EPIDEMIOLOGI COVID-19 - Pelatihan Vaksinator - 16 Nov 2020
EPIDEMIOLOGI COVID-19 - Pelatihan Vaksinator - 16 Nov 2020
LATAR BELAKANG
Keppres Nomor 11 Tahun
WHO menetapkan 2020: COVID-19 sebagai
2019-nCoV sebagai Indonesia melaporkan 2 Kedaruratan Kesehatan
PHEIC/KKMMD kasus konfirmasi Masyarakat
COVID-19
2 Maret 2020
30 Jan 2020 31 Maret 2020
Cluster
pneumonia Keppres
Keppres Nomor
Nomor 12
12 tahun
tahun
KMK Nomor WHO menetapkan 2020:
HK.01.07/MENKES/104/2020: 2020: COVID-19
COVID-19 sebagai
sebagai
COVID-19 sebagai Bencana
Bencana Nasional
Nasional
Penetapan Infeksi Novel Pandemi
Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
sebagai Jenis Penyakit Yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya
Update Situasi Global COVID-19
CFR 2,5%
https://covid19.who.int/
Update Situasi Global COVID-19
WHO REGION
https://covid19.who.int/
SEBARAN KASUS dan CFR MENURUT UMUR
KASUS + 1,25% 5,37% 27,3%
32% 10,7% 13,2% 18,2% 12,6% 6,6% 4,5%
KASUS + 0,9% 1,2% 8,1% 17% 19,2% 22,4% 19,2% 8,8% 3,2%
HASIL NEGATIF
2.693.137
ORANG DIPERIKSA
3.137.485
Kasus Konfirmasi Kasus Meninggal
444.348 14.761
(+3.779) (+72)
KASUS SUSPEK
Kasus Sembuh Kasus Aktif 55.560
375.741 53.846
(+3.475)
SPESIMEN DIPERIKSA
4.857.452
Kasus Konfirmasi
(update hingga 9 November 2020)
6000 500000
450000
5000
400000
350000
4000
3000 250000
200000
2000
150000
100000
1000
50000
0 0
22-Jun
2-Jun
6-Jun
10-Jun
14-Jun
18-Jun
26-Jun
30-Jun
2-Sep
6-Sep
10-Sep
14-Sep
18-Sep
22-Sep
26-Sep
30-Sep
4-Oct
8-Oct
20-Oct
24-Oct
1-May
5-May
17-May
21-May
12-Oct
16-Oct
28-Oct
9-Nov
9-May
13-May
25-May
29-May
1-Nov
5-Nov
24-Jul
6-Mar
10-Mar
14-Mar
22-Mar
26-Mar
30-Mar
4-Jul
8-Jul
12-Jul
16-Jul
20-Jul
28-Jul
2-Mar
18-Mar
3-Apr
7-Apr
15-Apr
19-Apr
23-Apr
1-Aug
5-Aug
9-Aug
13-Aug
17-Aug
21-Aug
29-Aug
11-Apr
27-Apr
25-Aug
Konfirmasi Harian Konfirmasi Total Linear (Konfirmasi Total)
• Total 440569 kasus konfirmasi positif, naik 2853 kasus. Kenaikan tertinggi dilaporkan pada 08 Oktober dengan 4850 kasus.
• Jumlah kasus harian berdasarkan jumlah yang dilaporkan oleh Kemkes, bukan menggambarkan jumlah kasus yang terinfeksi
pada hari tersebut
%
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
1-Apr
5-Apr
9-Apr
13-Apr
17-Apr
21-Apr
27-Aug
CFR and Recovery Rate (%)
• Case fatality rate (CFR) sebesar 3.3% (N = 14689); bertambah 75 kasus meninggal
31-Aug
4-Sep
8-Sep
12-Sep
16-Sep
20-Sep
(update hingga 9 November 2020)
24-Sep
28-Sep
2-Oct
6-Oct
10-Oct
14-Oct
18-Oct
22-Oct
26-Oct
30-Oct
3-Nov
7-Nov
3.3
84.5
No. of Case Tested
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
500000
0
1-Apr
4-Apr
7-Apr
10-Apr
13-Apr
16-Apr
19-Apr
22-Apr
25-Apr
28-Apr
1-May
4-May
7-May
10-May
13-May
16-May
19-May
22-May
25-May
28-May
31-May
3-Jun
6-Jun
9-Jun
12-Jun
15-Jun
18-Jun
21-Jun
24-Jun
27-Jun
30-Jun
3-Jul
6-Jul
Positive Case-Cum
9-Jul
12-Jul
15-Jul
18-Jul
21-Jul
24-Jul
27-Jul
30-Jul
good surveillance system)
2-Aug
5-Aug
8-Aug
11-Aug
Positivity Rate
14-Aug
17-Aug
20-Aug
Negative Case - Cum
23-Aug
26-Aug
• Positivity rate 14.2% (target <5% with
29-Aug
1-Sep
4-Sep
7-Sep
10-Sep
13-Sep
16-Sep
pos-rate
19-Sep
22-Sep
25-Sep
28-Sep
1-Oct
4-Oct
7-Oct
10-Oct
13-Oct
16-Oct
19-Oct
22-Oct
25-Oct
28-Oct
31-Oct
3-Nov
6-Nov
9-Nov
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
Kasus Konfirmasi
Kasus Sembuh Kasus Meninggal
6%
6% 6%
48% 48%
39%
46% 47% 55%
45%
40%
35%
30%
25% 5%
9%
20% 24%
15% 1%
32%
10%
0% 28%
5%
1%
2% 5% 14% 24% 20% 18% 12% 6%
0%
0-4th 5-14th 15-24th 25-34th 35-44th 45-54th 55-64th >65th
Konfirmasi Meninggal
Data tidak lengkap 3,7% Sumber Data PHEOC 8 Nov 2020
CFR (Case Fatality Rate) COVID-19 per Provinsi
Jawa Timur 7.1%
Sumatera Selatan 5.4%
Nusa Tenggara Barat 5.4%
Jawa Tengah 4.9%
Lampung 4.6%
Bengkulu 4.5%
Sumatera Utara 4.1%
Kalimantan Selatan 4.1%
Sulawesi Tengah 4.0%
Sulawesi Utara 3.8%
Aceh 3.7%
Kalimantan Tengah 3.5%
Maluku Utara 3.3%
Indonesia 3.3%
Bali 3.3%
Kalimantan Timur 3.2%
Banten 2.9%
Gorontalo 2.8%
Kepulauan Riau
Sulawesi Selatan
2.5%
2.5% Angka Nasional
D I Yogyakarta 2.5%
Riau
DKI Jakarta 2.1%
2.3% 3,3%
Sumatera Barat 1.9%
Jawa Barat 1.9%
Jambi 1.8%
Sulawesi Tenggara 1.6%
Papua Barat 1.6%
Papua 1.5%
Nusa Tenggara Timur 1.4%
Sulawesi Barat 1.3%
Maluku 1.3%
Kalimantan Utara 1.1% Update 9 November 2020
Kalimantan Barat 1.1%
Kepulauan Bangka Belitung 1.0%
0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0% 5.0% 6.0% 7.0% 8.0%
SEBARAN KASUS PER PROVINSI
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-info-terkini.html
BAHASAN
https://jvi.asm.org/content/jvi/86/7/3995.full.pdf
REPLIKASI VIRUS
Nama virus
REPLIKASI VIRUS penyebab COVID-19:
SARS-CoV-2
Reseptor ACE2:
Paru-paru, saluran cerna, jantung
dan pembuluh darah, organ berotot
polos, ginjal, kulit, mulut, hidung,
hati,otak
LAMA VIRUS BERTAHAN DI PERMUKAAN
• Aerosol 3 jam (waktu paruh 1,5
jam)
• Tembaga :4 jam (1 jam)
• Kardus 24 jam (3 jam)
• Stainless steel: 72 jam (6 jam)
• Plastik 72 jam (7 jam)
MANIFESTASI KLINIS
Sakit kepala Demam
Mual/muntah
Batuk
myalgia
sesak
Kelelahan / fatique
Berat: Pneumonia, ARDS, Gagal Ginjal
diare
^ttps://apps.who.int/iris/handle/10665/333752
*https://doi.org/10.1038/s41591020-0916-2. .
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
209
Hipertensi
847
Diabetes
197
Diabetes
601
Jantung
126
Jantung
322
53
Ginjal PPOK
156
39
PPOK Ginjal
100
Penyakit Penyakit
25
90
TBC
37
Asma
8
28
Hati TBC
Penyakit Komorbid Pada Kasus Konfirmasi
9
28
Keganasan Hati
7
25
Asma Keganasan
Gangguan Gangguan
8
23
Imunologi Imunologi
MANIFESTASI KLINIS
CARA PENULARAN
CARA PENULARAN
masa inkubasi:
masa inkubasi:
rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan
rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan
14 hari namun dapat mencapai 14 hari.
14 hari namun dapat mencapai 14 hari.
