Anda di halaman 1dari 21

PENYELENGGARAAN

MAKAN DI TEMPAT KERJA


DASAR HUKUM

 UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


 (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
 a. keselamatan dan kesehatan kerja;
 b. moral dan kesusilaan; dan
 c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
 (2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
 Kepmenakertrans No. Kep. 102/Men/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan
Upah Kerja Lembur
 Kepmenakertrans No. Kep. 224/Men/2003 tentang Kewajiban Pengusaha Yang
Mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 s/d 07.00
 Depkes RI, 2000  Perusahaan harus senantiasa berupaya u/ meningkatkan efisiensi dan
produktivitas tenaga kerja secara optimal, yi dg cara menyediakan asupan makanan 40%
dari kebutuhan energi tenaga kerjanya per hari
 Permenaker No 3 Tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
 Tugas pokok Pelayanan Kesehatan kerja
1) Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus)

2) Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan thd TK

3) Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja

4) Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair

5) Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK

6) Pencegahan dan pengobatan thd. penyakit umum & PAK

7) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

8) Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K

9) Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilikan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makan di tempat kerja
10) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK

11) Pembinaan dan pengawasan thd TK dgn kelainan tertentu dalam kesehatannya

12) Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus


Pengertian

 Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja


untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis
pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang
diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan
untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga
tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang
setinggi-tingginya.
MASALAH TERKAIT GIZI KERJA
 UANG MAKAN ATAU PEMBERIAN MAKANAN
LANGSUNG?
 BERAPA JUMLAH KALORI YANG DIBUTUHKAN
PEKERJA
 OVER/MALNUTRISI
Y Grafik Produktivitas kerja menurut jam, dg atau
tanpa makan
40

A
32 32 32 32 32 32
30 30 A.PEMBERIAN MAKANAN
30
B.PEMBERIAN UANG
22 22 22 22

20 18

10
10
B
10

8 9 10 11 12 13 14 15 16
X
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEADAAN GIZI TENAGA KERJA

1. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan


suatu beban kerja.
2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis
kelamin, umur, hamil, menyusui, kebiasaan makan yang
kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit
parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan,
kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan
terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over nutrisi,
disiplin, motivasi dan dedikasi.
Cont...

3.Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang


meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan
psikologi
FAKTOR – FAKTOR PENENTU KEBUTUHAN
GIZI
1. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan)
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari – hari
5. Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui)
6. Lingkungan kerja
Pengaruh Lingkungan terhadap
kebutuhan gizi
 1. Suhu dingin : kebutuhan energi sama atau lebih,
asupan lemak sedang atau lebih, makanan/minuman
hangat

 2. Suhu panas: ada kehilangan cairan, perlu tambahan


cairan. Pekerja berat 2,8 l, pekerja ringan 1,9 l.
Kebutuhan cairan 4-5 l. Kebutuhan energi + 0,5%
setiap kenaikan suhu 10 C diatas 30 0 C
 3. Ketinggian
Sukar bernafas (acute mountain sickness )

Asupan makanan < 25% pd wkt acute


Asupan tinggi KH, akan meningkatkan metabolisme
glukosa, meningkatkan difusi paru-paru, dan
penampilan kerja

 Keracunan zat kimia/polusi/radiasi


Pemberian susu untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan produktifitas
Kecukupan energi & protein

Pekerja energi (kkalori) protein (gram)

Laki-laki Peremp Laki-laki Peremp


62kg/165 54kg/156 62kg/165 54kg/156
cm cm cm cm
Ringan 2800 2050 60 50

Sedang 3000 2250 60 50

Berat 3600 2600 60 50


KECUKUPAN GIZI KERJA

FAKTORMENENTUKAN KEBUTUHAN GIZI

1. UKURAN TUBUH (BB & TB) – KEBUT DASAR


2. USIA
3. JENIS KELAMIN
4. KEGIATAN SEHARI-HARI:
5. KONDISI TUBUH TERTENTU:
HAMIL, MENYUSUI, SEMBUH SAKIT,
6. LINGKUNGAN KERJA:
KECUKUPAN GIZI KERJA

PERHITUNGAN KEBUT ENERGI UNTUK


MELAKSANAKAN PEKERJAAN :
1. METABOLISMA BASAL (BM):

2. ENERGI UNTUK MELAKUKAN KERJA LUAR

3. FISIOLOGY TERTENTU

5. LK
KECUKUPAN GIZI KERJA
MENAKSIR NILAI BMR MENURUT KLP UMUR DAN JENIS KELAMIN
(Kal/m2/jam)

Umur (th) Laki-laki Perempuan

18-30 15.3 B + 679 14.7 B +496

30-60 11.6 B + 879 8.7 B +829


> 60 13.5 B + 487
10.5 B +596
KECUKUPAN GIZI KERJA
FAKTOR AKTIFITAS

Jenis Kelamin Aktifitas Faktor aktifitas

Laki-laki Ringan 1.56


Sedang 1.76
Berat 2.10

Wanita Ringan 1.55


Sedang 1.70
Berat 2.00
ANJURAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI/hari:

I. Makan pagi 25% dari total kebutuhan kalori


Makanan selingan ( 2 kali ) @ 10%
Makan siang : 30%
Makan malam : 25%

II. Makan pagi 25 %


Makan Selingan pagi 10 %
Makan siang : 35 %
Makan Malam: 30 %

III. Makan pagi = 2/5


Makan siang = 2/5
Makan malam = 1/5
Hubungan gizi dan Produktifitas kerja

 Tuttle Hubert, membuktikan bhw pekerja yg makan


pagi sebelum bekerja memperoleh hasil kerja >28%
drpd yg tidak makan pagi

 Karyadi & Basta, meneliti buruh pembuat jalan di 3


area di Jawa : buruh yg anemia sedang & berat;
penampilan hasil test Harvard step tes buruk
 Penelitian di perkebunan karet menunjukkan
bhw penyadap karet yg anemia
mengumpulkan karet < 19% dibanding yang
tidak anemia dan membersihkan area < 20 %
dibanding yang tidak anemia

 Setelah diberi intervensi tablet besi, jumlah


latex yg dpt dikumpulkan pekerja yang semula
anemia sama dengan yang tidak anemia
 Penelitian di India 1974 menunjukkan hubungan
antara hasil kerja dengan kadar Hb
Penelitian di atas dilakukan pada laki-laki

 Penelitian di Kenya pada pemetik teh (perempuan)


ada hubungan antara kadar Hb dan LILA dg prod.
Kerja

 Penelitian di Sri Lanka (Edgerton,1979) menunjukkan


bhw suplementasi Fe pada pemetik teh (perempuan)
setelah 1 bulan meningkatkan kadar Hb dan prod.
Kerja
 Penelitian Adiningsih dkk 1995, produktifitas 4
jam tenaga kerja pelinting rokok perempuan
berhubungan terbalik dg total kolesterol dan
IMT, produktifitas berhubungan positif dg
asupan protein

 Penelitian menunjukkan bhw kebiasaan tidak


makan pagi dapat mengakibatkan kurang darah

 Oleh karena itu untuk mencapai efisiensi kerja


dan belajar selalu dianjurkan ‘ better breakfast =
better nutrition’

Anda mungkin juga menyukai