Anda di halaman 1dari 50

PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMDes

Oleh :
Dadang Suwanda, SE, MM, M.Ak, Ak, CA

Hotel Grage 7OGAKARTA, 01 SEPTEMBER 2016


1
TOPIK
• Badan Usaha Milik Desa (Dalam
Alur Regulasi)
• Pendirian BUM Desa
• Pengelolaan BUM Desa
• Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa
Badan Usaha Milik
Desa (Dalam Alur
Regulasi)
Menghidupkan Desa

Indonesia memiliki 74.093 desa yang


terserak di gugusan kepulauan
nusantara. Artinya, negeri ini memiliki
lebih dari 70 ribu ciri khas dan potensi
yang mampu menghidupi.

Pembangunan yang selalu berfokus di


kota menghasilkan dampak urbanisasi
besar-besaran. Akibatnya, desa tidak
lagi menarik bagi warga usia produktif.

Magnet apa yang mampu menarik


gelombang urbanisasi? Menggelorakan
pengembangan ekonomi kreatif dan
produktif di desa-desa seluruh
Indonesia.
Kekuatan Desa yang Tersembunyi

Desa sebagai pemerintah yang secara langsung dan riil menyentuh kebutuhan
masyarakat untuk disejahterakan. Jika desa mampu secara mandiri
menyediakan kebutuhan warganya, maka desa telah mampu mensejahterakan
warga sekaligus mengadakan pendapatan bagi dirinya. Desa merupakan basis
sistem kemasyarakatan bangsa yang kokoh untuk mengembangkan sistem
politik, sosial, budaya, ekonomi, dan hankam.

Dalam rangka mengakomodasi potensi desa dan pemenuhan kebutuhan


warga desa, melalui UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
pemerintah memberikan dukungan besar agar desa memiliki badan usaha
yang mampu mengembangkan dan menggerakkan perekonomian lokal.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi wadah pemerintah desa dan
warganya yang secara proporsional melaksanakan program pemberdayaan
perekonomian di tingkat desa. Keberadaan BUMDes diharapkan mampu
menstimulasi dan menggerakakan roda perekonomian desa.
Pengembangan BUMDes

Contoh:

Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

Pengelolaan air bersih dan irigasi

Pasar desa

Perdagangan hasil pertanian, peternakan, perikanan

Usaha jasa transportasi dan komunikasi

Industri kelompok rumah tangga


BUMDES dalam Urutan Regulasi
UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Pasal 213
Bagian Kelima Keuangan Desa

Berpedoman pada BUMDes


BUMDes berdiri
sesuai kebutuhan peraturan diperkenankan
dan potensi desa perundang- memberikan
undangan pinjaman
Permendagri No. 39 tahun 2010 tentang BUMDes
Dasar Pembentukan

Perdes yang
berpedoman pada
Perda dan
Pemkab menerbitkan Permendagri
Perda tentang
pedoman dan tata
cara pendiriandan
pengelolaanBUMDes
Paling lambat 1 tahun
sejak turunnya
Permendagri, Pemkab
mengeluarkan Perda
Permendagri No. 39 tahun 2010 tentang BUMDes
Syarat Pendirian

PASAL 5 Ayat (1)

Atas inisiatif pemerintah dan/atau masyarakat berdasarkan musyawarah warga desa.

Ada potensi ekonomi masyarakat.

Sesuai kebutuhan masyarakat dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.

Ada sumber daya desa yang belum termanfaatkan secara optimal.

Masyarakat bersedia mengelola BUM-Desa sebagai aset penggerak ekonomi lokal.

Ada unit kegiatan ekonomi yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi.

Digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa.


Permendagri No. 39 tahun 2010 tentang BUM-Desa
Syarat Pendirian

PASAL 5 Ayat (2)

1. Disepakati dalam musyawarah warga desa

2. Kesepakatan dituangkan dalam AD/ART, minimal mencakup:


 Organisasi dan tata kerja
 Penetapan personel
 Sistem pertanggungjawaban dan pelaporan
 Bagi hasil dan kepailitan

3. Hasil kesepakatan menjadi draft Peraturan Desa

4. Peraturan Desa diterbitkan sebagai pedoman BUM-Desa


PP No. 72 tahun 2005 tentang Desa

PASAL 79
Permodalan & Kepengurusan

Ayat (1) : BUMDes adalah usaha desa yang dikelola pemerintah desa.

Ayat (2) : Sumber permodalan BUMDes


1. Pemerintah desa
2. Tabungan masyarakat
3. Bantuan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten
4. Penyertaan modal pihak lain atau kerjasama atas dasar
bagi hasil

Ayat (3) : Kepengurusan BUMDes terdiri dari pemerintah desa dan


masyarakat
Permendagri No. 39 tahun 2010 tentang BUM-Desa

Pasal 12 Ayat (2)


Jenis usaha

Penyaluran 9
Jasa bahan pokok

Perdagangan Industri kecil &


hasil pertanian rumah tangga
UU No. 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

PASAL 16 (1), Pengembangan Usaha

Pemerintah dan Pemerintah Daerah


(provinsi dan kabupaten) memfasilitasi
pengembangan usaha dalam bidang:
1. Produksi dan pengolahan
2. Pemasaran
3. Kapasitas sumber daya manusia
4. Ketersediaan desan dan teknologi
SKB Menkeu, Mendagri, Menegkop & UKM,
Gubernur BI tahun 2009

Strategi Pengembangan LKM

Kebijakan transformasi LKM yang


Inventarisasi lembaga keuangan mikro
belum berbadan hukum menjadi
(LKM) yang belum berbadan hukum
BUMDes, koperasi, BPR

Peningkatan pengawasan Pembinaan dan pendampingan

Pemantapan perkembangan LKM


UU No. 6 tahun 2014 dan PP No. 43 tahun 2014

UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa

• BAB X : Pasal 87 – 90
• Pendirian BUMDes disepakati melalui Musdes.
• Hasil usaha BUMDes digunakan untuk pengembangan usaha,
pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, dan bantuan
untuk masyarakat miskin.
• Pemerintah (Pusat, Provinsi, dan Kabupaten) mendorong
pengembangan BUMDes dengan memberi akses modal,
pendampingan teknis dan akses pasar, serta memprioritaskan
BUMDes dalam pengelolaan SDA di desa.

PP No. 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana UU Desa


BAB VIII : Pasal 132 - 142
Mengatur tentang :
1. Pendirian dan organisasi pengelola.
2. Sumber modal dan kekayaan desa.
3. AD/ART.
4. Pengembangan kegiatan usaha.
5. Pendirian BUMDes bersama.
MENUJU DESA MANDIRI
Agenda Pokok Pengembangan BUMDes

1. Pengembangan dan penguatan kelembagaan


• Pemerintah segera merivisi Permendagri No. 39 / 2010 agar menyesuaikan dengan UU
No. 6 / 2014
dan PP No. 43 / 2014.
• Mengoptimalkan peran Satuan Kerja Perangkat Daerah (seperti Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa) dalam pembinaan terhadap BUM Desa.

2. Penguatan kapasitas
Kegiatan pemberdayaan, pelatihan, dan fasilitasi dilakukan berjenjang, dari Pemerintah kepada
Pemerintah Daerah, dan dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Desa dan Pengelola
BUMDes.

3. Penguatan pasar
BUMDes mampu bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memperluas pasar dan
mendapat fasilitas akses terhadap peningkatan sumber daya.

4. Keberlanjutan
BUMDes memiliki forum advokasi untuk mendapat dukungan masyarakat dan dunia usaha
diluar desa.
Dari Desa untuk Indonesia

Sesuai dengan amanat UU No. 6 / 2014 maka desa mendapat peluang besar
untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat
perdesaan. BUMDes pun dapat menjadi instrumen dan mengoptimalkan
perannya sebagai lembaga ekonomi lokal yang legal ditingkat desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa.

Menteri Desa dan PDT, Marwan Ja’far, “Desa perlu didorong mandiri dalam bidang
ekonomi dengan memanfaatkan produk unggulan lokal basis potensi ekonomi desa,
yang akan dikembangkan lebih produktif.” (Buton Pos – 13 Januari 2015)
Pendirian
BUM Desa
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)

Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Latar Belakang Pendirian BUM Desa

Menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum


yang dikelola oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab I Ketentuan Umum poin 2 dan Bab II Pendirian BUM Desa, Pasal 2
Tujuan BUM Desa Meningkatkan perekonomian Desa

Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk


kesejahteraan Desa

Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan


potensi ekonomi Desa

Mengembangkan rencana kerja sama usaha


antar desa dan/atau dengan pihak ketiga
BUM Desa
Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum warga

Membuka lapangan kerja

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui


perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi Desa

Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa


dan Pendapatan Asli Desa.
Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab II Pendirian BUM Desa Pasal 3
Pertimbangan Pendirian BUM Desa

