dengan anak
Komunikasi efektif
Salah satu tantangan sebagai orang tua adalah bisa berkomunikasi
secara efektif dengan anak-anak mereka. Meskipun orangtua sudah
berusaha untuk membangun jalur komunikasi dua arah dan jujur
dengan anak - anak, namun komunikasi bisa tidak berhasil
Usiasekolah
pada usia ini anak akan lebih terfokus pada
kelompok teman sebaya sebagai tolak ukur dan
role model, dampak yang muncul akibat dari
penggunaan teman sebaya sebagai role model
menjadikan anak sedikit demi sedikit
meninggalkan aturan-aturan dalam keluarga yang
dianggap sudah tidak sesuai dengan dirinya,
Anak usia sekolah sudah mampu membaca dan
berfikir dan rasa ingin tau yang sangat tinggi,
meskipun demikian dalam melakukan komunikasi
harus tetap menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh anak.
Tehnik komunikasi yang efektif pada anak usia
sekolah :
Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti.
Jelaskan tujuan dan rasional
Gunakan kata-kata motivasi
Jangan menggunakan ancaman
Usia remaja
Usia remaja merupakan tahapan dimana anak
memasuki kondisi perubahan dari anak-anak
menuju dewasa, meskipun remaja cenderung
menjadikan teman sebaya sebagai role model
namun tetap membutuhkan dan bergantung pada
keluarga (orang tua) untuk mencapai status dewasa
Remaja mimiliki kondisi yang fluktuatif sehingga
tidak bisa diterapkan satu metode secara konsisten,
dalam melakukan komunikasi pada remaja orang
tua harus meluangkan waktu khusus, lebih banyak
mendengarkan, hindari menghakimi, berikan
harapan yang jelas, hindari membahas topik yang
memunculkan konflik (Wong, 2009)
Pembahasan kasus
Kasus
Metode A :
Yani : “Daag, saya mau berangkat ke sekolah.”
Orang tua : “Hari hujan sayang, kenapa kau tidak memakai jas
hujan?”
Yani : “Saya tidak memerlukannya.”
Orang tua : “Tidak memerlukannya? Nanti kau basah kuyup,
pakaian mu akan jadi kotor, dan kamu akan masuk angin.”
Yani : “Yah, hanya gerimis.”
Orang tua: “cukup deras.’
lanjutan
Orang tua: “Tapi sayang, kamu akan lebih hangat dan kering bila
mengenakannya. Ayolah ambil.”
Yani : “Saya benci jas hujan itu, saya tidak mau mengenakannya.”
Orang tua : “Cepat kembali ke kamar mu dan ambil jas hujan! Saya
tidak akan mengijinkan mu ke sekolah tanpa mengenakan jas hujan
pada hari seperti ini.”
Yani : “Tapi saya tidak menyukainya.”
Orang tua : “tidak pakai “tapi-tapi” apabila kamu tidak mau
mengenakannya kami akan memaksamu.”
Yani (marah) : “ Baik, Bapak menang! Saya akan memakai jas
hujan keparat itu!”
pembahasan
1 Model A
Pada Kasus A komunikasi yang orang tua gunakan tidak efektif, karena
orang tua menggunakan gaya komunikasi popular yang merupakan
hambatan dalam komunikasi yaitu:
gaya memerintah :
” Cepat kembali ke kamar mu dan ambil jas hujan!”
“ Ayolah ambil.”
gaya mengancam :
“Saya tidak akan mengijinkan mu ke sekolah tanpa mengenakan jas
hujan pada hari seperti ini.”
“tidak pakai “tapi-tapi” apabila kamu tidak mau mengenakannya kami
akan memaksamu.”
gaya menasehati : “Tapi sayang, kamu akan lebih hangat dan kering bila
mengenakannya.”
lanjutan
Tujuan orang tua tercapai, masalah cepat selesai, tetapi anak melaksanakan
secara terpaksa sehingga jika terjadi kasus yang sama pada waktu yang
berlainan dan orang tua tidak ada, anak tidak akan menggunakan jas hujan.
Bahkan bisa saja anak akan melepas jas hujan ketika orangtua tidak ada
karena anak tidak memahami pentingnya menggunakan jas hujan.
Anak merasa orang tua tidak memahami dan menghargai keinginan anak,
tidak dimengerti dan diterima perasaannya, emosiya tidak tersalurkan, kesal,
tidak dipercaya. Hal ini terlihat dari respon anak yaitu:
“Saya tidak mau mengenakan jas hujan, saya benci memakainya.”
“ Saya tidak menyukainya.”
“ Baik, Bapak menang! Saya akan memakai jas hujan keparat itu!”.
Orang tua tidak mengkaji lebih jauh mengapa anak tidak mau menggunakan
jas hujan.
Metode B
Yani : “Daag, saya mau berangkat ke sekolah.”
Orang tua : “Hari hujan sayang, kenapa kau tidak pakai jas hujan
mu?”
Yani : “Saya tidak memerlukannya.”
Orang tua : “Tidak memerlukannya? Nanti kau basah kuyup, pakaian
mu akan jadi kotor, dan kamu akan masuk angin.”
Yani : “Hanya gerimis saja.”
Orang tua : “ Saya ingin kamu memakainya.”
Yani : “ Saya membenci jas hujan itu. Saya tidak mau
mengenakannya. Jika bapak memaksa saya, saya akan marah”
Orang tua: “baiklah, saya menyerah! Pergilah ke sekolah tanpa jas
hujan mu, saya tidak igin bertengkar dengan mu lebih lama lagi –
kau menang”
pembahasan
Pada kasus B komunikasi tidak efektif, tujuan komunikasi tidak
tercapai karena orang tua tidak mampu mengarahkan anak untuk
mencapai tujuan dan orang tua merasa masalahnya ingin cepat
selesai. Hal ini berdampak pada kepatuhan anak terhadap aturan
yang ada, karena orang tua dianggap tidak berdaya dan mengetahui
kelemahan orang tua untuk mendapatkan apa yang anak inginkan.
Hal ini terlihat dari respon orang tua “baiklah, saya menyerah!
Pergilah ke sekolah tanpa jas hujan mu, saya tidak ingin bertengkar
dnegan mu lebih lama lagi – kau menang.”
Pada kondisi yang lain anak akan menggunakan gaya komunikasi
yang sama, untuk mendapatkan keinginannya.
Metode 3
Yani : “Daag, saya pergi ke sekolah.”
Orang tua : “Hari hujan sayang, kenapa tak memakai jas hujan?”
Yani : “Saya tidak memerlukannya.”
Orang tua : “Saya pikir hujannya cukup deras dan saya khawatir
kamu akan basah kuyup atau menjadi pilek, dan ini akan
mempengaruhi kami semua.”
Yani : “ Ah saya tidak mau mengenakan jas hujan itu.”
Orang tua : “ Kamu kelihatannya sungguh-sungguh tidak mau
mengenakan jas hujan itu.”
Yani : “ Ya betul saya membencinya.”
Orang tua : “ Kamu benar-benar benci sama jas hujan itu?”
Yani : “ Ya, jas hujan itu kotak-kotak.”
lanjutan
Orang tua : “ Jadi sesuatu yang kotak-kotak itu kamu benci ya?”
Yani : “Ya, di sekolah tidak seorang pun mengenakan jas hujan
kotak-kotak.”
Orang tua : “kamu tak mau menjadi satu-satunya orang yang
mengenakan sesuatu yang berbeda.”
Yani : “jelas tidak, semua orang memakai jas hujan putih polos,
hijau atau biru.”
Orang tua : “ Kalu begitu, baiklah kita benar-benar tidak sepakat
untuk hal ini. Kamu tidak mau memakai jas hujanmu yang kotak-
kotak dan saya tidak mau menambah pekerjaan untuk mencuci
pakaianmu yang nanti kotor terkena hujan dan saya pun merasa
tidak senang jika nanti kamu menjadi pilek. Dapatkah kamu
memikirkan pemecahannya yang sama-sama dapat kita sepakati?”
lanjutan
Yani : “diam sejenak. Mungkin dapat meminjam jas hujan ibu saat
ini.”
Orang tua : “ Bagaimana coraknya, apakah putih polos?”
Yani : “Ya, putih.”
Orang tua : “Apakah kamu berfikir ibu akan mengijinkanmu untuk
meminjam?
Yani : “saya akan menanyakannya.” (Yani menjumpai Ibu dan
mendapat ijin)
Orang tua : “Kamu senang dengan jas itu?”
Yani : “Tentu, ini bagus.”
Orang tua : “ Ya, saya yakin kamu akan tetap kering. Jadi kalau
kamu senang dengan cara pemecahan ini saya juga demikian.”
Yani : “Ya, daag.”
Orang tua : “ Daag, selamat bersekolah.”
pembahasan
Pada kasus B komunikasi yang digunakan orang
tua efektif, tujuan orang tua tercapai. Anak merasa
dihargai, dimengerti dan diterima perasaannya.
Anak tau bahwa mengenakan jas hujan adalah
masalah anak. Orang tua mendengarkan dengan
aktif keinginan dan perasaan anak.
Terima
Kasih