Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS

PADA BAYI DENGAN BBLR SERTA ASFIKSIA SEDANG


DI RUANG MERAH DELIMA (RUANG BAYI) RSUD.DR.
H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Misdawati
Nadya Sari Komala
Naily Arida
Noor Khofifah
Nurlaili Habiba
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penatalaksanaan Neonatus dengan risiko tinggi merupakan tantangan bagi pelayanan
kesehatan neonatus. Di Asia Tenggara prematuritas penyebab kematian ketiga
setelah infeksi dan asfiksia, di Indonesia setiap lima menit satu bayi di masa
neonatal meninggal karena berbagai sebab. Hampir sepertiganya 29% disebabkan
BBLR karena prematuritas, makin rendah masa gestasi dan berat lahir bayi makin
tinggi angka kematian bayi. Berbagai upaya di bidang pendidikan dan kemajuan
teknologi kedokteran telah diterapkan untuk dapat mempertahan kelahiran hidup,
dengan cara dari berbagai tingkat keperawatan dengan pendekatan deteksi dini dan
penatalaksanaan yang tepat. Meskipun kelangsungan hidup dapat dipertahankan
gangguan jangka pendek maupun jangka panjang masih sering ditemukan akibat
komplikasi perawatan atau karena morbiditas yang diderita.
B. Tujuan
1. Tujuan umum.
Dapat menerapkan asuhan kebidanan pada by. Ny. R dengan BBLR disertai asfiksia sedang di ruang bayi
(delima) RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
2. Tujuan Khusus
a. Pengkajian pada by. Ny . R dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang diruang bayi (delima) RSUD
Dr. H. Moch Ansari Saleh.
b. Interpretasi data dasar atau diagnosaa pada BBL dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang diruang
bayi (delima) RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
c. Identifikasi diagnosa atau masalah potensial pada BBL dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang
diruang bayi (delima) RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
d. Tindakan kebutuhan segera pada BBL dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang diruang bayi
(delima) RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
e. Perencanaan pada BBL dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang diruang bayi (delima) RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh.
f. Pelaksanaan pada BBL dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang diruang bayi (delima) RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh.
g. Evaluasi pada BBL dengan BBLR disertai dengan Asfiksia sedang diruang bayi (delima) RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi
karena umur kehamilan kurng dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dengan semestinya
sekalipun umur kehamilan cukup atau karena kombinasi keduanya.
Tanda – Tanda BBLR
■ Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
■ Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
■ Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau
kurang dari 33 cm, dan lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
■ Rambut lanugo masih banyak
■ Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
■ Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhanya
■ Tumit mengkilap, telapak kaki halus
■ Genetalia belum sempurna
■ Tonus otot lemah
■ Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
■ Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
Etiologi
■ Faktor ibu
Umur, paritas (primigravida dan grandemultipara atau lebih dari 6), infertilitas, riwayat
kehamilan tidak baik ( 2 kali abortus atau lebih 2 kali partus prematurus atau lebih kematian
perinatal), lahir abnormal jarak kehamilan terlalu dekat, BBLR pada anak sebelumnya, penyakit
akut dan kronik.
■ Faktor plasenta, dan kehamilan ganda
Berat plasenta berkurang atau berongga atau kedua (hidramnion), luas permukaan berkurang,
plasentitis vilus (bakteri, virus, dan parasit), tumor (korjoangioma), plasenta yang lepas, sindrom
transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik).
■ Faktor Janin
Kelainan kromoson (trisom autosomal), infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan),
disautonomia familial, radiasi, kehamilan ganda/kembar (gameli), aplasia prankreas.
Masalah atau Kelainan pada Bayi Berat Lahir Rendah

 Gangguan metabolik
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
c. Hiperglikemia
d. Gangguan Pernafasan
Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur.
Jenis Asfiksia
■ Asfiksia Lividu (Biru) ciri-cirinya: warna kulit kebiru-biruan,
tonus otot masih baik, reaksi rangsangan positif, bunyi jantung
reguler, prognasi lebih banyak.
■ Asfiksia Pillisa (putih) ciri-cirinya: warna kulit pucat, tonos otot
sudah berkurang tidak ada reaksi rangsangan, bunyi jantung
irreguler, prognosis jelek.
Klasifikasi

N Klasifikasi Nilai Derajat Vitalitas


o APGAR

1 Fress Stillbirth 0 Tidak ada pernapasan


(bayi lahir mati) Tidak ada denyut jantung

2 Asfiksia berat 1-3 Denyut jantung <40x/menit

3 Asfiksia sedang 4-6 Pernapasan tidak teratur, megap-megap, atau


tidak ada pernapasan
4 Asfiksia ringan/tanpa 7-9 Tangisan kuat disertai gerakan aktif
asfiksia
5 Bayi normal 10  
Klasifikasi Asfiksia