Pendirian
BUM Desa

a) Inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa


b) Potensi usaha ekonomi Desa
c) Sumber daya alam di Desa
d) Sumber daya manusia yang mampu mengelola BUM
Desa
e) Penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk
pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan untuk
dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Desa

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab II Pendirian BUM Desa, Pasal 4
Tata Cara Pendirian BUM Desa

Musyawarah Merumuskan: Menetapkan


a) Pendirian BUM Desa BUM
Desa peraturan
sesuai dengan kondisi Desa
Desa tentang
ekonomi dan sosial Pendirian
budaya masyarakat BUM Desa
b)Organisasi pengelola
BUM Desa
c) Modal usaha BUM Desa
d)Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
BUM Desa

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab II Pendirian BUM Desa, Pasal 5
BUM Desa Bersama

Musyawarah Desa Merumuskan: Menetapkan BUM


(Dua Desa/lebih), unsurnya a) Pendirian BUM Desa peraturan
Desa
terdiri dari: sesuai dengan kondisi bersama
ekonomi dan sosial Bersama
a) Pemerintah Desa Kepala Desa
b) Anggota Badan budaya masyarakat tentang
Permusyawaratan Desa b) Organisasi pengelola Pendirian BUM
c) Lembaga BUM Desa Desa Bersama
kemasyarakatan Desa c) Modal usaha BUM
d) Lembaga Desa lainnya Desa
e) Tokoh masyarakat d) Anggaran Dasar dan
dengan Anggaran Rumah
mempertimbangkan Tangga BUM Desa
keadilan gender

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab II Pendirian BUM Desa, Pasal 6
Organisasi BUM Desa

Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)


Bentuk Organisasi BUM Desa

BUM Desa

Unit Usaha Unit Usaha Tidak Berbadan


Berbadan Hukum Hukum
Pemilik saham berasal Bentuk organisasi didasarkan pada
dari BUM Desa & Peraturan Desa tentang pendirian
Masyarakat BUM Desa yang sudah disepakati

Lembaga Keuangan
Perseroan Terbatas Mikro

Persekutuan modal yang Andil BUM Desa


dibentuk berdasarkan sebesar 60 %
perjanjian yang sebagian
besar modalnya dimiliki
oleh BUM Desa

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III Pengurusan dan Pengelolaan BUM Desa, Bagian Kesatu Bentuk Organisasi BUM Desa, Pasal 7 & 8
Organisasi Pengelolaan BUM Desa
Pengelolaan BUM Desa terpisah dari Organisasi pemerintah Desa dan
dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa

Penasihat Pengawas
Dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa Mewakili kepentingan masyarakat,
terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil Ketua merangkap anggota
Pelaksana Operasional c. Sekertaris merangkap anggota
d. anggota
Dipilih melalui masyarakat Desa, setelah
itu dapat menunjuk anggota pengurus
sesuai dengan kapasitas bidang usaha
dan harus disertai uraian tugas berkenaan
dengan tanggung jawab, pembagian
peran dan aspek pembagian kerja lainnya

*) Penamaan susunan kepengurusan dapat menggunakan nama setempat yang dilandasi


semangat kekeluargaan & kegotongroyongan

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Kedua Organisasi Pengelola BUM Desa
Kewajiban & Wewenang Penasehat BUM Desa

Kewajiban
1. Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam melaksanan
pengelolaan BUM Desa
2. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa
3. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan penglolaan BUM Desa

Wewenang
1. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang
menyangkut penglolaan usaha Desa
2. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja
BUM Desa

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Kedua Organisasi Pengelola BUM Desa, Pasal 11
Kewajiban & Wewenang
Pelaksana Operasional BUM Desa

Kewajiban
1. Melaksanakan dan mengambangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang
melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa
2. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa
3. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perkonomian Desa lainnya.

Wewenang
1. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan
2. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa setiap
bulan
3. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada
Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun
Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Kedua Organisasi Pengelola BUM Desa, Pasal 12
Syarat Pelaksana Operasional

Syarat
1. Masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha
2. Berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
3. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha
ekonomi Desa
4. Pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sederajat.

