Anda di halaman 1dari 26

Kimia Analitik II

Analisis Kualitatif
Analisis kimia

penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari


susunan persenyawaan atau campuran
persenyawaan di dalam suatu sampel.
Analisis kimia
1.)Analisis Kualitatif
Penyelidikan kimia mengenai jenis unsur
atau ion yang terdapat dalam suatu zat
tunggal atau campuran.

2.)Analisis Kuantitatif
Penyelidikan kimia mengenai kadar unsur
atau ion yang terdapat dalam suatu zat
tunggal atau campuran.
Analisis Kualitatif
• Menurut macam zat yang dianalisis
1. Anorganik
2. Organik

• Menurut banyaknya zat yang dianalisis


1. Makro
± 0,5 – 1,0 gram zat padat atau ± 20 mL larutan 0,1 M/analisis

2. Semi mikro
± 0,05 - < 0,5 gram zat padat atau ± 1 mL larutan 0,1 M/analisis

3. Mikro
< 0,05 gram zat padat atau beberapa tetes larutan 0,1 M/analisis
Analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis
kuantitatif

karena suatu analisis kuantitatif tidak dapat


dilakukan sebelum diketahui komponen
yang terkandung dalam suatu sampel
keperluan pengujian
• Zat yang dipakai dalam jumlah sesedikit
mungkin dalam keadaan dingin, setelah
dikocok dengan kuat tidak memberikan hasil,
dilanjutkan dengan pamanasan

• Jika keadaan panas tidak juga larut walaupun


sudah dilakukan pengocokan atau
pengadukan, maka dilanjutkan dengan
menggunakan pelarut yang sesuai
Analisa Ion

Tujuan:

Menganalisa adanya ion dalam sampel.


Digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti dalam pemeriksaan darah, urin, dan
sebagainya.
Tahapan Analisis
• Pemeriksaan pendahuluan dilakukan terhadap :
- Analisis Penggolongan Kation
- Reaksi penetapan Anion

Unsur logam  Ion positif

Unsur Nonlogam  Ion negatif


• Pemeriksaan Pendahuluan
1. Bentuk dan roman zat (organoleptis)
2. Reaksi nyala api
3. Sifat zat pada pemanasan kering
4. Reaksi khusus untuk radikal/unsur-unsur yang mudah menguap/menyublim
bila dipanaskan
5. Sifat zat terhadap H2SO4 encer dan H2SO4 pekat
6. Kelarutan zat
Uji pendahuluan (1)
• Cara Kering
uji yang dilakukan dalam keadaan kering,
yaitu tanpa melarutkan sampel

1. Pemeriksaan Organoleptis
(dengan menggunakan panca indera)
2. Pemeriksaan dengan Pemanasan
Uji Pendahuluan (2)
• Cara basah
zat-zat yang dianalisa dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai.

Pelarut pertama yang digunakan adalah air,


bila sampel tidak larut dalam air, maka dapat digunakan
asam klorida, asam nitrat dan air raja

1.Terbentuk endapan
2.Pembentukan gas
3.Perubahan warna
Sampel multi ion
• Ekstrak soda
Pereaksian dengan karbonat

Endapan yang dihasilkan digunakan untuk


uji kation dan ekstraknya untuk uji anion.
Pemeriksaan Organoleptis
Penglihatan
• Warna Zat
Merah : PbO4, As2O3, HgO, HgI2, HgS, Sb2S3, Cu2O
Kuning : CdS, As2O3, SnS3, PbI2, HgO, FeCL3
Hijau : Cr2O3, Hg2F2, Cr(OH)3, garam-garam Ni2+, KMnO4, CrCI3.
Cokelat : PbO2, CdO, Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe(OH)3.
Biru : garam-garaman Co anhidrat, garam-garam Cu (II) berhidrat

Rasa dengan Jari


• Licin : Mg
• Peret : Fe
• Bau
Amis : Fe.
Telur busuk : H2S
Asam : CH3COO-
Amonia : NH3

• Rasa dengan Lidah


Warna Ion dalam Air
Warna Nyala
Reaksi Nyala
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom :
Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL. Diatas kaca arloji kemudian
kawat nikrom dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang
bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala
oksidasi .

2. Reaksi nyala beilstein :


Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida
sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala
yang terjadi berwarna hijau.

3. Reaksi nyala untuk borat :


Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam
sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan
ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Golongan Kation
• Golongan I :
membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion : Pb, Ag, Hg.

• Golongan II :
bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion : Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

• Golongan III :
- tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
- membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal.
Ion : Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan Kation
• Golongan IV
bereaksi dengan golongan I, II, III.
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit
asam.
Ion : Ba, Ca, Sr.

• Golongan V
- Kation-kation yang umum
- Tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya
- Golongan kation yang terakhir
Ion : Mg, K, NH4+.
Klasifikasi Anion
• Anion sederhana : O2-, F-, atau CN- .

• Anion okso diskret : NO3- atau SO42-.

• Anion polimer okso


silikat, borat, atau fosfat terkondensasi

• Anion kompleks halida : TaF6 dan Oksalat


Golongan Anion
golongan A

• Cl-
1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-

• I-
1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-
2. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO-
• SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
Golongan B

• S2-
1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-

• Golongan C
CH3 COO-
CH3 COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO42-
Golongan D
• SO32-
• COO-

Golongan E
• S2O32-
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3)3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO

Golongan F
• PO43-
1. PO43- + Ba(NO3)2 → Ba3(PO4)2 putih + 2NO3-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-

Golongan G
NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4
Magnesium

Sulfur

Anda mungkin juga menyukai