Tarbiyah
AT TAFAHHUM ILAT
TARBIYAH
“tarbiyah bukan segalanya tapi segalanya
dimulai dari tarbiyah”
Umat Jahiliyah
Umat jahiliyah adalah ummat yang ada di zaman sebelum nabi
Muhammad SAW. Walaupun demikian ciri-ciri jahiliyah ini juga
didapati pada masyarakat saat ini.
Keadaan masyarakat jahiliyah adalah keadaan yang
menggambarkan kerusakan dan kebodohan. Mereka secara
pendidikan, teknologi, dan kemahiran termasuk tinggi tetapi
peradaban, budaya, serta tingkah laku yang tercermin pada budaya,
seperti binatang.
Memperturutkan hawa nafsu adalah ciri kehidupan jahiliyah dan
inilah yang menjadikannya sama dengan binatang, serta kehidupan
seksual yang dimotivasi oleh faham hedonisme dan sebagainya.
(39:64; 25:63)
Ciri Masyarakat Jahiliyah
Bodoh (al-jahlu) (33:72)
Hina (adz-dzilatu) (95:4-5)
Lemah (adh-dha’fu) (35:14)
Berpecah belah (al-firqatu) (3:103)
Bodoh
Mereka bodoh karena tidak menerima hidayah.
Abu Jahal (Bapak Kebodohan) yang diberi gelar oleh
ummat Islam bukan karena dia bodoh ilmu, tetapi bodoh
hidayah, sedangkan ia diberi gelar oleh kaumnya dengan
julukan abu hakam (Bapak Pengadil).
Tingkah laku yang mencerminkan kebodohan tidak
menyadari bahwa tingkah lakunya menghancurkan dirinya.
Pribadi jahiliyah tidak menyadari hakikat hidupnya, ia
melihat kebaikan padahal merupakan keburukan dan
sebaliknya. Keadaaan jahiliyah akan menghancurkan
peradaban dan kebudayaan. Karena itu mereka adalah
orang-orang yang merugi.
Hina
Kehinaan yang menimpa dirinya adalah karena ia sendiri yang
menjadikan dirinya hina.
Hina tidak terhormat karena kebanggaan yang diciptakannya melekat
di status, di kereta, di rumah, di jawatan, dan sebagainya.
Kehormatan yang bersifat materi ini sementara dan kebanggaan
jahiliyah akan menjauhkan ia menuju ke derajat yang lebih rendah.
Kehinaan terjadi apabila mereka tidak menghargai dirinya sebagai
manusia yang mulia.
Tindakan bodoh akan menjadikannya hina, walaupun tindakan
tersebut dihiasi dengan berbagai kebanggaan, tetapi pada hakikatnya
menipu.
Kehinaan mereka dikarenakan mereka lebih senang dengan sesuatu
yang bernilai rendah daripada yang bernilai mulia yang datang dari
sisi Allah SWT, sebagaimana kebodohan Bani Isra’il dalam firman
Allah SWT : 2: 84-86 lihat juga 2: 16-18
Lemah
Kelemahan karena masa dihabiskan untuk hawa
nafsu dan kepakaran digunakan untuk sementara
dan kerusakan.
Kelemahan ini terjadi karena individu jahiliyah
tidak dapat menghargai dirinya sehingga ia tidak
boleh mengaktualkan potensinya.
Tidak adanya iman atau jahiliyah menjadikan
dirinya tidak ada dukungan dan tidak mempunyai
energi.
Berpecah belah
Umat jahiliyah pegangan mereka tidak jelas dan pegangan
tersebut hanyalah hawa nafsu.
Hawa nafsu tidak mempunyai kekuatan, ia senantiasa
bergerak mengikuti angin; dan hawa nafsu pun tidak ada
muara sehingga hawa nafsu senantiasa berubah dan tidak
mempunyai arah.
Pegangan hawa nafsu akan menjadikan kita tidak
mempunyai panduan yang jelas bahkan akan menyesatkan.
Perpecahan muncul karena tidak ada yang dapat dipegang,
kesepakatan atau perjanjian akan mudah berubah sesuai
dengan ciri hawa nafsunya.
Berada di dalam kesesatan
yang nyata
Allah SWT menyebutkan bahwa mereka sebelum kedatangan Rasul
dalam kondisi jahiliyah (kesesatan yang nyata).
Kesesatan ini mempunyai berbagai ciri dan akibat yang jelas.
Kesesatan berarti dipengaruhi oleh setan dan menjadikan setan sebagai
kawan, serta bertingkah laku yang berlawanan dengan nilai Islam.
Kesesatan juga berarti mengamalkan sesuatu yang dilarang. Akibat
kejahiliyahan itulah sehingga mereka berada dalam kesesatan yang
nyata.
62:2 ; Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada
mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab
dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Allah melalui Rasulnya
memberikan tarbiyah
Turunnya Islam dengan kedatangan rasul adalah
cara untuk mengatasi dan menyelesaikan
masalah masyarakat jahiliyah.
Allah SWT menurunkan ayatNya dan diterima
rasul yang kemudian disampaikan kepada
manusia melalui tarbiyah yang merupakan
gerakan penyelamatan atas kerusakan yang
disebabkan oleh masyarakat jahiliyah di masa
itu.
Namun demikian peranan tarbiyah di saat ini
masih sangat diutamakan mengingat keadaan
jahiliyah terdapat kesamaan.
Allah melalui Rasulnya
memberikan tarbiyah
2:151 ; Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah), serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
3:164 ; Sesungguhnya Allah telah memberikan karunia kepada orang-
orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang
rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan di antara mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan rasul) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.
62:2 ; Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada
mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab
dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Tarbiyah
Nabi Muhammad SAW memperbaiki ummat
jahiliyah dengan melaksanakan tarbiyah.
Tarbiyah memuat ayat-ayat Allah sehingga
dengan tarbiyah ini akan menghasilkan
masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah
sebagai ilah.
Tarbiyah yang dilakukan rasul adalah tarbiyah
Qur’aniyah, yaitu tarbiyah dengan melakukan
pendekatan Qur’an. Tarbiyah Imaniyah juga
tumpuan utama tarbiyah rasul.
Tarbiyah Rasulullah
MEMBACAKAN AYAT-AYAT ALLAH
tilawah)
(
MEMBERSIHKAN JIWA ( tazkiyah)
MENGAJARKAN KITAB DAN HIKMAH
(minhaj) (QS. 3:164, 62:2)
QUDWAH HASANAH (QS. 33:21)
Tarbiyah Rasulullah
96:1 ; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.
2:121 ; Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan
barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
91:7-10 ; Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
92:17-21 ; Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu. Dan
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. Padahal tidak ada
seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia
memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhoan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.
3.79 ; Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab,
hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia,”Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan enyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata):
“Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al
Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
2:269 ; Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an
dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan baeangsiapa yang dianugerahi
al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
Kenikmatan yang besar
(An-Ni’matul Kubra)
Individu dan masyarakat yang mengikuti tarbiyah dirinya akan
dibimbing, dibangun, dan dipelihara oleh nilai-nilai Islam yang
mulia. Dirinya akan jauh dari kejahiliyahan. Bebas dari jahiliyah
maka ia akan mengikatkan dirinya kepada Allah SWT sehingga
ikatan ini akan meninggikan status dari derajatnya di sisi Allah.
Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan juga di akhirat.
93:7 ; Dan dia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk
49:17 ;Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan
keimanan mereka. Katakanlah,”Jangan kamu merasa telah memberi
nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah
yang memberikan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.”
Kenikmatan yang besar
(An-Ni’matul Kubra)
Hasil tarbiyah adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa:
Pengetahuan, harga diri, kekuatan, dan persatuan.
Dengan ilmu yang benar yang kita dapati melalui tarbiyah
boleh menjadikan kita manusia yang berilmu dan sadar atas
tingkah laku yang kita lakukan.
Mempunyai ‘izzah Islam berarti mengembalikan dirinya
hanya kepada Allah, bukan kepada benda-benda yang tidak
bernilai.
Dengan ‘izzah ini juga terdapat kekuatan Islam karena
semangat yang ditumbuhkan melalui tarbiyah dapat
membangkitkan suasana kecintaan dan perjuangan.
Akhirnya melalui tarbiyah kita dapat disatukan dengan
fikrah dan amal.
Kenikmatan yang besar
(An-Ni’matul Kubra)
Banyak kenikmatan yang diperoleh melalui tarbiyah, selain
tarbiyah ini adalah sunnah nabi ataupun arahan dari Allah,
maka tarbiyah ini mengandung banyak manfaat bagi diri,
keluarga, masyarakat dan juga bangsa. Dengan tarbiyah
pribadi manusia menjadi jauh dari kebodohan yang kemudian
ia dapat menaikkan harga dirinya kepada derajat mulia dan
iapun boleh mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tanpa tarbiyah maka setan senantiasa mengganggu dan
menjadikan kita sesat. Tanpa tarbiyah kita akan mudah sesat
dan kita akan dijauhkan dari Islam. Dengan tarbiyah maka
tawasau bil haq dan bish shobr akan berjalan sehingga
dengan tarbiyah akan tercegah kemungkinan setan membawa
kita kepada kesesatan.
Kenikmatan yang besar
(An-Ni’matul Kubra)
MU’ALLIM/DA’I/MURABBI
MUTA’ALLIM/MAD’U/MUTARABBI
BUKAN DIANTARA KEDUANYA
GENERASI QUR’ANI
TALAQQI
TA’ALLUM
TAFAHHUM
TA’ASYSYUR
TAHARRUK
TAJAMMU’