Anda di halaman 1dari 26

BAB VI

CEDERA JARINGAN LUNAK


DR. JUSI FEBRIANTO
CEDERA JARINGAN LUNAK
 Jaringan lunak: kulit, jaringan lemak, pembuluh darah,
jaringan ikat, membran kelenjar,otot dan saraf.
 Cedera jar lunak yg paling jelas adalah cedera pada
kulit
 Dalam bahasa sehari-hari cedera jaringan lunak dikenal
istilah luka. Luka adalah terputusnya keutuhan
jaringan lunak baik di luar maupun di dalam tubuh
 Klasifikasi luka:
1. Luka terbuka: disertai kerusakan terputusnya jaringan
kulit dan selaput lendir
2. Luka tertutup: tanpa disertai kerusakan jaringankulit
 Jenis luka terbuka:
1. Luka lecet
2. Luka sayat
3. Luka robek
4. Luka tusuk
5. Avulsi (sobek)
6. Amputasi
7. Cedera remuk (crush injury)
 Jenis luka tertutup:
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk
 Penutup luka dan pembalut
1. Penutup luka : bahan yg diletakkan tepat di atas luka,
biasanya bahannya berdaya serap baik dan cukup
besar untuk menutup seluruh permukaan luka, seperti
kassa steril, jangan memakai bahan yg mudah melekat
di luka spt kapas/tissu
2. Penutup luka oklusif (kedap): bahan kedap airdan
udara yg dipakai pd luka utk mencegah keluar
masuknya udara
3. Penutup luka yebal: setumpuk bahan penutup luka
setebal lebi 2-3 cm
 Fungsi penutup luka:
1. Membantu menghentikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
 Pembalut : bahan yg digunakan utk mempertahankan
penutup luka
 Fungsi pembalut:
1. Penekanan utk membantu menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagi bagian tubuh yg cedera
4. Membantu penyembuhan luka
 Beberapa jenis pembalut:
1. Pembalut pita/gulung
2. Pembalut segitiga
3. Pembalut tabung/tubuler
4. Pembalut penekan
Pedoman penutupan luka dan pembalutan

 Penutupan luka:
1. Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka
2. Bersihkan permukaan luka sebelum menutup luka,
kecuali tjd perdarahan maka prioritasnya
menghentikan perdarahan tsb
3. Pemasangan penutup luka hrs dilakukan sedemikian
rupa sehingga permukaan penutup yg menempel pd
bagian luka tdk terkontaminasi
 Pembalutan:
1. Jangan memasang pembalut sampai perdarahan
terhenti, kecuali pembalutan penekanan utk
menghentikan perdarahan
2. Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar
3. Jangan biarkan ujung sisa terurai
4. Bila membalut luka yg kecil sebaiknya daerah yg
dibalut lebih lebar utk menambah luasnya daerah yg
diberi tekanan shg mencegah terjadinya kerusakan
jaringan
5. Jangan menutupi ujung jari, sebagai petunjuk
kekuatan pembalutan
6. Khusus utk anggota gerak arah pembalutan dari distal
ke proksimal
7. Lakukan pembalutan pada posisi yg diinginkan, misal
pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila
sibalut dalam keadaan lurus
 Penggunaan penutup luka penekan: kombinasi
penutup luka dan pembalut dapat dipakai untuk
menghentikan perdarahan, langkah-langkahnya:
1. Tempatka beberapa penutup luka kasa sterisl
langsung di atas luka dan tekan
2. Beri bantalan penutup luka
3. Gunakan pembalut rekat utk menahan penutup luka
4. Balut
5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka(distal)
 Perawatan luka terbuka:
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada (lihat bab perdarahan &
syok)
4. Lakukan penatalaksanaan syok pada luka-luka yg
parah
5. Cegah kontaminas lanjut, bahan yg terbaik adalah
penutup steril
6. Beri penutup luka dan balut, pd anggota gerak cek
nadi dibagian distal
7. Baringkan penderita bila kehilangan darah dan lukanya
cukup parah
8. Tenangkan penderita
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan
 Perawatan luka tertutup: atasi perdarahan dalam
(dengan memperhatikan tanda syok, lihat bab 5)
 Khusus memar ringan dapat dilakukan pertolongan
sebagai berikut:
1. Istirahatkan anggota gerak tersebut
2. Kompres dingin (misalnya kantong es), ini akan
membantu mengurang perdarahan krn menyempitkan
pembuluh darah
3. Balut tekan
4. Bila pada anggota gerak tinggikan lebih tinggi dari
jantung
 Beberapa perawatan luka spesifik:
1. Luka tusuk:
1. tenangkan penderita
2. periksa ada tdknya luka tusuk keluar
3. hentikan perdarahan
4. bila perlu lakukan BHD
5. rawat syok bila ada
6. imobilisasi tulang punggung bila luka terjadi pada
daerah kepala leher dan batang tubuh
7. rujuk ke fasilitas kesehatan
2. Perawatan luka dg benda asing yg menancap :
1. stabilkan benda yg menancap secara manual dg
kedua tangan agar bend tsb tdk bergerak
2. Jangan dicabut, kecuali pada pipi
3. bagian yang luka dibuka shg terlihat dg jelas
4. kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai
menekan benda yg menancap
5. stabilkan benda asing dg penutup luka tebal/
pembalut donat pembalut gulung,dll
6. rawat syok bila ada
7. tengkan penderita dan rujuk
 Cedera kulit kepala, perhatikan adanya patah tulang
tengkorak, jika ada:
1. jangan coba bersihkan kulit kepala
2. jangan gunakan penekan langsung
 Perawatan luka kulit kepala:
1. Kendalikan perdarahan dgn penekanan langsung pd
luka dan beri penutup luka, bila curiga terdapat patah
tulang tengkorak maka gunakan bantalan yg tebal utk
menghentikan perdarahan, jangan melakukan
penekanan langsung
2. Pasang pembalut
3. Tinggikan apabila tdk ada patah tulang tengkorak,
cedera spinal atau dada. Tapi jangan posisikan
penderita tdk sadar dg kepala bahu lebih tinggi
4. Curigai pula adanya cedera spinal
 Perawatan luka wajah: hrs diperhatikan kemungkinan
adany perdarahan di bagian dalam seperti mulut dan
saluran napas atas yg memungkinkan tjd gangguan
jalan napas, caranya:
1. Awasi jalan napas:
2. Kendalikan perdarahan
3. Beri penutup luka dan balut
 Perdarahan hidung (mimisan): sering menyertai
cedera daerah kepala dan wajah, dpt disebskan
benturan atau adnya penyakit, bila ada kecurigaan
cedera kepala atau spinal jangan berupaya
menghentikan perdarahan.
 Perawatan perdarahan hidung :
1. Pertahan kan jalan napas
2. Dudukkan penderita sedikit condong ke depan
3. Berikan penekanan pada cuping hidung (tekan cuping
hidung mjd satu), atau berikan pembalut di antara
bibir atas dan gusi lalu tekan ke arah lubang hidung
4. Jangan membiarkan penderita tiduran
5. Jangan menutup hidung sampai penuh, bedakan
perdarahan hidung dg kebocoran cairan serbro spinal
yg merupakan tanda patah tulang tengkorak
6. Jangan mencabut benda apapun yg ada di hidung
7. Bila terjadi avulsi berikan pembalut penekanan
8. Bila penderita tidak sadar, baringkan pd posisi
pemulihan/miring stabil
 Benda tertancap di pipi: dalam pertolongan pertama
ada satu keadaan yg membutuhkan tindakan penolong
utk mencabut benda yg m,enancap yaitu bila hal ini
terjadi di pipi, dan hany dilakukakn bila penolong
menilai bahwa benda yg menancap menghalangi jalan
napas, caranya:
1. Lihat ke dalam mulut apakah benda menancap
menembus dinding pipi
2. Jangan mencabut benda yg menancap kecuali
menghalangi jalan napas
3. Bila dianggap perlu utk mencabut, tarik dg aman ke
arah yg memungkinkan
4. Bila sulit dicabut usahakan utk menstabilakan benda
5. Miringkan kepala kecuali adanya cedera tulang leher
dan spinal
6. Jika benda dicabut tempatkan penutup luka di dalam
(antara gigi dan pipi)
7. Beri penutup luka di luar dan balut
 Cedera pd mulut, dpt berupa luka terbuka pd bibir,
avulsi bibir, dan luka terbuka dalam mulut,
perwatannya:
1. Pertahankan jalan anpas
2. Bila cedera pada bibir pergunakan pembalut gulung.
Letakkan penutup luka antara bibir dan gusi, pastikan
pembalut tdk kendor dan masuk dalam saluran
pernapasan
3. Bila terjadi avulsi berikan penekanan pada daerah luka
4. Bila ada luka di rongga mulut, walau memasukkan
penutup luka, namun hati-hati jangan sampai mulut
mjd penuh dengannya.
 Cedera mata, perawatannya:
1. Jangan lakukan tekanan langsung terutama bila bola
mata mengalami cedera
2. Bila di mata ada benda tertanam atau luka sayat,
jangan berupaya membersihkan mata
3. Janganmencabut benda yg menancap
4. Jangan berupaya memasukkan bola mata yg keluar
5. Kurangi gerakan mata dgn menutup mata yg sehat
juga, pd penderita sadar ini hrs dilakukan terlebih
dahulu
6. Pd penderita tdk sadar kelopak mata hrs ditutup agar
bola mata tdk mjd kering
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
 Cedera pada telinga: telinga sering mengalami cedera namun
jarang mengalami perdarahan yg banyak:
1. Luka terbuka pada telinga luar:
a. Luka robek ringan : tutup dg penutup luka dan balut
b. Luka robek berat : tutup dg penutup luka, termasuk
sisi kepala tersebut
c. Avulsi : bila tdk terlepas, gunakan penutup tebal
dan balut
2. Luka terbuka pada telinga tengah:
a. Jangan mencolok/ memasukkan apapun ke dlm rongga
telinga.
b. Jangan berusaha mencegah aliran darah keluar dari telinga
c. Tutup longgar dg penutup luka
d. Jangan melakukan penekanan
 Amputasi: selain perawatan luka amputasi, alat tubuh
yg terputus juga perlu mendapat perawatan, bebrapa
pedoman perawatan bagian yg terbutus:
1. Bungkus bagian yg terputus dgn kasa steril yg
dilembabkan dg garam fisiologis
2. Masukkan bagian itu ke dalam kantong plastik. Tulis
nama penderita serta jam dan tanggal bagian ini
dimasukkan, jangan direndam dlm air
3. Usahakan bagian ini tetap dingin dg cara memasukkan
memasukkan kantung yg berisi potongan tersebut
dalam kantung yg lebih besar, atau tempat lain yg
sudah diisi es dan air, hindari sentuhan langsung dg es
4. Rujuk penderita ke fasilitas kesehatan bersama dg
bagian yg terputus
 Sedangkan perawatan penderita dengan amputasi: pada
dasranya sama seperti luka terbukan, yg penting
dilakukan adalah menghentikan perdarahan, umumnya
pembalutan penekanan sudah cukup
 Cedera perut: merupakan daerah yg paling lemah
perlindungannya, trauma di perut mudah mengakibatkan
cedera alat dalam tubuh, jangan tertipu tampiala
penderita, lebih baik berhati-hati, biasanya tanda lebih
jelas daripada gejalanya. Cedera perut dpt terbuka atau
tertutup. Alat dalam perut terdiri dari alat yg berongga
(lambung, usus) dan alat pada(hati). Robeknya alat yg
berongga dapat menyebabkan peritonitis, bila yg rusak
alat yg padat maka dpt terjadi perdarahan, penyulit lain
adalah keluarnya alat dalam tubuh
 Gejala dan tanda cedera perut yg melibatkan alat
dalam (tidak selalu ada):
1. Nyeri dan kejang pd sbg atau seluruh dinding perut
2. Nyeri tekan pada dinding perut dan panggul
3. Nyeri ringan yg mjd hebat di daerah perut
4. Memar pada daerah peru dan panggul
5. Ada luka terbuka
6. Muntah darah
7. Darah dala tinja, merah sampai kehitaman
8. Penderita memegang dan melindungi perut
9. Pd luka terbuka mungkin terdapat organ dlm yg keluar
10. Luka tusuk
11. Tanda-tanda syok
12. Riwayat benturan keras pd daerah perut dan panggul
 Perawatan terbuka pd dinding perut:
1. Kontrol perdarahan bila memungkinkan
2. Telentangkan denga tungkai tertekuk
3. Atasi syok jika ada dan periksa berkala
4. Waspadai muntah dan perhatikan jalan napas
5. Jangan menyentuh dan berupaya memasukkan organ
yg keluar
6. Organ yg keluar sebaiknya ditutup dg penutup kedap
7. Bila perlu slimuti bagian perut utk mencegah
kehilangan panas
8. Jangan cabut benda asing yg menancap
9. Beri oksige jika ada
10. Transportasika dlm posisi tsb di atas segera rujuk ke
fasilitas kesehatan
11. Teruskan periksa berkala
 Perawatan luka tertutup pd dinding perut:
1. Telentangkan pasien dg tungkai tertekuk
2. Pertahankan jalan napas terbuka
3. Awasi muntahan yg terjadi
4. Atasi syok
5. Beri oksigen bila ada
6. Transportasi dlm posis tsb ke fasilitas kesehatan
7. Jangan beri makan dan minum
 Cedera pd daerah kelamin: umumny terdiri dari 2 jenis
yaitu cedera tumpul atau luka terbuka. Cedera tumpul
biasanya sangat nyeri, sbg penolong tdk banyak yg
dapat kita lakukan. Kompres dingin dapat membantu
mengurangi nyeri. Bila terjadi luka terbuka rawat spt
luka terbuka lainnya, yg perlu diingat adalah privasi
penderita. Perawatan yg lainnya yg tidak kalah
pentingnya adalah menenangkan penderita. Mengingat
betapa sensitifnya daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai