Oleh: Hasna Afifah, M.H. Filsafat Barat Filsafat barat tidak terlepas dari sejarah. Awal mula filsafat barat merupakan keinginan yang mengarah pada pemikiran peradaban barat. Filsafat barat muncul di Yunani semenjak abad ke-7 SM ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawabannya. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen dan percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi dan memberikan argumentasi serta alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Mengapa filsafat muncul di Yunani?kenapa tidak di negara lain seperti mesir, Israel dll? Jawabannya, karena di Yunani tidak seperti daerah lainnya, tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Bangsa Yunani mulai menggunakan akal ketika mempertanyakan mitos yang berkembang pada masa itu. Perkembangan pemikiran ini menandakan usaha manusia dalam menggunakan akal untuk memahami segala sesuatu. Pemikiran Yunani dikatakan sebagai embrio atau cikal bakal bagi filsafat barat yang berkembang menjadi titik tolak pemikiran barat abad pertengahan, moderen dan masa berikutnya. Barat juga menjadikan agama sebagai pedoman hidup, meskipun memang harus diakui bahwa hubungan antara filsafat dan agama mengalami pasang surut. Pada abad pertengahan, misalnya, ketika dunia barat didominasi oleh dogmatisme gereja (agama), tetapi pada abad modern seakan terjadi pembalasan yang berakibat barat mengalami kekeringan spiritualisme. Meskipun selanjutnya barat kembali melirik kepada peranan agama agar kehidupan mereka kembali memiliki makna. Tokoh utama filsafat barat: Plato, Thomas Aquinas, Immanuel Kant, Karl marx, dll. Pembidangan dalam tradisi filsafat barat di Indonesia: 1. Ontologi 2. Epistemologi 3. aksiologi Pembidangan dalam tradisi filsafat barat: 1. Metafisika: mengkaji tentang hakikat segala yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum yang dikaji secara khusus dalam ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam kosmologi. 2. Epistemologi: mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan. 3. Aksiologi: membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. 4. Etika/filsafat moral: membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan kebenaran dari dasar tindakan tersebut. 5. Estetika: membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Filsafat Islam Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya muslim. Terdapat beberapa perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lainnya, yaitu: 1. Meski semula filsuf Muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani, namun kemudian mereka menyesuaikannya dengan ajaran Islam. 2. Islam yaitu agama tauhid. Maka apabila dalam filsafat lain masih “mencari Tuhan” (hakikat kebenaran tentang Tuhan), dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah ditemukan”. Filsafat Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Pada mulanya filsafat berkembang di pesisir samudera Mediterania bagian Timur pada abad ke-6 M yang ditandai dengan pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia dan Tuhan. lahirlah sanis-sains besar seperti fisika, etika, matematika dan metafisika yang menjadi kebudayaan dunia. Filsafat Islam merupakan pemikiran tentang ketuhanan, kenabian dan kemanusiaan, yang berkembang dalam bentuk ilmu kalam, ushul fiqh dan tasawuf berdasarkan ajaran Islam. Dalam filsafat Islam menjelaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal manusia. Definisi filsafat Islam jika digabungkan dengan filsafat yunani menurut Sayyed Hossein Nasr: 1. Philosophy (al-falsafah) is the knowledge off all existing things que existents 2. Philosophy is knowledge of divine and human matters 3. Philosophy is talking refuge in death that is love of death 4. Philosophy is becoming God-like to the extent of human ability 5. It is the art of arts and the science of sciences. Pengaruh filosofi timur memiliki sejarah yang panjang dan selalu berubah. Filsafat timur meliputi 4 aliran yaitu, India, China, Jepang dan Timur Tengah. Adanya perbedaan yang terjadi dikarenakan para ahli filosofi yang memiliki keyakinan dan pemikiran berbeda-beda tentang filosofi timur. Kebanyakan studi dimulai dari filsafat barat, yaitu Yunani. Pemikiran Yunani lebih banyak menggabungkan pemikiran filsafat China dengan India. Uniknya, filsafat Yunani menekankan pada rasionalis daripada mistis dan supernaturalisme. Jika filsafat barat cenderung menekankan logika dan materialisme, berbeda dengan filsafat timur yang secara umum lebih menekankan dunia dalam (inner) daripada dunia luar (outer), intuisi daripada sense dan mistik daripada penemuan ilmiah. Secara geografis Timur Tengah meliputi Mesir, Turki, Israel dan arab yang merupakan daerah yang sering terjadi keonflik sehingga memiliki pengaruh besar bagi lingkungan di negara sekitar. Para pemikir mengatakan bahwa sejarah yang berasal dari Timur Tengah merupakan gabungan antara peradaban wilayah Timur dan Barat. Islam dan kebudayannya telah berjalan 15 abad, dan 5 abad perjalanan dalam kegiatan pemikiran filsafat. Para ahli pemikir Islam merenungkan kedudukan manusia dalam hubungannya dengan sesama, alam dan dengan Tuhan menggunakan akal pikirannya. Sehingga menimbulkan 2 kekuatan pemikiran: 1. Para pemikir Islam berusaha menyusun suatu sistem yang disesuaikan dengan ajaran Islam 2. Para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-soal ketauhidan. Timbulnya aliran pemikiran filsafat didorong oleh beberapa perbedaan: 1. Persoalan tentang Dzat Tuhan yang tidak dapat diraba, dirasa dan dipikirkan 2. Perbedaan cara berpikir 3. Perbedaan tujuan dan orientasi hidup. Dapat kita lihat bahwa perbedaan prinsip antara filsafat barat dengan filsafat Islam yaitu terletak pada metode dalam pengkajian pemikiran-pemikiran para filsufnya serta objek kajiannya. Adapun tujuan antara filsafat barat dan filsafat Islam memiliki kesamaan, akan tetapi karena adanya perbedaan agama maka pada filsafat Islam memiliki batasan-batasan, yaitu dengan menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai kepada hakikatnya, jadi dalam filsafat objeknya tidak membatasi diri.