Anda di halaman 1dari 10

FASCITIS PLANTARIS

YUNI SATRIA PUTRI


D4 TK.IV B/ PO714241171079
PENGERTIAN
01 Content Here
Fasciitis plantaris merupakan peradangan
yang disebabkan oleh iritasi degeneratif pada
penyisipan fasciitis plantaris pada proses
medial tuberositas calcaneus, rasa nyeri di
substansial, mengakibatkan perubahan
kegiatan sehari-hari. Berbagai istilah yang
digunakan untuk menggambarkan kondisi
fasciitis plantaris termasuk tumit polisis,tumit
petenis, dan pelari. Meskipun keliru, rasa
sakit yang sulit dibedakan dengan rasa sakit
yang berkaitan calcaneus spurs.
ANATOMI
Struktur Tulang Ankle and foot
Terdiri dari 28 tulang dan paling sedikit 29 sendi, yang mana
Ankle dibentuk oleh ujung distalos.Tibia danos. Fibula (yang
kompleks terdiri dari 3 artikulasi: sendi talocrural, sendi
subtalar, dan tibio fibular) yang bersendi langsung dengan:
Os.Talus paling atas, Os.Calcaneus paling belakang, Os.
Navicularis bagian medial, Os. Cuboideus bagian lateral, Ossa.
Cuneiforme bagian medial, middel,
PowerPointlateral, Ossa. Metatarsalia
Presentation
5 buah, dan Ossa. Phalangeal 14 buah. Pada ankle terdiri atas
pengelompokan, diantaranya:
a. Forefoot ,terdiri dari: Ossa metatarsalia dan Ossa
phalangea, pada anterior segmen.
b. Midfoot ,terdiri dari: Os.Navicularis, OsCuboid dan Ossa
Cuneiforme, pada middle segmen.
c. Rear foot, terdiri dari: Os, Talus dan Os Calcaneus
(Subtalar joint/Talo calcanel joint), posterior segmen.
PATOFISIOLOGI
Fasciitis plantaris disebabkan oleh cedera berulang,
penguluran yang berlebihan, dan penekanan saat kaki
menyangga beban berat tubuh sehingga fascia mengalami
kerobekan – kerobekan kecil pada fascianya.
Tarikan pada fascia secara menerus menyebabkan
terjadinya kerobekan dan iritasi pada fascia plantaris.
Kemudian faktor resiko lain adanya perubahan atau
peningkatan tumpuan pada telapak kaki, kurangnya
fleksibilitas otot-otot tungkai, kelebihan berat badan, dan
luka. Ini ditandai dengan adanya nyeri pada tumit pada
injakan pertama di pagi hari, rasa nyeri dirasakan pada
tumit atau terkadang hingga ujung bagian depan dari
telapak kaki.
MANIFESTASI KLINIK
Fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi
dapat datang dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat.
Dan meskipun dapat mengenai kedua kaki, akan tetapi lebih
sering hanya pada satu kaki saja :
a. Nyeri tajam di bagian dalam telapak kaki di daerah tumit,
yang dapat teraasa seperti ditusuk pisau pada telapak
kaki.
b. Nyeri tumit yang cenderung bertambah buruk pada
beberapa langkah pertama setelah bangun tidur, pada
saat naik tangga atau pada saat jinjit (berdiri pada ujung-
ujung jari).
c. Nyeri tumit yang timbul setelah berdiri lama atau duduk
lama kemudian bangkit dan berjalan, maka timbul nyeri
tumit.
d. Nyeri tumit yang timbul setelah berolahraga, tetapi tidak
timbul saat sedang berolahraga.
e. Pembengkakan ringan di tumit.
GAMBARAN KLINIK

Gejala utama yang terjadi karena nyeri plantaris 85% 35% 65% 45%
adalah nyeri tumit ketika berjalan. Juga mungkin
merasa sakit ketika berdiri dan mungkin bahkan
ketika sedang beristirahat. Nyeri ini biasanya
terjadi hal pertama di pagi hari setelah bangun
dari tempat tidur, ketika kaki ditempatkan rata di
lantai. Rasa sakit terjadi karena peregangan
plantar fasia. Rasa sakit biasanya berkurang
dengan sering berjalan, tetapi gejala ini akan
terjadi lagi setelah periode istirahat. Nyeri akan
terasa kembali ketika keadaan tidur karena posisi
kaki yang memungkinkan fasia untuk rileks.
Intervensi Fisioterapi
a. Ultrasound (US)
Ultrasound adalah modalitas terapeutik yang biasa digunakan untuk memperbaiki
ekstensibilitas jaringan ikat, termasuk mengatasi jaringan parut, memfasilitasi penurunan nyeri
pada cedera muskuloskeletal, serta meningkatkan penyembuhan jaringan dan remodeling dalam
intervensi pada tendinopati.
Prosedur pelaksanaan :
Tujuan : Untuk mengurangi spasme dan mengurangi nyeri
Frekuensi : 1 MHz
Intensitas : 1,0 W/Cm2
Time : 5 Menit
Posisi pasien : Tidur tengkurap
Persiapan alat :
Siapkan Ultrasound gel sebagai media penghantar dan mengecek kabel-kabel yang terpasang di alat.
Bersihkan head transduser dengan alkohol.
Nyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF.
Persiapan pasien
Fisioterapis menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan dari pemberian ultrasound
Pasien dalam posisi tidur tengkurap
Daerah yang akan diterapi (area plantar) bebas dari pakaian
Fisioterapis mengoleskan gel secukupnya pada area plantar
Teknik pelaksanaan :
Nyalakan alat
Dosis terapi adalah : frekuensi 1 MHz, pulse ratio 50%, intensitas 0,8 – 1 w/cm2, ERA tranducer 2 cm, waktu
4 menit.
Fisioterapis meletakkan head transduser pada area plantar
Fisioterapis menekan tombol Start/Stop, kemudian menggerakkan transduser secara lambat disekitar area
plantar tersebut secara transversal.
b. Terapi latihan
1. Myofacial Release
Pemberian realese pada otot yang tegang bertujuan untuk membuat jaringan parut lebih mobile dan mengurangi
perlengketan fibrosa yang upnormal. Teknik ini diberikan penekanan pada serat otot dengan pasien dalam keadaan pasif
kemudian bergerak secara longitudinal dari distal ke proksimal untuk memisahkan masingmasing serat, pengurangan
jaringan parut terhadap ligamen, tendon, dan struktur otot. Jenis relaese pada kondisi kelelahan otot ini diberikan dengan
penekanan berulang pada otot yang mengalami spasme agar otot terulur kemudian ketegangan otot berkurang sehingga
nyeri menurun.
Release M.Gastrocnemius dibagi menjadi 4 level :
a. Myofacial Release Teknik level 1 merupakan penanganan pada jaringan tersebut yaitu pada otot gastrocnemius
dengan tidak ada kontraksi dari otot yang terlibat dan pasien dalam keadaan pasif. Bergerak secara longitudinal
sepanjang serabut otot dari distal ke proksimal.
b. Myofacial Release Teknik level 2 dilakukan dengan jaringan lunak yang akan diintervensi pada keadaan menegang,
pasien dalam keadaan pasif. Bergerak secara longitudinal sepanjang serabut otot dari distal ke proksimal.
c. Myofacial Release Teknik level 3 dalam keadaan pasif jaringan lunak yang diintervensi digerakkan sepanjang Range
Of Motion (ROM) dari posisi terpendek ke posisi yang terpanjang.
d. Myofacial Release Teknik level 4 menggerakkan jaringan yang diintervensi secara aktif sepanjang Range Of Motion
(ROM) dari posisi terpendek ke terpanjang.
2. Hold Relax
Latihan gerak aktif dapat meningkatkan daya tahan otot, kekuatan otot, menjaga lingkup gerak sendi (LGS), dan gerakan
berulang dapat mengulur jaringan lunak.
Kontraksi isometrik ( iso berarti tetap, metrik berarti jarak) merupakan kontraksi statis dimana otot tidak memanjang atau
memendek sehingga tidak tampak gerakan nyata tetapi pada otot terjadi penegangan atau kontraksi. Pada fasciitis plantaris
latihan hold relax dengan kontraksi isometrik pada gerakan dorsifleksi dan plantar flexi dengan memberikan tahanan pada
punggung ankle kemudian pasien diminta untuk melawan tahanan yang telah diberikan oleh terapis selama 7 detik, rileks
selama 5 detik kemudian diberikan gerakan pasif oleh terapis ke arah gerakan yang ingin di tambah lingkup gerak sendi
dengan dosis 5 kali pengulangan dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas otot sehingga lingkup gerak sendi
juga meningkat.
Prosedur pelaksanaan Hold Relax
Tujuan : Untuk meningkatkan daya tahan otot, kekuatan otot, menjaga lingkup geral sendi, dan gerakan berulang dapat
mengulur jaringan lunak.
Frekuensi : 2 kali seminggu
Time : 7 detik melawan tahanan kemudian rileks 5 detik dan 5x Repatisi
Posisi pasien : prone lying
Posisi fisioterapi: disamping pasien
Pelaksanaan :
Pada fasciitis plantaris latihan hold relax dengan kontraksi isometrik pada gerakan dorsifleksi dan plantar flexi dengan
memberikan tahanan pada punggung ankle
kemudian pasien diminta untuk melawan tahanan yang telah diberikan oleh terapis selama 7 detik,
rileksasi selama 5 detik pada kelompok amtagonis tunggu beberapa saat sampai ototnya rileks.
Latihan dilakukan dengan 5 kali repitisi.
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai