Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN

Dikerjakan dengan metode KUANTOR


Jika dalam option Premis 1 : Semua Premis 1 : Semua
Jawaban diawali kata Premis 2 : Semua Premis 2 : Sebagian
Semua, Sebagian, Kesimpulan : Semua Kesimpulan : Sebagian
Beberapa
Premis 1 : Sebagian
Premis 2 : Sebagian
Kesimpulan : Tidak ada kesimpulan

Tambahan :
Terkadang ada soal yang tidak langsung menyebut
semua, sebagian. Namun dari option jawaban A sampai
E membahas konteks yang sama, misal
A. Indonesia merupakan..
B. Indonesia merupakan..
C. Indonesia merupakan..
D. Indonesia merupakan..
E. Indonesia merupakan..
Diselesaikan dengan IMPLIKASI PONENS/TOLENS.
Jika ada premis Cari premis 1 di paragraf yang berhubungan dengan
dalam soal, premis 2 yg ada di soal

Misal Apabila…..,
kesimpulan yang JIKA TOLLENS
tepat ?
Premis 1 : P Q
Premis 2 : ̴ Q
JIKA PONENS Kesimpulan : ̴P
Hati-Hati !
Premis 1 : P Q Jika kesimpulannya Negasi ( ̴P), cek dulu di
Premis 2 : P kesimpulan tersebut ada gak kata “dan” ,“atau”
Kesimpulan : Q Jika ada maka :
̴ dan = atau
̴ atau = dan

Selain ini,
Tidak ada Kesimpulan
Jika ada premis dalam
Diselesaikan dengan IMPLIKASI SILOGISME
soal,
Cari Premis 1 di Paragraf yang mengandung
kalimat Q di soal
Apabila…. Maka….
Kesimpulan yang tepat?
Premis 1 (paragraf) : P Q
Atau, jika tidak ada
Premis 2 (di soal) :Q R
premis di soal, tapi di
jawaban mengandung
Kesimpulan : P R
sebab-akibat, jika-maka

Penyetaraan
P Q setara dengan ̴Q ̴P setara dengan ̴P V Q

Selain Kuantor dan Implikasi, diselesaikan dengan


Eliminasi Jawaban
SOAL NO.1
Ada ketimpangan antara pertumbuhan konsumsi kopi nasional dengan tingkat
produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Padahal,
Indonesia merupakan negara produsen utama kopi dunia dengan varian produk yang Karena di option jawaban terdapat jika-maka, penyelesaian
beragam dan kualitasnya diakui di pasar internasional. Kendala dalam menggunakan IMPLIKASI Silogisme
mengembangkan kopi di Indonesia adalah masih kecilnya luasan lahan kebun kopi
yang digarap petani. Dari data terakhir, kebun kopi yang dikelola keluarga petani di Premis 1 : Kombinasi dua permasalahan itu (Luasan kebun dan
Indonesia baru seluas 0,71 hektare per keluarga untuk jenis robusta dan 0,6 hektare
produktivitas rendah) berimplikasi pada kemampuan finansial
untuk jenis arabika. Luasan kebun yang ideal untuk setiap keluarga petani adalah 2,7
petani yang rendah (P=>Q)
hektare setiap keluarga. Dari sisi produktivitas terhitung masih rendah dari potensi
yang bisa digali. Produktivitas kopi petani kini sekitar 0,53 ton per hektare dari total
potensi sebesar 2 ton per hektare untuk kopi robusta dan 0,55 ton per hektare dari Premis 2 : Mau intensifikasi dan peremajaan kebun jadi sangat
total potensi 1,5 ton per hektare untuk kopi arabika. Kombinasi dua permasalahan terbatas apabila kemampuan finansial petani rendah.
itu berimplikasi pada kemampuan finansial petani yang rendah. Mau intensifikasi Diubah ke jika-maka :
dan peremajaan kebun jadi sangat terbatas apabila kemampuan finansial petani Premis 2 : apabila kemampuan finansial petani rendah,
rendah. intensifikasi dan peremajaan kebun jadi sangat terbatas. (Q=>R)

Berdasarkan paragraf 1, manakah simpulan di bawah ini yang BENAR? Kesimpulan (P=>R) :
A. Apabila luasan lahan kebun kopi yang digarap petani sudah besar atau Jika luas kebun dan produktivitas rendah, maka intensifikasi
produktivitas kopi sudah tinggi, keinginan intensifikasi atau peremajaan kebun
dan peremajaan kebun jadi sangat terbatas.
jadi tidak sangat terbatas.
B. Apabila luasan lahan kebun kopi yang digarap petani sudah besar dan
produktivitas kopi sudah tinggi, keinginan intensifikasi dan peremajaan kebun Jawaban : C
jadi tidak sangat terbatas.
C. Apabila luasan lahan kebun kopi yang digarap petani masih kecil dan
produktivitas kopi masih rendah, keinginan intensifikasi dan peremajaan kebun
jadi sangat terbatas.
D. Apabila keinginan intensifikasi dan peremajaan kebun jadi sangat terbatas,
luasan lahan kebun kopi yang digarap petani masih kecil dan produktivitas kopi
masih rendah.
E. Apabila kemampuan finansial petani yang rendah, luasan lahan kebun kopi yang
digarap petani masih kecil dan produktivitas kopi masih rendah.
SOAL NO.2
Ada ketimpangan antara pertumbuhan konsumsi kopi nasional dengan tingkat
Kalimat bercetak tebal :
produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Padahal,
Indonesia merupakan negara produsen utama kopi dunia dengan varian
Produktivitas kopi petani kini sekitar 0,53 ton per hektare
produk yang beragam dan kualitasnya diakui di pasar internasional. Kendala
dari total potensi sebesar 2 ton per hektare untuk kopi
dalam mengembangkan kopi di Indonesia adalah masih kecilnya luasan lahan
robusta dan 0,55 ton per hektare dari total potensi 1,5 ton
kebun kopi yang digarap petani. Dari data terakhir, kebun kopi yang dikelola
per hektare untuk kopi arabika.
keluarga petani di Indonesia baru seluas 0,71 hektare per keluarga untuk jenis
robusta dan 0,6 hektare untuk jenis arabika. Luasan kebun yang ideal untuk
Eliminasi jawaban
setiap keluarga petani adalah 2,7 hektare setiap keluarga. Dari sisi
A. Mendukung
produktivitas terhitung masih rendah dari potensi yang bisa digali.
B. Mendukung. 1 hektar 0,53 ton, maka 2 hektar menjadi
Produktivitas kopi petani kini sekitar 0,53 ton per hektare dari total
1,06 ton
potensi sebesar 2 ton per hektare untuk kopi robusta dan 0,55 ton per
C. Mendukung. Potensi arabika 1,5 ton sedangkan yang
hektare dari total potensi 1,5 ton per hektare untuk kopi arabika.
didapat adalah 0,55 ton (0,55/1,5 *100%=37%)
Kombinasi dua permasalahan itu berimplikasi pada kemampuan finansial
D. Mendukung
petani yang rendah. Mau intensifikasi dan peremajaan kebun jadi sangat
E. Tidak mendukung. Robusta 0,53 dari 2 ton, sedangkan
terbatas apabila kemampuan finansial petani rendah.
arabika 0,55 ton dari 1,5 ton. Sehingga sudah pasti
produktivitas lebih besar arabika daripada robusta.
Manakah pernyataan di bawah ini yang TIDAK MENDUKUNG kalimat
bercetak tebal pada paragraf 1?
A. Jenis kopi yang ditanam oleh petani di Indonesia adalah kopi robusta dan
arabika.
B. Dalam luasan lahan kopi dua hektar, petani baru mampu menghasilkan
1,06 ton kopi robusta.
C. Produktivitas petani kopi arabika baru mencapai sekitar 40% dari potensi
produktivitas maksimalnya.
D. Pada kondisi maksimal, potensi produksi kopi robusta yang dihasilkan
dapat sebanyak 2 ton per hektar.
E. Dilihat dari potensi produktivitas maksimal, capaian petani kopi robusta
lebih tinggi dari petani arabika.
SOAL NO.3
Sementara itu, bila dilihat data coffee market report dari International Coffee
Organization (ICO) hingga akhir Juni 2018, komoditas kopi global mengalami Di option jawaban terdapat kata semua-sebagian, sehingga
defisit dalam beberapa tahun terakhir. Persisnya, defisit 1,36 juta karung pada diselesaikan dengan metode KUANTOR.
2017. Kondisi itu bisa jadi peluang bagi Indonesia mengambil bagian dalam
level nasional hingga global. Terlebih, Indonesia sudah memproduksi lebih dari Premis 1 : Semua jenis kopi yang diproduksi Indonesia
25 jenis kopi. Semua jenis kopi yang diproduksi Indonesia tersebut memiliki tersebut memiliki sertifikasi sebagai produk berkualitas
sertifikasi sebagai produk berkualitas. Bahkan, beberapa jenis kopi yang Premis 2 : beberapa jenis kopi yang diproduksi Indonesia
diproduksi Indonesia masuk sebagai kategori coffee speciality yang diandalkan masuk sebagai kategori coffee speciality yang diandalkan
dalam ekspor ke mancanegara. Contohnya adalah java preanger, toraja, dalam ekspor ke mancanegara.
mandeling, bajawa. Sayangnya, tumbuhnya konsumsi nasional tidak diimbangi
produksi kopi. Bila kita tidak mengantisipasi masalah ini, tidak menutup Kesimpulan : Beberapa memiliki sertifikasi sebagai produk
kemungkinan dua sampai tiga tahun dari sekarang Indonesia malah jadi berkualitas, masuk sebagai kategori coffe speciality yang
importir kopi. Maka, perlu langkah strategis untuk perkopian nasional diandalkan dalam ekspor ke mancanegara.