CARA PENULARAN
Orang yg terinfeksi bisa sebagai sumber penularan
terutama 2 hari sebelum sakit (presimptomatis)
hingga selama sakit
Asimptomatis Berpotensi menularkan
FAKTOR RISIKO
• Riwayat perjalanan/tinggal
Penyakit Komorbid
(hipertensi, Diabetes daerah tranmisi
• Kontak kasus konfirmasi
Militus, PPOK, dll)
/probable
Merokok,
USIA
Obesitas
DIAGNOSIS LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Diagnosis:
a. Metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid
Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR
(termasuk TCM dan Viral Load)
b. Perlu 2x hasil dengan jarak minimal 24 jam untuk
mendiagnosis
Rapid test antibodi tidak bisa digunakan untuk diagnosis
hanya digunakan untuk keperluan penelitian –serosurvei
Rapid test antigen dapat dipergunakan sebagai alat deteksi
dengan memperhatikan beberapa hal yaitu prosedur,
keamanan petugas penangangan limbah, dan validitas rapid
yang memerlukan kajian saat ini Indonesia proses
melakukan kajian
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
GLOBAL
151 Vaksin dalam Tahap 42 Vaksin dalam Tahap Uji
Pre Klinik Klinik
Sumber: DRAFT landscape of COVID-19 candidate vaccines – 2 October 2020
1 Sinovac Inactivated 2 0, 14 IM
2 Wuhan institute of Biological Inactivated 2 0, 21 IM
Product/ Sinopharm
Revisi 5
Revisi 1 Revisi 2
Perubahan isi
pada setiap
BAB
Revisi 3 Revisi 4
LINTAS SEKTOR
Manajemen Klinis
STRATEGI PENGENDALIAN
Test Memakai
masker
KOLABORASI
Pemerintah Masyarakat
(3T) (3M)
Treat Trace Menjaga Mencuci
jarak tangan
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PROTOKOL KESEHATAN
Pakai masker
3 PESAN KUNCI (MASKER, MENCUCI
disinfeksi
Gizi seimbang
Kelola stress
Mandi setelah
bepergian
KONFIRMASI
- TIDAK BERGEJALA
KONFIRMASI
(ASIMPTOMATIK)
- BERGEJALA (SIMPTOMATIK)
ISTILAH BARU
- KASUS PROBABLE
- DISCARDED
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Kasus suspek dengan ISPA Kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis yang
Berat/ARDS***/meninggal dengan gambaran klinis meyakinkan COVID-19; DAN memiliki salah satu kriteria sebagai
yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil berikut:
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. a. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR; ATAU
Ket: termasuk yang tidak ada hasil pemeriksaan lab. RT-PCR dengan b. Hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR satu kali negatif dan tidak
alasan apapun. dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR yang kedua.
KEMATIAN KEMATIAN
(pedoman Revisi 5) (dalam proses perubahan)
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
adalah kasus konfirmasi/ probable COVID-19 yang konfirmasi COVID-19 yang meninggal dalam masa isolasi atau kasus
meninggal. probable.
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Kasus probable/ kasus konfirmasi Dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah
dengan gejala berat/kritis minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan tanda/gejala klinis COVID-19
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus probable/kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen Klinis.
Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria
selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan
pemantauan atau oleh DPJP.
PENEMUAN KASUS DI WILAYAH MANAJEMEN KESMAS
KONTAK ERAT
1. Kegiatan KARANTINA dilakukan sesuai kriteria perawatan pasien (terlampir).
Karantina dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan dengan kasus
probable atau konfirmasi COVID-19. Karantina dapat dihentikan apabila selama masa karantina tidak menunjukkan gejala
(discarded).
2. PEMANTAUAN:
• dilakukan berkala untuk memantau perkembangan gejala.
• Apabila selama masa pemantauan muncul gejala yang memenuhi kriteria suspek maka dilakukan tatalaksana sesuai kriteria.
• Pemantauan dapat melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan
harian.
• Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas
FKTP dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat.
• Kontak erat yang sudah selesai karantina/pemantauan, dapat diberikan surat pernyataan selesai pemantauan.
3. Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang tidak menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan
untuk segera dilakukan PEMERIKSAAN RT PCR sejak kasus dinyatakan sebagai kasus probable atau konfirmasi.
• Hasil (+) : melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Apabila selama masa isolasi, muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai
kriteria kasus konfirmasi simptomatik.
• Hasil (-) : tetap melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Apabila selama masa karantina, muncul gejala dilakukan tata
laksana sesuai kriteria kasus suspek.
4. KOMUNIKASI RISIKO
Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kontak erat berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan
penularan, tatalaksana lanjut jika muncul gejala, dan lain-lain.
5. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi dilakukan ketika kontak erat mengalami perkembangan gejala sesuai kriteria kasus suspek/konfirmasi.
MANAJEMEN KESMAS
PELACAKAN KONTAK
“kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19”
PELACAKAN KONTAK
“kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19”
TAHAPAN
Pencatatan detil kontak (contact listing)
indikator
MANAJEMEN KESMAS
IDENTIFIKASI KONTAK
ALUR PELACAKAN
KONTAK ERAT
BBEERRSSAAMA
MA
K
KIITTAABBIISSAA
!
!