Anda di halaman 1dari 31

12 Desember 2020

INTUSUSEPSI
Pembimbing :
dr. Yulandri Uneputty., Sp.B, M. Biomed

Kezia E. N. Latupeirissa (2015-83-036)


Identitas

Nama : By. AF

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 7 bulan

Agama : Kristen

Alamat : Karpan
ANAMNESIS
 Keluhan utama :

Orang tua bayi mengeluh adanya BAB cair bercampur darah dan lendir disertai

muntah hijau 4 jam SMRS.


 Riwayat penyakit sekarang:

Berdasarkan alloanamnesis, penderita awalnya mengalami BAB encer bercampur darah berwarna
merah dan lendir sebanyak 4x disertai muntah hijau sebanyak 3x sejak ± 4 jam SMRS. Penderita
menjadi rewel dan menangis terus menerus, perut kembung(+), demam (-),
- BAK dirasakan masih normal. Riwayat makan 1 potong singkong goreng 7 jam yang lalu.
Riwayat flatus: tidak diketahui. Terakhir BAB 6 jam yang lalu.

Seblumnya penderita tampak sehat.


- Riwayat penyakit dahulu: ISPA (+)
- Riwayat keluarga : (-)

- Riwayat alergi : (-)


- Riwayat pengobatan : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status General

• Keadaan Umum : Sakit sedang


Kepala : normosefali
• Kesadaran : Kompos mentis
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Nadi : 128 x/menit
Leher : dalam batas normal
• Respirasi : 30x/menit
• Suhu : 37,2oC Thoraks :

• Berat Badan : 8,2 kg -Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris,


retraksi tidak ada, ictus cordis tidak tampak.
-Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
-Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

-Auskultasi : Suara paru vesikuler, rhonki (-),


wheezing (-), bunyi jantung I-II bising (-), gallop (-)
Abdomen
-Inspeksi : Cembung, Distensi abdomen (+)
-Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
-Palpasi : nyeri tekan (+), teraba massa yang memanjang
seperti sosis pada regio inguinal sinistra
-Perkusi : Hipertimpani

Ekstremitas Superior & Inferior


- Deformitas (-), Akral hangat, edema(-)
Rectal Toucher
+ Tonus sphincter ani melemah
+ Teraba massa seperti portio (portio
like appearance)
+ Darah bercampur lendir
Pemeriksaan penunjang (sebanyak 3x pemeriksaan )

Parameter Hematologi Hasil Nilai Normal Satuan


Leukosit 13,1 6.0-17.5 x 10^3/mm3
Eritrosit 4.5 3.60-5.20 x 10^6/mm3
Hb 9.9/10.2 10.5-12.9 %
Hct 32/32 35-43 %
Trombosit 571/574/802 150-400 x 10^3/mm3
MCV 72/70 74-106 F1
Eosinofil 0.10/0.10/0.00 1.00-5.00 %
GDS 59/79/92 50.0-80.0 mg/dL
Natrium 119/128.0/125.0 129.0-143.0 mEq/L
Monosit 4,70/12,70/11.80 1.00-11.00 %
Albumin (pemeriksaan
2.6 3.0-5.2 g/dL
darah yg ke 3x)

9
Radiologi
Foto polos abdomen 3 posisi

10
usg

11
• Diagnosis:

Intestinal intususepsi
illiocolical Diagnosis Banding:
- Gastroenteritis
- Disentri amoeba
• Penatalaksanaan

- Inf kaen 4B 800 cc/hr


- Kateter
- NGT
- Laparatomi eksplorasi cito
- Cefotaxime inj 2 x 250 mg
- Metronidazole inj 3x100mg
- Ranitidine inj 2x1/2 amp
Materi
INTUSUSEPSI
Definisi

Intususepsi berasal dari kata latin intus (di dalam) dan suscipere
(menerima),
Sehingga intususepsi atau invaginasi berarti prolapsnya suatu bagian usus
ke dalam lumen usus yang berdekatan.1 Bagian usus yang masuk disebut
sebagai intususeptum dan bagian yang menerima intususeptum dinamakan
intususipiens.

