Anda di halaman 1dari 31

INSPEKSI DIRI &

AUDIT MUTU
(apt. ELINDA ELVARINA)
Inspeksi Diri dan Audit Mutu
(Self Inspection and Quality Audit)
(CPOB 2006,Bab 8)
• Tujuan :
Mengevaluasi sistem operasi industri farmasi dalam
semua aspek yang mempengaruhi mutu memenuhi
kriteria CPOB (GMP)
• Program Inspeksi Diri dirancang untuk mendeteksi
kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk
menetapkan Tindakan Perbaikan yang diperlukan;
• Dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas
yang kompeten dari perusahaan;
• Jika perlu,gunakan auditor dari luar perusahaan.
Inspeksi Diri dan Audit Mutu
(CPOB 2006,Bab 8)
• Dilaksanakan secara rutin dan pada situasi
khusus sering terjadi (drug recall,rejection,perintah
dari authority).
• Semua saran untuk Tindakan Perbaikan harus
dilaksanakan;
• Prosedur dan Catatan Inspeksi Diri selain
didokumentasikan juga dibuat Program untuk
tindak lanjut yang efektif.
Mengapa perlu Inspeksi Diri?
• Sering ditemukan terjadi:
♦ penyimpangan;
♦ kealpaan;
♦ kesalahan;
♦ kekeliruan;
♦ ketidaksempurnaan karena faktor manusia
• Maka industri perlu melakukan Inspeksi Diri
secara berkala.
Inspeksi Pabrik Obat
• Internal :
– Inspeksi Diri (Self Inspection)
(‘INTERNAL AUDIT’)
• External
– Audit Pemasok (VENDOR AUDIT)
– TOLL MANUFACTURE
– Oleh Pemerintah (BPOM)
Tim Inspeksi Diri
• Obyektif;
• Memiliki :
♦ Kualifikasi,
♦ Pelatihan,
♦ Pengalaman,
♦ Pengetahuan tentang proses inspeksi
• Mampu mengambil keputusan profesional tentang
kesesuaian hasil inspeksi dengan ketentuan, persyaratan.
• Memiliki pengetahuan tentang teknologi mutakhir;
• Memiliki kompetensi dan memiliki kesadaran tinggi akan
pentingnya jaminan mutu dalam kegiatan pembuatan obat
Tim Inspeksi Diri
• Diambil dari beberapa departemen/bagian di pabrik :
QA,QC,Produksi,PPIC,Tehnik dll;
• Ketua Tim : Kepala Pabrik ( Plant Manager) atau
Manager Quality Assurance;
• Koordinator kegiatan : biasanya manager QA;
• Anggota tim dari luar pabrik/dari luar perusahaan;
• Independen (!)
Tim Inspeksi Diri
• Dibentuk oleh Manajemen;
• Berpengalaman di bidangnya masing-masing;
• Terlatih baik;
• Memahami CPOB;
• Kesadaran tentang Kualitas yang tinggi;
• Dapat dibentuk dari dalam atau dari luar perusahaan;
• Independen
Tim Inspeksi Diri

• Pemimpin Tim :
– Punya wewenang penuh
– Berpengalaman
– Diangkat dari dalam atau dari luar Perusahaan
• Anggota Tim :
– Personil di dalam Pabrik yang menguasai
bidangnya;
– Tenaga yang ahli di bidangnya
– Menguasai CPOB;
– Diangkat dari luar Pabrik.
Inspeksi/audit yang sukses