Alasan Pemberhentian
1. Meninggal dunia
2. Telah selesai masa bakti
3. Mengundurkan diri
4. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik
5. Terlibat kasus pidana dan menjadi tersangka

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Kedua Organisasi Pengelola BUM Desa, Pasal 14
Kewajiban dan Wewenang Pengawas

Kewajiban
Menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali

Wewenang
1. Pemilihan dan pengangkatan pengurus
2. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM
Desa
3. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Kedua Organisasi Pengelola BUM Desa, Pasal 15
Pengelolaan BUM Desa
Modal Awal BUM Desa

APB Desa

Modal BUM Desa

Penyertaan Modal Desa Penyertaan Modal


Masyarakat Desa
a. Hibah dari pihak swasta/lembaga sosial ekonomi kemasyarakat-
an dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme
APB Desa Tabungan Masyarakat
b. Bantuan PemerintahPusat/Pemerintah Daerah Provinsi/ dan/atau Simpanan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui Masyarakat
mekanisme APB Desa
c. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan
sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui
mekanisme APB Desa
d. Aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa.

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III Pengurusan dan Pengelolaan BUM Desa, Bagian Ketiga Modal BUM Desa, Pasal 17
Strategi Pengelolaan BUM Desa
(Bersifat bertahap dengan mempertimbangkan perkembangan dan inovasi yang dilakukan BUM Desa)

Analisis kelayakan usaha BUM Desa (usaha Pengembangan kerjasama


Sosialisasi perantara/usaha bersama/bisnis social/bisnis kemitraan strategis dalam
dan keuangan/perdagangan/ penyewaan) yang bentuk kerjasama BUM Desa
Pembelajaran mencakup aspek teknis dan teknologi, aspek antar Desa atau kerjasama
BUM Desa manajemen dan SDM, aspek keuangan, dengan pihak swasta,
aspek sosial budaya, ekonomi, politik, organisasi sosial-ekonomi
lingkungan usaha dan lingkungan hidup, kemasyarakatan, dan/atau
aspek badan hukum, dan aspek lembaga donor
perencanaan usaha

Pelaksanaan Musyawarah Desa dengan


Pokok Pembahasan:
a.Pendirian BUM Desa sesuai dengan
kondisi ekonomi dan sosial Diversifikasi usaha dalam
Pendirian BUM Desa bentuk BUM Desa yang
budayamasyarakat yang menjalankan
b.Organisasi pengelola BUM Desa berorientasi pada bisnis
bisnis sosial (social keuangan (financial
c. Modal usaha BUM Desa business) dan bisnis
d.Anggaran Dasar dan Anggaran business) dan usaha
penyewaan (renting) bersama (holding)
Rumah Tangga BUM Desa.

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III Pengurusan dan Pengelolaan BUM Desa, Bagian Ketiga Modal BUM Desa, Pasal 25
Hasil Usaha BUM Desa

Hasil Usaha
Pengeluaran biaya dan
Pendapatan dikurangi kewajiban pada pihak lain,
dari serta penyusutan atas
hasil transaksi barang investasi dalam 1
(satu) tahun buku

Pembagian Hasil Usaha


Ditetapkan berdasarkan ketentuan
yang diatur AD/ART BUM Desa

Alokasi Pembagian Hasil Usaha


Dikelola melalui Sistem
Akuntansi Sederhana
Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III Pengurusan dan Pengelolaan BUM Desa, Bagian Ketiga Alokasi Hasil Usaha BUM Desa, Pasal 26
Kepailitan BUM Desa

Kerugian BUM Desa

BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian


dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya,
dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa

Kepailitan BUM Desa

Unit Usaha BUM Desa tidak dapat menutupi


kerugian dengan aset dan kekayaan yang
dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan
Perundang-undangan mengenai Kepailitan

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III Pengurusan dan Pengelolaan BUM Desa, Bagian Keenam Kepailitan BUM Desa, Pasal 27
Pertanggungjawaban BUM Desa

Pelaksana Operasional melaporkan pertanggungjawaban


pelaksanaan BUM Desa kepada Penasihat yang secara
ex-officio dijabat oleh Kepala Desa

BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah


Desa dalam membina pengelolaan BUM Desa

Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas


pembinaan terhadap BUM Desa kepada BPD yang
disampaikan melalui Musyawarah Desa

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Kedelapan Pertanggungajawaban Pelaksanaan BUM Desa, Pasal 31
Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa
Bisnis Sosial (Social Bussines)

Air minum desa

Usaha listrik desa


Bisnis Sosial
Memberikan pelayanan umum
(serving) kepada masyarakat
dengan memperoleh finanasial Lumbung pangan