Simpulan apa yang dapat ditarik dari paragraf 2? Jawaban : C


A. Semua yang memiliki sertifikasi sebagai produk berkualitas masuk sebagai
kategori coffee speciality yang diandalkan dalam ekspor ke mancanegara.
B. Tidak ada produk yang memiliki sertifikasi berkualitas yang masuk sebagai
kategori coffee speciality yang diandalkan dalam ekspor ke mancanegara.
C. Beberapa yang memiliki sertifikasi sebagai produk berkualitas masuk
sebagai kategori coffee speciality yang diandalkan dalam ekspor ke
mancanegara.
D. Beberapa yang tidak memiliki sertifikasi sebagai produk berkualitas masuk
sebagai kategori coffee speciality yang diandalkan dalam ekspor ke
mancanegara.
E. Tidak ada produk yang tidak memiliki sertifikasi berkualitas yang tidak
masuk sebagai kategori coffee speciality yang diandalkan dalam ekspor ke
mancanegara.
SOAL NO.4
Sementara itu, bila dilihat data coffee market report dari International Coffee Dalam soal, terdapat premis apabila, sehingga
Organization (ICO) hingga akhir Juni 2018, komoditas kopi global mengalami diselesaikan dengan IMPLIKASI PONENS/TOLLENS.
defisit dalam beberapa tahun terakhir. Persisnya, defisit 1,36 juta karung pada Cari dalam paragraf premis yang berhubungan dengan
2017. Kondisi itu bisa jadi peluang bagi Indonesia mengambil bagian dalam level premis dalam soal.
nasional hingga global. Terlebih, Indonesia sudah memproduksi lebih dari 25
jenis kopi. Semua jenis kopi yang diproduksi Indonesia tersebut memiliki Dalam paragraf : Bila kita tidak mengantisipasi masalah
sertifikasi sebagai produk berkualitas. Bahkan, beberapa jenis kopi yang ini, tidak menutup kemungkinan dua sampai tiga tahun
diproduksi Indonesia masuk sebagai kategori coffee speciality yang diandalkan dari sekarang Indonesia malah jadi importir kopi
dalam ekspor ke mancanegara. Contohnya adalah java preanger, toraja,
mandeling, bajawa. Sayangnya, tumbuhnya konsumsi nasional tidak diimbangi Premis 1 : jika tidak mengantisipasi masalah ini
produksi kopi. Bila kita tidak mengantisipasi masalah ini, tidak menutup (tumbuhnya konsumsi nasional tidak diimbangi produksi
kemungkinan dua sampai tiga tahun dari sekarang Indonesia malah jadi importir kopi), maka dua sampai 3 tahun dari sekarang indonesia
kopi. Maka, perlu langkah strategis untuk perkopian nasional malah jadi importir kopi. (P=>Q)

