Anda di halaman 1dari 29

Biofarmasetika-Farmakokinetika

KELOMPOK 3
S1-VB
OPHTALMIC

Nama Kelompok :
Amylia Muthi’ah (1801045)
Ira Fazira (1801056) Dosen Pengampu :
Miftahul Jannah M (1801060) Apt. Nesa Agistia, M.Farm
Mutiara Septiani (1801062)
Nurul Latifah (1801064)
Zamora Melindrawita (1801081)
POKOK PEMBAHASAN
Anatomi Mata
1 Pengertian Sediaan Ophtalmic

Syarat Sediaan
32 Mekanisme Perpindahan Obat

3 Faktor Formulasi Biofarmasetika Sediaan Ophtalmic


Hal yang Harus Diperhatikan dalam pembuatan Sediaan

Pertimbangan dalam pembuatan dn Bahan tambahan


4 Evaluasi Sediaan Ophtalmic

Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Ophtalmic


5 Jenis Sediaan Ophtalmic dan Contohnya
1 Anatomi Mata
Mata berbentuk bulat dengan sedikit tonjolan di
bagian depan. Bagian yang bisa terlihat dari luar
hanyalah setengah bagiannya saja, yaitu:
• kornea
• iris
• Pupil
• sklera, dan
• konjungtiva.
Mata dilindungi oleh kelopak dan bulu mata.
Ketika berkedip, kelopak mata juga
membantu melumasi permukaan mata dengan air
mata. Bagian tengah mata, yaitu:
• Retina
• Makula
• Saraf Optik
1 Pengertian Sediaan Ophtalmic

Defenisi

“Larutan optalmik
adalah larutan steril
basis lemak atau air “Suspensi optalmik
dari alkaloid, garam adalah sediaan cair
alkaloid, antibiotik, atau steril yang mengandung
zat lain yang partikel-partikel yang
dimasukkan ke dalam terdispersi dalam cairan
mata.” pembawa untuk
(AOC thn1957 hal 221) pemakaian pada obat
mata seperti yang
tertera pada
suspensions.”
(FI IV hal 14)
2 Syarat Sediaan Ophtalmic

Steril dan stabil secara kimia

Memenuhi persyaratan
isoosmolaritas untuk formulasi
berbasis air

Menggunakan pengawet anti


mikroba untuk formulasi
multiguna

Tidak menyebabkan iritasi


2 Mekanisme Perpindahan Obat Melalui Kornea Mata

Tingkat Organ Tingkat sel

Rate-limiting membrane untuk Senyawa larut air melintasi


kebanyakan obat adalah kornea melalui rute para
epithelium kornea yang selular. Konstanta
beraksi ganda sebagai permeabilitas adalah
penghalang (barrier) untuk konstanta partisi paling kecil.
penetrasi dan sbg reservoir Peptida, ion-ion dan senyawa
obat. The rate limiting barrier muatan lainnya akan
kebanyakan obat tampaknya berpenetrasi ke kornea
berada pada lapisan dua sel melalui rute paraselular.
bagian atas dari epithelium.
Stroma adalah rate-limiting
untuk obat-obat yang sangat
larut lemak.
2 Mekanisme Perpindahan Obat Melalui Kornea Mata

 Kornea terdiri dari 3 lapisan umum, yaitu epitel, stroma dan endotel.
Lapisan epitel dan endotel masing-masing mengandung lipid kurang
lebih 100 kali dari kandungan lipid pada lapisan stroma.

 Hal ini merupakan faktor fisiologi utama yang mempengaruhi penetrasi


obat melalui kornea dan selanjutya ke dalam aqueous humor.

 Suatu obat yang digunakan secara topikal, untuk masuk ke dalam


kornea utuh yang muncul dalam aqueous humor, maka obat harus
memiliki 2 kelarutan yang berbeda.

 Kelarutanyang berbeda ini merupakan sifat dari suatu molekul obat yang
menyebabkan obat tersebut tergantung pada PH lingkungan dan dapat
berada dalam kesetimbangan dalam bentuk ionnya.
3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses Biofarmasi Sediaan Optalmik

1. Faktor Fisiologi

b. Faktor Membran
a. Faktor Prekorneal
Faktor Membran Termasuk:
 Pergantian air mata Area yang tersedia untuk
yang normal absorpsi, ketebalan,porosity, dan
 Drainase larutan tortuosity (sifat berliku- liku)
yang diberikan kornea dan kesimbangan
 Pengikatan protein lipofilik/hidrofilik. Kornea
 Absorpsi obat tidak terdiri dari tiga lapisan yaitu
produktif epithelium, stroma, dan
.
endothelium.
2. Faktor Fisikokimia

Koefisian Partisi
Senyawa dengan koefisien partisi yang rendah akan mengalami
kesulitan menembus membran sehingga bioavailabilitasnya rendah.

Kelarutan
Kelarutan adalah suatu parameter termodinamik yang didefinisikan
Sebagai banyaknya materi (obat) yang dapat terlarut dalam suatu
solven pada kesetimbangan

Konstanta Ionisasi
Konstanta disosiasi merupakan parameter absorbsi obat yang
diperlukan untuk penelitian stabilitas dan solubiltas obat
.
3. Faktor Formulasi

 Surfaktan
Surfaktan adalah senyawa yang menurunkan tegangan permukaan antara dua
cairan, antara gas dan cairan, atau antara cairan dan zat padat
 Viskositas
Penggunaan viskositas dimaksudkan untuk memperpanjang waktu kontak
antara sediaan dengan kornea sehingga jumlah bahan aktif yang berpenetrasi
dalam mata akan semakin tinggi sehingga menambah efektivitas terapinya
Pendaparan
Salah satu maksud pendaparan larutan obat mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh
wadah kaca.
 Tonisitas
 Konsentrasi
 Ukuran Partikel
3
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Sediaan

1. Nilai Isotinisitas
Secara ideal obat tetes mata harus memiliki nilai isotonis sama dengan larutan
NaCl 0,9% b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah
yang setara dengan larutan NaCl 0,6% b/v dan tertinggi yang setara dengan
larutan NaCl 2,0% b/v.

2. Pendaparan
Salah satu maksud pendaparan larutan obat mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah
kaca. Hal tersebut dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu
penambahan dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu
misalnya : garam-garam alkaloid.
3. Pengawet

Wadah larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin
sterilitas pada pemakaian pertama. Larutan harus mengandung zat atau
campuran zat yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan
bakkteri yang masuk pada waktu wadah dibuka pada saat digunakan.

Pengawet yang dianjurkan :


• Nipagin dan Nipasol
• Fenil merkuri nitrat, timerosol
• Benzalkonium klorid
• Klorbutanol, fenil etil alkohol
4. Pengental

Ditambahkan untuk dapat meningkatkan kekentalan sehingga obat


lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat mata dapat
dikentalkan harus bebas dari partikel yang dapat terlihat. Contoh :
Metil selulosa, hidroksil propil selulosa, polivinil alkohol.
4 Beberapa Pertimbangan Dalam Pembuatan Obat Mata

A. Pertimbangan Umum

1. Sterilitas
 Semua sediaan harus dikerjakan seaseptis mungkin dan dilakukan proses sterilisasi disesuaikan dengan bentuk sediaannya.
Cara Sterilisasi: Cara basah, autoklaf, cara uap air mengalir,cara kering, cara titrasi, cara gas (etilen oksida, propilen oksida) cara
radiasi ionisasi (persepatan elektron dan radio isotop)

2. Iritasi
 Bahan aktif, bahan pembantu, atau pH yang tidak cocok dari pembawa obat tetes mata dapat menimbulkan iritasi terhadap mata

3. Pengawet
 Pengawet perlu ditambahkan khususnya untuk obat tetes mata yang digunakan dalam dosis ganda.
Syarat pengawet dalam obat tetes mata:
a. Harus efektif dan efisien
b. Tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau bahan pembantu lainnya
c. Tidak iritan terhadap mata
d. Tidak toksis
B. Pertimbangan pada proses pembuat
an
1. Lingkungan kerja
 Lingkungan kerja sangat berpengaruh pada keamanan stabilitas dan kemanjuran sediaan. Karena lingkungan dapat
mengakibatkan kontaminasi silang baik dengan mikroorganisme.

2. Teknik Pembuatan
 Tetes mata pada umumnya dibuat dengan cara : zat aktif dan bahan pembantu lain dilarutkan dengan seluruh air atau
sebagian, setelah larut dan dijernihkan dengan cara penyaringan kemudian disterilkan dengan cara otoklaf, atau uap air
mengalir atau dengan cara titrasi

3. Bahan baku
 Bahan baku harus memenuhi persyaratant fisiko kimia maupun mikrobiologis. Karena efektifitas sterilisasi tergantung
pada jumlah mikroba awal.
 Bahan pembantu terbesar pada tetes mata adalah air. Untuk itu bahan baku air harus air murni (Puritiea water)
kemudian disterilkan dan dibebas pirogenkan (air untuk injeksi)

4. Peralatan
 Alat-alat harus terbuat dari bahan tahan korosif dan peralatan yang telah digunakan segera dibersihkan. agar   dapat
dibersihkan, alat-alat harus:
• Bagian yang dibersihkan mudah dibongkar dan dipasang kembali
• Tidak ada bagian yang tidak dapat dijangkau pada waktu pembersihan
• Tidak ada bagian yang dapat menahan sisa produk atau larutan pencuci
• Bagian dalam peralatan tidak boleh berkarat atau mudah tergores permukaanya.
Bahan Tambahan yang digunakan dalam Sediaan
Mata
1. Pengawet
Golongan pengawet pada sediaan tetes mata (DOM hal 148
Jenis Konsentrasi Inkompatibilitas Keterangan
Senyawa amonium Sabun, surfaktan anionik, salisilat, ·     Paling banyak dipakai untuk sediaan optalmik.
kuartener : nitrat, fluorescein natrium. ·     Efektivitasnya ditingkatkan dengan penambahan EDTA 0,02%.
Benzalkonium klorida

0,004 – 0,02 % (biasanya


0,01%)
Senyawa merkur nitrat : Halida tertentu dengan Biasanya digunakan sebagai pengawet dari zat aktif yang OTT dengan
·   Fenil merkuri nitrat fenilmerkuri asetat benzalkonium klorida
·   Thiomersal 0,01 – 0,005%
0,005%
Parahidroksi benzoat : Nipagin 0,18% + Nipasol Ddiadsorpsi oleh makromolekul, Jarang digunakan; banyak digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur,
Nipagin, Nipasol 0,02% interaksi dengan surfaktan dalam dosis tinggi mempunyai sifat antimikroba yang lemah.
nonionik
Fenol : Stabilitasnya pH dependent; Akan berdifusi melalui kemasan polietilen low-density
Klorobutanol aktivitasnya tercapai pada
0,5 – 0,7% konsentrasi dekat kelarutan max

Alkohol aromatik : Kelarutan dalam air rendah Akan berdifusi melalui kemasan polietilen low-density, kadang2 digunakan
Feniletil alkohol dalam kombinasi dengan pengawet lain.
0,5 - 0,9% or 0,5%
2. Pengisotonis
Pengisotonis yang dapat digunakan adalah NaCl, KCl, glukosa, gliserol dan dapar (Codex, 161-165

3. Pendapar
Menurut Codex, dapar yang dapat dipakai adalah dapar borat, fosfat dan sitrat.
Syarat dapar (Codex, 161-165) :
• Dapat menstabilkan pH selama penyimpanan
• Konsentrasinya tidak cukup tinggi karena konsentrasi yang tinggi dapat mengubah pH air mata.

3. Peningkat Viskositas
Peningkat viskositas yang biasa dipakai adalah metilselulosa 4000 cps sebanyak 0,25% atau 25 cps
sebanyak 1%, HPMC, atau polivinil alkohol (Ansel, 548-552).
Menurut Codex, dapat digunakan turunan metil selulosa, polivinil alkohol, PVP, dekstran and
makrogol.
4. Antioksidan
 Antioksidan yang sering digunakan adalah Na metabisulfit atau Na sulfit dengan konsentrasi
sampai 0,3%. Vitamin C (asam askorbat) dan asetilsistein pun dapat dipakai terutama untuk
sediaan fenilefrin.

5. Surfaktan
 Surfaktan dapat juga digunakan sebagai kosolven untuk meningkatkan solubilitas (jarang
dilakukan). Surfaktan non ionik dapat mengadsorpsi senyawa pengawet antimikroba dan
menginaktifkannya. (RPS, 1590)
 Menurut Codex, surfaktan non ionik yang sering dipakai adalah Polisorbat 80 (Tween 80).
Sedangkan menurut Diktat kuliah teknologi steril dapat juga digunakan Tween 20, benzetonium
klorida, miristil-gamma-picolinium klorida, polioxil 40-stearat, alkil-aril-polietil alkohol, dioktil
sodium sulfosuksinat, dll.
EVALUASI SEDIAAN OBAT TETES MATA

1. Evaluasi Fisik 2. Evaluasi Kimia


a) Uji kejernihan (FI IV hal 998) a) Identifikasi
b) Penentuan bobot jenis (FI IV <981>, hal 1030) b) Penetapan kadar
c) Penentuan pH (FI IV <1071>, hal 1039)
d) Penentuan bahan partikulat (FI IV <751>, hal 981)
c) Penentuan potensi (untuk antibiotik)
e) Penentuan volume terpindahkan (FI IV <1261>, hal
1089) 3. Evaluasi Biologi
f) Penentuan viskositas dan aliran (Diktat praktikum d) Uji sterilitas (Lihat sediaan injeksi)
farmasi fisika hal 9, 10, 14) e) Uji efektivitas pengawet (FI IV <61>, hal
g) Volume sedimentasi (Lihat sediaan suspensi) 854-855).
h) Kemampuan redispersi (Lihat sediaan suspensi)
i) Penentuan homogenitas (Lihat sediaan suspensi)
j) Penentuan distribusi ukuran partikel (Lihat sediaan
suspensi)
Catatan : evaluasi f-j untuk OTM Suspensi!
Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Ophtalmic
5

A. Keuntungan Sediaan Optalmik

1 Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal


kehomogenan, bioavailabilitas dan kemudahan
penangananan.

Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya

2
partikel zat aktif dapat memperpanjang waktu tinggal
pada mata sehingga meningkatkan waktu terdisolusinya
oleh air mata, sehingga terjadi peningkatan bioavailabilitas
dan efek terapinya.
B. Kerugian Sediaan Optalmik

1
Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi,
selain itu kapiler pada retina dan iris relatif non permeabel
sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah efeknya
lokal/topikal. (Codex, 161)

Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat

2
terbatas ( 7 L) maka larutan yang berlebih dapat masuk
ke nasal cavity lalu masuk ke jalur GI menghasilkan absorpsi
sistemik yang tidak diinginkan. Mis. -bloker untuk
perawatan glaukoma dapat menjadi masalah bagi pasien
gangguan jantung atau asma bronkhial.(Codex, 162)
5 Jenis Sediaan Optalmik
• Tetes mata topikal
(Larutan, Suspensi,
Cairan Bubuk untuk
pemulihan, Larutan
sistem gel)

• Salep
Semi
(oculenta)
padat
• Gel

Padat • Sisipan pada mata

• Injeksi
• Implan
Bentuk intraocular dosis
• Cairan cuci mata
(Colyria)
5 Jenis Sediaan Ophtalmic dan Contohnya

1 2 3
Larutan Suspensi Salap mata
Opthalmik Opthalmik

FI V: Larutan obat ✓ Serbuk sangat Salap mata


mata adalah larutan halus ( 10 ) akan
steril, bebas ✓Senyawa yang menimbulkan
partikelasing, relatif tidak larut gangguan
meruapakan dalam air pandangan,
sediaan yang dibuat ✓Mengandung kecuali bila
dan suspending agent digunakan
dikemassedemikian dan malam hari,
rupa hingga sesuai dispensingagent menjelang
digunakan pada tidur
mata.
1. Larutan Ophtalmic
 Semua bahan harus dalam bentuk larut
✓ Tidak ada masalah dengan
homogenitas✓ Tidak mengganggu
pandangan
✓ Kontak dengan permukaan absorbsi
sangat singkat
✓ Untuk meningkatkan kontak, dilakukan
denganmeningkatkan viskositas (misalnya
dengan menambahkanmetil selulose).
• Pembuatan larutan obat matamembutuhkan
perhatian khusus dalam hal
• Toksisitas obat
• Nilai isotonisitasKebutuhan pembawa
• PengawetSterilisasi dan kemasn yang tepat
2. Suspensi Ophtalmic

Obat ada kemungkinan tertinggal pada cul-de-sac,


maka lama kerja obat dan lama kontak obatlebih tingi
dibanding larutan.Obat diabsorbsi, berkurangnya obat
karenaabsorbsi, akan dikompensasi dengan kelarutan
obat yang tersisa pada cul-de-sac. Ukuran
partikelberpengaruh pada mekanisme ini
2. Salap Ophtalmic
Keuntungan salap mata:
waktu kontak yang lebih lama dan
bioavailabilitasyang lebih tinggi
Kerugian salap mata :
onset lebih lambat dan memerlukan waktu lebih
lamauntuk mencapai puncak

Untuk mendapatkan sediaan steri:


a. Mencampur aseptis
b. Sterilisasi dengan sinar gama
c. Perlu ditambahkan pengawet : khlorobutanol,
paraben dan garam organiklainnya
Contohnya Sediaan Ophtalmic

1 2 3
Larutan Ophtalmic Suspensi Ophtalmic Salap Ophtalmic
Contoh :
Contoh : Contoh :
• ERLAMYCETIN 1% Salep Mata
• Insto Regular Eye Drop • Exacol Eye Solution
• Cendo Citrol Salep Mata
• Erlamycetin Plus Eye Drops • Siloxan Solution
• Gentamicin 0,3% Salep Mata
• Kenzoflez Solution
Contoh Obat Sediaan Optalmik

 Miotics misal : Pilocarpine Hcl


 Mydriatics misal : Atropin
 Cycloplegics misal : Atropin
 Antiperadangan misal : Kortikosteroid
 Anti -infeksi (antibiotik , antiviral dan antibakteri)
 Obat anti - glucoma misal : Pilocarpine Hcl
 Adjuncts bedah misal : Mengairi solusi
 Obat diagnostik misal : Sodiumfluorescein
 Anestesi misal : Tetrakain
Thank you

Anda mungkin juga menyukai