Anda di halaman 1dari 17

PERHITUNGAN PENDAPATAN

NASIONAL, TEORI KONSUMSI


DAN TEORI INVESTASI

KELOMPOK 1 : - Alda Mariana


- Bayu Adhitia
- Refan Ahmad
- Nurul Umi
- Ahmad Sodiq
- Ris Kogoya
- Riri Andriyani
Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan
nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan
nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu
Negara.
Konsep Pendapatan Nasional

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional


- Produk Domestik Bruto (GDP)
- Produk Nasional Bruto (GNP)
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima
oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer
(transfer payment). 
– Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
- Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pendapatan
2. Pendekatan produksi
3. Pendekatan pengeluaran
– Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
- Contoh Soal
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun
2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya
berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Definisi Konsumsi

Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang


bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa
barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara
langsung. Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan
barang dan jasa. Dalam bukunya Hikmah konsumsi adalah kegiatan menghabiskan
nilai guna suatu barang.
Pada dasarnya faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat
adalah pendapatan, di mana korelasi keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi
pendapatan (Y) maka konsumsinya (C) juga semakin tinggi: C = f(Y)
Faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi
1. Faktor Ekonomi
- Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )
- Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )
- Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat
- Tingkat Bunga (Interest Rate)
- Kebijakan Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi Pendapatan
- Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
2. Faktor-faktor Demografi (Kependudukan)
- Jumlah Penduduk
- Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain:
1. Produktifitas
2. Tingkat Pendidikan
3. Demografis
3. Faktor-faktor Non Ekonomi
Teori Konsumsi

1. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)


Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara
maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi
Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomilaissez-faire, suatu teori
ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta
dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
– Hubungan Pendapatan Diposable dan Konsumsi
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat
dipengaruhi oleh pendapatan diposabel saat ini (current diposable income).
Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat
pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi,walaupun tingkat
pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus.
C = Co + bYd
Ket : 
C   =  konsumsi
Co =  konsumsi otonomus
b    =  marginal propensity to consume (MPC)
Yd =  pendapatan diposabel
0<b<1
Sebagai tambahan penjelasan dari teori Keynes mengenai fungsi konsumsi di atas
dapat dikatakan bahwa :
1) Merupakan variabel riil/nyata
2)  Merupakan pendapatan yang terjadi (current income)
3) Merupakan pendapatan absolut, bukan pendapatan relatif atau pendapatan
permanen.
– Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal (Marginal Propensity to Consume)
Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal disingkat (MPC) adalah konsep yang
memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila
pendapatan disposabel bertambah satu unit.
Rumus: MPC =
– Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata (Average Propensity to Consum)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consum,
disingkat APC) adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan
disposabel total.
Rumus: APC =
– Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Besarnya tambahan pendapatan disposabel  yang menjadi tambahan tabungan
disebut kecenderungan menabung marginal (Marginal Propensity to
Save/MPS). Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan
disposabel disebut kecenderungan menabung rata-rata (Avarage Propensity to
Save/APS)
Yd        : C + S
       :  +
1: APC + APC
Teori Konsumsi dengan Model
Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle
Hypothesis)
Model siklus hidup ini membagi perjalanan manusia ke dalam 3 periode sebagai
beikut.
1. Periode belum produktif (0 tahun sampai dengan usia kerja).
2. Periode produktif (dari usia kerja sampai dengan usia di mana orang tersebut
sudah menjelang usia tua).
3. Periode tidak produktif lagi.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan
Relatif (Relative Income Hypothesis)

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu


masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah
dicapainya.
Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:
1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen.
2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis
Pendapatan Permanen (Permanent
Income Hypothesis)
Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut teori ini
pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent
income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan :
1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan
sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.
2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang
menciptakan kekayaan). Kekayaan yang dimiliki seseorang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kekayaan non manusia (non human wealth)
b. Kekayaan manusia (human wealth)
Teori Investasi

Investasi pada prinsipnya merupakan segala sesuatu yang dilakukan untuk


meningkatkan kemampuan atau menambah nilai potensi sumber daya yang lebih
tinggi. Investasi identik dengan tabungan, sehingga investasi dalam literatur
ekonomi hampir sama  dengan tabungan.
1.      Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan
2.      Investasi Persediaan
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Investasi
Sebagai sebuah keputusan yang rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua
faktor utama, yaitu :
a. Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
b. Tingkat Bunga
c. Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi
d. Peluang Pasar
e. Iklim Usaha yang Kondusif
f. Terjaminnya Keamanan dan Stabilitas Politik

Anda mungkin juga menyukai