Berdasarkan paragraf 2, apabila masalah tumbuhnya konsumsi kopi nasional Premis 2 (disoal) : masalah tumbuhnya konsumsi kopi
yang tidak diimbangi produksi kopi dalam negeri tidak diantisipasi, manakah nasional yang tidak diimbangi produksi kopi dalam negri
simpulan di bawah ini yang PALING MUNGKIN benar? tidak diantisipasi (P)
A. produksi kopi dalam negeri ditingkatkan
B. diperlukan langkah strategis untuk perkopian nasional Kesimpulan (Ponens, Q) :
C. Indonesia tidak mampu mengekspor kopi ke mancanegara Dua sampai tiga tahun dari sekarang Indonesia malah jadi
D. dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia jadi importir kopi importir kopi
E. lahan pertanian kopi di Indonesia akan diperluas oleh pemerintah
Jawaban : D
Soal no.5
Secara umum ekspor kopi Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2011
“Paling Mungkin Terjadi” dengan Jerman. Sudah pasti
terus mengalami fluktuasi, baik volume maupun nilainya. Ekspor kopi
diselesaikan dengan eliminasi .
hanya dapat dilakukan oleh Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dan Eksportir
Kopi Sementara (EKS), sesuai tataniaga ekspor kopi yang diatur dalam
Dalam kalimat : Negara tujuan ekspor kopi Indonesia masih
Permendag No. 10/M-DAG/PER/5/2011 tentang ketentuan ekspor kopi,
didominasi oleh negara-negara Eropa, USA, dan beberapa
berlaku mulai 3 Mei 2011. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia masih
negara Asia seperti Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan,
didominasi oleh negara-negara Eropa, USA, dan beberapa negara Asia
Filipina, Singapura dan beberapa negara Afrika seperti Afrika
seperti Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Filipina, Singapura dan
Selatan, Mesir dan UEA
beberapa negara Afrika seperti Afrika Selatan, Mesir dan UEA.
Peningkatan ekspor kopi dilakukan ke Swiss karena meningkatnya
Jerman merupakan bagian dari negara Eropa, sehingga
kebutuhan kopi premium dari Indonesia. Indonesia juga mencoba
yang paling memungkinkan adalah Jerman merupakan
menjajaki ekspor kopi ke Australia.
salah satu negara tujuan ekspor kopi Indonesia

Jawaban : A
Berdasarkan paragraf 3, apa yang PALING MUNGKIN terjadi dengan
Jerman?
A. kopi diekspor ke Jerman
B. kopi belum diekspor ke Jerman
C. ekspor kopi ditingkatkan volumenya ke Jerman
D. Jerman tidak menjadi negara tujuan ekspor kopi
E. Jerman sedang dijajaki sebagai tujuan ekspor kopi
Soal no.6

Berdasarkan Tabel 1, pada periode 2007 – 2012, ekspor kopi yang Terlihat dalam tabel, semua datanya
mempunyai tren yang paling berbeda terjadi pada kategori ekspor jenis . . . fluktuatif. Namun data ek=ctract, essence,
A. sachet coffee concentrate datanya fluktuatif juga namun
B. green beans cenderung trend nya lebih teratur dibanding
C. instant coffee yang lain.
D. extract, essence, concentrate
E. roasted coffee Jawaban : D
Soal No.7
Trend semua fluktuatif, sehingga kemungkinan
bisa naik bisa turun.
A. green beans dibawah 610.669 ton, artinya
610.669 ton adalah kemungkinan data
tertinggi. Cari dengan data tahun 2017 +
kenaikan terbesar (2007 ke 2008)=
464.195+146.473 =610.668 (benar)
B. Instant coffe diatas 165.533, artinya 166.533
merupakan data terendah. Sehingga data 2017-
penurunan terbesar (2007 ke 2008) =
167.588-5.357=162.231 (salah)
C. Extract, essence dan concentrate dibawah
7.588 ton, artinya 7.588 adalah data tertinggi.
Sehingga data 2017+kenaikan terbesar (2009
ke 2010) = 6.522+24.223 = 30.745 (salah)
D. Roasted coffe diatas 3.709 ton, artinya 3.709
adalah data terendah sehingga data tahun
2017-penurunan terbesar (2010 ke 2011) =
3.602-413 = 3.189 ton (salah)
E. Belum tentu, karena data fluktuatif sehingga
Berdasarkan Tabel 1, jika tren pada tahun berikutnya sama dengan tahun-tahun bisa diatas bisa dibawah 1.663.099
sebelumnya, apa yang PALING MUNGKIN terjadi pada tahun 2018?
A. Ekspor green beans akan menjadi di bawah 610.669 ton
B. Ekspor instant coffee akan menjadi di atas 165.533 ton
C. Ekspor extract, essence, dan concentrate coffee akan menjadi di bawah 7.588 ton
D. Ekspor roasted coffee akan menjadi di atas 3.709 ton
E. Nilai ekspor kopi akan menjadi di atas 1.663.099
Soal No.8
Masalah transportasi di kota Jakarta sangat beragam. Sebenarnya, tidak ada
masalah transportasi di Jakarta yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah Dalam option jawaban, terdapat kata semua-sebagian,
DKI Jakarta. Masalah itu antara lain kemacetan lalu lintas, pelayanan dan kondisi sehingga diselesaikan menggunakan KUANTOR
angkutan umum yang masih belum memenuhi harapan masyarakat, masalah tarif
angkutan umum yang seringkali kontradiktif, tingkat pelanggaran dan kecelakaan Premis 1 : tidak ada masalah transportasi di Jakarta yang
lalu lintas yang relatif masih tinggi, perilaku sebagian besar pengguna jalan yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah DKI Jakarta
belum tertib/tidak disiplin, masalah parkir kendaraan yang belum memadai dan Diubah ke semua :
tidak tertib, penyalahgunaan jalan parkir dan PKL, dan isu-isu aksesibilitas untuk Premis 1 : semua masalah transportasi di jakarta
orang dengan cacat dalam infrastruktur transportasi. Sebagian masalah yang mendapat perhatian dari pemerintah DKI jakarta.
transportasi di Jakarta telah diselesaikan misalnya masalah tarif anguktan umum, Premis 2 : Sebagian masalah yang transportasi di Jakarta
penyalahgunaan trotoar untuk PKL, dan fasilitas untuk masyarakat disabel. telah diselesaikan
Berbagai masalah ini berkorelasi dengan satu sama lain sehingga masalah
transportasi di DKI Jakarta menjadi semakin kompleks. Namun, sebagian besar Kesimpulan : Sebagian yang mendapat perhatian dari
perhatian dari pemerintah DKI Jakarta adalah masalah yang rumit yaitu pemerintah DKI Jakarta telah diselesaikan
kemacetan.
Jawaban : C

Berdasarkan paragraf 1, manakah simpulan di bawah ini yang BENAR?


A. Tidak ada masalah transportasi di Jakarta yang telah diselesaikan.
B. Semua masalah transportasi di Jakarta adalah masalah yang rumit yaitu
kemacetan.
C. Beberapa yang mendapat perhatian dari pemerintah DKI Jakarta telah
diselesaikan.
D. Beberapa masalah yang telah diselesaikan adalah masalah yang rumit yaitu
kemacetan.
E. Beberapa yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah DKI Jakarta adalah
masalah transportasi.
Soal no.9
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi Di soal terdapat premis apabila, penyelesaian dengan IMPLIKASI
kemacetan seperti menerapkan “3 dalam 1 Mobil”. Volume mobil pribadi di jalan akan PONENS/TOLLENS
berkurang ketika kebijakan tersebut berhasil dijalankan. Kebijakan yang lain adalah Dalam soal : apabila penggunaan kendaraan bermotor pribadi
penerapan izin jalan bagi mobil bernomor ganjil-genap sesuai tanggal. Kebijakan lain atau volume mobil di jalan tidak berkurang,
misalnya pembangunan jalan layang dan underpass di persimpangan jalan serta Terdapat 2 kesimpulan
menggalakkan penggunaan angkutan umum massal seperti jalur khusus bus (bus way)
dan pembangunan MRT dan LRT. Apabila masyarakat lebih memilih menggunakan Premis 1 : apabila masyarakat lebih memilih menggunakan
angkutan umum massal, penggunaan kendaraan bermotor pribadi akan berkurang. angkutan umum massal, penggunaan kendaraan bermotor
Namun, kenyataannya berbagai upaya yang telah dibuat belum mampu mengendalikan pribadi akan berkurang (P=>Q)
kemacetan lalu lintas di kota Jakarta. Bahkan, tingkat kemacetan lalu lintas tampaknya Premis 2 (disoal) : penggunaan kendaraan bermotor pribadi
menjadi lebih buruk. Hal itu disebabkan karena masalah kemacetan yang belum terurai tidak berkurang ( - Q)
tersebut ditambah dengan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Tanpa
mengurangi arti dan pentingnya masalah transportasi lain, diskusi akan fokus pada Kesimpulan 1 (Tollens, -P) : masyarakat tidak memilih
masalah kemacetan lalu lintas di kota Jakarta. Faktor penyebab Salah satu faktor adalah menggunakan angkutan umum massal
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kendaraan terutama pribadi dan mobilitas
mereka meningkat (menggunakan) dalam hal ruang dan waktu. Kondisi dan pertumbuhan Premis 1 (paragraf) : Berbagai upaya telah dilakukan oleh
jaringan jalan tidak bersaing dengan meningkatnya jumlah dan mobilitas kendaraan yang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan
ada. Data dari Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa seperti menerapkan “3 dalam 1 Mobil”. Volume mobil pribadi di
penambahan luas jalan hanya meningkat kurang dari 1% per tahun, sementara jumlah jalan akan berkurang ketika kebijakan tersebut berhasil
kendaraan meningkat rata-rata 11% per tahun. dijalankan.
Diubah ke jika maka :
Berdasarkan paragraf 2, apabila penggunaan kendaraan bermotor pribadi atau volume Premis 1 : jika kebijakan berhasil dijalankan (menerapkan 3
mobil di jalan tidak berkurang, manakah simpulan di bawah ini yang BENAR? dalam 1 mobil), maka volume mobil di jalan akan berkurang
A. Masyarakat tidak memilih menggunakan angkutan umum massal atau kebijakan “3 (P=>Q)
dalam 1 mobil” tidak berhasil dijalankan. Premis 2 (disoal) : volume mobil dijalan tidak berkurang (-Q)
B. Masyarakat tidak memilih menggunakan angkutan umum massal tetapi kebijakan “3
dalam 1 mobil” berhasil dijalankan. Kesimpulan 2 (Tollens, -P) : kebijakan 3 dalam 1 mobil tidak
C. Kebijakan “3 dalam 1 mobil” tidak berhasil dijalankan atau masyarakat tidak memilih berhasil dijalankan
menggunakan angkutan umum massal.
D. Kebijakan “3 dalam 1 mobil” tidak berhasil dijalankan dan masyarakat tidak memilih Kesimpulan akhir : kesimpulan 1 atau kesimpulan 2
menggunakan angkutan umum massal. Masyarakat tidak memilih angkutan umum massal atau
E. Tidak ada simpulan yang benar. kebijakan 3 dalam 1 mobil tidak berhasil dijalankan. (A)
Soal no.10
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan di soal terdapat premis apabila, diseelesaikan
seperti menerapkan “3 dalam 1 Mobil”. Volume mobil pribadi di jalan akan berkurang ketika dengan IMPLIKASI PONENS/TOLLENS.
kebijakan tersebut berhasil dijalankan. Kebijakan yang lain adalah penerapan izin jalan bagi mobil
bernomor ganjil-genap sesuai tanggal. Kebijakan lain misalnya pembangunan jalan layang dan
Premis 1 (paragraf) : Bahkan, tingkat kemacetan
underpass di persimpangan jalan serta menggalakkan penggunaan angkutan umum massal seperti
jalur khusus bus (bus way) dan pembangunan MRT dan LRT. Apabila masyarakat lebih memilih
lalu lintas tampaknya menjadi lebih buruk. Hal itu
menggunakan angkutan umum massal, penggunaan kendaraan bermotor pribadi akan berkurang. disebabkan karena masalah kemacetan yang belum
Namun, kenyataannya berbagai upaya yang telah dibuat belum mampu mengendalikan kemacetan terurai tersebut ditambah dengan peningkatan
lalu lintas di kota Jakarta. Bahkan, tingkat kemacetan lalu lintas tampaknya menjadi lebih buruk. penggunaan kendaraan bermotor pribadi.
Hal itu disebabkan karena masalah kemacetan yang belum terurai tersebut ditambah dengan
peningkatan penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Tanpa mengurangi arti dan pentingnya Diubah ke jika-maka :
masalah transportasi lain, diskusi akan fokus pada masalah kemacetan lalu lintas di kota Jakarta. Premis 1 : jika masalah kemacetan yang belum
Faktor penyebab Salah satu faktor adalah meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kendaraan terurai tersebut ditambah dengan peningkatan
terutama pribadi dan mobilitas mereka meningkat (menggunakan) dalam hal ruang dan waktu. penggunaan kendaraan bermotor pribadi, maka
Kondisi dan pertumbuhan jaringan jalan tidak bersaing dengan meningkatnya jumlah dan mobilitas tingkat kemacetan lalulintas tampaknya menjadi
kendaraan yang ada. Data dari Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa
lebih buruk (P=>Q)
penambahan luas jalan hanya meningkat kurang dari 1% per tahun, sementara jumlah kendaraan
meningkat rata-rata 11% per tahun.
Premis 2 (disoal) : tingkat kemacetan lalulintas
menjadi lebih buruk (Q)
Berdasarkan paragraf 2, apabila tingkat kemacetan lalu lintas menjadi lebih buruk, manakah
simpulan di bawah ini yang BENAR? Kesimpulan : bukan Ponens ataupun Tollens
A. masalah kemacetan yang belum terurai tersebut ditambah dengan peningkatan penggunaan sehingga tidak dapat disimpulkan.
kendaraan bermotor pribadi
B. masalah kemacetan yang belum terurai tersebut tidak ditambah dengan peningkatan Jawaban : E
penggunaan kendaraan bermotor pribadi
C. masalah kemacetan sudah terurai, namun ditambah dengan peningkatan penggunaan kendaraan
bermotor pribadi
D. masalah kemacetan yang belum terurai, namun tidak ada peningkatan penggunaan kendaraan
bermotor pribadi.
E. Tidak dapat disimpulkan
Soal No.11
Tabel di atas menunjukkan jumlah lisensi nomor pendaftaran (STNK) yang diterbitkan Terdapat jika-maka di option jawaban, maka
oleh Ditlantas Polda Metro Jaya. Tahun 2016 jumlah STNK yang diterbitkan mencapai menggunakan implikasi
7,217,414 lembar. Hal yang sangat menarik adalah tingginya jumlah lisensi penerbitan
untuk kendaraan baru yang mencapai 1,400,850 lembar (19.41 persen). Ini berarti Dalam teks :
bahwa sepanjang tahun 2016 terdapat 1,4 juta kendaraan baru. Dalam menanggapi Premis 1 : jika tidak ada perubahan keseimbangan
kondisi ini, beberapa pengamat memperkirakan jika tidak ada perubahan pertumbuhan antara jumlah kendaraan dan jaringan
keseimbangan pertumbuhan antara jumlah kendaraan dan jaringan jalan, pada tahun- jalan, pada tahun-tahun selanjutnya akan terjadi
tahun selanjutnya akan terjadi stagnasi lalu lintas di DKI Jakarta akibat kemacetan stagnasi lalu lintas di DKI Jakarta (P=>Q)
yang sangat akut. Di sisi yang lain pemerintah juga mengharapkan adanya Premis 2 : akan terjadi stagnasi lalulintas di DKI
pertumbuhan industri otomotif. Padahal industri otomotif dan kemacetan itu seperti Jakarta akibat kemacetan yang sangat akut
dua sisi mata uang. Walaupun industri otomotif menyumbangkan pemasukan negara Diubah ke jika-maka :
dan mengurangi pengangguran, kemacetan lalu lintas telah menyebabkan tidak hanya Premis 2 : jika kemacetan sangat akut, maka akan
materi, tetapi juga kerugian non-materi. terjadi stagnasi lalulintas di DKI Jakarta (R=>Q)

