Anda di halaman 1dari 11

CAKUPAN PEMBERIAN ASI

EKSLUSIF
Menurut WHO
Breastfeeding is an unequalled way of providing
ideal food for the healthy growth and development
of infants; it is also an integral part of the
reproductive process with important implications for
the health of mothers. Review of evidence has
shown that, on a population basis, exclusive
breastfeeding for 6 months is the optimal way of
feeding infants. Thereafter infants should receive
complementary foods with continued breastfeeding
up to 2 years of age or beyond.
Menyusui adalah cara yang tidak ada bandingannya
untuk menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi yang sehat; itu juga
merupakan bagian integral dari proses reproduksi
dengan implikasi penting bagi kesehatan ibu. Tinjauan
bukti telah menunjukkan bahwa, berdasarkan populasi,
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara
optimal untuk memberi makan bayi. Setelah itu bayi
harus menerima makanan pendamping ASI dengan
terus menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih.
Cakupan pemberian ASI ekslusif di SULTRA
Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun
bayinya, bagi bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko
kematian karena hypothermia (kedinginan), selain itu juga, bayi
memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu, menjadikannya lebih kebal
dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi
memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya.
Sedangkan manfaat bagi ibu adalah menyusui dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang
kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
Hasil Riskesdas menggambarkan bahwa persentase proses mulai
mendapat ASI kurang dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di
Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi di Kota Baubau sebesar 73,2%
dan terendah di Wakatobi sebesar 16,3%.
Angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Tenggara
cenderung
Flu tuatif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengan cakupan
54,15 %, atau naik sebesar 21,25 % dari tahun sebelumnya, namun di tahun
2017 kembali turun menjadi 46,63%. Capaian yang fluktuatif mengindikasikan
belum bakunya program peningkatan cakupan ASI Ekslusif yang dilakukan oleh
program teknis terkait. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI
eksklusif antara lain kebiasaan atau budaya masyarakat setempat yang
cenderung menyapih terlalu dini dengan beragam alasan, belum maksimalnya
kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait pemberian ASI, belum semua rumah
sakit melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, kurangnya
kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk
mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun karena
pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara baru mencapai
55,56% dan belum mencapai target (85%). Meski
naik dari tahun sebelumnya tapi tidak signifikan, dan
masih jauh dibandingkan dengan target nasional.
Tercatat hanya Kota Kendari yang mendekati target
tersebut dengan capaian 80,43%. Jika dihubungkan
dengan cakupan K4 dan persalinan oleh nakes, hasil
tersebut tampaknya belum memiliki korelasi positif,
baik daerah maupun capaiannya.
Cakupan pemberian ASI ekslusif di
INDONESIA
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah meletakan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu
sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera
setelah lahir. Jika kontak tersebut terhalang oleh kain atau dilakukan kurang dari satu jam
dianggap belum sempurna dan dianggap tidak melakukan IMD. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin,
dan mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna
kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari
kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan
kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain
mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri
yang tidak akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga
penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.

Anda mungkin juga menyukai