Anda di halaman 1dari 38

PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN PENGGUNAAN

DANA BOS REGULER VERSI PERMENDIKBUD NOMOR 8 TAHUN


2020
TENTANG JUKNIS BOS REGULER TAHUN 2020

DISAJIKAN OLEH

1. SARNELLI, S.SOS : A U D I T O R M A D YA
2. ALDESRA, SKM : PPUD
I N S P E K TO R AT K A B . L I M A P U L U H K O TA

DALAM ACARA SOSIALISASI


P E R T A N G G U N G J AWA B A N K E U A N G A N D A N A B O S
R E G U L E R S D , S M P S E K A B . L I M A P U L U H K O TA
PA D A TA N G G A L 1 7 S / D 1 8 N O V E M B E R 2 0 2 0
A. PENGELOLAAN KEUANGAN

Pengelolaan Keuangan adalah Keseluruhan kegiatan


yang meliputi:

1. Perencanaan
2. Penganggaran
3. Pelaksanaan
4. Penatausahaan
5. Pelaporan
6. Pertanggungjawaban dan
7. Pengawasan
 
B. TUJUAN DANA BOS REGULER

1. MEMBANTU BIAYA
OPERASIONAL SEKOLAH DAN
2. MENINGKATKAN
AKSESIBILITAS/KETERAKSESA
N DAN MUTU PEMBELAJARAN
BAGI PESERTA DIDIK.
C. PRINSIP PENGGUNAAN DANA BOS REGULER

1. FLEKSIBILITAS : PENGGUNAANNYA SESUAI


KEBUTUHAN SEKOLAH
2. EFEKTIVITAS: DAPAT MEMBERIKAN HASIL,
PENGARUH, DAN DAYA GUNA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH;
3. EFISIENSI : DENGAN BIAYA SEMINIMAL
MUNGKIN DENGAN HASIL YANG OPTIMAL;
4. AKUNTABILITAS: DAPAT DIPERTANGGUNG
JAWABKAN SECARA KESELURUHAN;
5. TRANSPARANSI: TERBUKA DAN
MENGAKOMODIR ASPIRASI PEMANGKU
KEPENTINGAN SESUAI KEBUTUHAN SEKOLAH.
D. TIM BOS SEKOLAH

DITETAPKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN


SUSUNAN KEANGGOTAAN:

1. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB


2. ANGGOTA TERDIRI DARI:
a. Bendahara
b. 1 (satu) orang dari unsur Guru
c. 1 (satu) orang dari unsur Komite Sekolah;
d. 1 (satu) orang dari unsur orang tua/wali peserta diluar
Komite Sekolah
E. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB TIM BOS SEKOLAH

1. Mengisi dan memutakhirkan data sekolah secara lengkap dan valid ke dalam
Dapodik
2. Bertanggung jawab mutlak terhadap hasil isian data sekolah yang masuk ke
Dapodik
3. Menyusun RKAS dan Melakukan input ke Sistem Kemendikbud
4. Menyelenggarakan Keadmiministrasian Pertanggungjawaban penggunaan dana
BOS
5. Melakukan konfirmasi dana sudah diterima melalui laman bos.kemendikbud
go.id
6. Menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana
7. Bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan dana BOS yang
diterima
8. Bersedia di audit oleh lembaga yang memiliki kewenangan
9. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat
F. PENGGUNAAN DANA BOS UNTUK PEMBIAYAAN

1. Penerimaan peserta didik baru;


2. Pengembangan Perpustakaan;
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
4. Kegiatan Asesmen/Evaluasi pembelajaran;Administrasi kegiatan
5. sekolah/pengelolaan dan operasional rutin sekolah;
6. Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
7. Langganan daya dan/atau jasa yang mendukung operasional sekolah;
8. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang rusak ringan;
9. Penyediaan alat multi media pembelajaran;
10.Penyelenggaraan bursa kerja khusus, praktik kerja industri/lapangan, pemantauan
keberkerjaan, pemagangan guru, dan lembaga sertifikasi profesi pihak pertama;
11.Pembayaran honor, paling banyak 50 % dari keseluruhan alokasi dana BOS yang
diterima
 
