Anda di halaman 1dari 11

Pentingnya Penerapan Pendidikan Mitigasi Bencana Di Sekolah Untuk mengetahui Kesiapsiagaan Peserta Didik.

A. Pengertian
Menurut Astuti dan Sudaryono (2010) menjadi Negara yang
sangat  rawan dilanda bencana alam, Indonesia mempunyai permasalahan
penting yaitu kinerja dalam menangani bencana masih di bilang rendah,
Kesadaran terhadap mitigasi bencana juga masih rendah, dan
masih kurangnya keterlibatan sekolah dalam pengenalan pendidikan mitigasi
bencana.
Menurut Sunarto (2012), anak-anak memang sangat rentang terhadap
bencana, hal ini juga bisa dipicu oleh faktor disekitar mereka, yang berakibat
mereka tidak siap ketika bencana datang.
Menurut Desfandi (2014) Pentingnya meningkatkan pengetahuan
tentang bencana itu harus disosialisasikan terutama anak di usia sekolah
dasar yang masih belum memahami tentang yang harus mereka lakukan jika
bencana datang.
Menurut Suharwoto, dkk. (2015) penerapan pendidikan mitigasi
bencana
ini memang perlu di tanamkan kepada masyarakat sedini
mungkin dan juga
dapat di terapkan melalui pendidikan formal di sekolah sejak di
sekolah dasar.
Menurut Noor (2014) kegiatan mitigasi bertujuan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dan pengurangan risiko
bencana untuk jangka waktu yang panjang,
Dengan demikian dapat menimbulkan kemampuan berpikir dan
Bertindak efektif saat terjadi bencana.
Menurut WHO, Bencana merupakan segala kejadian yang
Menyebabkan kerusakan lingkungan,gangguan geologis,
hilangnya
yanyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan skala tertentu, yang memerlukan respon
dari luar masyarakat atrau wilayah tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah tertentu
(Indiyanto,2012).
B. Pendidikan Mitigasi Bencana
Pendidikan kebencanaan adalah salah satu solusi internal dimasyarakat
untuk mengurangi dampak bencana, serta membiasakan masyarakat
untuk
tanggap dan sigap terhadap bencana yang terjadi. Pendidikan
kebencanaan
bermacam-macam bentuknya dimulai dari penanggukangan bencana
Berbasis masyarakat, pendidikan kebencanaan untuk menuju masyarakat
Sadar bencana, serta kearifan lokal masyarakat dalam mengatasi bencana
(Preston,2012).
Penanggulangan bencana berbasis masyarakat dalam hal ini dipahami
sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat atau mengurangi
kerentenan masyarakat, agar mampu menolong diri sendiri atau
Kelompoknya dalam menghadapi ancaman dan bahaya bencana.
Pentingnya pemahaman tentang bencana untuk masa sekarang hingga
masa sekarang dan yang akan datang secara eksplisit menunjukan bahwa
manusia untul menyelamatkan diri dari ancaman bencana harus
dilakukan
secara berkesinambungan, dengan jaminan estafet antar generasi yang
Dapat dipertanggungjawabkan
Pendidikan kebencanaan pada hakikatnya merupakan salah
satu aspek dari kehidupan lingkungan.
Adapun sasaran pendidikan mitigasi bencana sesuai dengan
yang disampaikan Resolusi Belgrand International Conference
On Environmental Education (Soetaryono,1999) diuraiakan
sebagai berikut.
1. Kesadaran
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Keterampilan
5. Peran
Bagi para pemerhati kebencanaan, pendidikan kebencanaan
merupakan bagian dari gerakan guna mengatasi efek
bencana, diantaranya dengan cara mempersiapkan generasi
yang sadar dan arif melalui sebuah proses pendidikan
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menyampaikan informasi
mengenai bencana dan pendidikan kebencanaan adalah
sosialisasi bencana.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar sosialisasi efektif adalah :
1. Kenali setiap sasaran dengan baik
2. Fokuskan pada upaya merubah perilaku
3. Kembangkan pesan-pesan yang mudah dimengerti
4. Sampaikan pesan terus-menerus
5. Gunakan keanekaragaman media
Hal penting selajutnya adalah upaya mencari cara-cara
untukmenciptakan serta memberi ruang publik sebagai wadah
pemberdayaan penanggulangan bencana yang berkelanjutan.
Maka kegiatan sosialisasi ini diarahkan untuk memotivasi
masyarakat agar lahirnya ruang publik yang memunculkan
suatu lembaga komunitas masyarakat tangguh bencana.
Bencana dalam hal ini dibagi kedalam 6 tahap yang berurutan
dimana setiap tahapnya terdapat pertanyaan-pertanyaan
penting terkait keadaan sosial budaya masyarakat yang harus
dilihat (Marsella et all, 2008).
6. Tahap prabencana
7. Tahap peringatan dan ancaman bencana
8. Kejadian bencana dan dampaknya
4. Tanggap darurat
5. Tahap rekonstruksi
6. Tahap pembelajaran bencana

Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana atau lebih


sering disebut sebagai Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana
(PRB) merupakan sebuah kegiatan jangka panjang dan merupakan
bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Melalui pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana baik
secara formal dan non formal, diharapkan budaya aman dan
kesiapsiagaan menghadapi bencana dapat terus dikembangkan.
Dengan memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana diharapkan
setiap orang mampu untuk mengurangi ancaman dan kerentanan
dalam menghadapi bencana melalui :
 Pengenalan dan pemantauan risiko bencana;

