Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan Ke-5

Prevalence and associated factors of poor sleep


quality among chinese returning workers during
the covid-19 pandemic
Arlina Azka
S022002006

Dosen Pengampu:
Dr. Sumardiyono, S.KM, M.Kes
S2 IKM EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK PASCASARJANA
UNS
PENDAHULUAN

Latar belakang

Hasil penelitian: Pertengahan bulan


Pandemi COVID-19
pandemi infectious Februari pandemic
merupakan krisis
disease (SARS & COVID-19 telah
kesehatan global yang
Ebola) berkaitan terkendali di sebagian
berdampak pada
dengan permasalahan besar wilayah China
kesehatan fisik dan
kualitas tidur pada  pekerja mulai
mental.
beberapa individu. bekerja kembali.

Tanggal 5 Maret: lebih


Ketakutan akan risiko dari 100 orang di 26
terinfeksi atau Kembali bekerja dapat perusahaan terinfeksi
kehilangan pekerjaan meningkatkan risiko  lebih dari 10.000
dapat memperburuk penularan COVID-19. orang dikarantina
kualitas tidur. setelah kembali
bekerja.
PENDAHULUAN

Tujuan

Mengetahui prevalensi dan faktor yang


berhubungan dengan kualitas tidur yang
buruk pada masyarakat China yang kembali
bekerja selama pandemi COVID-19.
METODE PENELITIAN

Desain penelitian POPULASI


Pekerja yang kembali
Cross-sectional study bekerja adalah karyawan
Pekerja yang telah yang telah disetujui
kembali bekerja setelah untuk kembali bekerja
LOKasi Penelitian 2 minggu pertama dan kembali bekerja
bekerja. selama 15 Februari
sampai dengan 5 Maret
Kota Deqing dan 2020.
Taizhou, Provinsi
Zhejiang, China SAMPEL
Waktu penelitian PENELITIAN
Sebanyak 2.410 pekerja dari 43
Tanggal 5-14 Maret
perusahaan di Taizhou dan 120 perusahaan
2020
di Deqing yang dipilih secara purposive.
METODE PENELITIAN

Kriteria Perusahaan

● Kriteria inklusi perusahaan: memiliki


omset bisnis tahunan sebesar 20 juta RMB
atau lebih dan dibuka kembali sejak
pertengahan bulan Februari.

● Kriteria eksklusi perusahaan: manajer


umum atau direktur menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian.
METODE PENELITIAN

Kriteria PEKERJA

Kriteria inklusi pekerja:


● Berusia > 17 tahun
● Karyawan fulltime
● Telah kembali bekerja sejak pertengahan bulan
Februari

Kriteria eksklusi pekerja:


● Waktu penyelesaian survei > 30 menit atau < 2
menit
● Terdiagnosis positif COVID-19
● Memiliki anggota keluarga terkonfirmasi COVID-
19
● Kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
METODE PENELITIAN

Variabel penelitian
 Variabel independen
1. Karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pendapatan
rumah tangga tahunan)
2. Pekerjaan (tempat bekerja, lokasi tempat kerja, white-collar workers)
3. Gaya hidup (merokok, minum alkohol, konsumsi teh, latihan fisik secara teratur)
4. Pengalaman karantina
5. Sikap terhadap pengendalian COVID-19
6. Kecemasan
7. Depresi

 Variabel dependen: Kualitas tidur


METODE PENELITIAN

Definisi variabel
Variabel Definisi
White-collar workers Legislator, pejabat senior, manajer, (rekanan) profesional, teknisi,
dan clerks didefinisikan sebagai pekerja kerah putih menurut
klasifikasi pekerjaan standar internasional (ISCO).
Pendapatan rumah tangga tahunan Berpenghasilan rendah (0-50.000 RMB), berpenghasilan
menengah (50.001-200.000 RMB), dan berpenghasilan tinggi (>
200.000 RMB) pada tahun 2019.
Merokok Mengkonsumsi setidaknya 1 batang rokok per hari selama 6
bulan.
Minum alkohol Minum alkohol setidaknya 3 kali seminggu selama 6 bulan.
Konsumsi teh Minum teh setidaknya 3 kali seminggu selama 6 bulan.
Latihan fisik secara teratur Latihan fisik setidaknya 3 kali seminggu selama 30 menit setiap
latihan.
METODE PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN
1. Gejala depresi diukur menggunakan 9 item Patient Health Questionnaire (PHQ-9):
pengukuran dilakukan dengan penjumlahan skor mulai dari 0-27 untuk 9 item. Depresi
ringan didefinisikan dengan skor PHQ-9 ≥ 5. Alpha Cronbach: 0,86.
2. Gejala kecemasan diukur menggunakan 7 item Generalized Anxiety Disorder (GAD-7):
pengukuran dilakukan dengan menjumlahkan skor 0-21. Kecemasan ringan didefinisikan
dengan skor GAD-7 ≥ 5. Alpha Cronbach: 0,90 untuk reliabilitas konsistensi internal dan
0,86 untuk reliability test-retest.
3. Kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dengan
mencakup 19 item yang menilai tujuh domain kualitas tidur (kualitas tidur subjektif, latensi
tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi di
siang hari). Setiap domain skornya 0-3 kemudian skor dijumlahkan. Kualitas tidur yang
buruk didefiisikan dengan skor PSQI-global > 5.
METODE PENELITIAN

PENGUMPULAN
DATA

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner online. Data yang


dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, status kesehatan, tempat kerja,
gaya hidup, sikap terhadap pengendalian COVID-19, dan penilaian terhadap
kecemasan, depresi, dan kualitas tidur.
METODE PENELITIAN

Analisis Data
Data dianalisis menggunakan SPSS 24.0 (IBM Corp. Armonk, New York, USA).

01 02 03
Chi-Square Test digunakan untuk
Variabel dengan skala Variabel dengan skala data
membandingkan distribusi kelompok
data kontinu kategorik disajikan dalam
kualitas tidur baik dan kelompok kualitas
dideskripsikan dengan frekuensi dan persentase.
tidur buruk, atau kelompok jenis kelamin,
mean ± SD
atau kelompok usia.

04 05 06
Analisis multivariat dengan regresi
Perbedaan rerata Perbedaan rerata usia
logistik digunakan untuk
kelompok jenis kelamin dianalisis dengan
mengidentifikasi faktor-faktor yang
dianalisis menggunakan ANOVA atau Kruskal-
berhubungan dengan kualitas tidur yang
T-Test atau Mann Wallis Test.
buruk.
Whitney Test.
METODE PENELITIAN

Ethical Approval

Penelitian ini telah disetuui oleh Institutional Review Board of the Fudan University School of
Public Health (IRB#2020040817). Seluruh partisipan penelitian memberikan informed consent
secara online.
HASIL 1. Karakteristik Umum Populasi Studi
HASIL 2. Perbandingan skor domain kualitas tidur dan prevalensi pada jenis kelamin
dan usia yang berbeda

• Subjek memiliki durasi tidur rata-rata 7,6 ± 1,2 jam. Skor rata-rata keseluruhan (± SD) adalah 0,6 (±
0,7) untuk kualitas tidur subjektif, 0,7 (± 0,7) untuk latensi tidur, 0,2 (± 0,5) untuk durasi tidur, 0,5 (±
0,8) untuk efisiensi tidur, 0,6 (± 0,5) untuk gangguan tidur, 0,0 (± 0,1) penggunaan obat tidur dan 0,5
(± 0,7) untuk disfungsi siang hari.
• Skor rata-rata PSQI adalah 3,0 ± 2,4 dan lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan (3,2 ± 2,5 vs
2,9 ± 2,4, P <0,001).
• Prevalensi kualitas tidur yang buruk adalah 14,9% (95% CI: 13,5% - 16,3%) secara keseluruhan, dan
lebih tinggi pada pria daripada wanita (16,2% vs 13,6%). Subjek yang berusia 35-44 tahun memiliki
prevalensi kualitas tidur buruk tertinggi (16,8%, CI 95%: 14,1% -19,6%).
HASIL 2. Perbandingan skor domain kualitas tidur dan prevalensi pada jenis kelamin
dan usia yang berbeda

• Subjek yang lebih tua lebih cenderung mengalami gangguan tidur dan efisiensi tidur yang buruk
sementara subjek yang lebih muda lebih cenderung sering mengalami disfungsi.
HASIL 3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur
PEMBAHASAN

• Karyawan yang kembali bekerja memiliki kualitas tidur yang buruk dan durasi tidur yang
lebih pendek. Analisis multivariat menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk secara
signifikan dikaitkan dengan usia lanjut, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sikap negatif
terhadap tindakan pengendalian COVID-19, kecemasan, dan depresi.
• Latensi tidur panjang ditemukan menjadi masalah paling serius di antara tujuh domain
PSQI kualitas tidur, yang konsisten dengan beberapa penelitian di China sebelumnya.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa peserta dengan riwayat pajanan COVID-19
atau pengalaman traumatis menunjukkan lebih banyak latensi tidur daripada mereka yang
tidak. Latensi tidur panjang dapat disebabkan oleh reaksi ketakutan dan peningkatan
kognisi tidur.
• Studi longitudinal menunjukkan bahwa kualitas tidur berhubungan dua arah dengan
kecemasan dan depresi. Intervensi psikologis harus dilakukan untuk memperbaiki gejala
kecemasan dan depresi, yang dapat meningkatkan kualitas tidur pekerja yang kembali
selama pandemi COVID-19.
Batasan Penelitian

1. Penelitian ini tidak memasukkan usaha kecil. Akibatnya, kualitas tidur bisa diremehkan karena
pekerja di perusahaan kecil atau swasta cenderung memiliki pekerjaan berisiko lebih tinggi, yang
merupakan faktor risiko insomnia.
2. Desain cross-sectional tidak dapat menyimpulkan hubungan kausal antara faktor-faktor terkait
dan kualitas tidur yang buruk. Selain itu, penilaian kualitas tidur dengan kuesioner PSQI lebih
subjektif dibandingkan dengan polisomnografi.
KESIMPULAN

Survei cross-sectional menunjukkan kualitas tidur yang buruk dan durasi tidur yang lebih pendek
pada karyawan yang baru kembali bekerja. Karyawan yang berusia lebih dari 24 tahun, berpendidikan
tinggi atau memiliki sikap negatif terhadap pengendalian COVID-19, atau mengalami kecemasan dan
gejala depresi cenderung memiliki risiko kualitas tidur yang buruk. Temuan ini menunjukkan bahwa
tindakan yang tepat harus diambil untuk mengurangi sikap negatif, merawat gejala psikologis
kecemasan dan depresi pada populasi sasaran untuk meningkatkan kesehatan tidur selama pandemi
COVID-19.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai