Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 5

“RANCANGAN STRATEGI MANAJEMEN


RUMAH SAKIT”

SITI MARDIYAH 1643050029


ALMA SONANG RATIH DEWI BUTAR BUTAR 1643050079
MARIA AGNESI ANGI 1843050078
SEPTELNY MARIA JUITA 1843057029
ANGGRIANI RUMANASEN 1743050060
1. Sistem Seleksi

Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam panitia farmasi dan
terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifas serta jaminan purna transaksi
pembelian. Fungsi seleksi (pemilihan) adalah menetukan apakah perbekalan farmasi
benar – benar diperlukan sesuai kriteria yaitu efektif, aman, murah dan bermutu.
Berdasarkan diskusi kelompok, dasar seleksi (pemilihan) yang baik adalah sebagai
berikut.
Dasar Pemilihan Obat :

 Pola Penyakit

 Standar Pelayanan Medik

 Standar terapi DOEN

 Formularium Rumah Sakit

 Pertimabangan berdasarkan Evidence Based medicine ( EBM )

 Pertimbangan farmakoekonomi Dasar Pemilihan Alat kesehatan :

 Data pemakaian

 Standar ISO

 Harga

 Daftar alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Ditjen Binfar dan Alkes

 Spesifikasi yang ditetapkan rumah sakit

 Keluhan dan Pengalaman Pasien


2. Perencanaan
Perencanaan obat merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga obat
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk periode pengadaan yang akan datang.
Pedoman perencanaan menurut KepMenKes 1197/SK/MenKes/X/2004 adalah:

a. DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit dan ketentuan setempat yang
berlaku.

b. Data catatan medik

c. Anggaran yang tersedia

d. Penetapan prioritas

e. Siklus penyakit

f. Sisa persediaan

g. Data pemakaian periode yang lalu.

h. Rencana pengembangan
Ada beberapa macam metode perencanaan yaitu:

1. Metode morbiditas/epidemiologi:

Metode ini diterapkan berdasarkan jumlah kebutuhan perbekalan farmasi yang digunakan untuk
beban kesakitan (morbidity load), yang didasarkan pada pola penyakit, perkiraan kenaikan
kunjungan dan waktu tunggu (lead time).

2. Metode konsumsi

Metode ini diterapkan berdasarkan data real konsumsi perbekalan farmasi periode yang lalu, dengan
berbagai penyesuaian dan koreksi.

3. Metode Gabungan

Yaitu gabungan dari mordibitas dan konsumsi. Metode ini untuk menutupi kelemahan kedua metode
tersebut (mordibitas dan konsumsi). Dalam melakukan perencanaan dapat menggunakan peramalan
(forecasting) sebagai usaha untuk memprediksi kebutuhan obat dimasa yang akan datang.
3.Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain:

a. bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa;

b. bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS);

c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar; dan

d. expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-lain).
Jenis Pengadaan Obat Berdasarkan dari pengadaan barang, yaitu :

1. Pengadaan barang dan farmasi

2. Pengadaan bahan dan makanan

3. Pengadaan barang-barang dan logistik

Berdasarkan sifat penggunaannya :

4. Bahan baku, misalnya : bahan antibiotika untuk pembuatan salep

5. Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk pembuatan racikan puyer

6. Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin

7. Bahan jadi, misalnya : bukan kapsul antibiotika, cairan infus


Berdasarkan waktu pengadaan, yaitu :

1. Pembelian tahunan (Annual Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu satu
tahun

2. Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu


tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan ataupun 6 bulan

3. Pembelian tiap bulan, Merupakan pembelian setiap saat di mana pada saat obat mengalami
kekurangan.

Metode Pelaksanaan Pengadaan Obat Sesuai dengan keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000
yaitu :
4. Pembelian

5. Produksi

6. Kerjasama dengan pihak ketiga

7. Sumbangan

8. Lain-lain
Kriteria umum pemilihan pemasok:

1. Telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk melakukan produksi dan
penjualan (telah terdaftar).

2. Telah terakreditasi sesuai dengan persyaratan cpob dan iso 9000.

3. Suplier dengan reputasi yang baik.

4. Selalu mampu dan dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok produk obat.
Kriteria Umum Pemilihan Pemasok
Komponen Pengadaan Obat:

1. Pengadaan Obat merujuk kepada obat generic

2. Pengadaan Obat terbatas kepada DOEN atau daftar formularium Rumah Sakit

3. Adanya komitmen supplier pemenang tender

4. Suplier harus menjamin pasokan obat yang kontraknya telah ditandatangani

5. Lakukan Manajemen Keuangan yang baik dan Pembayaran Pasti

6. Prosedur tertulis dan transparan

7. Pemilihan berdasarkan kebutuhan

8. Program Jaminan Mutu Produk

9. Lakukan Audit tahunan dan Publikasikan hasilnya.

10. Buat Laporan Periodik terhadap Kinerja Pengadaan Komponen Pengadaan Obat
4. Penyimpanan

Penyimpanan adalah proses jeda sementara antara penerimaan dan distribusi


berikutnya, dimana penyimpanan sebenarnya adalah pengaman kebutuhan distribusi,
dalam proses penyimpanan harus dipastikan dulu keberadaan tempat penyimpanan,
setelah ada tempat penyimpanan barulah kemudian tempat itu dibuat sedemikian rupa
sehingga tempat itu dapat menjamin kualitas, mutu dan keamanan perbekalan farmasi
sesuai dengan syarat farmasi maupun masing-masing perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang ditetapkan :

• Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya

• Dibedakan menurut suhunya,kestabilannya

• Mudah tidaknya meledak/terbakar

• Tahan/tidaknya terhadap cahaya


5. Distribusi Obat di Rumah Sakit

Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk


pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
untuk menunjang pelayanan medis . Sistem distribusi dirancang atas dasar
kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :

• Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada

• Metode sentralisasi atau desentralisasi

• Sistem floor stock,resep individu,dispensing dosis unit atau kombinasi


6. Mencegah Resep Keluar
Merupakan kegiatan untuk mengurangi jumlah pembelian obat di Apotek luar Rumah
Sakit, agar meningkatnya pembelian obat di Apotek Rumah Sakit. Penyebab utama
pasien membeli obat di Apotek luar Rumah Sakit adalah kurangnya promosi dari
pihak RS. Berdasarkan diskusi kelompok, untuk mencegah resep keluar adalah
sebagai berikut :

• Meningkatkan upaya promosi dan edukasi kepada pasien agar menebus resep di
Apotek RS dengan menjamin ketersediaan dan keamanan obat.

• melakukan pelayaran resep satu pintu

• Mengembangkan cara electronic prescribing (resep elektronik)

Anda mungkin juga menyukai