Berdasarkan paragraf 3, manakah simpulan di bawah ini yang PALING MUNGKIN Ternyata dalam option jawaban kedua premis
benar? tersebut tidak ada hubungan silogisme, sehingga
A. Tidak ada perubahan keseimbangan pertumbuhan antara jumlah kendaraan dan jawabannya menggunakan penyetaraannya dari
jaringan jalan atau pada tahun-tahun selanjutnya tidak terjadi stagnasi lalu lintas di kedua premis tersebut
DKI Jakarta. A. P V -Q (salah)
B. Pada tahun-tahun selanjutnya tidak terjadi stagnasi lalu lintas di DKI Jakarta jika B. -P => -Q (salah)
terjadi perubahan keseimbangan pertumbuhan antara jumlah kendaraan dan C. R=>P (salah)
jaringan jalan. D. -R=>-Q (salah)
C. Tidak ada perubahan keseimbangan pertumbuhan antara jumlah kendaraan dan E. R=>Q (benar)
jaringan jalan jika terjadi kemacetan sangat akut.
D. Pada tahun-tahun selanjutnya tidak terjadi stagnasi lalu lintas di DKI Jakarta jika
tidak terjadi kemacetan sangat akut.
E. Pada tahun-tahun selanjutnya akan terjadi stagnasi lalu lintas di DKI Jakarta jika
terjadi kemacetan sangat akut.
Soal No.12
Tabel di atas menunjukkan jumlah lisensi nomor pendaftaran (STNK) yang
“Paling Mungkin Benar”, menggunakan eliminasi
diterbitkan oleh Ditlantas Polda Metro Jaya. Tahun 2016 jumlah STNK yang
diterbitkan mencapai 7,217,414 lembar. Hal yang sangat menarik adalah tingginya
Dalam teks : Padahal industri otomotif dan
jumlah lisensi penerbitan untuk kendaraan baru yang mencapai 1,400,850 lembar
kemacetan itu seperti dua sisi mata uang. Walaupun
(19.41 persen). Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2016 terdapat 1,4 juta kendaraan
industri otomotif menyumbangkan pemasukan negara
baru. Dalam menanggapi kondisi ini, beberapa pengamat memperkirakan jika tidak
dan mengurangi pengangguran, kemacetan lalu lintas
ada perubahan keseimbangan pertumbuhan antara jumlah kendaraanj dan jaringan
telah menyebabkan tidak hanya materi, tetapi juga
jalan, pada tahun-tahun selanjutnya akan terjadi stagnasi lalu lintas di DKI Jakarta
kerugian non-materi.
akibat kemacetan yang sangat akut. Di sisi yang lain pemerintah juga
mengharapkan adanya pertumbuhan industri otomotif. Padahal industri otomotif
Artinya perkembangan industri otomotif diiringi oleh
dan kemacetan itu seperti dua sisi mata uang. Walaupun industri otomotif
makin parahnya kemacetan
menyumbangkan pemasukan negara dan mengurangi pengangguran, kemacetan
lalu lintas telah menyebabkan tidak hanya materi, tetapi juga kerugian non-materi.
Yang paling mungkin benar : B
Berdasarkan paragraf 3, jika perkembangan industri otomotif dan kemacetan
diibaratkan dua sisi mata uang, manakah simpulan di bawah ini yang PALING
MUNGKIN benar?
A. kemajuan industri otomotif lebih pesat jika diiringi adanya kemacetan
B. perkembangan industri otomotif diiringi oleh makin parahnya kemacetan
C. perkembangan kemacetan tidak berkaitan dengan kondisi industri otomotif
D. perkembangan industri otomotif dan penyelesaian masalah kemacetan harus
berjalan beriringan
E. pemerintah yang harus menyelesaikan masalah kemacetan harus mengikuti
perkembangan industri otomotif
Soal No.13