G. LARANGAN PENGGUNAAN
DANA BOS REGULER

1. Disimpan dengan maksud dibungakan;


2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli perangkat lunak untuk pelaporan keuangan dana BOS Reguler atau perangkat lunak lainnya yang
sejenis;
4. Sewa aplikasi pendataan atau aplikasi penerimaan peserta didik baru dalam jaringan;
5. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah;
6. Membeli pakaian, seragam, atau sepayu bagi guru atau peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan
inventaris sekolah);
7. Pemeliharaan prasarana sekolah dengan kategori kerusakan sedang dan berat;
8. Membangun gedung atau ruangan baru;
9. Membeli saham;
10. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan, sosialisai, pendampingan terkait program BOS Reguler
atau Perpajakan program BOS Reguler yang diselenggarakan lembaga diluar dinas pendidikan provinsi,
kabupaten/kota, dan/atau kementerian;
11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai sepenuhnya secara penuh dari sumber dana Pemerintah Pusat,
PEMDA, atau sumber lainnya;
12. Melakukan penyelewengan penggunaan dan BOS Reguler untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu;
dan/atau
13. Bertindak menjadi distributor atau pengecer pembelian buku kepada peserta didik di sekolah yang
bersangkuatan.
H. TATA CARA PELAPORAN

1. MENYUSUN PEMBUKUAN SECARA


LENGKAP, DISERTAI DENGAN DOKUMEN
PENDUKUNG YANG LENGKAP DAN SAH
2. MENYUSUN LAPORAN SECARA LENGKAP
3. MEMPUBLIKASIKAN SEMUA PELAPORAN
BAIK PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN
DANA KEPADA MASYARAKAT SECARA
TERBUKA
4. MENYETOR PAJAK MENGIKUTI
KETENTUAN PER UU PAJAK NASIONAL
DAN PAJAK DAERAH
I. PEMBUKUAN YANG HARUS DISUSUN SEKOLAH

1.BUKU KAS UMUM


2.BUKU PEMBANTU KAS
3.BUKU PEMBANTU BANK
4.BUKU PEMBANTU PAJAK
5.DOKUMEN LAIN YANG DIPERLUKAN
 
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
1. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti
kuitansi yang sah;
2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai bea materai. ·
3. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci
sesuai dengan peruntukkannya;
4. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah
dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;
5. Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala Sekolah dan
lunas dibayar oleh Bendahara;
6. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh Bendahara
sebagai bahan bukti dan bahan laporan
J. LAPORAN YANG HARUS DISUSUN TIM BOS SEKOLAH:

1.REKAPITULASI REALISASI
PENGGUNAAN DANA BOS
2.LAPORAN DIBUAT TIAP TAHAP DAN
DITANDATANGANI OLEH
BENDAHARA, KEPALA SEKOLAH,
DAN KOMITE SEKOLAH
 
K. SARANA PENGADUAN

1.LANGSUNG;
2.VIA TELEPON;
3.SURAT;
4.EMAIL
L. KETENTUAN UMUM

1. RKAS (RENCANA KEGIATAN DAN


ANGGARAN SEKOLAH) adalah Rencana
biaya dan Pendanaan program atau kegiatan
untuk 1 (satu) tahun anggaran, baik yang
bersifat strategis ataupun rutin yang diterima
dan dikelola langsung oleh sekolah.
2. KOMITE SEKOLAH adalah Lembaga
mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh
masyarakat yang peduli pendidikan.
 