Sumber daya lokal &


teknologi tepat guna
lainnya
Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Keempat Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa, Pasal 19
Bisnis Penyewaan (Renting)
Alat transportasi

Perkakas pesta

Bisnis Penyewaan
Gedung pertemuan
Melayani kebutuhan masyarakat
desa dan ditujukan untuk
memperoleh pendapatan asli Rumah toko
desa

Tanah milik BUM Desa

Barang sewaan lainnya


Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Keempat Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa, Pasal 20
Usaha Perantara (Brokering)

Jasa pembayaran listrik

Usaha Perantara
Pasar desa untuk
memasarkan produk
Memberikan jasa pelayanan masyarakat
kepada warga

Jasa pelayanan lainnya

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Keempat Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa, Pasal 21
Bisnis Produksi atau Perdagangan (Trading)

Pabrik es

Pabrik asap cair

Bisnis
Produksi/Perdagangan
Hasil pertanian
Memproduksi/berdagang
barang-barang tertentu untuk
Sarana produksi
memenuhi kebutuhan
masyarakat maupun dipasarkan pertanian
pada skala yang lebih luas
Sumur bekas tambang

Kegiatan bisnis produktif


lainnya
Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Keempat Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa, Pasal 22
Bisnis Keuangan (Financial Business)

Bisnis Keuangan
Dapat berupa akses
Memenuhi kebutuhan usaha- kredit dan pinjaman
usaha skala mikro yang yang mudah diakses
dijalankan oleh pelaku usaha masyarakat Desa
ekonomi desa

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Keempat Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa, Pasal 23
Bisnis Bersama (Holding)
Pengembangan kapal Desa
berskala besar untuk
mengorganisasi nelayan kecil
Usaha Bersama agar usahanya lebih ekspansif

Induk dari unit-unit usaha yang


dikembangkan masyarakat desa Desa Wisata yang
baik dalam skala lokal desa mengorganisir rangkaian jenis
maupun kawasan pedesaan usaha dari kelompok
yang dapat berdiri sendiri dan masyarakat
diatur/dikelola secara sinergis
oleh BUM Desa agar tumbuh
menjadi usaha bersama
Kegiatan usaha bersama yang
mengkosolidasi jenis usaha lokal
lainnya

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab III, Bagian Keempat Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa, Pasal 24
BUM Desa Bersama
Inisiatif BUM Desa Bersama

Dalam satu Kabupaten/Kota

Desa 1 Kerja Sama Desa 2/lebih

Tujuan:
a. Meningkatkan perekonomian Desa
b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
desa
d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau
dengan pihak ketiga
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga
f. Membuka lapangan kerja
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa

Diolah dari:
Permendes No. 4/2014, Bab II Pasal 3 dan Bab III Pasal 28
Pendirian BUM Desa Bersama

Musyawarah Desa Merumuskan: Menetapkan BUM


(Dua Desa/lebih), unsurnya a) Pendirian BUM Desa peraturan
Desa
terdiri dari: sesuai dengan kondisi bersama
ekonomi dan sosial Bersama
a) Pemerintah Desa Kepala Desa
b) Anggota Badan budaya masyarakat tentang
Permusyawaratan Desa b) Organisasi pengelola Pendirian BUM
c) Lembaga BUM Desa Desa Bersama
kemasyarakatan Desa c) Modal usaha BUM
d) Lembaga Desa lainnya Desa
e) Tokoh masyarakat d) Anggaran Dasar dan
dengan Anggaran Rumah
mempertimbangkan Tangga BUM Desa
keadilan gender

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab II Pendirian BUM Desa, Pasal 6
Naskah Perjanjian Kerja Sama BUM Desa Bersama

Paling Sedikit memuat :

a. Subyek kerjasama
b. Obyek kerjasama
c. Jangka waktu
d. Hak dan kewajiban
e. Pendanaan
f. Keadaan memaksa
g. Pengalihan aset
h. Penyelesaian perselisihan

Ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari masing-masing


BUM Desa yang bekerja sama

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab III, Bagian Ketujuh Kerjasama BUM Desa Antar-Desa, Pasal 29
Pertanggungjawaban BUM Desa Bersama

Kegiatan kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih


dipertanggungjawabkan kepada Desa masing-masing
sebagai pemilik BUM Desa.

Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUM Desa


yang berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas dan
Lembaga Keuangan Mikro.

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab III, Bagian Ketujuh Kerjasama BUM Desa Antar-Desa, Pasal 30

Anda mungkin juga menyukai