 Partisipatisi dalam perencanaan penanggulangan bencana;

 Pengembangan budaya sadar bencana:

 Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana;

dan
 Penerapan upaya fisik, non-fisik, dan pengaturan penanggulangan

bencana.
PENTINGNYA PENERAPAN PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA DI
SEKOLAH UNTUK MENGETAHUI KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
Beatrix Hayudityas
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Di Indonesia ini banyak sekali jumlah korban yang diakibatkan karena
kurangnya pengetahuan tentang upaya mitigasi bencana. Tujuan melakukan
penelitian berikut adalah untuk menganalisis perlunya penerapan pendidikan
tentang upaya pencegahan sebelum bencana disekolah guna mengetahui
kesiapsiagaan peserta didik. Metode penelitan yang digunakan adalah meta
analisis. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif dari
pengumpulan beberapa jurnal yang relevan dan beberapa jurnal dari google
scholar. Dari hasil analisis penelitian yang ada tentang pentingnya penerapan
pendidikan mitigasi bencana di sekolah ternyata sudah menunjukkan hasil
Yang cukup siap dengan hasil pada siklus pertama 69% mengalami
Peningkatan menjadi 74% dengan presentase gain yaitu 8%.
Kata Kunci : Mitigasi, Pendidikan Mitigasi Bencana, Simulasi, Kesiapsiagaan,
IPS
Pendahuluan
Menurut Astuti dan Sudaryono (2010) menjadi Negara yang sangat
rawan dilanda bencana alam, Indonesia mempunyai permasalahan
penting yaitu kinerja dalam menangani bencana masih dibilang
rendah, kesadaran terhadap mitigasi bencana juga masih rendah,
dan masih kurangnya keterlibatan sekolah dalam pengenalan
pendidikan mitigasi bencana.
Menurut Sunarto (2012), anak-anak memang sangat rentangterhadap
bencana, hal ini juga bisa dipicu oleh factor disekitar mereka, yang
berakibat mereka tidak siap ketika bencana datang.
Menurut Suharwoto, dkk. (2015) penerapan pendidikan mitigasi
bencana ini memang perlu di tanamkan kepada masyarakat sedini
mungkin dan juga dapat di terapkan melalui pendidikan formal di
sekolah sejak di sekolah dasar.
Menurut Noor (2014) kegiatan mitigasi bertujuan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dan pengurangan risiko bencana untuk jangka
waktu yang panjang, mengurangi jumlah korban, dan diterapkan
semaksimal mungkin untuk meminimalisir dampak.
Desfandi (2014) dengan adanya pendidikan juga diharapkan
berkembangnya karakter empati dan kerelaan membantu orang lain
secara hati-hati.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan dengan metode
dalam bentuk meta analisis.Meta analisis menurut Glass adalah
metode dengan mengkaji beberapa artikel pada jurnal nasional.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan Irma, dkk (2014) penerapan metode
QT dalam penerapan pendidikan mitigasi bencana di sekolah dalam
siklus I dan siklus II menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Wasis, dkk, pada tahap
Imenghasilkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 171, sehingga
dalam pertemuan kedua akan dilakukan perubahan seperti : media
belajar dengan menggunakan CD menjadikan pemahaman siswa
meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Krishna, dkk (2009) menunjukkan
hasil keseluruhan darisebelum tes menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman tentang peristiwa bencana, cara pencegahan dan
tindakan menanggapi kedaruratan bencana
Dari hasil penelitian yang dilakukan Solpin (2016), dalam siklus I
dinyatakan bahwa terdapat kebijakan sekolah tentang pendidikan dan
panduan untuk kesiapsiagaan bencana namun tidak ada peraturan
yang menyatakan tentang kesiapsiagaan bencana.
Dari hasil penelitian yang terkumpul, menunjukkan bahwa
penerapan program mitigasi bencana di sekolah dasar dari
masing-masing hasil penelitian menunjukkan bahwa program
tersebut dapat meningkatkan kesiapsiagaan siswa.
Hasil yang ditemukan tersebut sudah sebanding dengan apa
yang pernah dikatakan para ahli sebelumnya, yang
mengatakan bahwa kegiatan kesiapsiagaan kebencanaan
merupakan landasan pertama dalam menurangi resiko
korban bencana dan baik jika dilakukan sejak dini terutama
ketika SD karena siswa SD berada pada masa operasional
konkrit.
Dalam penelitian yang dilakukan itu ternyata sudah ada banyak
guru yang mendukung adanya penerapan simulasi tersebut,
walaupun sebelumnya ada beberapa faktor penghambah yang
mengatakan bahwa banyak guru yang belum mampu
melakukan penerapan tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa ternyata penerapan
pendidikan mitigasi bencana di Sekolah Dasar di Indonesia ini
memang sangat dibutuhkan.
Hal ini juga dapat dilihat bahwa di setiap penelitian menyatakan
bahwa banyak siswa yang belum siap dan belum tanggap
terhadap bencana.
Dari kegiatan yang dilakukan itu sudah memberikan pengaruh
yang baik terhadap siswa, sehingga siswa sedikit demi sedikit
sudah mulai siap mengahadapi bencana. Untuk selanjutnya
perlu ditingatkan kembali penerapan pendidikan mitigasi
bencana di sekolah karena pencegahan lebih baik guna
mengurangi angka resiko menjadi korban bencana.

Anda mungkin juga menyukai