PERATURAN MENDIKBUD RI NO 19 TAHUN 2020
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENDIKBUD NO 8 TAHUN 2020
Pasal 9A
(1) Selama masa penetapan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Covid-19 yang ditetapkan Pemerintah Pusat, sekolah dapat
menggunakan dana BOS Reguler dengan ketentuan :
a. pembiayaan langganan daya dan jasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2) huruf g dapat digunakan untuk pembelian pulsa, paket
data, dan/atau layanan pendidikan daring berbayar bagi pendidik
dan/atau peserta didik dalam rangka pelaksanaan pembelajaran dari
rumah; dan
b. pembiayaan administrasi kegiatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat 2 huruf e dapat digunakan untuk pembelian cairan atau
sabun pembersih tangan, pembasmi kuman (disinfectant),
masker atau penunjang kebersihan lainnya.
(2) Ketentuan pembayaran honor paling banyak 50% (lima
puluh persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
tidak berlaku selama masa penetapan status Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Covid-19 oleh Pemerintah Pusat.

(3) Pembiayaan pembayaran honor sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) diberikan kepada guru yang berstatus bukan
aparatur sipil negara dan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. tercatat pada Dapodik per 31 Desember 2019;
b. belum mendapatkan tunjangan profesi; dan
c. memenuhi beban mengajar termasuk mengajar dari
rumah dalam masa penetapan status Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Covid-19 yang ditetapkan
Pemerintah Pusat.
Ketentuan penggunaan dana BOS Reguler
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
mulai berlaku sejak bulan April tahun 2020 sampai
dengan dicabutnya penetapan status Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Covid-l9 oleh Pemerintah
Pusat.
PERATURAN TERKAIT PPh Pasal 21

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008


2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010
3. Peraturan Menteri Keuangan No.
231/PMK.03/2019

PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan sehubungan


dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan kepada wajib
pajak orang pribadi dalam negeri.
Pemotongan PPh Pasal 21

PEMBAYARAN PENGHASILAN YANG WAJIB


DIPOTONG PPH PASAL 21 OLEH BENDAHARA
PEMERINTAH, ANTARA LAIN PEMBAYARAN ATAS :

G A J I
TUNJANGAN

HONORARIUM
U P A H
UANG MAKAN
PEMBAYARAN LAINNYA

* Tidak termasuk biaya perjalanan dinas


Skema Pemotongan PPh Pasal 21

Sumber Dana : A P B N / A P B D
PENGHASILAN TETAP DAN
TERATUR PENGHASILAN LAINNYA
SETIAP BULAN

DITERIMA OLEH

PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN


PENSIUNANNYA

TERUTANG PPH PASAL 21


DITANGGUNG PEMERINTAH,
KECUALI ATAS PPH PASAL 21 TIDAK DITANGGUNG
ATAS TAMBAHAN TARIF 20% PEMERINTAH
KARENA BELUM PUNYA NPWP

TIDAK BERSIFAT FINAL BERSIFAT FINAL


A. PEGAWAI TETAP/ PNS/PENSIUNAN/ TNI-POLRI

1. Rutin / Tetap
PPh = (Penghasilan Bruto-(Biaya Jabatan 5 % maks Rp500 rb + iuran
terkait gaji) –PTKP) x Tarif Pasal 17

2. Imbalan atas kegiatan / tidak rutin selain gaji dan


tunjangan yang melekat pada gaji (apapun namanya)

PPH 15 % X PENGHASILAN BRUTO UNTUK PNS GOLONGAN


IV, PEJABAT NEGARA TNI/POLRI PERWIRA MENENGAH
DAN TINGGI
PPH = 5 % PENGHASILAN BRUTO UNTUK PNS GOLONGAN
III, TNI/ POLRI PANGKAT PERWIRA PERTAMA
TIDAK DIKENAKAN PAJAK
PNS GOL I DAN II
B. PEGAWAI TIDAK TETAP

• BULANAN = PENGHASILAN BRUTO – PTKP


• HARIAN = PENGHASILAN BRUTO – 450.000,- (PTKP HARIAN)

C. BUKAN PEGAWAI

• BERKESINAMBUNGAN = PENGHASILAN BRUTO – PTKP


BULANAN
• TIDAK BERKESINAMBUNGAN = 5% X (50%X PENGHASILAN
BRUTO)
•PTKP (PENGHASILAN
TENAGA AHLI = 5%TIDAK KENA PAJAK) TAHUNAN
x (50%XPENGHASILAN BRUTO)
LAPISAN PENGHASILAN KENA PTKP
PAJAK
TIDAK KAWIN (TK/0) RP 54.000.000,00
KAWIN TANPA TANGGUNGAN RP 58.500.000,00
KAWIN DENGAN 1 TANGGUNGAN RP 63.000.000,00
(K/1)
KAWIN DENGAN 2 TANGGUNGAN RP 67.500.000,OO
(K/2)
Bendahara X membentuk suatu tim yang anggotanya
terdiri dari beberapa PNS. Bendahara membayar
honorarium tim dengan rincian sebagai berikut:

Nama Gol Honorarium


Harianto IV/a 1.200.000
Jhoni III/b 1.000.000
Jamal II/b 900.000

Bagaimanakah pemotongan pajak atas honorarium


yang diterima oleh tim tersebut?
Nama Gol Honorarium Tarif PPh Terutang

Harianto IV/a 1.200.000 15% 180.000


Jhoni III/b 1.000.000 5% 50.000
Jamal II/b 900.000 0% 0
Jumlah 3.100.000 230.000
Ucok (status belum menikah) pada bulan Mei 2017 bekerja
selama 11 hari pada SD X yaitu pembangunan gedung
sekolah dengan menerima upah Rp.140.000 perhari.

Maka penghitungan PPh 21 nya adalah sbb:


 Penghasilan perhari Rp.140.000
 Penghasilan 11 hari X Rp.140.000 = Rp. 1.540.000
 Penghasilan sebulan Rp.140.000 X 30 =
Rp.4.200.000,-
 Penghasilan kumulatif yang diterima dalam satu bulan
tidak melebihi Rp. 4.500.000,-
 Maka tidak terutang PPh 21
PERATURAN TERKAIT PPh Pasal 23
Peraturan terkait pelaksanaan pemungutan
PPh Pasal 23 :

1. Pasal 23 Undang-Undang PPh


2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
231/PMK.02/2019
Pemotongan PPh Pasal 23

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atau PPh


Pasal 23 adalah
cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
oleh bendahara kepada pihak lain.
Penghasilan yang dibayarkan tersebut antara lain :
1. 15 % dari jumlah bruto atas penghasilan berupa
Bunga, royalti, hadiah/penghargaan
2. 2 % dari jumlah bruto atas penghasilan berupa
Sewa, Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konsultan dan jasa lain
Jasa Lain Objek Pemotongan PPh Pasal 23

Jasa Penilai Jasa instalasi/pemasangan mesin,


Jasa aktuaris peralatan listrik, telepon, air, gas,
AC dan atau TV kabel, selain yang
Jasa akuntansi, pembukuan dilakukan oleh WP yang ruang
dan atestasi laporan keuangan lingkupnya di bidang konstruksi
dan mempunyai izin dan atau
Jasa Perancang sertifikasi sebagai pengusaha
Jasa penunjang di bidang konstruksi
penerbangan dan bandar
udara Jasa perawatan mesin, peralatan
Jasa penebangan hutan listrik, telepon, air, gas, AC dan
atau TV kabel, selain yang
Jasa pengolahan limbah
dilakukan oleh WP yang ruang
Jasa penyedia tenaga kerja lingkupnya di bidang konstruksi
Jasa perantara dan mempunyai izin dan atau
sertifikasi sebagai pengusaha
Jasa sehubungan dengan
konstruksi
software computer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan Jasa lainnya
perbaikan
Jasa Lain Objek Pemotongan PPh Pasal 23

