DAN
HUKUM DAGANG
KELOMPOK :
KARTINI MEGASARI (023001707007)
FEBRIAN NAOMI M (023001908014)
DEWI ARUN SARI (023001918001)
BAB 3
HUKUM
PERIKATAN
DEFINISI
•
PERIKATAN
Adalah hubungan hukum yang
• Buku Asas-Asas Hukum
Perjanjian
terjadi diantara dua orang atau • Verbintenissenrecht
lebih , yakni pihak yang satu diterjamhakan menjadi hukum
berhak atas prestasi dan pihak perjanjian
lainnya wajib memenuhi prestasi
• Perikatan dalam bahasa Belanda —WIRYONO PROJODIKORO
“verbintenissenrecht”
• Buku Pokok-Pokok Hukum Perdata
• Perikatan (verbintensis) mempunyai arti
yang lebih luas
—PERIKATAN • Buku III KUH Perdata Perikatan timbul
dari persetujuan/perjanjian, perbuatan
yang melanggaran hukum, dan
pengurusan kepentingan orang lain yang
tidak berdasarkan persetujuan
— R.SUBEKTI
PERJANJIAN
DEFINISI
PERJANJIAN
HUBUNGAN
PERJANJIAN DENGAN
PERIKATAN
Perjanjian menimbulkan
perikatan. Perjanjian merupakan
salah satu sumber yang paling
banyak menimbulkan perikatan
karena hukum perjanjian
menganut sistem terbuka
DASAR HUKUM
BERDASARKAN
KUH PERDATA
Perikatan timbul dari
PERIKATAN
persetujuan (perjanjian)
1
Perikatan terjadi bukan perjanjian
tetapi terjadi karena perbuatan
2 melanggar hukum dan perwakilan
sukarela
● Perikatan yang timbul dari undang-
3
undang
1. Perikatan terjadi karena undang-undang
semata (missal : hukum kewarisan)
2. Perikatan terjadi karena undang-undang
akibat perbuatan manusia
ASAS-ASAS DALAM
Asas Kebebasan
Berkontrak HUKUM PERJANJIAN
Berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata, Segala sesuatu
perjanjian yang dibuat adalah sah bagi para pihak yang
membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya
Kebebasan yang diberikan kepada para pihak :
1. Membuat atau tidak membuat perjanjian Asas Konsesualisme
2. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun
3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata
persyaratan terdapat 4 syarat sahnya suatu
4. Menentukan bentuk perjanjian, tertulis dan lisan perjanjian:
Asas kebebasan berkontrak dibatasi oleh rambu-rambu
hukum: 1) Kata sepakat antara pihak yang
1. Harus memenuhi syarat sebagai kontrak mengikatkan diri
2. Tidak dilarang oleh undang-undang 2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian
3. Tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku 3) Mengenai suatu hal tertentu
4. Harus dilaksanakan dengan itikad baik 4) Suatu sebab yang halal
ASAS-ASAS DALAM
HUKUM PERJANJIAN
● Syarat-syarat subjektif point 1 & 2, jika salah satu pihak tidak
memenuhi maka pihak yang lain dapat membatalkan. Dalam Pasal
1454 KUH Perdata jangka waktu permintaan pembatalan perjanjian
dibatasi 5 tahun
● Syarat-syarat objektif point 3&4, jika salah satu syarat tidak
dipenuhi maka perjanjian batal demi hukum (tidak pernah ada)
● Dua bagian dalam Perjanjian :
03 Melaksanakan apa
yang dijanjikannya,
tetapi tidak
sebagaimana yang
Melakukan apa yang
dijanjikan
dijanjikan tetapi terlambat
JENIS-JENIS RISIKO
02
1) Risiko dalam jual beli diatur dalam Pasal 1460 KUH
Perdata yaitu risiko yang ditanggung oleh pembeli
2) Risiko dalam tukar menukar diatur dalam Pasal 1545
KUH Perdata yaitu risiko yang ditanggung oleh pemilik
barang
3) Risiko dalam sewa menyewa diatur dalam Pasal 1553
yaitu risiko yang ditanggung oleh pemilik barang
MEMBAYAR BIAYA
PERKARA
● Membayar biaya perkara adalah para pihak yang dikalahkan
dalam berpekara diwajibkan untuk membayar biaya perkara,
jika dalam berperkara sampai diajukan ke pengadilan
● Pasal 181 Ayat 1 Heirziene Indonesisch Reglement Pihak
yang dikalahkan wajib membayar perkara
● Pasal 1267 KUH Perdata kepada pihak yang merasa bahwa
perjanjiannya tidak dipenuhi diberi kewenangan untuk
memilih
TUNTUTAN YANG DAPAT
DIAJUKAN DEBITUR
Mengajukan bahwa Si
Mengajukan Tuntutan Berpiutang (Kreditur) Sendiri Pelepasan Hak
Adanya Keadaan Memaksa Juga Telah Lalai (Exceptio non (Rechtverwerking)
(Overmacht / Force Major) Adimpleti Contractus)
• Berdasarkan Pasal 1244 KUH Perdata, • Merupakan hukum yurisprudensi • Merupakan suatu sikap pihak
debitur tidak akan dihukum untuk yaitu peraturan hukum yang telah kreditur dari mana pihak debitur
membayar ganti rugi apabila ia diciptakan oleh para hakim boleh menyimpulkan bahwa kreditur
memuktikan bahwa hal tidak • Dalam setiap perjanjian timbal balik sudah tidak menuntut ganti rugi
dilaksanakan perjanjian adalah dianggap ada suatu asas bahwa kedua
disebabkan oleh keadaan memaksa pihak harus sama-sama melakukan
(force major) kewajibannya
MEMORANDUM of
MUNIR FAUDI
MoU dibuat dan ditanda tangani oleh para eksekutif dari suatu
perusahaan maka perlu suatu perjanjian yang lebih rinci yang dirancang
dan dinegosiasikan khusus oleh staf-staft terkait
TUJUAN MoU Supaya memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang bersepakat untuk memperhitungkan apakah
saling menguntungkan atau tidak jika diadakan kerja sama sehingga agar MoU dapat ditindaklanjutidengan perjanjian dan
dapat diterapkan sanksi
BAB 4
HUKUM
DAGANG
DEFINISI HUKUM DAGANG
Hukum dagang adalah hukum perikatan
yang timbul dari lapangan
perusahaan. Istilah perdagangan
memiliki akar kata dagang. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI) istilah dagang diartikan
sebagai pekerjaan yang
berhubungan dengan menjual dan
membeli barang untuk memperoleh
keuntungan. Perdagangan berarti
segala sesuatu yang berkaitan
dengan dagang (perihal dagang)
atau jual beli atau perniagaan (daden
van koophandel) sebagai pekerjaan
sehari-hari.
HUBUNGAN HUKUM PERDATA
DENGAN HUKUM DAGANG
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) merupakan hukum khusus (lex
specialis). Dan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHP) merupakan
hukum umum (lex generalis). Dengan
diketahuinya sifat dari kedua kelompok
hukum tersebut, maka dapat
disimpulkan keterhubungannya sebagai
lex specialis derogat lex generalis,
artinya hukum yang bersifat khusus
mengesampingkan hukum yang bersifat
umum.
BERLAKUNYA HUKUM
DAGANG
DAGANG
penghasilan dengan cara memperniagakan barang-barang atau
ngeadakan perjajian perdagangan.
Pembantu di Dalam
Perusahaan
• Pembantu dalam perusahaan
adalah mempunyai hubungan yang
bersifat sub ordiansi, yaitu
hubungan atas bawah sehingga
berlakunya suatu perjanjian
perburuhan. Pembantu di Luar
Perusahaan
• Pembantu di luar perusahaan adalah
mempunyai hubungan yang bersifat
koordinasi (sejajar) sehingga berlaku suatu
perjanjian dengan pemberi kuasa dan
penerima kuasa yang akan memperoleh upah
PENGUSAHA DAN Membuat pembukuan (sesuai dengan
Pasala 6 KUH Dagang Yo Undang-
Mendaftarkan perusahaannya
(sesuai Undang-undang Nomor 3
tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan)
Pasal 25 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1982
Pasal 32-35 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1982
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA
Perusahaan Perusahaan
Persekutuan Perseorangan
Perusahaan persekutuan adalah perusahaan swasta Perusahaan perseorangan adalah
yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang perusahaan swasta yang didirikan dan Jumlah pemilik
pengusaha dalam bentuk persekutuan dimiliki oleh pengusaha perorangan
Perusahaan Perusahaan
Swasta Negara
Perusahaan swasta adalah Perusahaan negara adalah
perusahaan yang seluruh perusahaan yang seluruh atau
modalnya di miliki oleh swasta sebagian modalnya dimiliki Masyarakat
dan tidak ada campur tangan negara
pemerintah
PT
Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas (PT),yang selanjutnya disebut
Perseroan adalah Badan hukum yang merupakan
persekutuan modal,didirikan berdasarkan
perjanjian,melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang serta peraturan pelaksanaannya
(Pasal 1 butir 1 UU Nomor 40 tahun 2007).
Syarat Pendirian PT
(Perseroan terbatas)
●Syarat Formal,adalah bahwa untuk mendirikan badan
usaha PT, harus memenuhi syarat formalitas yang
ditentukan dalam pasal 7 ayat (1) UUPT ” Perseroan
didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta
notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”. Untuk itu
jika suatu PT tidak didirikan dengan akta notaris,
secara yuridis formal tidak sah.
ORGAN PERSEROAN
Didalam Pasal 1 butir 2 UUPT secara tegas menyebutkan bahwa
organ PT yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan PT. Kepengurusan
tersebut harus sesuai dengan kepentingan PT,
organ dari perseroan terdiri dari rapat umum pemegang saham sesuai dengan maksud dan tujuan PT. Direksi
(RUPS), Direksi, dan Komisaris
juga dapat mewakili PT baik di dalam maupun di
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
—KOMISARIS
PENYATUAN PERUSAHAAN
1. PENGGABUNGAN (Merger)
Merger adalah penyatuan bisnis untuk mencapai
kepemilikan bersama atau sering disebut
penggabungan. Bisa juga dikatakan sebagai
pengambilalihan seluruh aktiva dan pasiva yang
dimiliki suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Secara
hukum, merger membutuhkan dua perusahaan untuk
melakukan penggabungan menjadi entitas baru dengan
kepemilikan baru dan struktur manajemen yang seolah-
olah berasal dari masing-masing perusahaan. Ada
PENYATUAN PERUSAHAAN
PELEBURAN (Konsolidasi) 2
proses peleburan dua perusahaan atau lebih untuk menjadi satu
perusahaan baru. Seluruh aktivitas bisnis atau operasional
masing-masing perusahaan-perusahaan yang berkonsolidasi
3 PENGAMBILALIHAN (Akuisisi)
proses pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain.
harus berhenti untuk kemudian melebur dalam satu naungan Hal itu bisa terjadi karena aset atau saham suatu perusahaan
manajemen dan kepemimpinan. Konsolidasi dilakukan dengan dibeli oleh perusahaan lain. Perusahaan yang membeli aset atau
mengevaluasi kondisi perusahaan yang sedang berjalan, saham tersebut hanya mengambil alih kepemilikan tanpa
diteruskan dengan pengembangan strategi usaha jangka panjang menghentikan kegiatan bisnis atau operasionalnya. Selanjutnya,
yang lebih terperinci. Perincian tersebut meliputi pengembangan perusahaan yang diakuisisi tetap eksis menjalankan
sistem manajemen, memberikan prioritas pada pengembangan operasionalnya atau kegiatan bisnisnya tanpa dipengaruhi oleh
yang dilakukan secara terus menerus, dan pengembangan pasar perusahaan yang mengakuisisi. Perusahaan yang mengakuisisi
yang dilakukan secara sistematis dan efisien. Pendeknya, dan perusahaan yang diakuisisi berdiri dengan status badan
konsolidasi tidak menyisakan bagian dari masing-masing hukum yang berbeda. Pendeknya, setelah terjadi proses akuisisi,
perusahaan yang saling meleburkan diri untuk masing-masing perusahaan tetap berjalan sendiri-sendiri tapi
mengimplementasikan evaluasi masing-masing perusahaan. berada di bawah kepemimpinan atau dikendalikan oleh pemilik
yang sama.
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
PERSEROAN TERBATAS
Pembubaran dan likuidasi perseroan terbatas berpedoman pada
Pasal 114 UUPT, dapat terjadi karena:
Keputusan RUPS
Jangka Waktu Berdirinya Perseroan
yang Ditetapkan dalam Anggaran
Dasar Telah Berakhir
ORGAN YAYASAN
Pengurus adalah organ yayasan yang
melaksanakan kepengurusan yayasan
berdasarkan Pasal 31 ayat (1) UU
Yayasan. Pengurus yayasan
merupakan orang perseorangan yang
cakap dan mampu melakukan
perbuatan hukum. Pelarangan untuk
merangkap jabatan sebagai anggota Pembina
pembina dan anggota pengawas juga
diterapkan kepada pengurus Kedudukan pembina diatur dalam
berdasarkan Pasal 31 ayat (3) UU Pasal 28 ayat (1) UU Yayasan yang
Yayasan. berbunyi Pembina adalah organ
Yayasan yang mempunyai
kewenangan yang tidak diserahkan
kepada pengurus atau pengawas oleh
Pengawas undang-undang ini atau anggaran
dasar
Pengawas Yayasan adalah organ yayasan yang
betugas melakukan pengawasan serta memberi
nasihat kepada pengurus dalam menjalankan
kegiatan yayasan. Yayasan paling kurang harus
memiliki satu pengawas yang wewenang, tugas
dan tanggung jawabnya diatur dalam anggaran
dasar yayasan.
BADAN USAHA MILIK NEGARA