Anda di halaman 1dari 69

Pajak Penghasilan Pasal 22

PMK 34/PMK.03/2017

Dudi Wahyudi, Ak., MM, BKP, CA


Pasal 22 UU PPh
1. Menkeu dapat menetapkan
a. bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan
dengan pembayaran atas penyerahan barang
b. badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak
yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha
di bidang lain
c. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari
pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah
2. Ketentuan mengenai dasar pemungutan, kriteria, sifat, dan
besarnya pungutan pajak diatur Peraturan Menteri Keuangan
3. Besarnya pungutan yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
tidak memiliki NPWP lebih tinggi 100% daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP
PPH PASAL 22 ATAS IMPOR
Pemungut, Tarif & DPP
• Pemungut
– Bank Devisa
– DJBC
Tarif dan DPP
No Jenis Barang Tarif DPP Keterangan
.
1. Barang tertentu pada Lampiran I 10% Nilai Impor Dengan API
Barang kiriman sampai batas jumlah atau Tanpa
tertentu yang dikenai bea masuk dengan API
tarif pembebanan tunggal sesuai dengan
ketentuan kepabeanan
2. Barang tertentu lainnya pada Lampiran II 7,5% Nilai Impor Dengan API
atau Tanpa
API
3. Kedelai, gandum, tepung terigu pada 0,5% Nilai Impor Dengan API
Lampiran III
4. Barang selain 1, 2, dan 3 2,5% Nilai Impor Dengan API
5. Barang sesuai 3 dan 4 7,5% Nilai Impor Tanpa API
6. Barang tidak dikuasai 7,5% Harga Jual
Lelang
Pemungut, Tarif & DPP
• Nilai Impor:
– Nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan Bea Masuk yaitu Cost Insurance and
Freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan
pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
kepabeanan di bidang impor
Saat Terutang dan Pelunasan
• PPh Pasal 22 atas impor barang, terutang dan
dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran
Bea Masuk.
• Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda
atau dibebaskan, PPh Pasal 22 terutang dan
dilunasi pada saat penyelesaian dokumen
pemberitahuan pabean atas impor
Mekanisme Pemungutan dan Penyetoran

• Pemungutan PPh Pasal 22 impor dilaksanakan dengan


cara penyetoran oleh:
– importir yang bersangkutan, atau
– DJBC,
ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang
ditunjuk oleh Menkeu
• Penyetoran PPh Pasal 22 dilakukan dengan
menggunakan formulir SSP, Surat Setoran Pabean, Cukai
dan Pajak dalam rangka impor (SSPCP) dan/atau Bukti
Penerimaan Negara yang berlaku sebagai bukti
pemungutan pajak
Tidak Dipungut PPh Pasal 22
• Impor barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang PPh (SKB)
• Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau PPN (DJBC)
– Terdapat 20 jenis barang
– Pengecualian tetap berlaku dalam hal barang impor tersebut dikenakan tarif bea
masuk sebesar 0% atau tidak dipungut PPN
• Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk
diekspor kembali (DJBC)
• Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor
kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang
telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh DJBC (Tanpa SKB)
• impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor (SKB)
PPH PASAL 22 ATAS EKSPOR
KOMODITAS TAMBANG BATUBARA,
MINERAL LOGAM, DAN MINERAL
BUKAN LOGAM
Ruang Lingkup
• Pemungut
– Bank Devisa dan DJBC
• Wajib Pajak Terpungut
– Eksportir, kecuali WP yang terikat dalam perjanjian
kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak
Karya
• Transaksi
– Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam,
dan mineral bukan logam (sesuai Lampiran IV
Peraturan Menteri Keuangan)
Tarif dan DPP
• Tarif:
– 1,5%
• DPP
– Nilai Ekspor yang tercantum dalam Pemberitahuan
Pabean Ekspor
• Nilai Ekspor
– Nilai Free on Board (FOB) yang tercantum pada
Pemberitahuan Pabean Ekspor, termasuk
Pemberitahuan Pabean Ekspor yang nilai eksporya
telah dibetulkan
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat
penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas ekspor
• Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dilaksanakan dengan cara
penyetoran oleh eksportir yang bersangkutan ke kas negara melalui
Pos Persepsi, Bank Devisa Persepsi, atau Bank Persepsi yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan
• Penyetoran dilakukan menggunakan formulir SSP an/atau Bukti
Penerimaan Negara yang berlaku sebagai bukti pemungutan pajak
• Terhadap bukti penyetoran pajak, DJBC melakukan pemeriksaan formil
bukti penyetoran pajak tersebut sebagai dokumen pelengkap
pemberitahuan pabean ekspor dan dijadikan dasar pelayanan ekspor
• Pemeriksaan formal dilaksanakan oleh pejabat Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai dan/atau sistem komputer pelayanan
PPH PASAL 22 ATAS PEMBELIAN
BARANG OLEH BENDAHARA
PEMERINTAH
Pemungut
• Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)
– pembayaran atas pembelian barang
• Bendahara pengeluaran
– pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan
mekanisme uang persediaan (UP)
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit
Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
– pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang
dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS)
Mekanisme Pemungutan
• Tarif 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk
PPN
• Terutang dan dipungut pada saat pembayaran
• Wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui
Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan SSP
yang telah diisi atas nama rekanan serta
ditandatangani oleh pemungut pajak
• SSP berlaku sebagai bukti pemungutan pajak
Tidak Dipungut
• Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
• Pembayaran untuk:
– pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-
benda pos
– pemakaian air dan listrik
• Pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/atau produk
sampingan dari kegiatan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi yang
dihasilkan di Indonesia dari :
– kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan
kontrak kerja sama, atau
– kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi
berdasarkan kontrak kerja sama
Tidak Dipungut
• Pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan
panas bumi dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang usaha
panas bumi berdasarkan kontrak kerja sama pengusahaan sumber daya
panas bumi
• Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
• Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah (Kuasa
Pengguna Anggaran, pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang
diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran, atau bendahara
pengeluaran)
PPH PASAL 22 BADAN USAHA
TERTENTU
Pemungut
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
• BUMN yang dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah dan
restrukturisasi tersebut dilakukan melalui pengalihan
saham milik negara kepada BUMN lainnya
• Badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh
BUMN
– Dalam hal badan usaha tertentu melakukan perubahan nama
badan usaha, badan usaha tertentu tersebut tetap ditunjuk
sebagai pemungut pajak
– Dalam hal badan usaha tertentu tidak lagi dimiliki secara
langsung oleh BUMN, badan usaha tertentu dimaksud tidak lagi
ditunjuk sebagai pemungut pajak
Badan usaha tertentu yang dimiliki secara
langsung oleh BUMN

• PT Pupuk Sriwidjaja Palembang • PT Rajawali Nusindo,


• PT Petrokimia Gresik • PT Wijaya Karya Beton Tbk
• PT Pupuk Kujang • PT Kimia Farma Apotek
• PT Pupuk Kalimantan Timur • PT Kimia Farma Trading &
• PT Pupuk Iskandar Muda Distribution
• PT Telekomunikasi Selular • PT Badak Natural Gas Liquefaction
• • PT Tambang Timah
PT Indonesia Power
• PT Petikemas Surabaya
• PT Pembangkitan Jawa-Bali
• PT Indonesia Comnets Plus
• PT Semen Padang
• PT Bank Syariah Mandiri
• PT Semen Tonasa
• PT Bank BRI Syariah
• PT Elnusa Tbk
• PT Bank BNI Syariah
• PT Krakatau Wajatama
Objek Pemungutan
• pembayaran atas pembelian barang dan/atau
bahan-bahan untuk keperluan kegiatan
usahanya
Tarif dan Mekanisme Pemungutan
• Tarif 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
pembayaran
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke kas
negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00 dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah
• Pembayaran untuk:
– pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos
– pemakaian air dan listrik
• Pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/atau produk sampingan dari
kegiatan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi yang dihasilkan di Indonesia dari :
– kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sama,
atau
– kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak
kerja sama
• Pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan panas bumi dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak kerja
sama pengusahaan sumber daya panas bumi
• Pembelian gabah dan/atau beras oleh Perum BULOG
• Pembelian bahan pangan pokok dalam rangka menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi
harga pangan oleh Perum BULOG atau BUMN lain yang mendapatkan penugasan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
PPH PASAL 22 BADAN USAHA
INDUSTRI SEMEN, KERTAS, BAJA,
OTOMOTIF, DAN FARMASI
Ruang Lingkup
• Pemungut
– Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha
industri semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi
– Badan usaha industri baja adalah industri baja yang
merupakan industri hulu, termasuk industri hulu yang
terintegrasi dengan industri antara dan industri hilir.
• Wajib Pajak Terpungut
– Distributor di dalam negeri
• Transaksi
– Penjualan hasil produksi di dalam negeri
Tarif
Industri Penjualan Tarif dan DPP
Semen Semua jenis semen 0,25% dari DPP PPN
Kertas Kertas 0,1% dari DPP PPN
Baja Baja 0,3% dari DPP PPN
Otomotif Semua jenis kendaraan bermotor 0,45% dari DPP PPN
beroda dua atau lebih, tidak
termasuk alat berat
Farmasi Semua jenis obat 0,3% dari DPP PPN
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
penjualan
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke
kas negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Penjualan kendaraan bermotor di dalam
negeri yang dilakukan oleh industri otomotif
yang telah dikenai PPh Pasal 22 barang yang
sangat mewah (tanpa SKB)
PPH PASAL 22 AGEN TUNGGAL
PEMEGANG MEREK (ATPM), AGEN
PEMEGANG MEREK (APM), DAN
IMPORTIR UMUM KENDARAAN
BERMOTOR
Ruang Lingkup dan Tarif
• Pemungut
– Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen
Pemegang Merek (APM), dan importir umum
kendaraan bermotor
• Wajib Pajak Terpungut
– Pembeli kendaraan bermotor di dalam negeri, tidak
termasuk alay berat
• Objek Pemungutan
– Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri
• Tarif 0,45% dari DPP PPN
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
penjualan
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke
kas negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Penyerahan barang yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang PPh
• Penjualan kendaraan bermotor di dalam
negeri yang telah dikenai PPh Pasal 22 barang
yang sangat mewah (tanpa SKB)
PPH PASAL 22 BAHAN BAKAR MINYAK,
BAHAN BAKAR GAS, DAN PELUMAS
Ruang Lingkup
• Pemungut
– Produsen atau importir bahan bakar minyak,
bahan bakar gas, dan pelumas
• Wajib Pajak Terpungut
– Pembeli bahan bakar minyak, bahan bakar gas,
dan pelumas
• Objek Pemungutan
– Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas,
dan pelumas
Tarif dan DPP

• Bahan Bakar Minyak • DPP


– 0,25% – Nilai penjualan tidak
• SPBU yang membeli dari
Pertamina/anak usaha Pertamina termasuk PPN
– 0,3%
• SPBU selain yang membeli dari
Pertamina/anak usaha Pertamina
• Selain SPBU
• Bahan Bakar Gas
– 0,3%
• Pelumas
– 0,3%
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
penerbitan surat perintah pengeluaran barang
(delivery order)
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke kas
negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Penyerahan barang yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang PPh
PPH PASAL 22 PEMBELIAN HASIL
KEHUTANAN, PERKEBUNAN, PERTANIAN,
PETERNAKAN DAN PERIKANAN OLEH
INDUSTRI ATAU EKSPORTIR
Ruang Lingkup
• Pemungut
– Badan usaha Industri atau eksportir yang melakukan pembelian hasil
kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum
melalui proses industri manufaktur, untuk keperluan industri atau ekspornya
• Wajib Pajak Terpungut
– Penjual bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan, dan perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur
• Objek Pemungutan
– pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan, dan perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur,
untuk keperluan industrinya atau ekspor
• Berlaku untuk pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau
ekspor oleh BUMN
• Tarif 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
pembelian
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke
kas negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Pembayaran atas pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industri atau ekspor yang
jumlahnya paling banyak Rp20.000.000,00
tidak termasuk PPN dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah
PPH PASAL 22 PEMBELIAN
KOMODITAS TAMBANG BATUBARA,
MINERAL LOGAM, DAN MINERAL
BUKAN LOGAM
Ruang Lingkup dan Tarif
• Pemungut
– Badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara,
mineral logam, dan mineral bukan logam
• Wajib Pajak Terpungut
– Badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan
– Izin usaha pertambangan adalah sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan
mineral dan batu bara
• Objek Pemungutan
– Pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral
bukan logam
• Tarif
– 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
pembelian
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke
kas negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Pembelian batubara, mineral logam, dan
mineral bukan logam dari badan atau orang
pribadi pemegang izin usaha pertambangan
yang telah dipungut PPh Pasal 22 atas
pembelian barang dan/atau bahan-bahan
untuk keperluan kegiatan usaha oleh BUMN
PPH PASAL 22 PENJUALAN EMAS
BATANGAN
Ruang Lingkup dan Tarif
• Pemungut
– Badan usaha yang melakukan penjualan emas
batangan di dalam negeri
• Wajib Pajak Terpungut
– Pembeli emas batangan
• Objek Pemungutan
– penjualan emas batangan di dalam negeri
• Tarif:
– 0,45% dari harga jual emas batangan
Mekanisme Pemungutan
• PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat
penjualan
• PPh Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke
kas negara dengan menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22:
– lembar 1 untuk Wajib Pajak yang dipungut
– lembar 2 sebagai lampiran SPT Masa PPh Pasal 22
– lembar 3 sebagai arsip pemungut pajak
Tidak Dipungut
• Penyerahan barang yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang PPh
• Penjualan emas batangan oleh badan usaha
yang memproduksi emas batangan kepada
Bank Indonesia
KETENTUAN UMUM
Tarif Untuk WP Non NPWP dan Pembulatan

• Tarif lebih tinggi 100% diterapkan terhadap


Wajib Pajak yang tidak dapat menunjukkan
NPWP
• Tarif lebih tinggi berlaku untuk pemungutan
PPh Pasal 22 yang bersifat tidak final
• Besarnya pungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah
penuh
Sifat Pemungutan

Selain penjualan bahan bakar


minyak dan bahan bakar gas


kepada penyalur/agen

Tidak final


Penjualan bahan bakar
minyak dan bahan bakar
gas kepada penyalur/agen

Final
Bukti Pungutan

• SSP sebagai bukti pungut


– PPh Pasal 22 mpor
– PPh Pasal 22 ekspor komoditas batubara, mineral logam dan bukan logam
– PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemerintah
• Penerbitan bukti pungut (rangkap 3) untuk pemungutan PPh Pasal 22 oleh :
– Badan usaha tertentu
– Badan usaha industri semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi
– ATPM, APM, dan importir kendaraan bermotor
– Produsen atau importir BBM, gas, dan pelumas
– Industri dan eksportir sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan
– Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang
batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam
– Badan usaha yang memproduksi emas batangan
Kewajiban Pelaporan

• DJBC dan pemungut pajak lain, wajib melaporkan


hasil pemungutannya dengan menggunakan SPT
Masa ke Kantor Pelayanan Pajak
• Penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 22 dilakukan
sesuai jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai penentuan tanggal jatuh tempo
pembayaran, penyetoran dan pelaporan
pemungutan pajak
PMK No. 253/PMK.03/2008 jo PMK No. 90/PMK.03/2015

PPH PASAL 22 BARANG YANG


SANGAT MEWAH
Pemungut Pajak

• Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang


yang tergolong sangat mewah
Barang Sangat Mewah

• pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi


• kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya
• rumah beserta tanahnya
– Harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp5.000.000.000,00
atau
– luas bangunan lebih dari 400m2
• apartemen, kondominium, dan sejenisnya
– harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp5.000.000.000,00 atau
– luas bangunan lebih dari 150m2
• kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10
orang berupa sedan, jeep, SUV, MPV, minibus, dan sejenisnya
– harga jual lebih dari Rp2.000.000.000,00 atau
– kapasitas silinder lebih dari 3.000cc
• kendaraan bermotor roda dua dan tiga
– harga jual lebih dari Rp300.000.000,00 atau
– kapasitas silinder lebih dari 250cc.
Harga Jual
• Harga jual merupakan batasan harga jual
sehubungan dengan pembelian barang yang
tergolong sangat mewah, yaitu jumlah yang
dibayarkan oleh pembeli kepada penjual
• Untuk rumah dan apartemen, harga jual adalah
harga dasar, yaitu harga tunai atau cash keras tidak
termasuk PPN dan PPnBM
• Untuk pesawat, helikopter, kapal pesiar, yacht, dan
kendaraan, harga jual adalah harga barang tidak
termasuk PPN dan PPnBM
Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 2 PER-
19/PJ/2015 jo PER-24/PJ/2015
Pengecualian
• Pembelian barang yang tergolong sangat
mewah yang dilakukan oleh bukan subjek
pajak (Tanpa SKB)
Tarif dan Sifat Pemungutan

• Tarif 5% dari harga jual, tidak termasuk PPN


dan PPnBM
• Tarif 100% lebih tinggi dikenakan jika pembeli
tidak memiliki NPWP
• Sifat pengenaan PPh Pasal 22 tidak final
Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan

• Pemungut Pajak wajib memberikan tanda bukti


pemungutan setiap melakukan pemungutan
• Pemungut Pajak wajib menyetorkan Pajak
Penghasilan yang dipungut ke Kantor Pos atau
bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan paling
lama tanggal 10 bulan berikutnya dengan
menggunakan SSP
• Pemungut Pajak wajib melaporkan hasil
pemungutannya dengan menggunakan SPT Masa
ke KPP paling lama 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir
Saat Pemungutan
• Pemungut Pajak wajib memungut Pajak
Penghasilan pada saat melakukan penjualan
• Saat penjualan untuk rumah dan apartemen:
– pada saat ditandatanganinya perjanjian pengikatan jual
beli antara pemungut pajak dengan pembeli
• Saat penjualan untuk selain rumah dan
apartemen:
– berdasarkan pembukuan pemungut pajak sesuai
sistem akuntansi yang lazim dipakai di Indonesia secara
taat azas

Pasal 3 PER-19/PJ/2015
TERIMA KASIH
20 Jenis Barang Impor
1. barang perwakilan negara asing dan pejabatnya berdasarkan asas
timbal balik
2. barang untuk keperluan badan internasional dan pejabatnya yang
bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia yang
diakui dan terdaftar dalam Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai
atas impor barang untuk keperluan badan internasional dan para
pejabatnya
3. barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah umum, amal,
sosial,kebudayaan, atau untuk kepentingan penanggulangan
bencana
4. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam
dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum
20 Jenis Barang Impor
5. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan
6. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan
penyandang cacat lainnya
7. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah
8. barang pindahan
9. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut,
pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah
tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
kepabeanan
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum
20 Jenis Barang Impor
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk
suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan
dan keamanan negara
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan
Imunisasi Nasional (PIN)
14. buku ilmu pengetahuan dan teknologi, buku pelajaran
umum, kitab suci, buku pelajaran agama, dan buku ilmu
pengetahuan lainnya
20 Jenis Barang Impor
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap
ikan, kapal tongkang, dan suku cadangnya, serta alat keselamatan
pelayaran dan alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan
oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau Perusahaan
Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa
Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan
usahanya
16. pesawat udara dan suku cadangnya serta alat keselamatan penerbangan
dan alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan dan
pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional (Perusahaan Udara), dan suku cadangnya, serta
peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang
diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Udara yang digunakan
dalam rangka pemberian jasa perawatan dan reparasi pesawat udara
kepada Perusahaan Udara
20 Jenis Barang Impor
17. kereta api dan suku cadangnya serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
serta prasarana perkeretaapian yang diimpor dan digunakan oleh badan usaha
penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara
prasarana perkeretaapian umum (BU Kereta Api), dan komponen atau bahan yang
diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh BU Kereta Api yang digunakan untuk
pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan,
serta prasarana perkeretaapian yang akan digunakan oleh BU Kereta Api
18. peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Kementerian Pertahanan
atau TNI untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor
oleh Kementerian Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Kementerian
Pertahanan atau TNI
19. barang untuk kegiatan hulu minyak dan gas bumi yang importasinya dilakukan oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama
20. barang untuk kegiatan usaha panas bumi

Kembali

Anda mungkin juga menyukai