Anda di halaman 1dari 15

Assalamualaikum wr.

wb
Kelompok 6

HOZAIMATUL HILALIA
IFROH AMALIA
MAHSUSIYATI
ASKEP POPULASI RENTANG
PADA KECACATAN
DEFINISI
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia1 penyandang diartikan
dengan orang yang menyandang
(menderita) sesuatu. Sedangkan
disabilitas merupakan kata bahasa
Indonesia yang berasal dari kata
serapan bahasa Inggris disability
(jamak: disabilities) yang berarti cacat
atau ketidakmampuan.
Klasifikkasi Kecacatan atau Disabibilitas

1. Disabilitas Mental.

Mental
Tinggi. Mental Rendah

Berkesulitan
Belajar Spesifik
2. Disabilitas Fisik

Kelainan Tubuh (Tuna Daksa)

Kelainan Indera Penglihatan (Tuna


Netra)

Kelainan Pendengaran (Tunarungu)

Kelainan Bicara (Tunawicara)


3. Tuna ganda (disabilitas ganda).Penderita cacat
lebih dari satu kecacatan (yaitu cacat fisik dan
mental)
Derajat Kecacatan atau Disabilitas
1. Cacat tubuh ringan
Yaitu mereka yang menderita cacat tubuh dimana kebutuhan
aktifitas hidup seharihari (ADL)nya t idak memerlukan
pertolongan orang lain.
2. Cacat tubuh sedang
Yaitu mereka yang menderita cacat tubuh, dimana kebutuhan
aktivitas hidup sehari hari (ADL)nya Harus dilatih terlebih dahulu,
sehingga untuk seterusnya dapat dilakukan tanpa pertolongan
3. Cacat tubuh berat
Yaitu mereka yang untuk kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari
(ADL)nya selalu memerlukan pertolongan orang lain, antara lain
amputee dua kaki atas lutut dan dua tangan atas siku, cerebral
palcy berat
Pasal 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
104/MENKES/PER/II/1999 tentang Rehabilitasi Medik mengatur bahwa
derajat kecacatan dinilai berdasarkan keterbatasan kemampuan seseorang
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dapat dikelompokan dsebagai
berikut
1. Derajat cacat 1: mampu melaksanakan aktifitas atau mempertahankan
sikap dengan kesulitan.
2. Derajat cacat 2: mampu melaksanakan kegiatan atau mempertahankan
sikap dengan bantuan alat bantu.
3. Derajat cacat 3: dalam melaksanakan aktifitas, sebagian
memerlukanbantuan orang lain dengan atau tanpa alat bantu.
4. Derajat cacat 4: dalam melaksanakan aktifitas tergantung penuh terhadap
pengawasan orang lain.
5. Derajat cacat 5: tidak mampu melakukan aktifitas tanpa bantuan penuh
orang lain dan tersedianya lingkungan khusus.
6. Derajat cacat 6: tidak mampu penuh melaksanakan kegiatan sehari-hari
meskipun dibantu penuh orang lain.
Hak-hak Penyandang Cacat/Disabilitas

lanjut dalam pasal 6 uu no 4 tahun 1997 ditegaskan bahwa setiap


penyandang cacat/disabilitas berhak memperoleh:
1. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
2.Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan
derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya
3.Perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan
menikmati hasil-hasilnya
4.Aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya;
5.Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan
sosial
6.Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampu-an,
dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Lebih lanjut dalam pasal 6 uu no 4 tahun 1997 ditegaskan bahwa
setiap penyandang cacat/disabilitas berhak memperoleh:
1.Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
2.Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat
kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya
3.Perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan
menikmati hasil-hasilnya
4.Aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya;
5.Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial
6.Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampu-an, dan
kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pencegahan pada Disabilitas

1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan
derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat.
3. Pencegahan tersier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan
agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya,
misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.
konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
A.Pengkajian
1. Data inti
a)
Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b)
Demografi
c)
Statistik vital
d)
Nilai dan kepercayaan
e)
Karakteristik penduduk
2. Sub sistem
f)Lingkungan fisik
g)Sistem kesehatan
h)Ekonomi
i)Keamanan dan transportasi
j)Kebijakan dan pemerintahan
k)Komunikasi
l)Pendidikan
m)Rekreasi
3. Diagnosa keperawatan
4. Perencanaan
5. Pelaksanaan/Implementasi
6. Evaluasi atau penilaian
Asuhan keperawatan
komunitas kecacatan

Lihat word

Anda mungkin juga menyukai