Jasa maklon

Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer

Jasa pengepakan
Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media
masa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi
Jasa pembasmian hama
Jasa kebersihan / cleaning service
Jasa tata boga
PPN
DASAR HUKUM

Peraturan Perpajakan yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan


pemotongan PPN adalah antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa


kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/PMK.03/2019


Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Bendahara BOS atau Instansi Pemerintah wajib melakukan


pemungutan PPN atas Belanja Barang dan atau Jasa (nilai
pengadaan lebih dari Rp.2.000.000,- tidak termasuk PPN)
dengan tarif 10% dari DPP (dasar pengenaan pajak)

Tidak dipungut PPN :


1. Barang hasil pertambangan atau pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
3. Makanan minuman yang disajikan di hotel, rumah makan, warung dan
sejenisnya meliputi makanan minuman baik yang dikomsumsi ditempat
maupu tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh
pengusaha jasa boga atau catering
4. Uang, Emas Batangan dan surat berharga
Tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai

JASA :
1. Jasa di bidang Pelayanan Kesehatan Medik
2. Jasa dibidang Pelayanan Sosial
3. Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko
4. Jasa dibidang perbankan,asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi
5. Jasa dibidang keagamaan
6. Jasa dibidang pendidikan
7. Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan
8. Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan
9. Jasa dibidang angkutan umum didarat dan diair

Dan Barang dan Jasa yang menurut aturan dibebaskan seperti Buku Pelajaran
TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI
DAN BARANG DAN JASA YANG MENURUT ATURAN DIBEBASKAN
SEPERTI :
1. BUKU PELAJARAN/AGAMA, KURIKULUM, KITAB SUCI
2. VAKSIN POLIO DLM RANGKA PIN
3. MESIN DAN PERALATAN PABRIK
4. MAKAN TERNAK UNGGAS DAN IKAN ATAU BAHAN BAKUNYA
5. HASIL PERTANIAN YANG DIPETIK LANGSUNG DARI SUMBERNYA
YANG DILAKUKAN PETANI/KELOMPOK TANI
6.BIBIT/BENIH DARI BARANG PERTANIAN,PERKEBUNAN,
KEHUTANAN, PETERNAKAN, PENANGKARAN ATAU PERIKANAN
7. AIR BERSIH YANG DIALIRKAN PIPA OLEH PERUSAHAAN AIR
MINUM
8. LISTRIK KECUALI UTK PERUMAHAN DENGAN DAYA DIATAS 6.600
WATT
PPh Pasal
22

DASAR HUKUM

1. Pasal 22 Undang-Undang PPh


2. PMK No. 231/PMK.03/2019

UNTUK PENGGUNAAN DANA BOS TIDAK


DIKENAKAN PAJAK
PPH PASAL 4 AYAT (2)

1. Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan 5 %

2. Persewaan tanah dan atau bangunan 10 %

3. Jasa Konstruksi
- 2% untuk penyedia jasa yang memiliki kualifikasi
usaha kecil.
KEWAJIBAN PELAPORAN
PERPAJAKAN BENDAHARAWAN

SANKSI
NO. JENIS PAJAK TANGGAL TANGGAL SANKSI TLB TLB
BAYAR LAPOR BAYAR LAPOR
1. PPh Ps.21 10 Bln 20 Bln 2% Perbulan 100.000
    Berikutnya Berikutnya    
2. PPh Ps.23/26 10 Bln 20 Bln 2% Perbulan 100.000
    Berikutnya Berikutnya    
3. PPh Ps.4 (2) (PPh Final) 10 Bln 20 Bln 2% Perbulan 100.000
    Berikutnya Berikutnya    
Tanggal 14
4. PPN Tanggal 7 bulan bulan 2% Perbulan 500.000
    Berikutnya Berikutnya    
Sekian
dan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai