Anda di halaman 1dari 13

DAMAI DALAM KEBERAGAMAN

(Masyarakat Multikultural dan


Dilematikanya)

• PENGABDIAN PADA MASYARAKAT


• FISIP-UNIVERSITAS AIRLANGGA
• BEKERJA SAMA DENGAN
• SMA TRIMURTI SURABAYA
• Webinar, 14 Oktober 2020
SERAGAM DAN
BERAGAM: PERLUKAH
DIPERTENTANGKAN?
• Dalam hidup bermasyarakat, kondisi seragam
nampaknya tidak banyak memunculkan persoalan
• Sebaliknya, keberagaman terkadang dapat memicu
masalah dan konflik sosial.
• Mengapa demikian?
• Sebagai pembelajar sosiologi, realitas sosial
tentang keseragaman (homogenitas) dan
keberagaman (heterogenitas) akan selalu ada dan
menjadi suatu fenomena sosial di masyarakat yang
dapat dikaji dari berbagai perspektif pemikiran.
Secara sosiologis-antropologis  keanekaragaman atau
kemajemukan dapat dipadankan dengan istilah pluralitas

Kajian Sosiologis- jika dikaitkan dengan kemajemukan atau keanekargaman budaya


maka kondisi itu disebut  multikulturalitas

Antropologis
Kondisi masyarakat sesungguhnya sangat jarang yang benar-
tentang benar seragam atau homogen, Kalaupun ada itupun hanya terjadi
pada masyarakat dengan lingkup kecil, tertutup, dan tidak
bersedia menerima masuknya kelompok masyarakat lain yang
Keberagaman berbeda.

Jika ada kelompok masyarakat masa kini yang menghendaki


keseragaman dan menolak keberagaman maka dapat dikatakan
bahwa kelompok masyarakat tersebut memiliki pemikiran
mundur (ke belakang).
• Konsep masyarakat MAJEMUK ATAU PLURAL seringkali dibicarakan
bersama-sama dengan konsep masyarakat MULTIKULTURAL, karena
keduanya sama-sama menggambarkan keanekaragaman sosial dan
kebudayaan.
• apabila istilah plural dan multikultural ini ditambahi imbuhan “isme” maka
pengertian keduanya akan berbeda.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND
• PLURALISME: berarti pemahaman atau cara pandang keanekaragaman yang
menekankan entitas perbedaan (suku, ras, atau budaya) , di mana masing-
masing kelompok itu memiliki tatanan nilai yang berbeda antara satu dengan
yang lain, dan di antara kelompok-kelompok itu tidak saling berinteraksi
secara intens, tetapi mereka tinggal berdampingan di suatu
wilayah/negara/kesatuan politik .
• istilah pluralisme hanya menggambarkan perbedaan suku, agama, ras,
budaya, bahasa, dan lainnya tanpa mengaitkannya dengan upaya untuk saling
bekerja sama dan saling menerima perbedaan masing-masing untuk tujuan
kebaikan bersama.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-ND

Keberagaman Sebagai Keniscayaan dalam Hidup Bermasyarakat


Pemahaman dan cara pandang yang menekankan
interaksi dengan memperhatikan keberadaan setiap
kebudayaan sebagai entitas yang memiliki hak- hak
yang setara.

Melalui multikulturalisme muncul gagasan normatif


mengenai: kerukunan, toleransi, saling menghargai
perbedaan dan hak-hak masing- masing kebudayaan
penyusun suatu bangsa

Multikulturalisme Pluralisme tidak memiliki dampak yang signifikan bagi


penerimaan keberagaman dan kemajemukan yang
semakin dinamis dalam kehidupan bermasyarakat.

multikulturalisme memiliki pemahaman yang lebih


dalam tentang fenomena keberagaman dalam
kehidupan masyarakat.
• Di Amerika Serikat: multikulturalisme secara politik digunakan
untuk mengakui hak azasi manusia, dan kesetaraan warga
negara sebagai respon atas meningkatnya klaim atau
perbedaan kelompok yang tidak selalu berkonotasi budaya,
tetapi juga kelompok yang termarginalkan, seperti etnis Afrika,
perempuan, gay dan lain sebagainya.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
• Multikulturalisme di Amerika Serikat menjadi bagian dari
politik identitas untuk mengakui warisan budaya dan
mencari pengakuan publik atas kolektivitas tertentu.
• Di Eropa: multikulturalisme adalah respon yang muncul dari
imigrasi pendatang di luar Eropa, di mana multikulturalisme
merupakan bentuk pengakuan atas kelompok-kelompok yang
berbeda dalam ruang publik yang berfokus pada konsekuensi
imigran dan perjuangan dari beberapa kelompok marjinal
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC

Praktik Multikulturalisme di Berbagai


Negara
Bagaimana Praktik Multikulturalisme di
Indonesia?

•keberagaman masyarakat Indonesia:


•17.800 pulau,
•1.340 suku bangsa,
•525 bahasa dan dialek,
•beragam kepercayaan dan agama yang dipeluk masyarakat, meskipun mayoritas penduduk beragama
Islam,
• serta filsafat hidup yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok masyarakat yang lain. This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC

•wacana multikulturalism di Indonesia masih terus diperdebatkan: di mana kondisi yang terjadi adalah
•masyarakat Indonesia cenderung mengalami penyeragaman (melalui mekanisme rekayasa asimilasi) 
Ketika kelompok masyarakat minoritas mengingingkan pengakuan terhadap eksistensinya, maka
identitas mereka seringkali dikaburkan oleh kelompok masyarakat mayoritas.
•adanya keinginan untuk memaksakan kehendak dari satu kelompok masyarakat dengan jalan radikal.
•kelompok-kelompok separatis yang berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh sejumlah kelompok, berusaha
memengaruhi opini dan pemikirkan masyarakat untuk menentang terciptanya kehidupan yang
harmonis
Multikulturalisme
sebagai Keniscayaan di
Indonesia
• Sesungguhnya bangsa Indonesia sudah memiliki nilai-nilai
multikulturalisme, yang disimbolkan dengan “bhineka tunggal ika”.
• Masyarakat Indonesia memiliki modal kultural (kaya akan beragam
suku, agama, dan budaya) yang cukup kuat untuk membangun
pemahaman dan kesadaran tentang nilai-nilai multikulturalisme.
• Indonesia juga memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa yang
seharusnya dapat mengatasi berbagai dampak negatif dari
keberagaman masyarakatnya.
• Nilai-nilai Pancasila sejalan dengan nilia-nilai multiklutralisme yang
menekankan pada penerimaan dan penghargaan terhadap
beragam kebudayaan, saling menghargai dan menghormati, dapat
menerima setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu
budaya dengan budaya yang lain.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


• Tidak dimaksudkan sebagai bentuk asimilasi atau peleburan satu budaya (spesifik,
monoritas) ke dalam budaya dominan atau mayoritas.

• Multikulturalisme ala Indonesia dapat diwujudkan sebagai sebuah bangunan sosial


berbangsa dan bernegara yang memberi jalan dan ruang bagi berbagai identitas yang
beragam, sekaligus sebagai jembatan yang dapat menghubungkan berbagai keragaman
itu menuju sebuah tatanan sosial yang berupa integrasi sosial.

• Mewujudkan multikulturalisme ala Indonesia dapat dipraktikkan dengan memastikan


bahwa beragam kelompok etnik, dengan beragam aliran kepercayaan dan agama, bisa
hidup rukun.
• Misalnya, kelompok-kelompok etnik Pidie, Minang, Sunda, Jawa, Cina, Bali, yang
beragama Islam, Hindu, Khong Hu Cu, Budha, Kristen, Katolik, atau yang
“beraliran kepercayaan” Pangestu, Sunda Wiwitan mampu hidup berdampingan
secara damai.

• masyarakat dapat memberi tempat bagi terpeliharanya identitas lokal dan kepercayaan
partikularnya masing-masing, dan di pihak lain memberi kesempatan bagi
berlangsungnya sebuah proses integrasi sosial di tingkat masyarakat, dan terbentuknya
sentimen tentang persatuan di tingkat bangsa, serta solidaritas kemanusiaan di tingkat
global.

Multikulturalisme ala Indonesia


•Pemahaman Siswa SMA Di Tiga Wilayah Penelitian
Pemahaman (Surabaya, Bangil, dan Kediri) Tentang
Multikulturalisme, Tahun 2018
Multikulturalisme di •Sumber: Laporan Penelitian “Pemahaman

Kalangan Pelajar SMA Multikulturalisme di Kalangan Siswa SMA”, oleh Tuti


Budirahayu, FISIP-Universitas Airlangga, 2018

Paham tentang Frekuensi Persen (%)


Multikulturalisme
Ya 164 41
Tidak 236 59
Total 400 100
•Sumber: Budirahayu, T., Saud, M. Proposing an
Derajat Toleransi Siswa SMA di Tiga Integrated Multiculturalism Learning System: A Study
Wilayah Penelitian (Surabaya, Bangil, from Indonesian Schools. Asia-Pacific Edu Res (2020).
https://doi.org/10.1007/s40299-020-00521-1
Kediri) Tentang Toleransi, Tahun 2018

Student's Degree of Tolerance (%)


70

63

60 57.5

50

41
40

32
30
30

23
21
20

10
10
5.5 6
4
2 2 1 2
0
very intolerant Intolerant less intolerant tolerant very tolerant

Surabaya Bangil Kediri


Pendidikan
Multikulturalisme
Nilai-nilai multikultural yang patut diajarkan bagi generasi
muda:
(1) keadilan sosial (social justice);
(2) penegakkan nilai-nilai demokrasi;
(3) pengakuan atas hak-hak dasar atau azasi manusia
(4) mengakui eksistensi kelompok atau budaya dan identitas
kelompok masyarakat yang beragam;
(5) mengakui kesetaraan antarsubbudaya atau kelompok;
(6) menghormati perbedaan kebiasaan, tradisi, pranata sosial
yang beragam dalam suatu masyarakat;
(7) mampu menggali serta menghadirkan kearifan budaya lokal,
di mana antar budaya lokal satu dengan budaya lokal lainnya
mungkin tidak sama tingkat pencapaiannya, namun hal itu
merupakan identitas khas yang melekat pada masing-masing
kelompok pemiliki budaya lokal.
(8) mengeliminasi rasisme, seksisme, dan prasangka; serta This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
mengembangkan kesadaran atas pentingnya menjaga
kelestarian hidup dan lingkungan
SEKIAN TERIMA
, dan KASIH

Anda mungkin juga menyukai