Anda di halaman 1dari 18

PENGANGGARAN DAERAH

Pengertian
• Anggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam ukuran finansial.
• Blocher (2005) : ekspresi formal mengenai
rencana aksi dimasa mendatang (budget is a
fromal expression of plans for future plans).
Penganggaran
• cara atau metode yang sistimatis untuk
mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya, terutama
sumber daya keuangan dan merupakan aktivitas
utama dari organisasi pemerintahan.
• proses untuk mempersiapkan suatu anggaran yang
berisi pernyataan dalam bentuk satuan uang yang
merupakan refleksi dari aktivitas dan target kinerja
yang hendak dicapai dalam suatu periode tertentu
(Mardiasmo, 2002).
• APBD mempunyai fungsi Otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi
dan stabilitas.
• Fungsi otorisasi : anggaran daerah menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada
tahun yang bersangkutan
• Fungsi perencanaan : anggaran daerah menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan
kegiatan pada tahun yang bersangkutan
• Fungsi pengawasan : anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan
• Fungsi alokasi : anggaran daerah harus diarahkan
untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan evektifitas perekonomian
• Fungsi distribusi : kebijakan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
• Fungsi stabilisasi : anggaran daerah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
Pergeseran Paradigma
Penganggaran
Anggaran Tradisional
• (i) Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas
pendekatan inkremental dan
• (ii) Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line
—item.
• (a) Cenderung sentralistis,
• (b) Bersifat spesifikasi,
• (c) Tahunan, dan
• (4) Menggunakan prinsip anggaran bruto.

• Struktur anggaran tradisional tidak mampu
mengungkapkan besarnya dana yang
dikeluarkan untuk setiap kegiatan dan
memberikan informasi tentang besarnya
rencana kegiatan.
• tolak ukur yang dapat digunakan untuk tujuan
pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan
penggunaan anggaran.
penganggaran inkremental atau
incremental budgeting.
• Penyusunan anggaran menggunakan orientasi
input, bukan output.
• penyusunan anggaran pada periode berikutnya
hanya meminta kenaikan jumlah anggaran
pendapatan dengan alasan inflasi.
• proses penyusunan anggaran hanya
mendasarkan pada besaran realisasi anggaran
tahun sebelumnya, bukan pada pencapaian
kebutuhan riil masayarakat
New Public Management (NPM)
• teknik anggaran kinerja,
• zero based budgeting (ZBB) dan
• planning, programming and budgeting system
(PPBS).
Anggaran Berbasis Kinerja
– anggaran yang menghubungkan anggaran negara
(pengeluaran negara) dengan hasil yang diinginkan (output
dan outcome) sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan
dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatannya.

– dirancang untuk menciptakan efisiensi, efektivitas dan


akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaran belanja publik
dengan output dan outcome yang jelas sehingga semua
anggaran yang dikeluarkan dapat dipertangungjawabkan
secara transparan kepada masyarakat luas.

13
13
Anggaran kinerja
• sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran yang
berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja.
• Kinerja tersebut harus mencerminkan efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik, yang berarti harus
berorientsi kepada kepentingan publik.
• pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari
kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam
pencapaian keluaran dan hasil tersebut.
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

adalah penyusunan anggaran dengan memperhatikan


keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan
hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam
pencapaian hasil dan keluaran tersebut”.
(mengacu pada Pasal 7 ayat (1) PP No.21/2004)

Dalam penganggaran berbasis kinerja diperlukan


indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja
dari setiap program dan jenis kegiatan”
(mengacu pada Pasal 7 ayat (2) PP No.21/2004)
anggaran dialokasikan pada sebuah program atau
kegiatan yang berbasis pada pencapaian visi, misi dan
tujuan organisasi dalam periode tertentu.
15
15
Keuntungan Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja
1. Anggaran Berbasis Kinerja memungkinkan pengalokasian
sumber daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan
prioritas pemerintah sehingga tujuan pemerintah dapat
tercapai dengan efisien dan efektif.
2. pelaksanaan kegiatan pemerintah yang transparan. Dengan
anggaran yang jelas,
dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang
jelas antara pengeluaran
dan output yang hendak dicapai maka akan tercipta
transparansi
3. Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi
administrasi. Dengan adanya fokus anggaran pada output
dan outcome maka diharapkan tercipta efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaan pekerjaan

16
Prinsip-prinsip Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja Yang Baik

Suatu Sistem Pengelolaan Anggaran yang baik harus mencakup prinsip-prinsip seperti di
bawah ini :
– Realistis , artinya perencanaan anggaran dilakukan dengan memperhitungkan
kebutuhan yang sesungguhnya (real) sehingga pada waktu pelaksanaan tidak jauh
menyimpang dari rencana;
– Transparan, terbuka bagi masyarakat baik dalam penerimaan maupun pengeluaran.
Hal ini memperkecil kemungkinan kesempatan penyalahgunaan anggaran;
– Sesuai dengan otorisasi, artinya dana publik dibelanjakan sesuai dengan otorisasi yang
telah ditetapkan ;
– Laporan yang benar dan baik; artinya laporan pengeluaran sesuai dengan pengeluaran
aktual atau sesungguhnya, dilaporkan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan.
– Adanya pengawasan dan audit , artinya pengawasan dan audit baik oleh pihak luar
(eksternal) maupun internal dilaksanakan dengan benar dan dapat diandalkan;
– Kepastian tersedianya dana; artinya unit pengguna anggaran harus mempunyai
kepastian mengenai ketersediaan dananya.
– Taat peraturan; artinya ada suatu budaya pengelolaan keuangan yang mampu
meningkatkan ketaatan terhadap peraturan.
– Adanya output dan outcome yang harus dicapai baik dalam jangka waktu satu tahun
(mengacu pada RKA_KL)maupun lima tahun (sesuai dengan Rencana Strategis)
– Adanya ukuran atas output dan outcome yang menunjukkan kinerja

Anda mungkin juga menyukai