Tugas
Tugas
Dosen Pengampu:
Dr. Sumardiyono, S.KM, M.Kes
S2 IKM EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK PASCASARJANA
UNS
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
Kriteria Perusahaan
Kriteria PEKERJA
Variabel penelitian
Variabel independen
1. Karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pendapatan
rumah tangga tahunan)
2. Pekerjaan (tempat bekerja, lokasi tempat kerja, white-collar workers)
3. Gaya hidup (merokok, minum alkohol, konsumsi teh, latihan fisik secara teratur)
4. Pengalaman karantina
5. Sikap terhadap pengendalian COVID-19
6. Kecemasan
7. Depresi
Definisi variabel
Variabel Definisi
White-collar workers Legislator, pejabat senior, manajer, (rekanan) profesional, teknisi,
dan clerks didefinisikan sebagai pekerja kerah putih menurut
klasifikasi pekerjaan standar internasional (ISCO).
Pendapatan rumah tangga tahunan Berpenghasilan rendah (0-50.000 RMB), berpenghasilan
menengah (50.001-200.000 RMB), dan berpenghasilan tinggi (>
200.000 RMB) pada tahun 2019.
Merokok Mengkonsumsi setidaknya 1 batang rokok per hari selama 6
bulan.
Minum alkohol Minum alkohol setidaknya 3 kali seminggu selama 6 bulan.
Konsumsi teh Minum teh setidaknya 3 kali seminggu selama 6 bulan.
Latihan fisik secara teratur Latihan fisik setidaknya 3 kali seminggu selama 30 menit setiap
latihan.
METODE PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Gejala depresi diukur menggunakan 9 item Patient Health Questionnaire (PHQ-9):
pengukuran dilakukan dengan penjumlahan skor mulai dari 0-27 untuk 9 item. Depresi
ringan didefinisikan dengan skor PHQ-9 ≥ 5. Alpha Cronbach: 0,86.
2. Gejala kecemasan diukur menggunakan 7 item Generalized Anxiety Disorder (GAD-7):
pengukuran dilakukan dengan menjumlahkan skor 0-21. Kecemasan ringan didefinisikan
dengan skor GAD-7 ≥ 5. Alpha Cronbach: 0,90 untuk reliabilitas konsistensi internal dan
0,86 untuk reliability test-retest.
3. Kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dengan
mencakup 19 item yang menilai tujuh domain kualitas tidur (kualitas tidur subjektif, latensi
tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi di
siang hari). Setiap domain skornya 0-3 kemudian skor dijumlahkan. Kualitas tidur yang
buruk didefiisikan dengan skor PSQI-global > 5.
METODE PENELITIAN
PENGUMPULAN
DATA
Analisis Data
Data dianalisis menggunakan SPSS 24.0 (IBM Corp. Armonk, New York, USA).
01 02 03
Chi-Square Test digunakan untuk
Variabel dengan skala Variabel dengan skala data
membandingkan distribusi kelompok
data kontinu kategorik disajikan dalam
kualitas tidur baik dan kelompok kualitas
dideskripsikan dengan frekuensi dan persentase.
tidur buruk, atau kelompok jenis kelamin,
mean ± SD
atau kelompok usia.
04 05 06
Analisis multivariat dengan regresi
Perbedaan rerata Perbedaan rerata usia
logistik digunakan untuk
kelompok jenis kelamin dianalisis dengan
mengidentifikasi faktor-faktor yang
dianalisis menggunakan ANOVA atau Kruskal-
berhubungan dengan kualitas tidur yang
T-Test atau Mann Wallis Test.
buruk.
Whitney Test.
METODE PENELITIAN
Ethical Approval
Penelitian ini telah disetuui oleh Institutional Review Board of the Fudan University School of
Public Health (IRB#2020040817). Seluruh partisipan penelitian memberikan informed consent
secara online.
HASIL 1. Karakteristik Umum Populasi Studi
HASIL 2. Perbandingan skor domain kualitas tidur dan prevalensi pada jenis kelamin
dan usia yang berbeda
• Subjek memiliki durasi tidur rata-rata 7,6 ± 1,2 jam. Skor rata-rata keseluruhan (± SD) adalah 0,6 (±
0,7) untuk kualitas tidur subjektif, 0,7 (± 0,7) untuk latensi tidur, 0,2 (± 0,5) untuk durasi tidur, 0,5 (±
0,8) untuk efisiensi tidur, 0,6 (± 0,5) untuk gangguan tidur, 0,0 (± 0,1) penggunaan obat tidur dan 0,5
(± 0,7) untuk disfungsi siang hari.
• Skor rata-rata PSQI adalah 3,0 ± 2,4 dan lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan (3,2 ± 2,5 vs
2,9 ± 2,4, P <0,001).
• Prevalensi kualitas tidur yang buruk adalah 14,9% (95% CI: 13,5% - 16,3%) secara keseluruhan, dan
lebih tinggi pada pria daripada wanita (16,2% vs 13,6%). Subjek yang berusia 35-44 tahun memiliki
prevalensi kualitas tidur buruk tertinggi (16,8%, CI 95%: 14,1% -19,6%).
HASIL 2. Perbandingan skor domain kualitas tidur dan prevalensi pada jenis kelamin
dan usia yang berbeda
• Subjek yang lebih tua lebih cenderung mengalami gangguan tidur dan efisiensi tidur yang buruk
sementara subjek yang lebih muda lebih cenderung sering mengalami disfungsi.
HASIL 3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur
PEMBAHASAN
• Karyawan yang kembali bekerja memiliki kualitas tidur yang buruk dan durasi tidur yang
lebih pendek. Analisis multivariat menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk secara
signifikan dikaitkan dengan usia lanjut, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sikap negatif
terhadap tindakan pengendalian COVID-19, kecemasan, dan depresi.
• Latensi tidur panjang ditemukan menjadi masalah paling serius di antara tujuh domain
PSQI kualitas tidur, yang konsisten dengan beberapa penelitian di China sebelumnya.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa peserta dengan riwayat pajanan COVID-19
atau pengalaman traumatis menunjukkan lebih banyak latensi tidur daripada mereka yang
tidak. Latensi tidur panjang dapat disebabkan oleh reaksi ketakutan dan peningkatan
kognisi tidur.
• Studi longitudinal menunjukkan bahwa kualitas tidur berhubungan dua arah dengan
kecemasan dan depresi. Intervensi psikologis harus dilakukan untuk memperbaiki gejala
kecemasan dan depresi, yang dapat meningkatkan kualitas tidur pekerja yang kembali
selama pandemi COVID-19.
Batasan Penelitian
1. Penelitian ini tidak memasukkan usaha kecil. Akibatnya, kualitas tidur bisa diremehkan karena
pekerja di perusahaan kecil atau swasta cenderung memiliki pekerjaan berisiko lebih tinggi, yang
merupakan faktor risiko insomnia.
2. Desain cross-sectional tidak dapat menyimpulkan hubungan kausal antara faktor-faktor terkait
dan kualitas tidur yang buruk. Selain itu, penilaian kualitas tidur dengan kuesioner PSQI lebih
subjektif dibandingkan dengan polisomnografi.
KESIMPULAN
Survei cross-sectional menunjukkan kualitas tidur yang buruk dan durasi tidur yang lebih pendek
pada karyawan yang baru kembali bekerja. Karyawan yang berusia lebih dari 24 tahun, berpendidikan
tinggi atau memiliki sikap negatif terhadap pengendalian COVID-19, atau mengalami kecemasan dan
gejala depresi cenderung memiliki risiko kualitas tidur yang buruk. Temuan ini menunjukkan bahwa
tindakan yang tepat harus diambil untuk mengurangi sikap negatif, merawat gejala psikologis
kecemasan dan depresi pada populasi sasaran untuk meningkatkan kesehatan tidur selama pandemi
COVID-19.
TERIMAKASIH