Anda di halaman 1dari 52

PENANGANAN GIZI

KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI


BENCANA
Diah Ratnasari,S.Pd., M.Gizi
OVERVIEW
Pemenuhan Kebutuhan pangan : merupakan salah
satu permasalahan yang sampai saat ini masih
dihadapi dalam upaya penanggulangan bencana
terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi
korban bencana
→terkait dengan pemenuhan nilai gizi yang memenuhi
standar minimal terutama pada kelompok rentan.
Dalam penanganan gizi pada situasi darurat , respons
untuk mencegah dan memperbaiki kekurangan gizi
memerlukan pencapaian standar-standar minimum :
Pemenuhan kebutuhan akan makanan
Pelayanan kesehatan
Pasokan air
Sanitasi
Hunian & penampungan
Penanganan gizi pada situasi bencana melibatkan
lintas program dan lintas sektor termasuk LSM.
Perlu dikoordinasikan dengan baik agar
efektif&efisien.
Kegiatan penanganan gizi pada situasi
bencana meliputi :
Penghitungan kebutuhan ransum.
Penyusunan menu
Pendampingan penyelenggaraan makanan :
persiapan→pendistribusian
Pengawasan logistik bantuan bahan makanan, termasuk bantuan
susu formula bayi.
Pelaksanaan surveilans gizi untuk memantau keadaan gizi
pengungsi, khususnya balita & bumil.
Pelaksanaan tindak lanjut atau respon sesuai hasil surveilans
gizi.
Pelaksanaan konseling gizi, termasuk konseling menyusui & MP-
ASI.
Suplementasi zat gizi mikro (kapsul vitamin A untuk balita &
tablet besi untuk bumil).
Tujuan Pemberian Pangan dalam Situasi
Darurat
Mempertahankan/memperbaiki status gizi,
utamanya pada kelompok rentan.
Menjamin tersedianya pangan dalam jumlah yang
cukup untuk seluruh penduduk.
Syarat Makanan Darurat
Harus sederhana
Dapat dengan cepat dikerjakan
Praktis & mudah dibagikan
Perencanaan menu dibuat berdasarkan bahan yang
yang tersedia / diterima.
Bentuk makanan yang disediakan:
- Makanan biasa - Makanan Lunak
Bahan makanan yang tidak banyak membuat sampah
Harus mengenyangkan ( cukup Kalori)
Kendala yang umumnya dihadapi
Keterbatasan air bersih
Keterbatasan peralatan makan dan minum
Keterbatasan bahan makanan
Keterbatasan teknik pemasakan : hanya
menggoreng dan merebus

PUSING.....
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSIAPAN,
PENGOLAHAN, DAN PEMBERIAN
MAKANAN PADA KELOMPOK RENTAN
DALAM SITUASI DARURAT
Budaya dan Kebiasaan Makan Setempat
Perhatikan jenis bahan makanan apa saja yang umum
dikonsumsi oleh masyarakat diwilayah darurat &
bgmn cara mengolahnya.
Cadangan Bahan Makanan Kering
Bahan makanan kering menjadi penting dalam situasi
darurat, terutama pada masa awal bencana untuk
mempertahankan kondisi fisik dan menghindari
kelaparan.
Bahan Bakar :
Keadaan darurat mengakibatkan terbatasnya bahan
bakar untuk memasak.
Bahan bakar dalam jumlah besar menjadi sangat
dibutuhkan untuk memasak dalam jumlah yang banyak.
Pilih jenis bahan makanan yang lebih mudah masak
atau matang (tidak butuh waktu lama untuk memasak).
Contoh : kacang2an kering butuh waktu lama untuk
memasak →sebaiknya dihindari untuk pemasakan dalam
jumlah besar.
Sarana Penunjang .
wajib dipenuhi :
-Penyediaan air bersih.
-Alat masak : harus terstandar dan aman digunakan.
Penanganan Gizi Kelompok Rentan :
→ diprioritaskan bagi :
 Bayi.
 Balita.
 Ibu hamil
 Ibu menyusui
 Lansia
Bentuk Bantuan
Memberikan makanan (WET RATION) yg dimasak di
dapur umum dan langsung dimakan. Setiap sasaran
harus datang setiap kali makan setiap hari.
Memberikan bahan pangan mentah untuk dibawa
pulang (DRY RATION) dan dimakan di rumah. Bahan
pangan biasanya diberikan sekali seminggu.
MACAM BANTUAN BAHAN MAKANAN
Bahan mentah :
= Bahan basah : sayuran, buah, bumbu, dll
= Bahan kering : beras, abon, telur, gula, teh, susu, mie
instant, air mineral, cornet beef, sarden, dll

Bahan matang/jadi :Nasi bungkus, Roti, biscuit,


sayur segar,
Standar Bantuan Gizi untuk
Kelompok Rentan/Berisiko
Bayi < 6 bulan harus diberi ASI eksklusif atau dalam
kasus-kasus khusus dapat diberikan susu pengganti
ASI yang tepat dalam jumlah yang memadai.
Anak-anak umur 6-24 bulan punya akses terhadap
makanan tambahan yang bergizi & sarat energi.
Bumil & busui mempunyai akses terhadap gizi &
bantuan tambahan.
Perhatian khusus diberikan untuk melindungi,
meningkatkan & mendukung perawatan gizi bagi
WUS.
Informasi, pendidikan dan pelatihan yang tepat tentang
gizi diberikan oleh para professional yang relevan, juru
rawat, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam
praktek pemberian makan bayi dan anak.
Kaum lanjut usia dapat mengakses makanan yang
bergizi & dukungan gizi yang memadai.
Keluarga yg mempunyai anggota keluarga sakit kronis,
termasuk (penderita HIV/AIDS & anggota keluarga
yang mempunyai kecacatan tertentu) mempunyai akses
terhadap makanan bergizi yg tepat dan dukungan gizi
yang memadai.
Terbangun system berbasis komunitas untuk menjamin
perawatan individu-individu yang rentan.
Penanganan gizi bayi &
anak
Anak usia 0-23 bulan adalah kelompok paling rentan.
Penelitian di pengungsian : kematian terbesar terjadi
pada bayi usia 0-6 bulan.
Pemberian makanan yg tidak tepat & kekurangan gizi
pada kelompok tersebut dapat me↑ risiko kesakitan &
kematian.
→perlu penanganan gizi khusus.
Penanganan gizi anak usia 0-23 bulan mengikuti prinsip
Pemberian Makanan Bayi & Anak (PMBA) sebagai berikut :
Pemberian ASI pada bayi/baduta sangat penting →tetap
diberikan pada situasi bencana.
Institusi penyelenggara PMBA adalah Pemda yg dibantu
oleh Dinkes setempat dgn tenaga terlatih penyelenggara
PMBA dalam situasi bencana.
Jika ada keterbatasan tenaga, Dinkes setempat dapat
meminta bantuan tenaga dari Dinkes lainnya.
PMBA harus terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu
dan anak.
Penyelenggaraan PMBA harus diawali dgn penilaian
cepat untuk mengidentifikasi keadaan ibu, bayi &
anak (termasuk bayi & anak piatu).
Ransum pangan harus mencakup kebutuhan
makanan yg tepat & aman dlm memenuhi kecukupan
gizi bayi & anak.
Susu formula, produk susu lainnya, botol dot tidak
termasuk dalam pengadaan ransum