15
•Intususepsi berarti prolapsnya suatu bagian usus ke dalam lumen usus yang
berdekatan.
•Kondisi ini merupakan penyebab paling sering dari obstruksi usus pada anak usia 3
bulan hingga 6 tahun dan merupakan kegawat daruratan abdomen tersering pada
anak dibawah 2 tahun

Pencitraan pada Intususepsi. Dalam: Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris


NS,Gandaputra EP, Harmoniati ED, dkk, penyunting. Pedoman pelayanan medis
ikatandokter anak Indonesia. Ed ke-2. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia;2011. h. 331-

16
• Kegagalan diagnosis dan terapi dini dapat menyebabkan iskemi usus,
perforasi, dan peritonitis yang dapat fatal.
• TRIAS GEJALA KLASIK :

1. NYERI PERUT,
2. MUNTAH,

3. DARAH PADA FESES.

• Namun, ketiga gejala ini hanya muncul pada kurang dari 1/3 anak
dengan intususepsi.
• Intususepsi sering terjadi pada anak – anak, dan merupakan kasus
langka pada dewasa.
• Penyebab intususepsi kebanyakan idiopatik.
• Hanya sedikit kasus yang berhubungan dengan keadaan patologis
seperti divertikel Meckel, atau proses tumor jinak atau ganas seperti
polip intestinal, tumor usus, dan limfoma usus.

17
ETIOLOGI DAN
FAKTOR RISIKO

18
Kasus intususepsi idiopatik (primer) seringkali diasumsikan
karena peristaltik usus yang tidak terkoordinasi, atau karena
hiperplasia limfoid, yang mungkin terjadi pada infeksi
gastrointestinal.

Perbedaan asupan makanan pada bayi, ASI, antibodi maternal,


prevalensi enteropatogen seperti adenovirus dan rotavirus,
berkontribusi pada risiko terjadinya intususepsi

19
+ Kasus
+ Hanya 10% kasus + Beberapa jurnal
intususepsi
intususepsi pada menghubungkan dewasa berbeda
dibanding anak –
anak yang termasuk kejadian
anak.
intususepsi intususepsi + Hampir 90%
sekunder, yaitu dengan kasus
intususepsi pada
mempunyai patologi penggunaan dewasa
pada usus, seperti vaksin rotavirus merupakan
intususepsi
massa fokal atau sekunder, yaitu
abnormalitas dinding intususepsi
karena ada
usus bagian patologis
pada usus

20
PATOFISIOLOGI

Ketidakseimb
Suplai darah
angan antara
arterial akan
kontraksi otot
terhambat Nekrosis
sirkular
pada segmen
dengan gaya
usus
longitudinal

21
Diagnosis
+ ANAMNESIS
- Muntah: Awalnya, muntah nonbilious dan refleksif, tetapi ketika terjadi obstruksi
usus,maka terjadi muntah bilious
- Nyeri perut: Nyeri kolik, berat, dan intermiten
- Tinja disertai darah dan lendir : kismis jelli (currant jelly)
- Anak tampak lesu

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan Lab (leukosit dan HB)
PEMERIKSAAN FISIK - USG
- Inspeksi
- CTScan
- Auskultasi
- Foto Polos Abdomen (2 posisi)
- Palpasi
- Barium enema
- Rectal Touche

22
Foto polos abdomen 3 posisi

23
A. Radiografi Abdomen ; B. USG ;
C.Barium Enema
24
USG
Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

25
26
tatalaksana

Manajemen Manajemen
Tatalaksana awal
non-operatif operatif

27
Penatalaksanaan

Untuk penghilang rasa sakit pasca


bedah
Analgesik opioid (morphine
sulfate)
NSAID ( ibuprofen)

28
Prognosis
Intususepsi yang tidak tertangani biasanya berakibat fatal.
Tingkat pemulihan pada intususepsi berkaitan erat dengan durasi intususepsi
sebelum direduksi.
Mayoritas bayi yang direduksi pada 24 jam pertama memiliki tingkat
pemulihan yang tinggi, tetapi angka mortalitas meningkat tajam setelah hari
kedua.
Tingkat rekurensi setelah reduksi radiologik adalah 10%, setelah reduksi
operatif 2-5%, dan tidak ada setelah reseks

29
Komplikasi
 reaksi inflamasi
 edema
 iskemik
 perforasi
 peritonitis
 syok

30
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai