Anda di halaman 1dari 21

MORNING REPORT

IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. L
 Umur : 45 tahun
 Alamat : Halong
 Tanggal masuk rumah sakit : 14-12-20 pukul 19.00
WIT
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluhan Utama : BAB bercampur darah lendir dan darah.
 Pasien mengeluh sulit BAB sejak 1 tahun yang lalu, setiap
kali BAB pasien membutuhkan waktu yang lama. Kotoran
dengan darah dan lendir. Menurut pasien ukuran feses kecil-
kecil seperti kotoran kambing. Pasien juga sering mengeluh
rasa tidak nyaman di perut dan mual, muntah setiap kali
makan. Sehingga membuat pasien menjadi malas makan dan
hanya sedikit minum, nafsu makan menurun.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Keluarga

 Pasien pernah didiagnosis polip  Ayah pasien menderita Ca rekti


5 tahun yang lalu pada usia 49 tahun

Riwayat Sosial
 Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi
makanan rendah serat
 Tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
 Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital:
 TD : 120/80mmHg

 HR : 88x/menit

 RR : 22x/menit

 Suhu : 36.5ºC
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala dan Leher Thorax (Jantung)


Tidak ada bekas luka, simetris.  Inspeksi : ictus cordis tdk tampak
Mata : ikterik (-), anemis (-/-), RP (+/+),
isokor (3mm/3mm)  Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar midclavicula line sinistra.

 Perkusi : Batas kanan (ICS III parasentral line


Thorax (Paru-paru) dextra), batas kiri (ICS V midclavicula line
sinistra)
Inspeksi : bentuk normal , pergerakan simetris,
tidak ada jejas.
 Auskultasi : S1/S2, reguler, murmur (-)

Palpasi : krepitasi (-), fremitus suara simetris


Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Rectal Toucher

 Inspeksi : distensi (-)  Sfingter ani mencekik, mukosa licin,


 Palpasi : defans muscular (-), organomegali (-), massa tumor (-)
nyeri tekan (-)
 Handscoen : lendir (+), darah (+), feses (+)
 Perkusi : timpani pada semua regio abdomen

 Auskultasi : BU (+) kesan normal

Ekstremitas

 Akral hangat, edema (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUAN
WBC 9.0 4.00 – 10.0 x 103 uL
RBC 4.26 4.00 – 6.00 x 106 uL
Hb 12.0 12.0 – 16.0 g/dl
HCT 39.0 37.0 – 48.0 %
PLT 273 150 – 400 x 103 uL
PT 11.7 10 – 14 detik
INR 1.14 - -
APTT 24.7 22.0 – 30.0 detik

 Colonoskopi : Massa 15 cm dari anus.


Tatalaksana Awal
 Infus NaCl 0.9% 20 tpm
 H2 antagonis : Ranitidin 50mg/8jam/Intravena

Diagnosis Diagnosis Banding


 Tumor rectum, suspek  Hemoroid interna
Carcinoma Rekti  Polip Rekti
PLANNING
 Konsul ke dokter bedah
 Biopsi
MATERI
ANATOMI RECTUM
 Rektum memiliki panjang ±15cm. Meluas dari
rectosigmoid sampai Anus.
 Rektum terletak di sakrum dan membentuk tiga
kurva berbeda, menciptakan lipatan itu bila
divisualisasikan secara endoskopi dikenal sebagai
katup dari Houston.
 Saluran anus anatomis dimulai dari garis dentate
dan berakhir di ambang anal (epitel kolumnar
mukosa rektum dengan epitel skuamousa dari
anoderm)
 Anal kanal berada di ekstraperitoneal, panjang
dari anal kanal sekitar 4 cm, yakni antara 3-5 cm.
 Vaskularisasi : Arteri dan vena rectalis superior,
media, dan inferior.

Norton JA. Essential practice of surgery: basic science and


Netter FH. Atlas of Human Anatomy. Edisi 6. Philadelphia: Saunders
clinical evidence. New York: Springer. 2002. Pg 282
Elsevier. 2014
KARSINOMA REKTI
 Karsinoma rekti didefinisikan sebagai keganasan yang muncul
pada rektum, yang sebagian besar adalah tumor ganas. Jenis
keganasan terbanyak pada rektum adalah Adenokarsinoma.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Pelayanan Klinis Kanker Rektum.


FAKTOR RESIKO

DAPAT DI MODIFIKASI TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI

 Mengkonsumsi diet tinggi  Riwayat KKR atau polip


lemak hewani dan rendah adenoma individual dan
serat keluarga
 Alkohol, obestias, merokok  Riwayat individual
penyakit kronis inflamatori
pada usus

Schwartz’s Principles of Surgery. Ed 10. New York: Mc Graw Hill Education


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Pelayanan Klinis Kanker Rektum.
ANAMNESIS
 Perdarahan per-anum
 Perubahan pola defekasi : konstipasi atau defekasi
dengan tenesmus
 Defekasi seperti kotoran kambing disertai darah atau
lender
 Nyeri pada stadium lanjut
 Penurunan berat badan

Sjamsuhidajat. R, De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2010.
Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR. Bailey & Love’s Short practice of surgery. Paris: CRC Press Taylor & Francis Group. 2013
PEMERIKSAAN FISIK
Head to Toe

Stadium awal, pemeriksaan abdomen biasanya normal.


Namun jika tumor berlanjut sampai ke rectrosigmoid
junction dpt ditemukan tanda obstruksi usus. Ketika
terjadi penyebaran ke hati, maka hepar dapat dipalpasi.

Rectal Tussae : Masa berbenjol-benjol. Handscoen :


lendir (+), darah (+), feses (+)

Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR. Bailey & Love’s Short practice of surgery. Paris: CRC Press Taylor & Francis Group. 2013
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium : hematologi dan kimia
darah
 Pemeriksaan Patologi Anatomi : Biopsi dari rektum
dan spesimen reseksi menentukan jenis keganasan
dan derajat diferensiasinya
 Pemeriksaan kolonoskopi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Pelayanan Klinis Kanker Rektum.


Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR. Bailey & Love’s Short practice of surgery. Paris: CRC Press Taylor & Francis Group.
2013
KLASIFIKASI TNM

Norton JA. Essential practice of surgery: basic science and clinical evidence. New York: Springer. 2002.
PENATALAKSANAAN

Schwartz’s Principles of Surgery. Ed 10. New York: Mc Graw Hill


PROGNOSIS

Schwartz’s Principles of Surgery. Ed 10. New York: Mc Graw Hill


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai