan vesikula
unilateral, dan mengenai satu atau material biopsi dengan
dermatom mikroskop elektron,
• serta tes serologik.
TATALAKSANA
Pengobatan
Antivirus
● Istirahat
● analgetik
● Bedak salisil 2%.
Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
lokal misalnya salep kloramfenikol 2%.
Prognosis Umumnya baik
Pencegahan
Vaksin herpes zoster
Vaksin ini merupakan imunisasi aktif untuk meningkatkan resistensi infeksi.
• RNA virus
tiologi
• Genus Rubulavirus
• Famili paramyxoviridae P atogenesis
Masa inkubasi: 14-24 hari
ejala
Stadium prodromal:
• Lesu, nyeri pada otot terutama daerah leher, sakit kepala, nafsu makan menurun diikuti pembesaran
cepat satu / dua kelenjar parotis serta kelenjar ludah lainnya
Stadium pembengkakan:
• rasa nyeri dan nyeri tekan sangatlah hebat.
• Terjadi edema laring dan palatum mole sehingga mendorong tonsil ke tengah
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
• Riwayat kontak 2-3 minggu •Panas ringan sampai tinggi • Darah rutin Tidak spesifik,
leukopenia ringan dengan
sebelum onset •nyeri didaerah parotis, disertai limfositosis relatif
• Gejala klinis dari parotitis / pembesaran • Amilase serum
amilase serum ↑, cenderung
kel. lain yang terlibat dengan pembengkakan parotis
dan kemudian kembali normal
• Tanda aseptic meningitis dalam kurang lebih 2 minggu.
• Pemeriksaan serologis :
.
TATALAKSANA
• Dapat Sembuh Sendiri
PENCEGAHAN
• Terapi Konservatif : • Vaksin hidup ( dilemahkan). >90%
• Hidrasi adekuat dan nutrisi yang cukup menghasilkan antibodi. Reaksi : jarang
• Simptomatik: Analgesik, antipiretik sekali
• Kompres hangat dapat membantu penyembuhan • Diberi sebagai MMR pada umur 15
• Terapi cairan intravena diindikasikan untuk penderita bulan, dan b ooster pada umur 4-6
menigoensefalitis dan muntah-muntah yang persisten tahun atau 12 tahu.
• KI = Vaksin measles dan Rubella
PROGNOSIS
Secara umum prognosis parotis epidemika baik, kecuali pada keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya ketulian, sterilitas karena atrofi testis dan
sekuele karena meningoensefalitis
TERIMA KASIH