TDM
FARMAKOKINETIKA
PADA GAGAL GINJAL
Poppy Anjelisa Z. Hsb.
Fungsi
Ginjal
Ekskresi bahan yang tidak diperlukan
Produk dari metabolisme KH (mis. Air, asam,), produk
metabolisme protein (urea, asam urat, kreatinin) bersama bahan yg
jlhnya berlebihan
Pengaturan hemostasis
Keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa,
ionik, osmotik, pH di seluruh tubuh
Gambaran klinis:
• Perubahan volume urin (oliguria, polyuria)
• Kelainan neurologis (lemah,letih, gangguan mental)
• Gangguan pada kulit (gatal-gatal, pigmentasi)
• Tanda pulmoner (sesak, perikarditis)
• Saluran cerna (mual, nafsu makan menurun, muntah)
Gagal Ginjal Kronis
Kreatinin serum
Klirens kreatinin
urea
Kreatinin Serum (KS)
1. Pengumpulan urin
Pada pria
Pada wanita
background
Without careful dosing and therapeutic drug monitoring in
patients with renal dysfunction, accumulation of
drugs/toxic metabolites can occur
Renal disease affects the pharmacokinetic as well as
pharmacodynamic effect of drugs
Uremia can alter drug disposition, protein binding,
distribution and elimination (PK), and can also increase
sensitivity to drugs (PD)
Perubahan Farmakokinetik pd GG
absorbsi
Hati
Metabolit aktif dari hasil metabolisme obat di hati akan
menumpuk akibat adanya gangguan ginjal
Ginjal
Ginjal merupakan tempat utama metabolisme insulin.
Kebutuhan insulin pd penderita diabetes yg mengalami
gagal ginjal akut menjadi berkurang
Perubahan Farmakokinetik pd GG
Ekskresi Obat
Css = f . D D= dosis
V.k .τ V =volume distribusi nyata
k = konstanta laju eliminasi
τ = interval dosis
Jawab:
Kr/k = 60/100 = 0,6 (laju eliminasi berkurang 40%
Dosis baru = 0,6 x 250 mg = 150 mg
Jawab:
Cl = ClR + ClNR
Laju dosis pd steady state berkaitan dengan klirens
D/t = Cl (jumlah yg masuk/waktu = jumlah yg keluar/waktu)
Cl = 0,7 + 0,3. Pada penurunan fungsi ginjal, kreatinin klirens
yg masih berfungsi adalah 80% (0,8) maka
Cl = (0,7 x 0,8) + 0,3 = 0,86
D/t (pd kondisi gagal ginjal) = D/t (normal) x 0,86
= 430 mg
4. Suatu obat diberikan dengan dosis 250 mg tiap 8 jam.
Obat tsb dieliminasi terutama melalui ginjal dalam bentuk
tidak berubah. Bila diberikan pada pasien yang mengalami
gagal ginjal, maka terjadi peningkatan waktu paruh
sebanyak 60%. Hitunglah perubahan interval dosis.
a. 11 jam
b. 13 jam
c. 16 jam
d. 20 jam