Pelaksanaan PMBA pada Situasi Bencana
1. Penilaian cepat
a. Dilakukan untuk mendapatkan data ttg jumlah &
keadaan ibu menyusui,bayi&anak termasuk bayi piatu.
b. Dilakukan pada tahap tanggap darurat awal fase
pertama sebagai bagian dari menghitung kebutuhan
gizi.
c. Dilakukan oleh petugas gizi yg terlibat dalam
penanganan bencana.
d. Dilakukan dgn mencatat, mengolah & melaporkan
data ttg jumlah & keadaan busui, bayi & anak
e. Instrumen penilaian cepat meliputi :
 Profil penduduk terutama kelompok rentan & anak yg
kehilangan keluarga
 Kebiasaan penduduk terkait PMBA, termasuk
pemberian ASI eksklusif & MP-ASI
 Keberadaan susu formula, botol & dot.
 Data ASI eksklusif & MP-ASI sebelum bencana.
 Risiko keamanan pada ibu & anak
Jika hasil penilaian cepat butuh tambahan informasi
→perlu pengumpulan data kualitatif & kuantitatif sbg
bagian dari analisis faktor risiko penyebab masalah
gizi dalam situasi bencana.
Data kualitatif :
 Akses ketersediaan pangan
 Kondisi lingkungan : sumber air bersih, bahan bakar,
sanitasi, MCK, perumahan, fasilitas penyelenggaraan makan
 Dukungan pertolongan persalinan, pelayanan postnatal,
perawatan bayi & anak
 Faktor penghambat ibu menyusui bayi dlm PMBA.
 Kapasitas dukungan potensial pemberian ASI eksklusif &
MP-ASI (Kelompok Ibu Menyusui, nakes terlatih, konselor
menyusui & MP-ASI, LSM yang berpengalaman)
 Kebiasaan PMBA termasuk cara pemberiannya
(cangkir/botol), kebiasaan PMBA sblm situasi bencana &
perubahannya.
Data Kuantitatif :
 Jumlah bayi & baduta
 Jumlah ibu menyusui yg sudah tidak bisa menyusui
lagi.
 Angka kesakitan & kematian bayi & anak di
pengungsian
Panduan Penanganan Gizi Bayi < 6 bulan
Bayi tetap diberikan ASI
Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya, atau ibu tdk dapat
memberikan ASI→ upayakan donor ASI → harus memenuhi
persyaratan :
 Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yg bersangkutan.
 Identitas agama & alamat pendonor ASI diketahui dgn jelas oleh
keluarga bayi.
 Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi yg diberi
ASI.
 Pendonor ASI dalam keadaan sehat & tdk mempunyai indikasi
medis.
 ASI donor tidak boleh diperjualbelikan.
Kriteria Bayi 0-5 bulan dan Baduta (6-23
bulan) yg mendapat susu formula atau
PASI.

Bayi & baduta yg benar-benar butuh sesuai


pertimbangan profesional tenaga kesehatan yg
berkompeten (indikasi medis).
Bayi & baduta yg sudah menggunakan susu formula
sebelum situasi bencana.
Bayi & baduta terpisah dari ibunya (tidak ada donor
ASI).
Bayi & baduta yg ibunya meninggal, ibu sakit keras,
ibu sedang menjalani relaktasi, ibu menderita HIV &
memilih tidak menyusui
Penanganan Gizi Anak Usia 6-23 bulan
Baduta tetap diberi ASI.
Pemberian MP-ASI yg difortifikasi dengan zat gizi
makro, makanan pabrikan atau makanan lokal
Pemberian makanan olahan yg berasal dari bantuan
ransum umum yang mempunyai nilai gizi tinggi.
Pemberian kapsul vitamin A biru (100.000 IU) bagi yg
berusia 6-11 bulan; kapsul vitamin A merah (200.000
IU) bagi anak usia 12-59 bulan.
Dapur umum sebaiknya menyediakan makanan untuk
anak usia 6-23 bulan
Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia
di tempat pengungsian.
Pengelolaan Bantuan Susu Formula
pemberian PASI hanya diberikan pada bayi yang sudah tidak
mungkin mendapat ASI, dengan nilai gizi yang mencukupi,
Bantuan susu formula harus mendapat izin dari Kepala
Dinas Kesehatan setempat.
Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula harus
diawasi dgn ketat oleh petugas Puskesmas & Dinas
Kesehatan setempat.
rekomendasi penggunaan cangkir, bukan botol susu untuk
meminimalisir risiko diare.
Cek batas kadaluarsa kemasan susu formula untuk
menghindari keracunan & kontaminasi.
PENANGANAN GIZI ANAK BALITA
Hindari penggunaan susu & makanan lain yg
penyiapannya menggunakan air.
Penyimpanan yang tidak higienis→ berisiko terhadap
terjadinya diare, infeksi & keracunan.
Keragaman menu makanan & jadwal pemberian
makanan disesuaikan dengan kemampuan tenaga
pelaksana. Daftar menu harian ditempel di tempat yg
mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.
Pemberian kapsul vitamin A.
Makanan utama yang diberikan sebaiknya berasal dari
makanan keluarga, yang tinggi energi, vitamin &
mineral.
Penyusunan Menu Pemberian Makanan
Bayi & Anak Usia 6-59 bulan
Kebutuhan Gizi :
Bayi 6-11 bulan : 100-120 kkal/kgBB, makanan
terdiri dari ASI + MP-ASI.
Anak 12-23 bulan : 80-90 kkal/kgBB, makanan
terdiri dari ASI+MP-ASI/makanan keluarga.
Anak 24-59 bulan : 80-100 kkal/kgBB, makanan
terdiri dari makanan keluarga.
Sejumlah 30% dari kandungan energi dalam menu
balita disarankan berasal dari sumber lemak .
Perlu diperhatikan jenis bantuan yang diberikan
hendaknya juga meliputi bumbu dapur, baik yg segar
maupun yang sudah diproses atau siap pakai
(kemasan).
Contoh menu Hari I-V
untuk bayi 6-8 bulan (650 kkal)
Waktu I II III IV V
makan
Setiap ASI ASI ASI ASI ASI
waktu
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa
apel pisang jeruk apel beras
merah
Siang Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit
bayi bayi bayi bayi bayi
Sore Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa
ikan ayam kacang daging jeruk
hijau
NB : ASI diteruskan sekehendak bayi
Selama 5 hari pertama, umumnya bahan makanan
segar blm dapat diperoleh (masih sangat terbatas).
Setelah hari ke-5, diharapkan sudah tersedia bahan
makanan segar, sehingga menu lebih bervariasi.
Buah dapat bervariasi sesuai dengan buah yang ada.
Lauk dapat diberikan bervariasi sesuai dengan bahan
makanan segar yg tersedia.
Sayuran dapat dipilih dari sayuran yg tersedia.
Tambahkan taburia 1 sachet (1 g) setiap dua hari sekali
dalam salah satu makanan pagi.
Contoh menu Hari I-V
untuk
Waktu bayi
makan
I 9-11II bulan III
(950 kkal)
IV V

Setiap ASI ASI ASI ASI ASI


waktu
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa
apel pisang jeruk apel pisang

Selingan Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit


bayi bayi bayi bayi bayi

Siang Bubur Bubur Bubur Bubur Bubur


sumsum sumsum sumsum sumsum sumsum
Sore Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa
ikan ayam kacang daging beras
hijau merah
Contoh menu Hari I-V
untuk anak 12-23 bulan (1250 kkal)
Waktu I II III IV V
makan
Setiap ASI ASI ASI ASI ASI
waktu
Pagi Bubur beras Nasi Mi goreng Nasi goreng Nasi uduk
abon Ikan kaleng campur Abon Perkedel
saos tomat daging daging
kaleng kaleng

Selingan Biskuit Buah Biskuit Buah Biskuit


kaleng kaleng
Siang Nasi sup Nasi Nasi Nasi Nasi
jamur Ikan sarden Sup daging Ikan sarden Tim Teri
kaleng & saos kecap kaleng sambel bumbu
teri goreng tomat

Sore Mi goreng Nasi goreng Nasi Nasi sup Nasi


campur kornet Tumis teri jamur Ikan sarden
abon bumbu kaleng & saus tomat
kecap abon
Contoh menu Hari I-V
untuk anak 24-27 bulan (1300 kkal)
Waktu I II III IV V
makan
Pagi Bubur beras Nasi Mi goreng Nasi goreng Nasi uduk
abon Ikan kaleng campur Abon Perkedel
Susu saos tomat daging Susu daging
Susu kaleng kaleng
Susu Susu
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis manis manis manis manis
Siang Nasi sup Nasi Nasi Nasi Uduk Nasi
jamur kaleng Daging Sup daging Abon ikan Tim Teri
& teri kaleng kaleng bumbu
bumbu tomat
santan
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis manis manis manis manis
(teh,sirup,
jus, dll)
Sore Nasi Nasi goreng Nasi Nasi sup Nasi
Ikan tuna Kornet Tumis teri jamur kaleng Ikan sarden
kaleng tumis Susu bumbu kecap & abon saus tomat
bawang Susu Susu Susu
Susu
Contoh menu Hari I-V
untuk anak 48-59 bulan (1750 kkal)
Waktu I II III IV V
makan
Pagi Bubur beras Nasi Mi goreng Nasi goreng Nasi uduk
abon Ikan kaleng campur Abon Perkedel
Susu saos tomat daging Susu daging
Susu kaleng kaleng
Susu Susu
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis manis manis manis manis
Siang Nasi sup Nasi Nasi Nasi Uduk Nasi
jamur kaleng Daging Sup daging Abon ikan Tim Teri
& teri kaleng kaleng bumbu
bumbu tomat
santan
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis manis manis manis manis
Sore Nasi Nasi goreng Nasi Nasi sup Nasi
Ikan tuna Kornet Tumis teri jamur kaleng Ikan sarden
kaleng tumis Susu bumbu kecap & abon saus tomat
bawang Susu Susu Susu
Susu
PENANGANAN GIZI IBU
HAMIL DAN MENYUSUI
Risiko yang terkait dengan tidak memadainya
asupan gizi pada ibu hamil & menyusui :
 komplikasi kehamilan
 kematian ibu
 Kelahiran bayi dengan BB kurang
 Pemberian ASI yang tidak lengkap.

→pemberian makanan harus


mempertimbangkan kebutuhan tambahan
bagi ibu hamil dan menyusui.
PRINSIP PENANGANAN GIZI IBU
HAMIL & MENYUSUI
Ibu hamil :
- perlu penambahan energi sebanyak ± 300 kkal dan 17 g
protein.
- Diberikan suplemen Fe.
Ibu menyusui :
 perlu penambahan energi sebanyak ± 500 kkal dan
17 g protein.
 Ibu baru melahirkan perlu mendapat tablet vit A
 Konseling menyusui & MP-ASI.
→minimal 2.100 kkal terpenuhi
PENANGANAN GIZI
LANJUT USIA
Lansia merupakan salah satu kelompok rentan yang
masih seringkali terabaikan.
Lansia :
 Telah terjadi berbagai perubahan dalam tubuh yaitu
mulai menurunnya fungsi berbagai organ dan jaringan
tubuh (proses menua)
 Stress psikologis

mempengaruhi nafsu makan → mengurangi akses ke
makanan.
Keadaan darurat → justru membutuhkan perhatian
khusus dalam pemberian makanannya.
PRINSIP DALAM PEMBERIAN MAKAN BAGI
LANSIA
Lansia harus mampu mengakses sumber-sumber
pangan termasuk bantuan pangan dengan lebih
mudah.
Makanan disesuaikan dengan kondisi lansia serta
mudah disiapkan & dikonsumsi.→ makanan
dalam porsi kecil tapi padat gizi & mudah dicerna.
Makanan yang diberikan pada lansia harus
memenuhi kebutuhan protein tambahan serta
vitamin dan mineral.

Anda mungkin juga menyukai