Anda di halaman 1dari 11

PPT ADAPTASI PSIKOLOGIS MASA NIFAS

NAMA : NATALIA DESIANA NAGAS


NPM : 19202023
KELAS : KEBIDANAN 2019A
A. ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan
psikologis yang juga mengakibatkan adanya perubahan dari
psikisnya. Ia mengalami simulasi kegembiraan yang luar biasa,
menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya,
berada dibawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran
yang diperlukan apa yang harus diketahuinya dan perawatan
untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab luar biasa sekarang
untuk menjadi seorang ibu.
Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan,
menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada
periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah.
Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam
beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi menjadi orang tua
2. Respon dan dukungan dari keluarga.
3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan.
4. Harapan, keinginan dan inspirasi saat hamil dan
melahirkan.

B. Fase Adaptasi Psikologis Ibu Nifas


 Fase-fase adaptasi psikologi yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara
lain :

1. Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama
pada bayinya sendiri. Rubin (1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase
menerima, suatu waktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan perawatan.
Lanjutan

Pada fase ini suatu waktu yang penuh kegembiraan dan kebanyakan orang tua sangat
suka mengkomunikasikannya. Mereka merasa perlu menyampaikan pengalaman
mereka tentang kehamilan dan kelahiran. Pemusatan, analisa, dan sikap yang menerima
pengalaman ini membantu orang tua untuk berpndah ke fase berikutnya. Kecemasan
dan keasyikan terhadap peran barunya sering mempersempit tingkat persepsinya ibu.
Oleh karena itu informasi yang diberikan pada waktu itu mungkin perlu diulang.
Ketidaknyamanan yang biasanya dialami pada fase ini antara lain rasa mules, nyeri
luka jahitan (bila ada), kurang tidur, dan kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada
fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah :
 Kekecewaan pada bayinya.
 Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.
 Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
 Kritikat suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
 
2. Fase Taking Hold
Fase ini adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari pascapersalinan. Dalam
fase ini secara bergantian muncul kebutuhan untuk mendapat perawatan dan
penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu
secara mandiri. Ia berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh
kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi atau jika ia adalah
seorang ibu yang gesit, ia akan memiliki keinginan untuk merawat bayinya secara
langsung.

Dalam 6-8 minggu pasca persalinan, kemampuan ibu untuk menguasai tugas-tugas
sebagai orang tua merupakan hal yang penting. Harapan yang realitismempermudah
kelangsungan fungsi-fungsi keluarga selanjutnya sebagai suatu unit. Beberapa wanita
sulit menyesuaikan diri terhadap isolasi yang dialamiya karena ia harus merawat bayi
dan tidak suka terhadap tanggung jawab di rumah dan merawat bayi.
L a n j u ta n

Ibu yang terlibat memerlukan dukungan tambahan adalah sebagai berikut :


 Primipara yang belum berpengalaman mengasuh anak.
 Wanita karier.
 Wanita yang tidak punya cukup teman/keluarga untuk dapat berbagi.
 Ibu yang berusia remaja.
Pada fase ini tidak jarang terjadi depresi. Perasaan mudah tersinggung bisa timbul
akibat berbagai faktor. Secara psikologis, ibu mungkin jenuh dengan banyaknya
tanggung jawab sebagai orang tua. Ia bia merasa kehilangan dukungan yang perna
diterimanya dari anggota keluarga dan te,man-teman ketika dia hamil. Beberapa ibu
menyesal tentang hilangnya hubungan antara ibu dengan anak yang belum lahir.
Beberapa yang lain mengalami perasaan kecewa ketika persalinan dan kelahiran telah
selesai.
3. Fase Letting Go
Pada fase ini, ibu dan keluarganya bergerak maju sebbagai suatu sistem dengan para
anggota saling berinteraksi. Hubungan antar pasangan, walaupun sudah berubah
dengan adanya seorang anak, kembali menunjukan banyak karakteristik awal.
Tuntutan utama ialah menciptakan suatu gaya hidup yang melibatkan anak, tetapi
dalam beberapa hal, tidak melibatkan anak pasangan ini harus berbagi kesenangan
yang bersifat dewasa. Kebanyakan suami istri memulai lagi hubungan seksualnya
pada minggu ketiga atau keempat setelah anak lahir. Beberapa memulai hubungan
lebih awal, yakni segera setelah hal itu dapat dilakukan tanpa wanita merasa nyeri.
 
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dengan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya ibu mengalami perasaan
sedih yang berkaitan dengan keadaan bayinya ini disebut baby blues.
Lanjutan

Jika keadaan seperti diatas terjadi, disarankan untuk :


a. Minta bantuan suami atau keluargan yang lain, jika membutuhkan istirahat untuk
menghilangkan kelelahan.
b. Memberitahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan serta meminta
dukungan dan pertolongannya.
c. Membuang rasa cemas dan kekwatirannya akan kemampuan merawat bayi
karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri.
d. Mencari hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut :
1. Fisik berupa istirahat, supan gizi, dan lingkungan bersih.
2. Psikologi berupa dukungan dari keluarga sangat diperlukan.
3. Sosial, berupa perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan
menemani saat ibu merasa kesepian.
Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold, dan letting go yang
merupakan perubahan perasaan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat
menyesuaikan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada keadaan normal.
C. Tujuan Asuhan Kebidanan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologinya.
b. Melaksanakan skrining yang komprehesif, mendeteksi masalah, serta
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui serta peberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Memulihkan kesehatan umum.
f. Mempertahankan kesehatan psikologis.
g. Mencegah infeksi dan komplikasi.
h. Memperlancar pemebntukan air susu ibu (ASI).
D. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Ibu Masa Nifas
a. Berikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila
terlihat sangat sedih.
b. Menyarankan pada ibu untuk beristirahat dengan baik, berolahraga yang ringan,
berbagi cerita dengan orang lain, bersikap flesibel, bergabung dengan orang-
orang baru.
c. Menyarankan pada ibu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis.
d. Mempersiapkan persalinan dengan lebih baik yaitu tidak hanya menekankan
pada materi, tapi yang lebih penting dari segi psikologis dan mental ibu.
e. Dengan cara pendekatan terapeutik. Ini bertujuan menciptakan hubungan baik
antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
 Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
 Dapat memahami dirinya.
 Dapat mendukung tindakan konstruktif.
a. Meningkatkan support mental/dukungan keluarga.
b. Minta bantuan suami atau keluarga yang lain jika membutuhkan istirahat untuk
menghilangkan kelelahan.
Lanjutan

a. Beritahu suami mengenai apa yang sedang dirasakn ibu, mintalah dukungan dan
pertolongannya.
b. Menyarankan ibu untuk membuang rasa cemas dan kekhwatiran akan kemampuan
merawat bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan
percaya diri.
c. Menyarankan ibu untuk mencari hiburan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri.

E. Peran Bidan Pada Masa Nifas


Hal-hal yang dapat dilakukan seorang bidan dalam menjalankan perannya selama
ibu dalam masa nifas diantaranya yaitu :
d. Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin melalui IMD.
e. Memberi penjelasan pada ibu, suami dan keluarga bahwa hal ini merupakan suatu
hal yang umum dan akan hilang sendiri dalam dua minggu setelah melahirkan.
f. Simpati, memberikan bantuan dan merawat bayi dan dorongan pada ibu agar
tumbuh rasa percaya diri.
g. Menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.

Anda mungkin juga menyukai