A. Prosentase = 1.577.418/7.211.843 *100% sekitar 1500/7200


Berdasarkan Tabel 2, prosentase jumlah mobil baru B. Prosentase = 1.746.418/7.695.278 *100% sekitar 1750/7700
paling tinggi terjadi pada tahun . . C. Prosentase = 1.755.523/7.551.664*100% sekitar 1.750/7500
A. 2012 D. Prosentase = 1.471.165/7.408.578 *100% sekitar 1470/7400
B. 2013 E. Prosentase = 1.400.850/7.217.414 sekitar 1.400/7.200
C. 2014 Prosentase tinggi : pembilang makin besar, penyebut makin kecil.
D. 2015 Jawaban : C
E. 2016
Soal No.14

A. salah, pada 2015 kendaraan baru turun, sedangkan


balik nama naik
Berdasarkan Tabel 2, manakah kategori STNK mobil yang punya tren perkembangan jumlah B. Salah, pada tahun 2014 pengesahan turun,
yang sama? sedangkan kendaraan baru naik
A. kendaraan baru dan balik nama C. Benar, pada tahun 2016 dua-duanya turun
B. kendaraan baru dan pengesahan D. Salah, pada 2016 hilang/salinan turun, sedangkan
C. balik nama dan korp diplomatik RHS naik
D. hilang atau salinan dan RHS E. Salah, pada 2013 pengesahan naik sedangkan surat
E. pengesahan dan Surat Tanda Coba Kendaraan dan Rahasia
tanda coba kendaraan dan rahasia turun
Soal No.15
Data fluktuatif, sehingga memungkinan
naik/turun.
A. Kurang dari 1.400.850 artinya data maksimal
adalah 1.400.850, didapat dari data
2016+kenaikan terbesar (2013)
=1.400.850+169.000=1.569.850 (salah)
B. Lebih dari 305.903, artinya 305.903 adalah
data terendah, didapat dari data 2016-
penurunan terbesar (2016) = 430.977-
125.073 = 305.904 (benar)
C. Kurang dari 401.400, artinya 401.400 ini adalah
data maksimal, didapat dari data
2016+kenaikan terbesar (2016) =
361.332+45.175 = 406.507 (salah)
D. Salah, 121.196 adalah data tahun 2016.
sedangkan setelah 2016, bisa jadi lebih dari
ataupun kurang dari, karena data fluktuatif
E. Salah, data pada 2016 4.494.353, datanya
fluktuatif sehingga setelah 2016 bisa jadi
kurang dari atau lebih dari itu. Sehingga jika
kurang dari 4.431.483 sangat tidak
Berdasarkan Tabel 2, apa yang PALING MUNGKIN terjadi setelah tahun 2016? memungkinan.
A. STNK jenis kendaraan baru jumlahnya kurang dari 1.400.850
B. STNK balik nama jumlahnya lebih dari 305.903
C. STNK pindah daerah jumlahnya kurang dari 401.400
D. STNK hilang atau salinan jumlahnya lebih dari 121.196
E. STNK pengesahan jumlahnya kurang dari 4.431.483

Anda mungkin juga menyukai