Asfiksia berat Asfiksia sedang


■ Frekuensi jantung <40x/menit ■ Frekuensi jantung menurutn menjadi 60-80
x/menit
■ Tidak ada usaha nafas ■ Tidak ada usaha napas
■ Tonus otot lemah bahkan hampir ■ Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
tidak ada
■ Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika
■ Bayi tidak dapat memberikan reaksi diberikan rangsangan
jika diberikan rangsangan ■ Bayi tampak pucat bahkan sampai
berwarna kelabu
■ Bayi tampak pucat bahkan sampai
berwarna kelabu ■ Terjadi kekurangan yang berlanjut sebelum
atau sesudah persalinan
■ Terjadi kekurangan yang berlanjut
sebelum atau sesudah persalinan.
Asfiksia ringan/ tanpa asfiksia
■ Takipnea napas > x/menit
■ Bayi tampak Cyanosis
■ Adanya retraksi sela iga
■ Adanya pernapasan cuping hidung
■ Pada pemeriksaan auskultasi di[eroleh
ronchi, rates, dan wheezing
■ Bayi kurang aktifitas
Etiologi

Faktor Intrauterin
■ Faktor ibu Faktor Umur Kehamilan

■ Uterus ■ Persalinan prematur (BBLR)

■ Plasenta ■ Persalinan presipitatus


■ Persalinan lewat waktu

Faktor persalinan
Faktor buatan
■ Persalinan memanjang
■ Sindrom hipotensi supinasi (posisi
■ Persalinan dengan tindakan operasi
tidur)
■ Persalinan dengan induksi
■ Asfiksia intrauterin pada induksi
■ Persalinan dengan anastesi persalinan
■ Perdarahan (solusio plasenta ■ Asfiksia intrauterin pada persalinan
marginalis) dengan anastesi
Komplikasi yang mungkin muncul

Edema otak dan perdarahan otak Kejang

Anuria atau oliguria


Koma
BAB III
TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PATOLOGIS
PADA BAYI LAHIR DENGAN BBLR DI SERTAI
ASFEKSIA SEDANG
DI RUANG MERAH DELIMA (BAYI)
RSUD.Dr.H.MOCH.ANSARI SALEH
BANJARMASIN
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Pukul : 13:00 WITA
No. RMK : 436xxx

IDENTITAS
1. Identitas bayi
Nama : By.Ny.R
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 18 oktober 2019
Jam lahir : 07:40 WITA
  Ibu Ayah

Nama Ny.R Tn.A

Umur 30 thn 39 thn

Pekerjaan IRT Swasta

Pendidikan S1 S1

Agama Islam Islam

Suku/bangsa Banjar /indonesia Banjar/indonesia

Alamat Komplek persada permai baru 2 jalur 1 No 23


PROLOG
Bayi di pindahkan ke ruang Merah Delima (Ruang Bayi) pada Jum’at 18 oktober
2019. Bayi lahir secara normal tidak segera menangis, gerakan lemah, dengan
APGAR score 4,5,6 pada hari jum’at pukul: 07.30 WITA dengan BB: 1895
gram, PB: 47 cm, LK: 29 cm, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat konginetal (-),
anus (+), usia bayi sekarang 1 hari dan ini merupakan anak ke dua, usia kehamilan
ibu 39 minggu.

DATA SUBJEKTIF
-
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum bayi lemah, nadi: 111x/menit, pernapasan: 58x/menit, suhu: 36,4oC
SPO2: 98%, sesak, hipoaktif, O2 nasal terpasang 2 liter/menit, inf D% 8 tpm, residu
kosong, hipersaliva.
ANALISA
Neonatus hari ke-1 dengan BBLR disertai Asfiksia Sedang
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu kepada orangtua tentang keadaan bayinya bahwa bayinya dalam keadaan kurang baik dan perlu penanganan
khusus. Orang tua mengerti.
2. Mengobservasi keadaan umum dan TTV setiap 6 jam sekali. Tindakan telah dilakukan.
3. Memantau suhu bayi agar tetap stabil dan tidak melebihi batasan normal. Suhu bayi 36,4 oC.
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi, popok bayi dan memberikan minyak telon untuk tetap menjaga kehangatan
bayi. Tindakan telah dilakukan.
5. Menjaga personal hygiene bayi dengan menyeka tubuh bayi setiap pagi, mengganti popok bayi setiap 2-3 kali sehari atau setiap
kali bayi BAK dan BAB. Tindakan telah dilakukan.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter dr. priyanti Kisworini M.Kes Sp. A
a. Rawat bayi dalam incubator
b. Inf D10% 8 tpm
c. O2 nasal terpasang
d. Injeksi IV Ampicillin 2x100 mg
e. Injeksi IV Gentamycin 1x7,5 mg
f. Injeksi IV Aminophiline 3x4 mg
g. Dexamethasone 2x0,5 mg
h. Puasakan bayi
i. Pasang OGT
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan. Pencatatan telah dilakukan.
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Minggu, 20 Oktober 2019. 08.45 WITA
Subjektif
-
Objektif
Keadaan umum lemah, nadi: 134x/menit, respirasi: 66x/menit, suhu: 36,4 o C, SPO2: 98%. Sesak, takipnea, O2
terpasang, muntah coklat 2x, BAK (+), BAB (+).
Analisa
Neonatus hari ke-2 dengan BBLR disertai Asfiksia Sedang.
Penatalaksanaan
2. Memberitahu kepada orangtua tentang keadaan bayinya bahwa bayinya masih dalam keadaan kurang baik
dan perlu penanganan khusus. Orangtua mengerti.
3. Menjaga personal hygiene bayi dengan menyeka bayi dan mengganti popok bayi. Tindakan telah
dilakukan.
4. Mengobservasi keadaan umum dan TTV setiap 6 jam sekali. Tindakan telah dilakukan.
5. Memantau suhu bayi agar tetap stabil dan tidak kurang atau melebihi batasan normal. Suhu bayi 36,4 oC.
6. Melanjutkan terapi dokter. Terapi telah dilanjutkan.
2. Senin, 21 Oktober 2019 pukul 08.30 WITA
Subjektif
-
Objektif
Keadaan umum lemah, nadi: 126x/menit, respirasi: 68x/menit, suhu: 36,5 C, SPO2: 98%. Sesak, takipnea,
O2 terpasang, muntah coklat kemerahan 1x, BAK (+), BAB (+).
Analisa
Neonatus hari ke-3 dengan BBLR disertai Asfiksia Sedang.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada orangtua tentang keadaan bayinya bahwa bayinya masih dalam keadaan kurang
baik dan perlu penanganan khusus. Orangtua mengerti.
2. Menjaga personal hygiene bayi dengan menyeka bayi dan mengganti popok bayi. Tindakan telah
dilakukan.
3. Mengobservasi keadaan umum dan TTV setiap 6 jam sekali. Tindakan telah dilakukan.
4. Memantau suhu bayi agar tetap stabil dan tidak kurang atau melebihi batasan normal. Suhu bayi 36,5 oC.
5. Melanjutkan terapi dokter. Terapi telah dilanjutkan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada By. Ny. R ditemukan tanda dan gejala dimana bayi tidak segera
menangis, gerakan lemah, dengan APGAR score 4,5,6. Dengan demikian disimpulkan bahwa ada
kesenjangan antara teori dan praktek lapangan.
B. Idenfifikasi Diagnosa dan Masalah
Dengan data subjektif dan objektif, ditetapkan diagnosa By. Ny. R Neonatus hari ke-1 dengan
BBLR disertai Asfiksia Sedang.
C. Indentifikasi Kebutuhan Segera
By.Ny.R Neonatus hari ke-1 dengan BBLR disertai Asfiksia Sedang membutuhkan kebutuhan segera
yaitu pemberian perencanaan yang berkolaborasi dengan dokter untuk rencana tindakan.
D. Intervensi
1. Memberitahu kepada orangtua tentang keadaan bayinya bahwa bayinya dalam keadaan kurang
baik dan perlu penanganan khusus. Orangtua mengerti.
2. Mengobservasi keadaan umum dan TTV setiap 6 jam sekali. Tindakan telah dilakukan.
3. Memantau suhu bayi agar tetap stabil dan tidak melebihi batasan normal. Suhu bayi 36,4˚C
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi, popok bayi dan memberikan minyak telon
untuk tetap menjaga kehangatan bayi. Tindakan telah dilakukan.
5. Menjaga personal hygiene bayi dengan menyeka tubuh bayi setiap pagi, mengganti popok bayi
setiap 2-3 kali sehari atau setiap kali bayi BAK dan BAB. Tindakan telah dilakukaan.
6. Melakukan kolaborasi dengan dr. Priyanti Kisworini M. Kes Sp. A.
E. Implementasi
1. By.Ny. R dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. By.Ny. R Ibu dan keluarga mengerti yang sudah dijelaskan dan menyetujui yang akan dilakukan.
3. Melakukan kolaborasi dengan dr. Priyanti Kisworini M. Kes Sp. A
a. Rawat bayi dalam incubator
b. Inf D10% 8 tpm
c. O2 nasal terpasang 4 lpm
d. Injeksi IV Ampicillin 2x 100 mg
e. Gentamycin 1x 7,5 mg
f. Aminophiline 3x 4 mg
g. Dexamethasone 2x 0,5 mg
4. Puasakan bayi
5. Pasang OGT
6. Terapi sudah diberikan sesuai intruksi dari hasil kalaborasi dengan dr. Priyanti Kisworini M. Kes Sp. A
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan kepada By.Ny. R Neonatus hari ke-1 dengan BBLR disertai Asfiksia Sedang. Setelah
dilakukan pengkajian bahwa penyebab dari BBLR disertai Asfiksia Sedang yang terjadi pada bayi
kaarena ibu mengalami PEB saat hamil dan bersalin.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR adalah Faktor ibu yaitu umur, paritas
(primigravida dan grandemultipara atau lebih dari 6), ras (kebanyakan berkulit hitam), infertilitas,
riwayat kehamilan tidak baik ( 2 kali abortus atau lebih 2 kali partus prematurus atau lebih kematian
perinatal), lahir abnormal jarak kehamilan terlalu dekat, BBLR pada anak sebelumnya, penyakit akut
dan kronik.
Sedangkan pada bayi Asfiksia pernapsan tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan
persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan
bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.
Pada kasus ini bayi mengalami komplikasi yaitu asfiksia sedang dan intra utrine fetal growth restriction
(IUGR) sehingga menyebabkan BBLR. Maka dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori
dan praktek dilapangan.
Setelah dilakukan evaluasi diperoleh hasil / diagnose sebagai berikut :
■ By.Ny. R sudah tidak sesak lagi
■ Keadaan umum By.Ny. R baik
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari data subjektif dan objektif yang didapatkan By. Ny "R" maka ditegakkan diagnosa Bayi dengan berat badan lahir
rendah serta asfiksia dan analisa data yang diberikan dengan asuhan kebidanan sangat penting dilakukan karena
merupakan langkah-langkah dalam memberikan perawatan terhadap bayi dengan BBLR dan asfikia sehingga masalah-
masalah dapat ditangani secara dini dan tidak berlanjut kemasalah kematian.
2. Diagnosa/masalah potensial yang ditegakkan pada By. Ny "R" dengan berat badan lahir rendah serta asfiksia yaitu rentan
terjadi hipotermi, kejang, hipoglekemia, hiperbilirubenemia dan gangguan pernafasan
3. Tindakan segera/kolaborasi pada By. Ny "R" tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera.
4. Rencana asuhan kebidanan pada By. Ny "R" dengan bayi berat badan lahir rendah direncanakan seluruh kegiatan yang
akan dilakukan untuk menangani bayi dengan bayi berat badan lahir rendah serta komplikasi- komplikasi yang mungkin
terjadi, termasuk mendeteksi dini kemungkinan terjadinya komplikasi dan merencanakan penanganan segera.
5. Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada kasus By. Ny "R" dengan berat badan lahir rendah
dengan umur kehamilan 39 minggu dengan berat 1895 gram dimana berat badan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Penanganan yang diberikan yaitu merawat bayi dalam inkubator, pemberian minum yang teratur dan pemberian ASI
eksklusif melalui OGT ,(Nasogastric Tube), pencegahan infeksi serta menggunakan perawatan bayi lekat (kangaroo
mather care).
6. Tindakan evaluasi pada By. Ny "R" dengan BBLR telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar
pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Guna meningkatkan pelayanan kesehatan, selain itu tenaga medis dapat melakukan tindakan
promotif dan preventif seperti penyuluhan, maupun konsultasi yang mendalam dan memastikan
ibu yang sedang hamil mengerti akan pentingnya mencegah terjadinya bayi lahir rendah dan
asfiksia, dengan harapan angka kematian dan kesakitan berkurang.
2. Bagi Masyarakat dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah informasi serta wawasan tentang bayi berat lahir rendah (BBLR),
asfiksia, serta hubungannya agar dapat mengetau upaya pencegahannya, serta memiliki
kesadaran, untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin disarana pelayanan kesehatan, dengan
harapan angka kematian neonatus dapat berkurang.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mehassiswa dapat menambah referensi mengenai Bayi BBLR dan Asfiksia di
Ruang Merah delima (Ruang Bayi).
TERIMAKASIH


Anda mungkin juga menyukai