Inspektur/auditor
yang kompeten Obyektif

Inspeksi/audit

Hasil yang Referensi yg


terukur standar
Aspek untuk Inspeksi Diri
• Dibuat Daftar Periksa Inspeksi Diri yang
menyajikan persyaratan minimal dan seragam;
• Daftar Periksa berisi pertanyaan tentang
Ketentuan CPOB
Data Periksa (Check list)
• Data periksa disusun meliputi seluruh kategori yang disertai
sejumlah pertanyaan yang sifatnya umum untuk setiap
kategori;
• Data periksa diperbarui secara berkala agar selalu memadai
dalam meliput : ◊
Perubahan prosedur dan
◊ Pengembangan fasilitas perusahaan
• Data Periksa khusus untuk pembuatan obat spt hormon
sex,obat yang sangat beracun;
• Disusun sedemikian rupa agar :
■ Mudah disesuaikan dengan program pembuatan obat;
■ Mudah digunakan petugas yang melaksanakan
Hal-hal yang diinspeksi
• Personil •Sanitasi dan Higiene;
• Pabrik termasuk Fasilitas Karyawan; • Program Validasi dan Validasi Ulang;
• Perawatan Bangunan dan Fasilitas; • Kalibrasi Instrumen dan Sistem
• Penyimpanan Bahan Awal dan Pengukuran;
Obat jadi; • Prosedur Penarikan kembali Obat;
• Peralatan; • Penanganan Keluhan;
• Produksi dan Pengawasan selama • Pengawasan Label;
Proses; • Evaluasi Hasil Inspeksi Diri
• Pengawasan Mutu sebelumnya dan tindak lanjutnya
• Dokumentasi;
Liputan Inspeksi Diri

• Dapat dilakukan bagian per bagian sesuai


dengan kebutuhan pabrik;
• Inspeksi Diri menyeluruh dilakukan sekurang-
kurangnya sekali setahun;
Cakupan dan Frekuensi
• Inspeksi menyeluruh dilakukan minimal 1(satu) x
dalam 1(satu) tahun;
• Inspeksi dapat dilakukan per bagian sesuai dengan
kebutuhan perusahaan;
• Frekuensi Inspeksi Diri harus tertulis dalam Protap
(SOP) tentang Inspeksi Diri.
Sosialisasi Inspeksi Diri
• Dilakukan kepada karyawan di lingkungan
pabrik/bagian yang akan diinspeksi;
• Sosialisasi perlu untuk :
1. Menjelaskan tentang pentingnya Inspeksi Diri;
2. Kewajiban semua pihak berpartisipasi dalam
kegiatan Inspeksi Diri;
3. Inspeksi Diri berlangsung lancar;
4. Tidak mengganggu jalannya kegiatan umum
perusahaan;
5. Dapat diperoleh data yang obyektif dan akurat
Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik
1. Gunakan data Periksa untuk setiap fasilitas yang ada;
2. Ajukan pertanyaan pada staf terkait jika ada yang perlu
ditanyakan;
3. Periksa kembali penyimpangan-penyimpangan yang
ditemukan pada inspeksi diri sebelumnya;
4. Periksa Dokumentasi dari aktivitas yang sedang
dijalankan;
Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik (2)
5. Periksa kesesuaian kondisi yang ada dengan persyaratan
yang ditetapkan;
6. Periksa kebersihan,kelengkapan,kerapihan dan
kelayakan fasilitas;
7. Catat semua temuan baik yang memenuhi ketentuan
maupun yang menyimpang;
8. Berikan saran-saran perbaikan langsung kepada petugas
terkait jika ada yang menyimpang
Penyimpangan
• Ada 3 kategori :
♦ Penyimpangan Kritis ( critical defect);
♦ Penyimpangan berdampak besar ( major defect);
♦ Penyimpangan berdampak kecil (minor defect)
• Penyimpangan kritis : memberikan efek yang berarti pada
kekuatan,identitas,keamanan,kemurnian produk.(C)
• Penyimpangan berdampak besar : dapat mempersingkat
masa jual atau masa pakai produk tetapi tidak
membahayakan pemakai.(M)
• Penyimpangan berdampak kecil : penyimpangan yang
berpengaruh kecil pada mutu atau pemakaian produk. (m)
Contoh Penyimpangan Kritis
• Terjadi pencemaran silang bahan atau produk
• Salah penandaan/pemberian label
• Pembuatan dilakukan menurut prosedur yang
sudah kedaluwarsa atau belum memperoleh
persetujuan.
• Produk dalam keadaan terbuka di daerah non
aseptik.
• Karyawan yang belum terlatih bekerja di daerah
steril atau daerah kritis.
• Tercemarnya air atau air untuk injeksi
• Peralatan utama tidak ditera atau lewat batas
tera.
Penyimpangan berdampak besar
• Contoh :
• Pemisahan bahan di karantina tidak memadai.
• Penyimpangan di dalam proses tidak didokumentasi
dengan benar maupun diselidiki,
• Tidak dilakukan inspeksi atas pabrik pemasok
bahan awal.
• Protap pembersihan mesin dan peralatan tidak
memadai.
• Karyawan tidak dilatih atau dibiasakan mengikuti
Protap
• Obat sudah didistribusikan sementara dokumen
catatan bets belum selesai
Penyimpangan berdampak Kecil
• Contoh:
• Ketidak lengkapan dokumentasi, misalnya
kurang kolom untuk tanda tangan,
• Gudang dibersihkan tidak sesuai jadual,
• Tidak memasang label identifikasi pada jalur
kemasan,
• Bahan pengemas ditempatkan pada wadah yang
rusak.
Contoh penyimpangan PERSONALIA
• Mengenakan pakaian kerja tidak benar (m);
• Tidak menandatangani dan memberi tanggal
pada dokumen (m);
• Petugas belum dilatih telah bekerja pada tahap
yang kritis (C);
• Tidak mengikuti prosedur (M);
• Data pelatihan tidak lengkap (M);
• Menandatangani dokumen tanpa diperiksa
terlebih dahulu isinya (M)
Contoh Pemeriksaan Laboratorium
Minta dan periksa :
• Data pengujian air;
• Prosedur pengambilan contoh botol gelas;
• Spesifikasi Bahan Baku;
• Penanganan Baku Pembanding;
• Catatan pembuatan larutan Pereaksi;
• Catatan penilaian terhadap Pemasok;
• Buku Kerja Laboratorium
Selesai Inspeksi Diri
• Tim bertemu, mendiskusikan hasil Inspeksi
Diri (jika perlu lakukan konfirmasi lagi ke
auditee);
• Membuat laporan Inspeksi Diri dan
membuat rekomendasi.
• Laporan dikirimkan ke Pimpinan
Perusahaan/Kepala Pabrik, tembusan ke
Departemen/bagian yang diaudit
TINDAK LANJUT INSPEKSI DIRI

LAPORAN

MANAJEMEN
PERUSAHAAN EVALUASI

TINDAKAN
PERBAIKAN
Tindakan Perbaikan
• CAPA adalah salah satu konsep dalam cGMP yang fokus
terhadap investigasi dan perbaikan terhadap ketidaksesuaian
dan usaha untuk mencegah berulangnya kembali suatu
ketidaksesuaian (nonconformity) dan mencegah
ketidaksesuaian yang mungkin terjadi (potential
nonconformity).
• CAPA diperlukan untuk :
1. Proses perbaikan yang berkelanjutan;
2. Menjamin bahwa masalah telah terselesaikan;
3. Mengurangi complaint/keluhan pelanggan;
4. Mengurangi rework dan pembongkaran;
5. Sesuai dengan tuntutan bisnis.

CAPA = Corrective And Preventive Action


Hambatan
• Kurang perhatian dari Pimpinan perusahaan;
• Kurang partisipasi dari Pimpinan lainnya dan
manajer;
• Tim Inspeksi Diri yang kurang pengalaman;
• Karyawan enggan berpartisipasi;
• Karyawan takut mendapat hukuman;
• Tidak konsisten;
• Biaya perbaikan yang tinggi;
• Dll.
Hasil Inspeksi Diri
► Dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan
penting dalam pengambilan keputusan strategis oleh
pimpinan perusahaan;
► Hasil Inspeksi diri dan Tindak Lanjutnya merupakan
bahan yang sering kali diperiksa pada waktu
Pemeriksaan oleh Pemerintah (BPOM) dan pada
waktu Audit oleh pihak ketiga
Hasil Inspeksi Diri

Inspeksi Diri : adalah alat dalam


melakukan perbaikan berlanjut
(continueing improvement)
Studi Kasus
Tim Inspeksi Diri PT Jati Farma pada saat melakukan
inspeksi di bagian gudang menemukan hal-hal berikut :
1.Di gudang karantina ditemukan produk kembalian dari
luar Jawa yang disimpan tanpa penandaan yang jelas
sejak bulan Maret 2012 yang lalu.
2. Di gudang penyimpanan obat jadi, yang dikondisikan
suhu ruangannya antara 2-8ºC, ditemukan alat pengukur
suhu yang masa kalibrasi ulangnya sudah lewat 2 bulan.
Apakah tanggapan Anda ?

Anda mungkin juga menyukai