Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA, AGAMA,

DAN ISLAM
PENGERTIAN MANUSIA DALAM
ALQUR’AN
Quraish Shihab mengutip dari Alexis Carrel
dalam “Man the Unknown”, bahwa banyak
kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui
hakikat manusia, karena keterbatasan-
keterbatasan manusia sendiri
Istilah kunci yang digunakan Al-Qur’an untuk
menunjuk pada pengertian manusia
menggunakan kata-katabasyar, al-
insan, dan ann-nas.
.     HAKIKAT
MANUSIA MENURUT AL-QUR’A
 Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya
yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang
kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi
Adam sebagai cikal bakal manusia, yang melakukan
dosa dengan melanggar larangan Tuhan,
mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari
surga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia
pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-
Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk
surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu
kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri
akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan
cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan
di dalam hidupnya di dunia ini
AGAMA
 Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti
sama dengan “din” dalam bahasa Arab dan
Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”.
Dari arti bahasa (etimologi) agama berasal
dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak
pergi, tetap ditempat, diwarisi turun
temurun. Sedangkan kata “din” menyandang
arti antara lain menguasai, memudahkan,
patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
DALAM PENGERTIAN TEKNIS TERMINOLOGIS
KETIGA ISTILAH TERSEBUT MEMPUNYAI MAKNA
YANG SAMA, YAITU:
 Agama, din, religion adalah satu
sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan)
atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia.
 Agama juga adalah sistem ritus (tata peribadatan)
manusia kepada yang dianggapnya Maha Mutlak
tersebut.
 agama juga adalah satu sistem norma (tata kaidah
atau tata aturan) yang mengatur hubungan
manusia sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan
tata keimanan dan tata peribadatan termaktub
diatas.
SYARAT-SYARAT AGAMA
 Percaya dengan adanya Tuhan.
 Mempunyai kitab suci sebagai pandangan
hidup umat-umatnya.
 Mempunyai tempat suci.
 Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai
panutan.
 Mempunyai hari raya keagamaan
 UNSUR-UNSUR AGAMA MENURUT
LEIGHT, KELLER DAN CALHOUN
 Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang
dianggap benar tanpa ada keraguan lagi.
 Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut
umatnya.
 Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara
manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan
horizontal atau hubungan antarumat beragama
sesuai dengan ajaran agam.
 Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk
pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganut secara pribadi.
 Umat beragama, yakni penganut masing-masing
agama.
FUNGSI AGAMA
 Sumber pedoman hidup bagi individu maupun
kelompok.
 Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan
dan manusia dengan manusia.
 Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah.
 Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan.
 Pedoman perasaan keyakinan.
 Pedoman keberadaan.
 Pengungkapan estetika (keindahan).
 Pedoman rekreasi dan hiburan.
 Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat
dari suatu agama.
KARAKTERISTIK AGAMA
 Karakteristik agama dalam kehidupan manusia
seperti halnya bangunan yang sempurna. Seperti
dalam salah satu sabda nabi Muhammmad, bahwa
beliau adalah penyempurna bangunan agama
tauhid yang telah dibawa oleh para nabi dan
rosul sebelum kedatangan beliau.
 Layaknya sebuah bangunan agamapun harus
memiliki rangka yang kokoh, tegas, dan jelas.
Rangka yang baik adalah rangka yang
menguatkan bangunan yang akan dibangun
diatasnya. Memiliki ukuran yang simetris satu
sama lainnya.
FITRAH
 Fitrah dalam arti tabiat alami
manusia. Manusia lahir dengan membawa
tabi’at (perwatakan) yang berbeda- beda
 Fitrah dalam arti Insting (Gharizah) dan
wahyu dari Allah (Al Munazalah)
Ibnu Taimiyah membagi fitrah dalam dua
macam
 Fitrah Al Munazalah

Fitrah luar yang masuk dalam diri manusia.


Fitrah ini dalam bentuk petunjuk al qur’an dan
sunnah yang digunakan sebagai kendali dan
pembimbing bagi Fitrah Al Gharizahah
 Fitrah Al Gharizah

Fitrah inheren dalam diri manusia yang


memberi daya akal yang berguna untuk
mengembangkan potensi dasar manusia.
KESIMPULAN
 Memeluk Islam sesungguhnya merupakan fitrah manusia. Secara
tersirat, Para mufassir menafsirkan kata fithrah Allâh dengan
kecenderungan pada akidah tauhid dan Islam, bahkan Islam itu sendiri.
kesesuaian Islam dengan fitrah manusia juga dapat terlihat pada
beberapa fakta berikut:
 o  Pertama: adanya gharîzah at-tadayyun (naluri beragama) pada diri
setiap manusia sehingga ia bisa merasakan dirinya lemah dan ringkih.
Ia membutuhkan Zat Yang Maha Agung, yang berhak untuk disembah
dan dimintai pertolongan. Karenanya, manusia membutuhkan agama
yang menuntun dirinya melakukan penyembahan (‘ibâdah) terhadap
Tuhannya dengan benar.
 o  Kedua: dengan akal yang diberikan Allah Swt. pada diri setiap
manusia, ia mampu memastikan adanya Tuhan, Pencipta alam
semesta. Sebab, keberadaan alam semesta yang lemah, terbatas,
serba kurang, dan saling membutuhkan pasti merupakan makhluk. Hal
itu memastikan adanya al-Khâliq yang menciptakannya. Dengan
demikian, kebutuhan manusia pada agama, selain didorong
oleh gharîzah at-tadayyun, juga oleh kesimpulan akal.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai